Laporan Praktek Lapangan Adjie Abdi Maulana 19064004
Laporan Praktek Lapangan Adjie Abdi Maulana 19064004
Laporan Praktek Lapangan Adjie Abdi Maulana 19064004
Oleh :
ADJIE ABDI MAULANA
NIM : 19064004/2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
INDUSTRI TEMPAT KERJA PRAKTEK
PEMELIHARAAN EKSITASI
di PT. PLN (Persero) UPK TELUK SIRIH
Oleh :
Adjie Abdi Maulana
19064004
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Pengalaman Lapangan Industri di PT.
PLN (Persero) UPK PLTU TELUK SIRIH, pada tanggal Maret 2022
Disahkan Oleh : Disetujui Oleh
Manajer Bagian Pemeliharaan Supervisor Har. Listrik
Diketahui Oleh :
Manajer
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh:
Adjie Abdi Maulana
19064004
Pembimbing PLI :
Irma Husnaini,ST,MT
NIP. 197209291999032002
3
KATA PENGANTAR
4
12. Rekan-rekan selama Praktek Lapangan Industri di PT. PLN (Persero) UPK
Teluk Sirih (Wanda, Adella, Ratih, Alfath, Abill, dan Aqsal) yang telah
membantu dalam pengerjaan laporan praktek lapangan industri ini.
13. Serta rekan-rekan yang berada dari Politeknik Negeri Padang (Lisa, Andra,
Afdalul, Fadly, Ichsan, dan Fauzan) dan rekan-rekan yang berada dari
Universitas Negeri Padang (Fadli, Wandi, dan Rio) yang turut memberikan
dorongan, motivasi, dan semangatnya kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan laporan praktek lapangan industri ini.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan praktek lapangan industri ini
masih terdapat banyak kekurangan serta kesalahan. Untuk itu penulis meminta maaf
dan juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran dari pihak untuk
dapat menyelesaikan laporan ini.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
5
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................................
4
DAFTAR ISI................................................................................................................6
BAB I............................................................................................................................9
PEDAHULUAN..........................................................................................................9
1. Latar Belakang Pelaksanaan PLI FT UNP Padang............................................9
1.1 Latar Belakang.........................................................................................9
1.2 Tujuan......................................................................................................10
1.3 Batas Masalah.........................................................................................10
1.4 Metode Penelitian...................................................................................10
2. Deskripsi PT PLN ( Persero) Sektor Pembangkit Teluk Sirih.........................11
2.1 Sejarah Perusahaan................................................................................11
2.2 Visi,Misi dan Motto Perusahaan...........................................................13
2.3 Struktur Organisasi................................................................................13
2.4 Manajemen Perusahaan.........................................................................15
2.5 Fasilitas Penunjang.................................................................................16
3. Pelaksanaan Pengalaman Industri......................................................................17
4. Sistem Pengoperasian PLTU Sektor Pembangkit Teluk Sirih.........................19
4.1 Sistem Kelistrikan...................................................................................21
BAB II........................................................................................................................22
PEMBAHASAN........................................................................................................22
1. Aspek Teoritis .......................................................................................................22
1.1 Defenisi PLTU.........................................................................................22
1.2 Bagian-bagian PLTU..............................................................................23
1.3 Pengertian Eksitasi..................................................................................32
1.4 Prinsip Kerja Sistem Eksitasi.................................................................33
1.5 Jenis-jenis Eksitasi...................................................................................38
1.6 Eksitasi Di PLTU Teluk Sirih.................................................................41
6
1.7 Pemeliharaan Eksitasi Di PLTU Teluk Sirih........................................43
1.8 Pemeliharaan Sistem Eksitasi Teluk Sirih............................................44
BAB III.......................................................................................................................48
PENUTUP..................................................................................................................48
1.Kesimpulan.............................................................................................................48
2.Saran.......................................................................................................................48
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................50
LAMPIRAN..............................................................................................................51
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I
PENDAHULUAN
9
uraian diatas maka penulis mengangkat judul “PEMELIHARAAN
EKSITASI “DI PLTU TELUK SIRIH
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan Laporan Pengalaman Industri (PLI) ini
adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma di
Universitas Negeri Padang.
2. Sebagai perbandingan dan penerapan antara ilmu yang telah
didapatkan pada perkuliahan yang dijalani dengan ilmu yang didapatkan
pada industri selama masa Pengalaman Lapangan Industri (PLI).
3. Mengetahui struktur organisasi perusahaan tempat dilakukannya
Pengalaman Lapangan Industri.
4. Meningkatkan wawasan pada bidang teknologi khususnya mengenai
pembangkitan energi listrik.
5. Mengetahui sistem kelistrikan pada PLTU sektor Teluk Sirih.
6. Mengetahui jenis, fungsi, sistem dan pemeliharan eksitasi pada PLTU
Teluk Sirih.
