Resumeee MPK IndahAnisyah IPS1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Nama : Indah Anisyah Dianti

Nim 0309191017

Prodi/Semester : Pendidikan IPS1/VI

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu : Nuriza Dora M.Hum,

Tugas : RESUME

Pelaksanaan Penelitian Kualitatif

Tahap Pralapangan Menurut Moleong (2014: 127-136) terdapat enam tahap


kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu
pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan.

1. Menyusun Rancangan Penelitian

Jika Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik
penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu
keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian serta pemahaman dalam
penyusunan teori.

2. Memilih Lapangan Penelitian

Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substantif yang dirumuskan dalam
bentuk hipotesis kerja, walaupun masih tentatif sifatnya. Hipotesis kerja itu baru akan
dirumuskan secara tetap setelah dikonfirmasikan dengan data yang muncul ketika peneliti
sudah memasuki latar penelitian. Setiap situasi merupakan laboratorium di dalam lapangan
penelitian kualitatif Beberapa aspek kehidupan sosial dapat diteliti karena hal itu menjadi
lebih jelas (Hughes dalam Bogdan, 1972: 12). Namun, satu hal yang perlu diperhatikan oleh
peneliti seperti yang diingatkan, oleh Bogdan (1972: 12) dan yang perlu dipahami dan
disadari oleh peneliti ialah barangkali baik apabila tidak secara teguh berpegang pada acuan
teori, tetapi biarlah hal itu dikembangkan pada pengumpulan data.

3. Mengurus Perizinan
Pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang memberikan
izin bagi pelaksanaan penelitian. Yang berwenang memberikan izin untuk mengadakan
penelitian ialah kepala pemerintahan setempat di mana penelitian dilakukan, seperti gubernur,
bupati, camat sampai kepada RW/RT. Mereka memiliki kewenangan secara formal.
Disamping itu, masih ada jalur informal yang perlu diperhatikan dan peneliti jangan
mengabaikannya untuk memperoleh izin, yaitu mereka yang memegang kunci kehidupan
komunitas, seperti kepala adat.Selain, itu peneliti juga perlu memperhatikan tentang syarat
lain yang diperlukan, seperti: (1) surat tugas, (2) surat izin instansi di atasnya, (3) identitas
diri, (4) perlengkapan penelitian.

4. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Tahap ini merupakan orientasi lapangan, namun dalam hal-hal tertentu telah menilai
keadaan lapangan. penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila
peneliti sudah membaca kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam tentang situasi
dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan. Sebaiknya, sebelum menjajaki lapangan,
peneliti sudah mempunyai gambaran umum tentang geografi, demografi, sejarah, tokoh-
tokoh, adat, istiadat, konteks kebudayaan, kebiasaan- kebiasaan, agama, pendidikan, mata
pencaharian.

5. Memilih dan Memanfaatkan Informan


Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang
latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun
hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim, ia dapat memberikan pandangan dari segi
orang dalam tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar
penelitian tersebut.

Persyaratan dalam memilih dan menentukan seorang informan ia harus jujur, taat pada
janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok
yang bertikai dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa
yang terjadi. Kegunaan informan bagi peneliti ialah membantu agar secepatnya dan tetap
seteliti mungkin dapat membenamkan diri dalam konteks setempat terutama bagi peneliti
yang belum mengalami latihan etnografi, Lincoln dan Guba (1985: 258). Di samping itu,
pemanfaatan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak
informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal karena informan dimanfaatkan
untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan
dari subjek lainnya (Bogdan dan Biklen, 1982: 65)

6. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Peneliti hendaknya menyiapkan segala macam perlengkapan penelitian yang


diperlukan. Sebelum penelitian dimulai, peneliti memerlukan izin mengadakan penelitian,
kontak dengan daerah yang menjadi latar penelitian, pengaturan perjalanan terutama jika
lapangan penelitian itu jauh letaknya. Perlu pula dipersiapkan kotak kesehatan. Alat tulis
seperti pensil atau bolpoint, kertas, buku catatan, map, klip kartu, karet dan lain-lain jangan
dilupakan pula.

Jika tersedia, juga alat perekam seperti tape recorder video-cassete recorder, dan
kamera foto. Persiapan penelitian lainnya yang perlu pula dipersiapkan ialah jadwal yang
mencakup waktu, kegiatan yang dijabarkan secara rinci. Yang lebih penting lagi ialah
rancangan biaya karena tanpa biaya penelitian tidak akan dapat terlaksana. Pada tahap
analisis data diperlukan perlengkapan berupa alat-alat seperti komputer, kartu untuk
kategorisasi, kertas manila, map, folder, kertas folio ganda, dan kertas bergaris.

Menurut Sugiyono (2007), terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa
yang dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang
diperolehnya.

2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh
pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.

3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan
menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang fokus masalah.
Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu
pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru.

