303 1412 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

1

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri


Volume 7 Nomor 1: 1-11 (2018)

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri


http://www.industria.ub.ac.id
ISSN 2252-7877 (Print) ISSN 2548-3582 (Online)
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2018.007.01.1

Analisis Postur Tubuh Pekerja Minuman Sari Buah


Menggunakan Metode OWAS dan REBA

Working Body Posture Analysis on Workers of Fruit Juice Drinks


using OWAS and REBA Method

Dian Palupi Restuputri*, Shanty Kusuma Dewi


Department of Industrial Engineering, Faculty of Industrial Technology, University of Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas, Malang 65144, Indonesia
*
[email protected]
Received: 04th September, 2017; 1st Revision: 21st December, 2017; 2nd Revision: 30th January, 2018; Accepted: 17th February, 2018

Abstrak
Desa Pandanrejo, Kota Batu merupakan desa dengan produk utama stroberi. Salah satu produk yang dihasilkan
oleh penduduk sekitar adalah sari buah stroberi dan murbei. Sari buah ini diproduksi oleh 2 kelompok tani yaitu
Kelompok Tani Wanita Melati Putri dan home industry Arrohmah milik Bapak Sugiono. Proses pembuatan sari
buah masih menggunakan peralatan manual sehingga pekerja sari buah mengeluhkan sakit pada tubuh bagian atas.
Kuesioner Nordic Body Map menunjukkan pekerja mengalami nyeri/sakit pada bagian leher atas (90%), bahu (85%),
lengan atas (70%), lengan bawah (75%), kaki (65%), mengalami sakit yang sangat pada punggung (70%) serta
pergelangan tangan (55%). Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan OWAS (Ovako Working posture
Analysis System) digunakan untuk menganalisis postur tubuh pekerja. Analisis REBA menunjukkan postur tubuh
yang memiliki skor 10 (risiko tinggi dan membutuhkan perbaikan segera) adalah postur tubuh menuang hasil
rebusan, penyaringan, dan pengemasan. Metode OWAS menunjukkan kategori skor 3 (perbaikan perlu dilakukan
secepat dan/atau sesegera mungkin) pada postur tubuh menuang hasil rebusan dan penyaringan. Alat penyaring sari
buah didesain guna memperkecil risiko sakit pada otot serta meningkatkan hasil produksi.
Kata kunci: Nordic Body Map, Ovako Working posture Analysis System, petani, Rapid Entire Body Assessment,
sari buah

Abstract
Pandanrejo Village at Batu City is a village with strawberries as their main products. One of the products
produced by the local people is strawberries and mulberry juice. This juice produced by two farmer groups called
Kelompok Tani Wanita Melati Putri and Arrohmah home industry owned by Mr. Sugiono. The process of making
fruit juice is still using manual equipment, so that juice workers complain of pain in their upper body. The Nordic
Body Map questionnaire showed that the workers had pain/ache in their body parts. They feel pain on the upper
neck (90%), shoulders (85%), upper arm (70%), forearm (75%), legs (65%), severe back pain (70%) and wrist
(55%). The REBA (Rapid Entire Body Assessment) and OWAS (Ovako Working posture Analysis System) methods
are used to analyze the worker's posture. REBA analysis showed the position that had a score of 10 (high risk and
need immediate improvement) was the posture of pouring stew, filtering, and packaging. The OWAS method shows
the score category 3 (improvement needs to done as soon as possible) on posture pouring stew and filtering. Fruit
juice filters are designed to minimize the risk of muscle pain and to improve production.
Keywords: extract juice, farmer, Nordic Body Map, Ovako Working posture Analysis System, Rapid Entire Body
Assessment

PENDAHULUAN silkan dari Desa Pandanrejo adalah minuman sari


buah dalam kemasan. Bapak Sugiono merupakan
Desa Pandanrejo terletak di Kecamatan Bu- pionir yang memulai usaha pembuatan minum-
miaji Kota Batu. Desa Pandanrejo merupakan sa- an sari buah stroberi dan murbei pada tahun 2010.
lah satu desa wisata di Kota Batu yang program Usaha pembuatan minuman sari buah stroberi dan
unggulannya adalah wisata petik stroberi. Pendu- murbei yang dijalankan oleh Bapak Sugiono ber-
duk setempat menggunakan stroberi dan murbei naung dalam home industry Sumber Barokah dan
ini untuk diolah menjadi berbagai macam maka- mempunyai merek Arrohmah. Sumber Barokah
nan atau minuman. Salah satu produk yang diha- mempunyai 3 orang tenaga kerja. Proses produksi
2
Analisis Postur Tubuh …
di home industry Arrohmah dilakukan 2 sampai 3 Working posture Analysis System). Metode REBA
kali dalam seminggu dengan bahan baku stroberi ini telah banyak digunakan untuk analisa postur
dan murbei sebanyak 10 kg per produksinya. pekerja seperti yang dilakukan oleh Garkaz et al.,
Kelompok lain yang memproses minuman sari (2014); Ingale dan Salunke (2016); Siddiqui dan
buah ini adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Chacko (2015); Nadri, Fasih, Nadri, dan Nadri
Melati Putri. KWT Melati Putri diketuai oleh Ibu (2013); dan Lasota (2014). Metode OWAS telah
Gunarsih dan berdiri sejak tahun 2013 dan sampai digunakan untuk analisa postur tubuh pekerja
dengan saat ini memiliki anggota sejumlah 30 pembuatan batu bata oleh Pandey dan Vats,
orang. Setiap kali produksi kelompok wanita ini (2012); Beheshti, Firoozi Chahak, Alinaghi
melakukan sistem bergilir, anggota ditugaskan un- Langari, dan Poursadeghiyan (2015) untuk meng-
tuk melakukan proses produksi dengan 2 orang evaluasi postur tubuh petani dan Etemadinezhad,
pengawas proses. Dalam satu kali proses produksi Ranjbar, dan Gorji (2013) untuk mengevaluasi
dibutuhkan 6 kg stroberi atau murbei. Seringkali postur pekerja di pabrik tembakau.
mereka merasa kewalahan dengan pesanan yang
ada disebabkan karena alat produksi yang terbatas METODE PENELITIAN
dan peralatan proses yang manual sehingga pro-
duksi tidak dapat dilakukan secara efisien. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
Keluhan yang dialami oleh pekerja pada mi- adalah:
numan sari buah ini adalah keluhan pada bagian 1. Mengidentifikasi MSDs dengan Nordic Body
otot tulang belakang yang mengakibatkan nyeri Map
atau sakit, pegal-pegal dan lainnya. Banyak pe- Pada tahap ini dilakukan analisa menggu-
kerja merasakan keluhan sakit pada otot pada saat nakan kuesioner Nordic Body Map terhadap
bekerja menuang sari buah. Hal ini disebabkan keluhan yang dialami oleh bagian tubuh
karena peralatan yang masih manual dan tidak pekerja sehingga didapatkan nilai besar rata-
ergonomis sehingga menimbulkan rasa nyeri pada rata serta titik keluhannya.
otot musculoskeletal atau yang disebut musculos- 2. Melakukan penilaian kerja menggunakan
keletal disorders (MSDs). Musculoskeletal disor- metode OWAS dan REBA
ders adalah cedera yang dihasilkan karena peker- Pada tahap ini dilakukan penilaian dengan
jaan (Garkaz, Kurd, Moatamedzade, & Shirmoha- menggunakan metode OWAS dan REBA
madi, 2014). pada postur pekerja saat melakukan proses
Penelitian ini bertujuan mengetahui skor pos- pekerjaan. Tahap ini dapat memberikan
tur kerja menggunakan metode REBA (Rapid informasi skor yang paling tinggi dari semua
Entire Body Assessment) dan OWAS (Ovako postur kerja tersebut.

Gambar 1. Kriteria postur punggung berdasarkan OWAS

Gambar 2. Kriteria postur lengan berdasarkan OWAS

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


3
Analisis Postur Tubuh …

a. Metode OWAS (Ovako Working posture atas beberapa bagian penting, yaitu punggung
Analysis System) (Gambar 1), lengan (Gambar 2), kaki (Gam-
Metode OWAS memberikan informasi bar 3) dan beban kerja Beban kerja Penilaian
penilaian postur tubuh pada saat bekerja se- beban kerja (load/use factor) yaitu <10 kg
hingga dapat melakukan evaluasi dini atas (kriteria 1), 10-20 kg (kriteria 2) dan >20 kg
risiko kecelakaan tubuh manusia yang terdiri (kriteria 3) (Anggraini & Pratama, 2012).

