303 1412 1 PB
303 1412 1 PB
303 1412 1 PB
Abstrak
Desa Pandanrejo, Kota Batu merupakan desa dengan produk utama stroberi. Salah satu produk yang dihasilkan
oleh penduduk sekitar adalah sari buah stroberi dan murbei. Sari buah ini diproduksi oleh 2 kelompok tani yaitu
Kelompok Tani Wanita Melati Putri dan home industry Arrohmah milik Bapak Sugiono. Proses pembuatan sari
buah masih menggunakan peralatan manual sehingga pekerja sari buah mengeluhkan sakit pada tubuh bagian atas.
Kuesioner Nordic Body Map menunjukkan pekerja mengalami nyeri/sakit pada bagian leher atas (90%), bahu (85%),
lengan atas (70%), lengan bawah (75%), kaki (65%), mengalami sakit yang sangat pada punggung (70%) serta
pergelangan tangan (55%). Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan OWAS (Ovako Working posture
Analysis System) digunakan untuk menganalisis postur tubuh pekerja. Analisis REBA menunjukkan postur tubuh
yang memiliki skor 10 (risiko tinggi dan membutuhkan perbaikan segera) adalah postur tubuh menuang hasil
rebusan, penyaringan, dan pengemasan. Metode OWAS menunjukkan kategori skor 3 (perbaikan perlu dilakukan
secepat dan/atau sesegera mungkin) pada postur tubuh menuang hasil rebusan dan penyaringan. Alat penyaring sari
buah didesain guna memperkecil risiko sakit pada otot serta meningkatkan hasil produksi.
Kata kunci: Nordic Body Map, Ovako Working posture Analysis System, petani, Rapid Entire Body Assessment,
sari buah
Abstract
Pandanrejo Village at Batu City is a village with strawberries as their main products. One of the products
produced by the local people is strawberries and mulberry juice. This juice produced by two farmer groups called
Kelompok Tani Wanita Melati Putri and Arrohmah home industry owned by Mr. Sugiono. The process of making
fruit juice is still using manual equipment, so that juice workers complain of pain in their upper body. The Nordic
Body Map questionnaire showed that the workers had pain/ache in their body parts. They feel pain on the upper
neck (90%), shoulders (85%), upper arm (70%), forearm (75%), legs (65%), severe back pain (70%) and wrist
(55%). The REBA (Rapid Entire Body Assessment) and OWAS (Ovako Working posture Analysis System) methods
are used to analyze the worker's posture. REBA analysis showed the position that had a score of 10 (high risk and
need immediate improvement) was the posture of pouring stew, filtering, and packaging. The OWAS method shows
the score category 3 (improvement needs to done as soon as possible) on posture pouring stew and filtering. Fruit
juice filters are designed to minimize the risk of muscle pain and to improve production.
Keywords: extract juice, farmer, Nordic Body Map, Ovako Working posture Analysis System, Rapid Entire Body
Assessment
a. Metode OWAS (Ovako Working posture atas beberapa bagian penting, yaitu punggung
Analysis System) (Gambar 1), lengan (Gambar 2), kaki (Gam-
Metode OWAS memberikan informasi bar 3) dan beban kerja Beban kerja Penilaian
penilaian postur tubuh pada saat bekerja se- beban kerja (load/use factor) yaitu <10 kg
hingga dapat melakukan evaluasi dini atas (kriteria 1), 10-20 kg (kriteria 2) dan >20 kg
risiko kecelakaan tubuh manusia yang terdiri (kriteria 3) (Anggraini & Pratama, 2012).
b. REBA (Rapid Entire Body Assessment) sehingga dapat mengurangi keluhan kele-
Berdasarkan REBA employee assessment lahan pekerja tetapi juga dapat mening-
worksheet menurut Hignett dan McAtam- katkan produksi sari buah.
ney (2000), terdapat dua analisis yaitu
analisis leher, batang leher dan kaki (lang- HASIL DAN PEMBAHASAN
kah 1 sampai 6) serta analisis lengan dan
pergelangan tangan (langkah 7 sampai 9). Mengidentifikasi MSDs dengan Nordic Body
Tabel A digunakan untuk menentukan Map
skor sikap berdasarkan skor leher, batang Pada tahap ini dilakukan analisa mengguna-
leher dan kaki. Tabel B digunakan untuk kan kuesioner Nordic Body Map terhadap keluhan
menentukan skor sikap berdasarkan posisi yang dialami oleh para pekerja. Dari hasil dan
lengan atas, lengan bawah dan posisi per- analisa ini, dapat diketahui nilai besar rata-rata
gelangan tangan. Tabel C digunakan un- keluhan yang dirasakan tiap bagian tubuh dan
tuk menentukan skor berdasarkan skor da- dapat digambarkan titik-titik keluhan yang dirasa-
ri langkah 6 dan langkah 12. Pada langkah kan tiap bagian tubuh para pekerja. Pekerja yang
13 terdapat activity score dimana skor ini merasakan sakit pada bagian leher atas (90%),
ditambahkan dengan skor Tabel C untuk bahu (85%), lengan atas (70%), lengan bawah
mendapatkan skor akhir. Skor akhir inilah (75%), kaki (65%). Selain itu pekerja juga mera-
yang menentukan langkah apa yang perlu sakan sangat sakit pada bagian punggung (70%)
diambil. serta pergelangan tangan 55%. Pekerja mengalami
c. Membuat desain alat bantu sakit pada bagian tubuh yang lain sebanyak 20%.
