Tanggung Jawab Dasar Auditor - The Auditor Basic Responsibilities

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

5.

Tanggung Jawab Dasar Auditor/ The Auditor Basic Responsibilities


Tanggung jawab dasar auditor adalah untuk menyatakan atau membuktikan kebenaran
laporan keuangan. Pada tahun 1974 Komisi tanggung jawab (Komisi Cohen) auditor dibentuk
untuk mengembangkan kesimpulan dan rekomendasi mengenai tanggung jawab auditor
independen. Dan terdapat komisi lain yang memiliki tugas mengevaluasi harapan dan kebutuhan
publik serta kemampuan realistis akuntan, jika ada disparitas, misi komisi adalah menentukan
bagaimana menyelesaikannya. Komisi Cohen menjelaskan bahwa tanggung jawab utama auditor
adalah kepada publik, bukan kepada klien. Auditor bertanggung jawab untuk memberikan opini
apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang digunakan dengan
tepat.
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji
yang material, apakah itu disebabkan oleh kecurangan ataupun kekeliruan. Karena sifat bukti
audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak
absolut, bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji,
apakah yang disebabkan kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan
keuangan dapat dideteksi.Auditor juga bertanggung jawab atas kepastian yang layak namun tidak
absolut:
1) Sebagai bukti audit diperoleh dari pungujian sampel populasi seperti piutang usaha
atau persediaan;
2) Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang komplek, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengarui oleh kejadian dimasa depan;
3) Laporan keuangan yang disusun penuh oleh kecurangan sering kali sangat sulit,
bahkan tidak mungkin untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi
dikalangan manajemen perusahaan
Adapun juga tanggung jawab auditor adalah
1) Tanggung jawab Auditor dalam mendeteksi berbagai Kekeliruan yang material;
2) Tanggung jawab Auditor dalam mendeteksi berbagai Kecurangan yang material
Kecurangan yang berasal dari kecurangan pelaporan vs penggelapan aktivitas.
3) Tanggungjawab Auditor untuk menemukan tindakan yang illegal
a. Tindakan ilegal yang berpengaruh langsung
b. Tindakan ilegal yang tidak berpengaruh langsung;
c. Pengumpulan bukti jika tidak terdapat alasan untuk mempercayai munculnya
berbagai tindakan ilegal yang berpengaruh langsung;
d. Pengumpulan bukti serta berbagai tindakan lainnya jika terdapat alas an untuk
mempercayai kemungkinan munculnya berbagai tindakan ilegal baik yang
bersifat langsung maupun tidak langsung;
e. Berbagai tindakan yang dilakukan ketika auditor mengetahui kebenaran tindakan
illegal.
6. Independensi Auditor & Risiko Independensi/Independence Auditors & Independence Risk
6.1. Independensi Auditor
Standar profesional akuntan publik dan kode etik akuntan Indonesia, terdapat pernyataan
yang diungkapkan pada bagian standar umum kedua, yaitu dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor, serta
dimuat dalam PSA No.04 (SA Seksi 220) bagian pertama yang menyatakan bahwa auditor
bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaanya
untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern) dan
dilanjutkan pada bagian kedua yang menyatakan bahwa kepercayaan masyarakat umum atas
independensi sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan
publik, serta dilanjutkan pada bagian ketiga yang menyatakan bahwa profesi akuntan publik
telah menetapkan dalam kode etik akuntan publik, agar anggota profesi menjaga dirinya dari
kehilangan persepsi independensi di masyarakat.
6.2. Risiko Audit
Risiko audit menurut Guy et.al. (2001) dalam Nurna, Nasir dan Daljono (2006)
merupakan risiko kesalahan auditor dalam memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas
laporan keuangan yang salah saji secara material. sedangkan menurut Konrath, (2002) dalam
Ludovicus (2006) merupakan risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung
salah saji material. Berdasarkan pendapat para pakar akuntansi, maka dapat disimpulkan bahwa
risiko audit merupakan tingkat auditor dalam menerima suatu unsur ketidakpastian tertentu
dalam pelaksanaan audit yang akan dilakukannya.
6.3. Risiko Independensi
Terdapat lima ancaman terhadap independensi auditor yaitu Ancaman kepentingan
pribadi,review diri sendiri,Advokasi,Keakraban dan Intimidasi

1) Ancaman kepentingan pribadi;


Ancaman kepentingan pribadi muncul jika auditor memiliki kepentingan keuangan
langsung atau tidak langsung di perusahaan atau bergantung pada klien untuk biaya
besar yang belum dibayar
2) Ancaman review diri sendiri
Ancaman peninjauan sendiri muncul jika auditor mengaudit pekerjaannya sendiri
atau pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di perusahaan yang sama.
3) Ancaman Advokasi
Ancaman advokasi muncul jika auditor terlibat dalam mempromosikan klien, ke titik
di mana objektivitas mereka berpotensi dikompromikan.
4) Ancaman Keakraban
Ancaman keakraban muncul jika auditor terlalu dekat secara pribadi atau akrab
dengan karyawan, pejabat, atau direktur perusahaan klien.
5) Ancaman Intimidasi
Ancaman intimidasi muncul jika auditor diintimidasi oleh manajemen atau
direkturnya hingga mereka dihalangi untuk bertindak secara objektif.
DAFTAR PUSTAKA

(5) TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT | Isna Bela Khoirun Nisa - Academia.edu

Ancaman terhadap Independensi Auditor - Gambaran Umum, Daftar Masalah, Contoh


(livingeconomyadvisors.com)

Anda mungkin juga menyukai