Gambar 3. Kriteria postur kaki berdasarkan OWAS

Tabel 1. Penentuan kategori postur kerja metode OWAS


Kaki
1 2 3 4 5 6 7
Punggung Lengan
Beban kerja
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1
1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4
3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 1 1 1 1 1 1
3 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 1
3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1
1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4

Tabel 2. Aksi kategori postur kerja metode OWAS


Kategori skor Aksi kategori
1 Tidak perlu dilakukan perbaikan
2 Perlu dilakukan perbaikan
3 Perbaikan perlu dilakukan secepat dan/atau sesegera
mungkin
4 Perbaikan perlu dilakukan sekarang juga

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


4
Analisis Postur Tubuh …

Gambar 1. REBA employee assessment worksheet (Hignett & McAtamney, 2000)

b. REBA (Rapid Entire Body Assessment) sehingga dapat mengurangi keluhan kele-
Berdasarkan REBA employee assessment lahan pekerja tetapi juga dapat mening-
worksheet menurut Hignett dan McAtam- katkan produksi sari buah.
ney (2000), terdapat dua analisis yaitu
analisis leher, batang leher dan kaki (lang- HASIL DAN PEMBAHASAN
kah 1 sampai 6) serta analisis lengan dan
pergelangan tangan (langkah 7 sampai 9). Mengidentifikasi MSDs dengan Nordic Body
Tabel A digunakan untuk menentukan Map
skor sikap berdasarkan skor leher, batang Pada tahap ini dilakukan analisa mengguna-
leher dan kaki. Tabel B digunakan untuk kan kuesioner Nordic Body Map terhadap keluhan
menentukan skor sikap berdasarkan posisi yang dialami oleh para pekerja. Dari hasil dan
lengan atas, lengan bawah dan posisi per- analisa ini, dapat diketahui nilai besar rata-rata
gelangan tangan. Tabel C digunakan un- keluhan yang dirasakan tiap bagian tubuh dan
tuk menentukan skor berdasarkan skor da- dapat digambarkan titik-titik keluhan yang dirasa-
ri langkah 6 dan langkah 12. Pada langkah kan tiap bagian tubuh para pekerja. Pekerja yang
13 terdapat activity score dimana skor ini merasakan sakit pada bagian leher atas (90%),
ditambahkan dengan skor Tabel C untuk bahu (85%), lengan atas (70%), lengan bawah
mendapatkan skor akhir. Skor akhir inilah (75%), kaki (65%). Selain itu pekerja juga mera-
yang menentukan langkah apa yang perlu sakan sangat sakit pada bagian punggung (70%)
diambil. serta pergelangan tangan 55%. Pekerja mengalami
c. Membuat desain alat bantu sakit pada bagian tubuh yang lain sebanyak 20%.
Pada tahap ini dilakukan proses desain
alat bantu yang sesuai dengan pekerjaan

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


5
Analisis Postur Tubuh …
Analisa Perhitungan dengan Menggunakan Gambar 3 menunjukkan postur pekerja saat
Metode OWAS (Ovako Working posture Analy- menuang hasil rebusan. Pekerja mengangkat panci
sis System) berisi hasil rebusan sari buah kemudian menuang
Pada proses produksi pembuatan minuman hasil rebusan tersebut ke wadah lainnya dengan
sari buah stroberi dan murbei di Desa Pandanrejo posisi membungkuk. Saat membungkuk inilah pe-
Kota Batu terdapat 4 stasiun kerja. Masing– kerja membawa dan menahan beban yang cukup
masing stasiun kerja dihitung tingkat risiko yang berat. Astuti (2007) menyatakan bahwa sikap ker-
dialami oleh pekerja. Metode OWAS memberikan ja membungkuk adalah sikap kerja yang tidak
informasi penilaian postur tubuh pada saat bekerja nyaman karena tidak menjaga kestabilan tubuh.
sehingga dapat melakukan evaluasi dini atas risiko Bila dilakukan secara berulang-ulang, dalam pe-
kecelakaan tubuh manusia. Penilaian tersebut di- riode yang cukup lama serta diiringi dengan pe-
gabungkan untuk dilakukan perbaikan kondisi ba- ngangkatan beban berlebih, pekerja akan menga-
gian postur tubuh yang berisiko terhadap kece- lami nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri ini
lakaan. Secara jelas penilaian postur tubuh pada dapat berujung pada tertekannya pembuluh syaraf
saat bekerja dapat ditunjukkan sebagai berikut. serta rusaknya ligamen pada sisi belakang lumbar.
Berdasarkan kriteria OWAS, posisi pung-
Menuang Hasil Rebusan gung pekerja berada pada kriteria 2 yaitu mem-
bungkuk ke depan. Posisi lengan pekerja berada
pada kriteria 1 yaitu kedua tangan berada di bawah
level ketinggian bahu. Posisi kaki pekerja berada
pada kriteria 4 yaitu berdiri dengan kedua kaki
sedikit tertekuk serta beban kerja yang diangkat
pekerja berada pada kategori 1 yaitu kurang dari
10 kg. Berdasarkan tabel analisa postur kerja
menggunakan metode OWAS maka skor OWAS
yaitu 2141 termasuk pada kategori 3 (perbaikan
perlu dilakukan secepat dan/atau sesegera mung-
kin).