Pada tahap ini dilakukan proses desain
alat bantu yang sesuai dengan pekerjaan
Penyaringan
Saat proses penyaringan, postur tubuh peker-
ja tampak seperti Gambar 4. Pekerja mengangkat
panci berisi hasil rebusan kemudian menuang ke
wadah lain. Wadah ini diberi penyaring sederhana
diatasnya untuk memisahkan sari buah dengan
Gambar 3. Postur tubuh pekerja saat menuang hasil
rebusan
ampas dari buah. Risiko kerja yang ditanggung
Pengemasan
Postur tubuh pekerja saat melakukan proses
pengemasan tampak pada Gambar 5. Proses pe-
ngemasan sari buah dilakukan pekerja dengan po-
sisi duduk menghadap mesin cup sealer. Pekerja
menuang sari buah ke dalam kemasan gelas plastik
yang telah ditaruh pada mesin cup sealer kemu-
dian melakukan langkah-langkah cup sealing.
Hasil sari buah yang telah dikemas ditaruh pada
wadah yang berada di samping kiri mesin cup
sealer.
Tabel 6. Hasil penilaian REBA pada saat proses inspeksi hasil pengemasan
Pemeriksaan Langkah Keterangan Skor
leher, batang Langkah 1 Posisi leher berada di antara 0o - 20o dan posisi leher dipelintir +3
leher dan Langkah 2 Posisi batang leher berada diantara 0o – 20o dan batang tidak dipelintir +1
kaki Langkah 3 Posisi kaki 0o +1
Langkah 4 Nilai sikap 3
Langkah 5 Nilai beban <11 lbs 0
Langkah 6 Skor A 3
lengan dan Langkah 7 Posisi lengan atas berada diantara 45o-90o dan tangan atas menjauhi +4
pergelangan badan
tangan Langkah 8 Posisi lengan bawah antara < 100o +2
Langkah 9 Posisi pergelangan tangan tertekuk sudut <15o dan pergelangan tangan +2
tidak terpelintir
Langkah 10 Nilai sikap 6
Langkah 11 Nilai kopling pekerja yaitu fair (cukup) karena pekerjaan bisa diterima +1
dengan bagian tubuh yang lain
Langkah 12 Skor B 7
Langkah 13 Tindakan menyebabkan berbagai perubahan besar yang cepat dalam +1
postur/dasar yang tidak stabil
Posisi punggung pekerja berada pada kriteria 4 pada kriteria 1 yaitu kedua tangan berada di bawah
yaitu berputar dan bergerak. Posisi lengan pekerja level ketinggian bahu. Posisi kaki pekerja berada
berada pada kriteria 1 yaitu kedua tangan berada pada kriteria 2 yaitu berdiri dengan keadaan kedua
di bawah level ketinggian bahu. Posisi kaki kaki lurus serta beban kerja yang diangkat pekerja
pekerja berada pada kriteria 1 yaitu duduk serta berada pada kategori 1 yaitu kurang dari 10 kg.
beban kerja yang diangkat pekerja berada pada Berdasarkan tabel analisa postur kerja meng-
kategori 1 yaitu kurang dari 10 kg. Berdasarkan gunakan metode OWAS maka skor OWAS yaitu
tabel analisa postur kerja menggunakan metode 1121 termasuk pada kategori 1 (tidak perlu
OWAS maka skor OWAS yaitu 4111 termasuk dilakukan perbaikan).
pada kategori 2 (perlu dilakukan perbaikan). Astuti (2007) menyatakan bahwa sikap kerja
berdiri membuat berat tubuh manusia ditopang
Inspeksi Hasil Pengemasan oleh satu atau kedua kaki. Aliran beban berat
Gambar 6 menunjukkan postur tubuh pekerja tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah
saat melakukan proses inspeksi. Pekerja mela- akibat gaya gravitasi bumi. Posisi kedua kaki akan
kukan inspeksi hasil pengemasan dalam posisi mempengaruhi kestabilan tubuh. Selama pekerja
berdiri. Posisi punggung pekerja berada pada menjaga posisi kaki sejajar lurus dengan jarak
kriteria 1 yaitu tegak. Posisi lengan pekerja berada
Pengemasan
Posisi pekerja saat pengemasan dapat dilihat
pada Gambar 5. Berdasarkan tabel REBA employ-
ee assessment worksheet, pada saat posisi pekerja
melakukan pengemasan analisisnya dapat dilihat
pada Tabel 5. Skor REBA yang dihasilkan oleh
pekerja adalah 10, dilihat dari penjumlahan Tabel
C dan skor aktivitas, maka hasil risiko yang dide-
rita tinggi dan perlu perbaikan secepat mungkin.