10
Melakukan penelitian secara langsung ke lapangan untuk memperoleh
data yang terkait dengan permasalahan.
2. Wawancara dan diskusi
Melakukan Tanya jawab terkait permasalahan dengan berbagai sumber
yang memahami permasalahan tersebut.
3. Study literature
Mendapatkan data-data yang bersangkutan dengan permasalahan yang
dihadapi melalui referensi yang dibaca.
11
BAB II
PROFIL PT. PLN (PERSERO) UPK TELUK SIRIH
PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih merupakan salah satu dari
sembilan sektor pembangkitan yang menyuplai energi listrik untuk
Sumatera Bagian Selatan. Organisasi PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih
didirikan berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor :
618.K/DIR/2012 pada tanggal 12 Desember 2012 [1].
PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih terletak pada koordinat Geografi:
01°04’32” LS dan 100°22’36” BT. PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih (2
x 112 MW) terletak di desa Teluk Sirih RT 01/RW 04, Kelurahan Teluk
Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang,
Sumatera Barat. Lokasi PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih berjarak ± 30
km sebelah selatan dari Pusat Kota Padang. PT PLN (Persero).
UPK Teluk Sirih terdiri atas dua unit:
12
1. Unit 1
Unit 1 PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih menghasilkan energi listrik
sebesar 1x112 MW. Pembangunan unit 1 memakan waktu selama 30
bulan dan selesai pada 23 Oktober 2012.
2. Unit 2
Unit 2 PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih menghasilkan energi listrik
sebesar 1x112 MW. Pembangunan unit 2 memakan waktu selama 33
bulan dan selesai pada 22 Januari 2012.
2.2.2 Misi
1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efisien, handal,
dan berwawasan lingkungan.
13
2. Menerapkan tata kelola pembangkit kelas dunia yang didukung oleh
SDM berpengalaman dan berpengetahuan.
3. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan di dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
14
• Supervisor II Pemeliharaan Boiler.
• Supervisor II Pemeliharaan Listrik Supervisor Pemeliharaan
Kontrol dan Instrument.
• Supervisor II Logistik.
3. Manager Bagian Operasi
Mempunyai tugas dalam pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit
tenaga listrik dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan. Manager
Bagian Operasi dibantu oleh 3 orang Supervisor, yaitu:
• Supervisor Operasi Shift A/B/C/D
• Supervisor Analisis Kimia
• Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar
4. Manager Bagian Coal dan ASH Handling
Mempunyai tugas dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian
Pembangkitan Tenaga Listrik bagian Coal dan ASH. Manager Bagian
Coal dan ASH dibantu 3 orang supervisor :
• Supervisor Coal dan ASH Handling
• Supervisor Operasi Coal dan ASH Handling
• Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar
5. Manager Bagian KEU, SDM dan Administrasi
Mempunyai tugas tata usaha sekretaris, kepegawaian, anggaran dan
keuangan, akutansi, pergudangan serta perbekalan. Manager Bagian
Keuangan SDM dan ADM dibantu oleh 3 orang Supervisor, yaitu:
• Supervisor SDM dan UMUM
• Supervisor Keuangan
15
2.4 Manejemen Perusahaan
Dalam mengelola suatu perusahaan agar berjalan dengan baik dan
benar diperlukan manajemen yang terstruktur dan terprogram, dimana
system manajemen inilah yang nantinya akan menentukan jalannya roda
perusahaan. Sistem manajemen ditentukan oleh pengambil keputusan atau
pimpinan perusahaan, yang mana dari pimpinan inilah akhirnya akan
dilahirkan kebijaksanaan yang penting bagi perusahaan, sehingga
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
16
Struktur organisasi merupakan kelengkapan yang sangat penting
bagi perusahaan dimana di dalamnya tergambar tingkat tanggungjawab,
wewenang dan tugas yang jelas.
2. Musholla
Musholla di PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih terdapat satu buah
berada di sebelah timur gedung administrasi.
17
3. Workshop
Gedung workshop di PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih berada di
sebelah barat. Pada workshop ini berisi alat-alat khusus dan umum yang
digunakan untuk proses perawatan pada unit.
4. Lapangan Volly
Lapangan volly di PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih terdapat satu
buah yang berada di sebelah barat gedung administrasi. Lapangan Volly
ini digunakan untuk para pegawai sector teluk sirih melaksanakan
olahraga.
5. Tempat Parkir
Tempat Parkir di PLTU Teluk Sirih terdapat dua buah, yaitu tempat
parkir 1 berada di sebelah barat pos 1 dimana tempat ini diperuntukan
pada para pekerja sector teluk sirih sedangkan tempat parkir 2 berada di
dekat gedung administrasi yang diperuntukan kepada para pegawai sector
teluk sirih.