Penyaringan
Saat proses penyaringan, postur tubuh peker-
ja tampak seperti Gambar 4. Pekerja mengangkat
panci berisi hasil rebusan kemudian menuang ke
wadah lain. Wadah ini diberi penyaring sederhana
diatasnya untuk memisahkan sari buah dengan
Gambar 3. Postur tubuh pekerja saat menuang hasil
rebusan
ampas dari buah. Risiko kerja yang ditanggung

Tabel 3. Hasil penilaian REBA pada saat menuang hasil rebusan


Pemeriksaan Langkah Keterangan Skor
leher, batang Langkah 1 Posisi leher berada di > 20o dan posisi leher dipelintir +3
leher dan Langkah 2 Posisi batang leher berada <60o dan batang leher dipelintir +5
kaki Langkah 3 Posisi kaki 30o – 60o +1
Langkah 4 Nilai sikap 7
Langkah 5 Nilai beban <11 lbs 0
Langkah 6 Skor A 7
lengan dan Langkah 7 Posisi lengan atas berada diantara 20o dan tangan atas menjauhi badan +3
pergelangan Langkah 8 Posisi lengan bawah antara 60o sampai 100o +1
tangan Langkah 9 Posisi pergelangan tangan tertekuk sudut <15o dan pergelangan tangan +2
tidak terpelintir
Langkah 10 Nilai sikap 4
Langkah 11 Nilai kopling pekerja yaitu poor (buruk) karena pekerjaan kurang bisa +2
diterima dengan bagian tubuh yang lain
Langkah 12 Skor B 6
Langkah 13 Tindakan menyebabkan berbagai perubahan besar yang cepat dalam +1
postur/dasar yang tidak stabil

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


6
Analisis Postur Tubuh …

Tabel 4. Hasil penilaian REBA pada saat proses penyaringan


Pemeriksaan Langkah Keterangan Skor
leher, batang Langkah 1 Posisi leher berada di > 20o dan posisi leher dipelintir +3
leher dan Langkah 2 Posisi batang leher berada <60o dan batang leher dipelintir +5
kaki Langkah 3 Posisi kaki 30o – 60o +1
Langkah 4 Nilai sikap 7
Langkah 5 Nilai beban <11 lbs 0
Langkah 6 Skor A 7
lengan dan Langkah 7 Posisi lengan atas berada diantara 20o dan tangan atas menjauhi badan +3
pergelangan Langkah 8 Posisi lengan bawah antara 60o sampai 100o +1
tangan Langkah 9 Posisi pergelangan tangan tertekuk sudut <15o dan pergelangan tangan +2
tidak terpelintir
Langkah 10 Nilai sikap 4
Langkah 11 Nilai kopling pekerja yaitu poor (buruk) karena pekerjaan kurang bisa +2
diterima dengan bagian tubuh yang lain yaitu nilainya
Langkah 12 Skor B 6
Langkah 13 Tindakan menyebabkan berbagai perubahan besar yang cepat dalam +1
postur/dasar yang tidak stabil

sama dengan posisi kerja menuang hasil rebusan


sehingga memiliki risiko yang sama terhadap ke-
sehatan tulang belakang pekerja.

Pengemasan
Postur tubuh pekerja saat melakukan proses
pengemasan tampak pada Gambar 5. Proses pe-
ngemasan sari buah dilakukan pekerja dengan po-
sisi duduk menghadap mesin cup sealer. Pekerja
menuang sari buah ke dalam kemasan gelas plastik
yang telah ditaruh pada mesin cup sealer kemu-
dian melakukan langkah-langkah cup sealing.
Hasil sari buah yang telah dikemas ditaruh pada
wadah yang berada di samping kiri mesin cup
sealer.