Tabel 7. Rekapitulasi hasil perhitungan dengan menggunakan metode OWAS dan REBA
Skor Skor
Stasiun
kategori Aksi kategori OWAS kategori Aksi kategori REBA
kerja
OWAS REBA
Penuangan 3 Perbaikan perlu 10 Risiko yang diderita tinggi dan perlu
hasil dilakukan secepat perbaikan secepat mungkin.
dan/atau sesegera
mungkin
Penyaringan 3 Perbaikan perlu 10 Risiko yang diderita tinggi dan perlu
dilakukan secepat perbaikan secepat mungkin.
dan/atau sesegera
mungkin
Pengemasan 2 Perlu dilakukan 10 Risiko yang diderita tinggi dan perlu
perbaikan perbaikan secepat mungkin.
Inspeksi 1 Tidak perlu dilakukan 7 Hasil risiko yang diderita cukup tinggi
perbaikan dan perlu dilakukan pemeriksaan dan
pengecekan tiap saat
diiringi dengan menahan beban yang cukup berat. pemilik usaha sari buah dan observasi secara lang-
Risiko cedera muscoleskeletal disorders pada pe- sung didapatkan gambaran secara umum proses
kerja bagian penuangan dan penyaringan perlu di- pembuatan sari buah stroberi dan murbei. Dari
kurangi sehingga perlu dibuat alat penyaring yang hasil diskusi didapatkan hasil bahwa desain alat
lebih ergonomis. Pekerja yang bekerja dengan penyaring yang dibuat di awal perlu dilakukan
nyaman dan sehat diharapkan produktivitasnya beberapa penyesuaian. Penyesuaian terkait de-
dapat meningkat. ngan ukuran alat dan proses kerja alat penyaring.
Selain itu postur kerja pekerja juga menjadi per-
Desain Alat Penyaring timbangan.
Tahap awal pembuatan alat penyaring yaitu Alat penyaring pada proses pengemasan sari
pembuatan desain. Dari hasil wawancara dengan buah sroberi dan murbei dapat dikatakan kurang
higienis sehingga ditambahkan tempat penam- Penilaian dengan metode OWAS menunjuk-
pung hasil sari buah stroberi dan murbei yang akan kan posisi punggung pekerja berada pada kriteria
dikemas. 2 yaitu membungkuk ke depan. Posisi lengan pe-
Pada proses produksi, khususnya untuk pro- kerja berada pada kriteria 1 yaitu kedua tangan
ses pengemasan ditambahkan alat penampung berada di bawah level ketinggian bahu. Posisi kaki
yang bisa menahan panas lebih lama. Hal ini ber- pekerja berada pada kriteria 2 yaitu berdiri dengan
tujuan agar pekerja tidak melakukan proses pema- kedua kaki lurus serta beban kerja yang diangkat
nasan produk yang berulang-ulang sebelum sari pekerja berada pada kategori 1 yaitu kurang dari
buah stroberi dan murbei dikemas. Desain alat 10 kg. Berdasarkan tabel analisa postur kerja
penampung ini dapat dilihat pada Gambar 8. menggunakan metode OWAS maka skor OWAS
Posisi pekerja dengan alat penyaring usulan yaitu 2121 sehingga termasuk pada kategori 2.
dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan tabel Alat bantu usulan diketahui dapat mengurangi ri-
REBA employee assessment worksheet, pada saat siko cedera muscoleskeletal disorders. Sebelum-
posisi pekerja menuangkan hasil rebusan hasil nya REBA memiliki skor 10 (berisiko tinggi)
analisisnya dapat dilihat pada Tabel 5. Skor REBA menjadi 3 (berisiko rendah). Skor OWAS yang
pada proses ini adalah 2 ditambah dengan skor sebelumnya 3 (perbaikan perlu dilakukan sesegera
aktivitas sebesar +1, jadi total skor adalah 3. Dili- mungkin) menjadi 2 (perlu dilakukan perbaikan).
hat dari penjumlahan Tabel C dan skor aktivitas,
maka hasilnya adalah pekerjaan tersebut berisiko KESIMPULAN
rendah.
Dari metode REBA, postur kerja pada saat
penuangan hasil, penyaringan dan pengemasan
mendapatkan nilai tertinggi yaitu 10 sedangkan
untuk inspeksi nilainya adalah 7. Berdasarkan
metode OWAS nilai postur kerja pada saat penu-
angan hasil dan penyaringan adalah 3, penge-
masan nilainya 2 dan inspeksi bernilai 1. Sehingga
diperlukan perbaikan segera untuk postur kerja
penuangan hasil dan penyaringan. Perbaikan ini
dilakukan dengan membuat alat penyaringan yang
pembuatannya melibatkan pekerja sari buah se-
hingga tidak hanya dirancang untuk mengurangi
risiko cedera otot akan tetapi juga diharapkan
mampu meingkatkan produktivitas pekerja. Dari
metode OWAS dan REBA alat bantu usulan dike-
tahui dapat mengurangi risiko cedera muscoles-
keletal disorders. Saran untuk penelitian selanjut-
nya hendaknya menggunakan metode analisa
postur lain supaya dapat menjadi perbandingan
Gambar 9. Alat penyaring sari buah dengan metode yang telah digunakan.