Dini Agustin Widyati - 216201516019 - Tugas 14 Bahasa Indonesia
Dini Agustin Widyati - 216201516019 - Tugas 14 Bahasa Indonesia
Dini Agustin Widyati - 216201516019 - Tugas 14 Bahasa Indonesia
NPM : 216201516019
PRODI : BIOLOGI REGULER
TUGAS PERTEMUAN 14 BAHASA INDONESIA
IDENTIFIKASI JENIS TERIPANG GENUS HOLOTHURIA ASAL PERAIRAN SEKITAR
KEPULAUAN SERIBU BERDASARKAN PERBEDAAN MORFOLOGI
Dewi Elfidasari*, Nita Noriko, Ninditasya Wulandari, Analekta Tiara Perdana
Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia, Jl.
Sisingamangaraja, Jakarta 12110
*Penulis untuk Korespondesi: [email protected]
ABSTRAK
Teripang adalah hewan invertebrata laut yang merupakan anggota hewan berkulit duri
(Echinodermata) memiliki potensi ekonomi yang cukup besar karena mengandung berbagai bahan
yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani. Eksploitasi yang terjadi
secara besar – besaran dikhawatirkan akan merusak kelestarian teripang di alam. Jenis dan
morfologi teripang yang terdapat di perairan sekitar Kepulauan Seribu, khususnya di P. Pari dan
P. Pramuka. Pengambilan sampel dilakukan pada saat kondisi surut di perairan sekitar P. Pari dan
P. Pramuka. Hasil analisis bentuk, warna, corak warna dan tipe spikula pada teripang tersebut
menunjukan empat jenis teripang yang berbeda berasal dari Kelas Holothuroidea, Subkelas
Aspidochirotacea, Ordo Aspidochirotda, Famili Holothuriidae dan Genus Holothuria. Dua jenis
yang terdapat di perairan sekitar P. Pari adalah Holothuria impatiens dan H. atra, sedangkan dua
jenis yang diperoleh dari perairan sekitar P. Pramuka adalah H. edulis dan H. fuscocinerea.
Kata Kunci : Teripang, Pulau Pari, Pulau Pramuka, Identifikasi, Morfologi
I. PENDAHULUAN
Salah satu biota laut yang memiliki potensi ekonomi adalah teripang. Nilai ekonomi
penting pada teripang berasal dari tingginya kandungan atau kadar nutrisi yang tinggi yang
terdapat dalam tubuh teripang. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa orang
menunjukan bahwa kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein
sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8% (Aji &
Winanto, 1996). Teripang juga mengandung mineral yang cukup lengkap berupa kalsium,
natrium, fosfor, kromium, mangan, zat besi, kobal, seng, dan vanadium (Kordi, 2010).
Tingginya kadar nutrisi dalam tubuh teripang inilah yang menyebabkan terjadinya
pengambilan teripang secara besar-besaran tanpa memperhatikan kelestariannya.
Kecenderungan ini diduga disebabkan adanya peningkatan eksploitasi dan pengambilan
teripang dari habitat alaminya dengan meningkatnya permintaan ekspor akan produk
teripang di Indonesia yang diikuti dengan semakin naiknya harga di pasaran internasional
(Hartati et al, 2005).
II. TEORI
Teripang adalah salah satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata). Duri pada
teripang sebenarnya merupakan rangka atau skelet yang tersusun dari zat kapur dan
terdapat di dalam kulitnya. Rangka dari zat kapur itu tidak dapat terlihat dengan mata
telanjang karena sangat kecil sehingga perlu menggunakan mikroskop. Meski demikian,
tidak semua jenis teripang mempunyai duri beberapa jenis teripang tidak memiliki duri.
Terdapat sekitar 1.250 jenis teripang yang telah didiskripsikan oleh para taksonom.
Teripang teripang tersebut dibedakan dalam enam bangsa (ordo) yaitu Dendrochirotida,
Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan Elasipoda (Pawson, 1982).
Habitat teripang tersebar luas di lingkungan perairan di seluruh dunia, mulai dari zona
pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Beberapa diantaranya lebih menyukai perairan dengan dasar berbatu karang, yang lainnya
menyukai rumput laut atau dalam liang pasir dan lumpur (Pawson, 1982). Jenis teripang
yang termasuk dalam Holothuria, Scitopus dan Muelleria memiliki habitat berada di dasar
berpasir halus, terletak di antara terumbu karang, dan dipengaruhi oleh pasang surut air
laut (Darsono, 2005).
Dalam rantai makanan di perairan laut (marine aquatic), teripang berperan sebagai
penyumbang pakan berupa telur, larva dan juwana teripang, bagi organisma laut lain
seperti berbagai krustasea, moluska maupun ikan. Teripang mencerna sejumlah besar
sedimen, yang memungkinkan terjadinya oksigenisasi lapisan atas sedimen (Pechenik &
Darsono, 2005).
Tingkah laku teripang yang “mengaduk” dasar perairan dalam cara mendapatkan
pakannya, membantu menyuburkan substrat disekitarnya. Keadaan ini mirip seperti
dilakukan cacing tanah di darat. Proses tersebut mencegah terjadinya penumpukan busukan
benda organik dan sangat mungkin membantu mengontrol populasi hama dan organisma
patogen termasuk bakteri tertentu (Darsono, 2005).
III. PEMBAHASAAN
Hasil analisis morfologi sampel teripang yang diperoleh pada penelitian ini diketahui
bahwa teripang yang berada di sekitar perairan Kep. Seribu terdiri dari empat spesies yang
berbeda yang berasal dari satu genus (Holothuria). Dua spesies berasal dari perairan di
sekitar Pulau Pari yaitu Holothuris impatiens dan H. athra dan dua spesies di sekitar Pulau
Pramuka yaitu H. edulis dan H. fuscocinerea.
Jenis Holothuria impatiens memiliki penampang tubuh bulat, sisi ventral cenderung
datar, dan lubang anus bulat. Warna tubuh adalah abu-abu dengan belang berwarna hitam
di punggungnya. Tubuhnya lunak dan tipis. Tipe spikula yang ditemukan di bagian dorsal
adalah tipe meja dan kancing. Teripang ini ditemukan di sela pipa besar yang
permukaannya seperti batu.