Gambar 4. Postur tubuh pekerja saat proses penyaring-


an

oleh pekerja pada bagian ini sama dengan bagian


menuang hasil rebusan yaitu nyeri pada punggung
bagian bawah yang berujung pada tertekannya
pembuluh syaraf serta rusaknya ligamen pada sisi
belakang lumbar.
Posisi punggung pekerja berada pada kriteria
2 yaitu membungkuk ke depan. Posisi lengan
pekerja berada pada kriteria 1 yaitu kedua tangan
berada di bawah level ketinggian bahu. Posisi kaki
pekerja berada pada kriteria 4 yaitu berdiri dengan
kedua kaki sedikit tertekuk serta beban kerja yang
diangkat pekerja berada pada kategori 1 yaitu ku-
rang dari 10 kg. Berdasarkan tabel analisa postur
kerja menggunakan metode OWAS maka skor
OWAS yaitu 2141 termasuk pada kategori 3
Gambar 5. Postur tubuh pekerja saat proses pengemas-
(perbaikan perlu dilakukan secepat dan/atau sese- an
gera mungkin). Posisi kerja proses penyaringan

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


7
Analisis Postur Tubuh …

Tabel 5. Hasil penilaian REBA pada saat proses Pengemasan


Pemeriksaan Langkah Keterangan Skor
leher, batang Langkah 1 Posisi leher berada di > 20o dan posisi leher dipelintir +3
leher dan Langkah 2 Posisi batang leher berada diantara 0o – 20o dan batang dipelintir +3
kaki Langkah 3 Posisi kaki < 60o +2
Langkah 4 Nilai sikap 6
Langkah 5 Nilai beban <11 lbs 0
Langkah 6 Skor A 6
lengan dan Langkah 7 Posisi lengan atas berada diantara 45o-90o dan tangan atas menjauhi +4
pergelangan badan
tangan Langkah 8 Posisi lengan bawah antara < 100o +2
Langkah 9 Posisi pergelangan tangan tertekuk sudut <15o dan pergelangan tangan +2
tidak terpelintir
Langkah 10 Nilai sikap 6
Langkah 11 Nilai kopling pekerja yaitu fair (cukup) karena pekerjaan bisa diterima +1
dengan bagian tubuh yang lain
Langkah 12 Skor B 7
Langkah 13 Tindakan menyebabkan berbagai perubahan besar yang cepat dalam +1
postur/dasar yang tidak stabil

Tabel 6. Hasil penilaian REBA pada saat proses inspeksi hasil pengemasan
Pemeriksaan Langkah Keterangan Skor
leher, batang Langkah 1 Posisi leher berada di antara 0o - 20o dan posisi leher dipelintir +3
leher dan Langkah 2 Posisi batang leher berada diantara 0o – 20o dan batang tidak dipelintir +1
kaki Langkah 3 Posisi kaki 0o +1
Langkah 4 Nilai sikap 3
Langkah 5 Nilai beban <11 lbs 0
Langkah 6 Skor A 3
lengan dan Langkah 7 Posisi lengan atas berada diantara 45o-90o dan tangan atas menjauhi +4
pergelangan badan
tangan Langkah 8 Posisi lengan bawah antara < 100o +2
Langkah 9 Posisi pergelangan tangan tertekuk sudut <15o dan pergelangan tangan +2
tidak terpelintir
Langkah 10 Nilai sikap 6
Langkah 11 Nilai kopling pekerja yaitu fair (cukup) karena pekerjaan bisa diterima +1
dengan bagian tubuh yang lain
Langkah 12 Skor B 7
Langkah 13 Tindakan menyebabkan berbagai perubahan besar yang cepat dalam +1
postur/dasar yang tidak stabil

Posisi punggung pekerja berada pada kriteria 4 pada kriteria 1 yaitu kedua tangan berada di bawah
yaitu berputar dan bergerak. Posisi lengan pekerja level ketinggian bahu. Posisi kaki pekerja berada
berada pada kriteria 1 yaitu kedua tangan berada pada kriteria 2 yaitu berdiri dengan keadaan kedua
di bawah level ketinggian bahu. Posisi kaki kaki lurus serta beban kerja yang diangkat pekerja
pekerja berada pada kriteria 1 yaitu duduk serta berada pada kategori 1 yaitu kurang dari 10 kg.
beban kerja yang diangkat pekerja berada pada Berdasarkan tabel analisa postur kerja meng-
kategori 1 yaitu kurang dari 10 kg. Berdasarkan gunakan metode OWAS maka skor OWAS yaitu
tabel analisa postur kerja menggunakan metode 1121 termasuk pada kategori 1 (tidak perlu
OWAS maka skor OWAS yaitu 4111 termasuk dilakukan perbaikan).
pada kategori 2 (perlu dilakukan perbaikan). Astuti (2007) menyatakan bahwa sikap kerja
berdiri membuat berat tubuh manusia ditopang
Inspeksi Hasil Pengemasan oleh satu atau kedua kaki. Aliran beban berat
Gambar 6 menunjukkan postur tubuh pekerja tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah
saat melakukan proses inspeksi. Pekerja mela- akibat gaya gravitasi bumi. Posisi kedua kaki akan
kukan inspeksi hasil pengemasan dalam posisi mempengaruhi kestabilan tubuh. Selama pekerja
berdiri. Posisi punggung pekerja berada pada menjaga posisi kaki sejajar lurus dengan jarak
kriteria 1 yaitu tegak. Posisi lengan pekerja berada