Menurut Sudjana (2000), berdasarkan tiga tahap tersebut, selanjutnya dapat dijabarkan
dalam tujuh langkah penelitian kualitatif, yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah

Suatu masalah merupakan suatu keadaan yang menyebabkan seseorang bertanya-tanya,


berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran yang ada. Fenomena masalah tersebut terjadi
karena adanya sesuatu yang diharapkan, dipikirkan, dirasakan tidak sama dengan kenyataan,
sehingga timbul pertanyaan yang menantang untuk ditemukan jawabannya. Atas dasar
prinsip masalah tersebut, dalam mengidentifikasi masalah dapat muncul pertanyaan yang
terkait dengan apakah, mengapa, dan bagaimana. Di dalam penelitian sebaiknya seorang
peneliti melakukan identifikasi masalah dengan mengungkapkan semua permasalahan yang
terkait dengan bidang yang akan ditelitinya.

b. Pembatasan masalah

Dalam penelitian kualitatif sering disebut fokus penelitian. Sejumlah masalah yang
diidentifikasi dikaji dan dipertimbangkan apakah perlu direduksi atau tidak. Pertimbangannya
antara lain atas dasar keluasan lingkup kajian. Pembatasan masalah merupakan langkah
penting dalam menentukan kegiatan penelitian. Pembatasan masalah dapat dilakukan dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan antara lain:

Dapatkah masalah tersebut dikembangkan untuk diteliti?

Adakah data atau informasi yang dapat dikumpulkan untuk menemukan jawaban atas
masalah yang dipilih?

1. Apakah masalah dan pemecahannya cukup bermanfaat?

2. Apakah masalah tersebut baru dan aktual?

3. Sudah adakah orang yang melakukan pemecahan masalah tersebut?

4. Apakah masalah tersebut layak diteliti dengan melihat kemampuan peneliti, akses
memperoleh informasi, serta ketersediaan dana dan waktu?

c. Penetapan fokus penelitian

Penetapan fokus berarti membatasi kajian. Dengan menetapkan fokus masalah berarti
peneliti telah melakukan pembatasan bidang kajian, yang berarti pula membatasi bidang
temuan. Menetapkan fokus berarti menetapkan kriteria data penelitian. Peneliti dapat
mereduksi data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Sebagai catatan bahwa dalam
penelitian kualitatif dapat terjadi penetapan fokus penelitian baru dilakukan dan dipastikan
pada saat peneliti berada di lapangan. Hal itu dapat terjadi bila fokus masalah yang telah
dirumuskan secara baik, namun setelah di lapangan tidak mungkin dilakukan penelitian
sehingga diubah, diganti, disempurnakan atau dialihkan. Peneliti memiliki peluang untuk
menyempurnakan, mengubah, atau menambah fokus penelitian.

d. Pengumpulan data

Pada tahap ini yang perlu dipenuhi antara lain rancangan atau skenario penelitian,
memilih dan menetapkan seting (latar) penelitian, mengurus perijinan, memilih dan
menetapkan informan (sumber data), menetapkan strategi dan teknik pengumpulan data, serta
menyiapkan sarana dan prasarana penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menemui
sumber data. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengumpulan data adalah
menciptakan hubungan yang baik antara peneliti dengan sumber data. Hal ini terkait dengan
teknik pengumpulan data yang akan digunakan, misalnya observasi, wawancara atau
pengamatan.

e. Pengolahan dan pemaknaan data

Analisis data kualitatif yang meliputi pengolahan dan pemaknaan data dimulai sejak
peneliti memasuki lapangan. Selanjutnya, hal yang sama dilakukan secara kontinyu pada saat
pengumpulan sampai akhir kegiatan pengumpulan data secara berulang sampai data jenuh
(tidak diperoleh lagi informasi baru). Dalam hal ini, hasil analisis dan pemaknaan data akan
berkembang, berubah, dan bergeser sesuai perkembangan dan perubahan data yang
ditemukan di lapangan.

f. Pemunculan teori

Peran teori dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kualitatif, teori tidak dimanfaatkan untuk membangun kerangka pikir dalam
menyusun hipotesis. Penelitian kualitatif bekerja secara induktif dalam rangka menemukan
hipotesis. Teori berfungsi sebagai alat dan berfungsi sebagai fungsi tujuan. Teori sebagai alat
dimaksudkan bahwa dengan teori yang ada peneliti dapat melengkapi dan menyediakan
keterangan terhadap fenomena yang ditemui. Teori sebagai tujuan mengandung makna
bahwa temuan penelitian dapat dijadikan suatu teori baru.

g. Pelaporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti setelah


melakukan kegiatan pengumpulan data penelitian dinyatakan selesai. Dalam konteks yang
seperti ini, pelaporan hasil penelitian secara tertulis memiliki nilai guna setidaknya dalam
empat hal, yaitu:

1. Sebagai kelengkapan proses penelitian yang harus dipenuhi oleh para peneliti dalam setiap
kegiatan penelitian.

2. Sebagai hasil nyata peneliti dalam merealisasi kajian ilmiah.

3.Sebagai dokumen autentik suatu kegiatan ilmiah yang dapat dikomunikasikan kepada
masyarakat ataupun sesama peneliti.

4. Sebagai hasil karya nyata yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan bergantung pada
kepentingan peneliti.

Referensi:
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Moleong J.Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai