Jurnal ini membahas peran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Peran utama guru adalah sebagai pengelola kelas, fasilitator, dan motivator siswa untuk meningkatkan semangat belajar. Guru juga berperan sebagai demonstrator dan mediator untuk menggunakan media pembelajaran secara efektif.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
85 tayangan7 halaman
Jurnal ini membahas peran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Peran utama guru adalah sebagai pengelola kelas, fasilitator, dan motivator siswa untuk meningkatkan semangat belajar. Guru juga berperan sebagai demonstrator dan mediator untuk menggunakan media pembelajaran secara efektif.
Jurnal ini membahas peran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Peran utama guru adalah sebagai pengelola kelas, fasilitator, dan motivator siswa untuk meningkatkan semangat belajar. Guru juga berperan sebagai demonstrator dan mediator untuk menggunakan media pembelajaran secara efektif.
Jurnal ini membahas peran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Peran utama guru adalah sebagai pengelola kelas, fasilitator, dan motivator siswa untuk meningkatkan semangat belajar. Guru juga berperan sebagai demonstrator dan mediator untuk menggunakan media pembelajaran secara efektif.
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7
REVIEW JURNAL
MANAJEMEN PENDIDIKAN KELAS
Untuk Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Semester Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Kelas Dosen Pengampu : Dede Haryanto, M.Pd
Muhammad Abdul Basit
21220100069
PROGRAM STUDI MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AZ ZAHRA 2022 JURNAL 1 Judul Peran guru dalam pengelolaan kelas Jurnal Profesi pendidikan kelas Volume Dan Halaman Vol. 5, No. 1 (10-27) Tahun 2018 Penulis Minsih Dan Aninda Galih Reviewer Muhammad Abdul Basit Tanggal 16 Oktober 2022 Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, manajemen kelas juga bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk Tujuan Penelitian tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas. Subjek Penelitian MI Muhammadiyah Metode Peneliatian kualitatif Pembelajaran merupakan kunci utama di lembaga pendidkan, kunci utama itu tidak lepas dari peran guru dalam pengelolaan kelas. Di MI Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kartasura peran guru dituntut dengan baik dalam melaksanakan prosess kegiatan pembelajaran, karena guru tidak hanya membuat perencanaan pembelajaran, menyampaikan materi dan memberikan nilai pada siswa saja tetapi guru harus membangun inter relasi yang baik bagi semua anggota pembelajaran di kelas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Uno dan Mohammad (2012: 111) pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa (meliputi KD yang ada) sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (secara Hasil Penelitian konvensional). Data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukkan sebelum melaksanakan proses belajar mengajar guru terlebih dahulu merencanakan akan seperti apa model pembelajaran yang akan digunakan dan juga metode atau strategi apa yang akan digunakan, yang mana hal-hal tersebut sudah ditulis dalam lesson plane (RPP). Tujuan dari membuat lesson plane terlebih dahulu adalah supaya guru dapat memilih dan mengembangkan model, metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, karena setiap siswa memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda-beda. Di MI Muhamadiyah program khusus (PK) Kartasura para guru memiliki peran supaya bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa dan supaya guru bisa menjadi inspirasi bagi siswa, hal ini terlihat dalam Peran Guru Dalam pembiasaan yang dilakukan oleh para guru kelas-guru mata pelajaran dalam berkomunikasi (sapa, senyum dan salam) serta kedisiplinan guru dalam melaksanakan kegiatan rutin sekolah . hal ini senada yang disampaikan Sarwiji (2015: 235) bahwa peran guru dalam pandangan learner-centered (berpusat pada siswa) peran guru adalah sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator dalam proses pembelajaran. Selanjutnya terkait dengan peran guru dalam dunia pendidikan, Slameto (2010: 98) mengatakan bahwa peran guru telah meningkat dari hanya sebagai pengajar menjadi pengarah belajar. Dimana guru bertanggung jawab sebagai: 1. Perencana pengajaran yaitu guru mampu membuat lesson plane secara efektif. 