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


8
Analisis Postur Tubuh …
sesuai dengan tulang pinggul maka tidak akan saat posisi pekerja melakukan proses penyaringan
menimbulkan risiko yang serius. hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 4. Skor
REBA pada proses ini adalah 9 ditambah dengan
skor aktivitas sebesar +1 sehingga total skor ada-
lah 10. Berdasarkan penjumlahan Tabel C dan
skor aktivitas, maka hasil risiko yang diderita
tinggi dan perlu perbaikan secepat mungkin.

Pengemasan
Posisi pekerja saat pengemasan dapat dilihat
pada Gambar 5. Berdasarkan tabel REBA employ-
ee assessment worksheet, pada saat posisi pekerja
melakukan pengemasan analisisnya dapat dilihat
pada Tabel 5. Skor REBA yang dihasilkan oleh
pekerja adalah 10, dilihat dari penjumlahan Tabel
C dan skor aktivitas, maka hasil risiko yang dide-
rita tinggi dan perlu perbaikan secepat mungkin.

Inspeksi Hasil Pengemasan


Posisi pekerja saat inspeksi hasil pengemasan
Gambar 6. Postur tubuh pekerja saat proses inspeksi dapat dilihat pada Gambar 6. Berdasarkan tabel
hasil pengemasan
REBA employee assessment worksheet, pada saat
REBA (Rapid Entire Body Assessment) posisi pekerja melakukan inspeksi hasil penge-
Menuang Hasil Rebusan masan analisisnya dapat dilihat pada Tabel 6. Skor
Posisi pekerja saat menuang hasil rebusan REBA yang dihasilkan dilihat dari penjumlahan
dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan tabel Tabel C dan skor aktivitas, maka hasil risiko yang
REBA employee assessment worksheet, pada saat diderita cukup tinggi dan perlu dilakukan peme-
posisi pekerja menuangkan hasil rebusan hasil riksaan dan pengecekan tiap saat.
analisisnya dapat dilihat pada Tabel 3. Skor REBA
pada proses ini adalah 9 ditambah dengan skor Kedua analisa menggunakan metode OWAS
aktivitas sebesar +1, jadi total skor adalah 10, dan REBA menunjukkan adanya risiko cedera
dilihat dari penjumlahan Tabel C dan skor akti- muscoleskeletal disorders yang tinggi pada bagian
vitas, maka hasil risiko yang diderita tinggi dan penuangan hasil dan penyaringan. Berdasarkan ni-
perlu perbaikan secepat mungkin. lai Nordic Body Map, pekerja mengeluhkan bagi-
an tubuh yang merasa sakit adalah bagian leher
Penyaringan atas sebanyak 90%, bahu 85%, lengan atas 70%,
Posisi pekerja saat melakukan proses penya- lengan bawah 75% dan kaki 65%. Penyebabnya
ringan dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan adalah posisi tubuh yang kurang ergonomis
tabel REBA employee assessment worksheet, pada sehingga harus membungkuk ketika bekerja serta

Tabel 7. Rekapitulasi hasil perhitungan dengan menggunakan metode OWAS dan REBA
Skor Skor
Stasiun
kategori Aksi kategori OWAS kategori Aksi kategori REBA
kerja
OWAS REBA
Penuangan 3 Perbaikan perlu 10 Risiko yang diderita tinggi dan perlu
hasil dilakukan secepat perbaikan secepat mungkin.
dan/atau sesegera
mungkin
Penyaringan 3 Perbaikan perlu 10 Risiko yang diderita tinggi dan perlu
dilakukan secepat perbaikan secepat mungkin.
dan/atau sesegera
mungkin
Pengemasan 2 Perlu dilakukan 10 Risiko yang diderita tinggi dan perlu
perbaikan perbaikan secepat mungkin.
Inspeksi 1 Tidak perlu dilakukan 7 Hasil risiko yang diderita cukup tinggi
perbaikan dan perlu dilakukan pemeriksaan dan
pengecekan tiap saat

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


9
Analisis Postur Tubuh …

Gambar 7. Desain alat penyaring sari buah

Gambar 8. Desain alat penampung sari buah

diiringi dengan menahan beban yang cukup berat. pemilik usaha sari buah dan observasi secara lang-
Risiko cedera muscoleskeletal disorders pada pe- sung didapatkan gambaran secara umum proses
kerja bagian penuangan dan penyaringan perlu di- pembuatan sari buah stroberi dan murbei. Dari
kurangi sehingga perlu dibuat alat penyaring yang hasil diskusi didapatkan hasil bahwa desain alat
lebih ergonomis. Pekerja yang bekerja dengan penyaring yang dibuat di awal perlu dilakukan
nyaman dan sehat diharapkan produktivitasnya beberapa penyesuaian. Penyesuaian terkait de-
dapat meningkat. ngan ukuran alat dan proses kerja alat penyaring.
Selain itu postur kerja pekerja juga menjadi per-
Desain Alat Penyaring timbangan.
Tahap awal pembuatan alat penyaring yaitu Alat penyaring pada proses pengemasan sari
pembuatan desain. Dari hasil wawancara dengan buah sroberi dan murbei dapat dikatakan kurang

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


10
Analisis Postur Tubuh …

Tabel 5. Hasil penilaian REBA pada saat proses penyaringan


Pemeriksaan Langkah Keterangan Skor
leher, batang Langkah 1 Posisi leher berada di > 20o +2
leher dan Langkah 2 Posisi batang leher berada antara 0o – 20o +2
kaki Langkah 3 Posisi kaki tegak lurus +1
Langkah 4 Nilai sikap 3
Langkah 5 Nilai beban <11 lbs 0
Langkah 6 Skor A 3
lengan dan Langkah 7 Posisi lengan atas berada diantara 20o - 45o +2
pergelangan Langkah 8 Posisi lengan bawah antara 60o sampai 100o +1
tangan Langkah 9 Posisi pergelangan tangan tertekuk sudut <15o +1
Langkah 10 Nilai sikap 1
Langkah 11 Nilai kopling pekerja yaitu baik +0
Langkah 12 Skor B 1
Langkah 13 Pekerjaan berlangsung lebih dari 4x dalam 1 menit +1

higienis sehingga ditambahkan tempat penam- Penilaian dengan metode OWAS menunjuk-
pung hasil sari buah stroberi dan murbei yang akan kan posisi punggung pekerja berada pada kriteria
dikemas. 2 yaitu membungkuk ke depan. Posisi lengan pe-
Pada proses produksi, khususnya untuk pro- kerja berada pada kriteria 1 yaitu kedua tangan
ses pengemasan ditambahkan alat penampung berada di bawah level ketinggian bahu. Posisi kaki
yang bisa menahan panas lebih lama. Hal ini ber- pekerja berada pada kriteria 2 yaitu berdiri dengan
tujuan agar pekerja tidak melakukan proses pema- kedua kaki lurus serta beban kerja yang diangkat
nasan produk yang berulang-ulang sebelum sari pekerja berada pada kategori 1 yaitu kurang dari
buah stroberi dan murbei dikemas. Desain alat 10 kg. Berdasarkan tabel analisa postur kerja
penampung ini dapat dilihat pada Gambar 8. menggunakan metode OWAS maka skor OWAS
Posisi pekerja dengan alat penyaring usulan yaitu 2121 sehingga termasuk pada kategori 2.
dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan tabel Alat bantu usulan diketahui dapat mengurangi ri-
REBA employee assessment worksheet, pada saat siko cedera muscoleskeletal disorders. Sebelum-
posisi pekerja menuangkan hasil rebusan hasil nya REBA memiliki skor 10 (berisiko tinggi)
analisisnya dapat dilihat pada Tabel 5. Skor REBA menjadi 3 (berisiko rendah). Skor OWAS yang
pada proses ini adalah 2 ditambah dengan skor sebelumnya 3 (perbaikan perlu dilakukan sesegera
aktivitas sebesar +1, jadi total skor adalah 3. Dili- mungkin) menjadi 2 (perlu dilakukan perbaikan).
hat dari penjumlahan Tabel C dan skor aktivitas,
maka hasilnya adalah pekerjaan tersebut berisiko KESIMPULAN
rendah.
Dari metode REBA, postur kerja pada saat
penuangan hasil, penyaringan dan pengemasan
mendapatkan nilai tertinggi yaitu 10 sedangkan
untuk inspeksi nilainya adalah 7. Berdasarkan
metode OWAS nilai postur kerja pada saat penu-
angan hasil dan penyaringan adalah 3, penge-
masan nilainya 2 dan inspeksi bernilai 1. Sehingga
diperlukan perbaikan segera untuk postur kerja
penuangan hasil dan penyaringan. Perbaikan ini
dilakukan dengan membuat alat penyaringan yang
pembuatannya melibatkan pekerja sari buah se-
hingga tidak hanya dirancang untuk mengurangi
risiko cedera otot akan tetapi juga diharapkan
mampu meingkatkan produktivitas pekerja. Dari
metode OWAS dan REBA alat bantu usulan dike-
tahui dapat mengurangi risiko cedera muscoles-
keletal disorders. Saran untuk penelitian selanjut-
nya hendaknya menggunakan metode analisa
postur lain supaya dapat menjadi perbandingan
Gambar 9. Alat penyaring sari buah dengan metode yang telah digunakan.