2. Pengelola pengajaran yaitu guru diharapkan mampu mengelola seluruh kegiatan belajar mengajar dan menciptakan kondisi belajar yang dapat membuat siswa dapat belajar efektif dan efisien. Hal ini sesuai dengan penelitian Asmadawati (2014) yaitu “…guru juga bisa memainkan perannya dalam pengelolaan kelas, baik yang menyangkut kegiatan mengatur tata ruang kelas yang merupakan: mengatur meja, tempat duduk siswa, menempatkan papan tulis ”. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marasabessy (2012) yang menyatakan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersertifikasi dan guru yang belum tersertifikasi, disebabkan karena karena kurangnya sikap profesional guru guru itu dalam mengelolah pembelajaran, bukan karena nilai sertifikasi itu. 3. Penilai hasil belajar yaitu mengikuti semua hasil belajar yang telah dicapai siswa. 4. Motivator yaitu guru hendaknya senantiasa berusaha untuk menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar eran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Peran guru yang sesuai yaitu : 1. Guru sebagai pengelola kelas atau pengelola pengajaran, guru memimpin jalannya proses belajar mengajar, menangani masalah atau hambatan yang terjadi selama proses belajar mengajar. Misalnya saat jam pelajaran setelah sholat duhur siswa mulai tidak fokus, dan banyak yang mengeluh mengantuk, untuk mengatasi hal tersebut biasanya guru akan mengajak siswa ice breaking atau bermain games ringan supaya siswa bisa kembali fokus dan semangat. Hal ini sesuai dengan penelitian Utama (2016) yaitu Guru kelas 4 dan 5 SD N Pandeyan dalam menciptakan iklim belajar yang tepat guru lebih cenderung pada penekanan hal positif, dimana guru akan menghitung satu sampai tiga saat ada siswa yang gaduh/ribut, untuk pemusatan kembali guru mengajak siswanya untuk tepuk satu, tepuk dua, dan tepuk tiga supaya siswa bisa fokus kembali. 2. Fasilitator yaitu guru berusaha memberikan fasilitas yang diperlukan siswa selama proses belajar mengajar sehingga siswa mampu menerima materi secara optimal. Dalam hal ini berkaitan dengan pengaturan tempat duduk yang nyaman untuk siswa yang dapat memudahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Asmadawati (2014) yaitu “…guru juga bisa memainkan perannya dalam pengelolaan kelas, baik yang menyangkut kegiatan mengatur tata ruang kelas yang merupakan: mengatur meja, tempat duduk siswa, menempatkan papan tulis…”. 3. Motivator yaitu guru mampu membangkitkan semangat belajar siswa, menjelaskan secara konkret kepada siswa apa saja hal yang akan didapat diakhir pelajaran, memberi reward terhadap prestasi siswa. Dan memotivasi siswa yang belum bisa mendapat reward supaya lebih semangat dalam belajarnya. 4. Demonstrator yaitu guru mampu memberikan contoh memperagakan penggunaan alat dan media untuk mengerjakan tugas atau materi dan memperagakan penggunaan alat dan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini senada dengan pendapat Daryanto (2013) bahwa inovasi pembelajaran yang efektif itu terletak pada peran guru dalam menggunKn media pembelajaran yang efektif dan inovatif. 5. Mediator yaitu guru sebagai perantara dalam usaha untuk merubah tingkah laku siswa dan juga upaya guru untuk menyediakan dan menggunakan media pembelajaran. Contoh guru merubah perilaku siswa yaitu memberi pengarahan pada siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran. 6. Evaluator yaitu guru memantau perkembangan hasil belajar siswa secara keseluruhan dan membuat rangkuman guna meningkatkan kompetensi siswa. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek Kekuatan Penelitian penelitian (situasi sosial), Hasil penelitian bergantung pada kemampuan dan pengalaman Kelemahan Penelitian peneliti. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura di mulai dari guru membuat lesson plane (RPP) yaitu guru akan merencanakan untuk menggunakan model, metode dan strategi yang akan digunakan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru selalu mengusahakan menggunakan strategi yang bervariasi dalam setiap Kesimpulan pembelajaran, sehingga siswa selalu aktif dan semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Terkadang guru juga membuat strategi pembelajaran sendiri, misalnya mozaik hadits dan service learning. Peran guru dalam pengelolaan kelas inovatif di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura sangat kompleks yaitu menjadi pengelola kelas atau pengelola pengajaran guru juga berperan sebagai fasilitator, motivator, demonstrator, mediator, dan evaluator. Intinya adalah bagaimana guru selalu berusaha supaya siswa bisa semangat, senang dan aktif dalam proses belajar mengajar. penelitian Regina Osakwe (2014) manajemen kelas yang benar-benar akan mengatasi masalah perilaku siswa, guru harus memberikan strategi yang menarik, strategi yang menyenangkan memungkinkan setiap siswa untuk terlibat secara aktif. Kendala yang dihadapi adalah guru sering merasa kehabisan ide untuk membuat lesson plan yaitu dalam menentukan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan bisa menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan efektif. Solusi yang diberikan dari sekolah yaitu pelatihan untuk guru, kerjasama dengan penyedia jasa kegiatan belajar mengajar, diskusi dan sharing pengalaman (min 1x sebulan), evaluasi dan monitoring serta peningkatan sarana dan prasarana. Sedangkan kendala dari siswa sendiri yaitu biasanya pada jam pelajaran siang karena biasanya siswa sudah mulai jenuh dan capek. Solusinya guru akan melakukan ice breaking dan permainan edukatif sehingga siswa bisa kembali semangat. Di Akses Dari https://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/6144/4017 JURNAL 2 Pengaruh Keterampilan Manajemen Kelas Terhadap Kualitas Judul Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar Pada Kelas Tinggi Jurnal Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume Dan Halaman Vol. 2, No. 1 (39-45) Tahun 2018 Penulis Dena Kaifal Kurni Dan Ratnawati Susanto Reviewer Muhammad abdul basit Tanggal 17 oktober 2022 Agar situasi dan kondisi kelas yang dapat mempasilitasi terjadinya interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik. Tujuan Penelitian tersedianya fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan intelektual, emosional, dan sosial dalam kelas. Subjek Penelitian SDN Duri Kepa 03 Metode Peneliatian Survey Hasil perhitungan Uji Normalitas Liliefors, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05, artinya data berdistiribusi normal, maka dapat dinyatakan H1 diterima yang berarti data berdistribusi normal. Hasil perhitungan regresi linier sederhana, diperoleh persamaan regresi Ŷ = 2,618 + 0,733X. Persamaan regresi tersebut memiliki arti, apabila terjadi kenaikan sebesar satu-satuan pada variabel keterampilan manajemen kelas akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran sebesar 0,733 pada konstanta 2,618. Hal ini menunjukkan koefisensi regresi X berpengaruh positif terhadap Y. Hasil yang diperoleh pada nilai koefisiensi determinasi (R2 ). Diperoleh nilai R sebesar 0,938, berarti korelasinya sangat Hasil Penelitian kuat. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi (R2 ), menunjukkan angka R Square sebesar 0,879 atau 87,9%, berarti bahwa variasi variabel kualitas proses pembelajaran dapat dijelaskan oleh variable keterampilan manajemen kelas. Sisanya 12,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar dari variabel penelitian. Hasil pengujian hipotesis pertama, yaitu uji t untuk keterampilan manajemen kelas, diperoleh thitung = 5,391 > ttabel = 1,982 dengan signifikansi 0.006 < 0,05. Hasil ini menunjukkan thitung signifikan. Sehingga H0 ditolak dan terima H1, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara keterampilan manajemen kelas terhadap kualitas proses pembelajaran. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek Kekuatan Penelitian penelitian (situasi sosial), Kuantitas data dalam jumlah besar dapat diperoleh relatif lebih Kelemahan Penelitian mudah. Berdasarkan pada data yang telah dianalisis, maka hasil penelitian tentang pengaruh keterampilan manajemen kelas terhadap kualitas proses pembelajaran pada kelas tinggi di SDN Duri Kepa 03 Jakarta Barat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil penujian secara uji t, menunjukkan bahwa keterampilan Kesimpulan manajemen kelas memiliki pengaruh positif terhadap kualitas proses pembelajaran. 2. Hasil pengujian melalui koefisiensi determinasi (R2), menunjukkan bahwa nilai R yang diperoleh memiliki korelasi yang sangat kuat Di Akses Dari https://trilogi.ac.id/journal/ks/index.php/JIPGSD/article/view/232/160