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)


11
Analisis Postur Tubuh …
employees ’working positions by REBA (Rapid
UCAPAN TERIMA KASIH entire body assessment). Journal of Basic
Research in Medical Sciences, 1(3), 52–59.
Terima kasih kepada Ristek Dikti yang telah
Hignett, S., & McAtamney, L. (2000). Rapid entire
membiayai program pengabdian ini melalui
body assessment (REBA). Applied Ergonomics,
program kemitraan masyarakat tahun anggaran 31(2), 201–205. https://doi.org/10.1016/S0003-
2017. 6870(99)00039-3
Daftar Pustaka Ingale, P. A., & Salunke, P. V. (2016). Rapid entire
body and rapid upper limb assessment of operator
Anggraini, W., & Pratama, M. (2012). Analisis postur for multipurpose wheel lathe machine.
kerja dengan menggunakan metode ovako International Journal of Mechanical
working analysis system (OWAS) pada stasiun Engineering and Information Technology, 4(3),
pengepakan bandela karet (studi kasus di PT . 1636–1641.
Riau Crumb Rubber Factory Pekanbaru ). Jurnal
Sains, Teknologi Dan Industri, 10(1), 10–18. Lasota, A. M. (2014). A REBA-based analysis of
packers workload: A case study. LogForum,
Astuti, R. D. (2007). Analisa pengaruh aktivitas kerja 10(1), 87–95.
dan beban angkat terhadap kelelahan
muskuloskeletal. Gema Teknik, 10(2), 22–26.
Nadri, H., Fasih, F., Nadri, F., & Nadri, A. (2013).
Comparison of ergonomic risk assessment results
Beheshti, M., Firoozi Chahak, A., Alinaghi Langari, A., from Quick Exposure Check and Rapid Entire
& Poursadeghiyan, M. (2015). Risk assessment Body Assessment in an anodizing industry of
of musculoskeletal disorders by OVAKO Tehran, Iran. Journal of Occupational Health
Working posture Analysis System OWAS and and Epidemiology, 2(4), 195–202. https://doi.org
evaluate the effect of ergonomic training on /10.18869/acadpub.johe.2.4.195
posture of farmers. Journal of Occupational
Health and Epidemiology, 4(3), 130–138. Pandey, K., & Vats, A. (2012). An OWAS-based
https://doi.org/10.18869/acadpub.johe.4.3.130 analysis of workers engaged in brick making
factories, Faizabad District of Uttar Pradesh,
Etemadinezhad, S., Ranjbar, F., & Gorji, M. (2013). India. Journal of Ergonomics, 02(02). https:
Posture analysis by OWAS method and //doi.org/10.4172/2165-7556.1000104
prevalence of musculoskeletal disorders using
nordic questionnaire among workers of Sourak Siddiqui, N. A., & Chacko, A. G. (2015). Study of the
Tobacco factory in 2013. Iranian Journal Of ergonomics of the worker using the rapid entire
Health Sciences, 1(2), 89–94. https://doi.org/10. body asessment technique on agri-machinery
18869/acadpub.jhs.1.2.89 industry. International Journal on Occupational
Health & Safety, Fire Environment -Allied
Garkaz, A., Kurd, N., Moatamedzade, M., & Science, 4(1), 1–4.
Shirmohamadi, N. (2014). Ergonomic
assessment of Sina car montage industry

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 7(1): 1-11 (2018)

Anda mungkin juga menyukai