2.6 Pelaksanaan Pengalaman Lapangan Industri
Metode kerja dalam pelaksanaan Pengalaman Lapangan Kerja relay
sensor suhu pada transformator ESP pada PT. PLN (Persero) UPK Teluk
Sirih, terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:
1. Pengenalan Perusahaan
Pada pengenalan perusahaan ini terdapat beberapa kegiatan yaitu:
1. Pengenalan perusahaan dan bagian bagiannya.
2. Pengenalan aturan-aturan perusahaan.
3. Pengenalan lokasi kerja perusahaan.
4. Pengenalan alat-alat safety perusahaan.
5. Pengenalan system kerja dan komponen – komponen yang ada
PT.PLN ( Persero ) UPK Teluk Sirih.
2. Survey Lapangan
18
Survey lapangan adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan setelah
perkenalan pada perusahaan, dimana disini pembimbing memperkenalkan
semua area kerja, peraturan-peraturan, bagian-bagian dan alat-alat yang
menjadi tanggung jawab area statiun press tersebut. Serta menjelaskan
alat-alat safety yang digunakan pada saat melakukan pekerjaan dilapangan
demi keselamatan kerja dan kelancaran praktek kerja lapangan ini.
3. Study Literatur
Study literatur adalah langkah yang penulis gunakan untuk mendapatkan
teori-teori yang akan dibahas dalam penelitian dan tuntuna pada saat
melakukan kerja praktek lapangan. Dengan cara mempelajari referensi-
referensi melalui jurnal maupun data yang telah diberikan oleh perusahaan
tersebut.
4. Pengumpulan Laporan
Pengumpulan data – data pada kerja praktek ini didapati dari berbagai cara
yaitu:
1. Penelitian atau pengamatan di lapangan.
2. Pengambilan sampel dilapangan.
3. Pengumpulan data dari arsip – arsip proyek
4. Study
5. Penyusunan Laporan
Setelah melakukan bimbingan kepada pembimbing dan semua
data yang diperlukan telah dikumpulkan selanjutnya melakukan
penyusunan laporan sesuai dengan format yang diterapkan di panduan
kerja praktek.
Kegiatan penyusunan laporan ini dilakukan pada minggu-minggu
terakhir. Pengalaman Lapangan Industri (PLI). Penyusunan laporan
dilakukan berdasarkan wawancara dengan pembimbing lapangan sesuai
19
dengan langkah yang penulis buat dalam hasil pembahasan pada laporan
kerja praktek. Penyusanan laporan juga dibantu oleh para teknisi agar
tidak adanya kesalahan dalam penulisan laporan.
20
air maka akan sangat membahayakan bagi sirip-sirip turbin. Oleh karena itu
untuk mendapatkan uap kering dan supaya didapat uap yang mengandung
panas yang tinggi, maka uap tersebut dipanasi terlebih dahulu sehingga
menjadi uap kering panas lanjut (super heater steam). Pemanasan dilakukan
pada sekelompok pipa-pipa super yang dipasang dibagian atas ruang bakar
(furnace). Uap kering dengan tekanan tinggi kemudian dialirkan untuk
memutar turbin dengan tekanan yg telah ditetapkan. Apabila tekanan uap hasil
pembakaran dari ruang boiler terlalu tinggi, maka tekanannya dikurangi
melalui turbin by-pass.
21
generator yang dikopel ke turbin. Generator yang berputar akan menghasilkan
listrik.
Listrik yang dihasilkan oleh generator mempunyai tegangan 13.800
Volt (13,8 Kv) yang akan dinaikan tegangannya menjadi 150.000 Volt
(150kV) melalui step-up transformer sesuai dengan sistem interkoneksi di
Sumatera dan dialirkan ke Gardu Induk (substation) untuk didistribusikan.
Kenaikan tegangan tersebut diperlukan untuk keperluan pendistribusian
hingga ratusan kilometer ke wilayah lain melalui jaringan transmisi.
Dalam sistem siklus terbuka, air pendingin dipasok secara kontinyu dari
sumber tak terbatas seperti sungai, danau atau laut yang dipompakan ke
kondensor untuk akhirnya dibuang kembali keasalnya. Dengan menggunakan
pompa, air dari sumber
22
BAB III
PELAKSANAAN PENGALAMAN PRAKTIK INDUSTRI
3. Aspek Teoritis
3.1 Defenisi PLTU
Pusat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada saat ini menjadi
pilihan dalam konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar
konvensional menjadi daya dalam memenuhi kebutuhan permintaan beban
yang besar. Bahan bakar konvensional yang digunakan adalah batubara,
minyak, gas alam, atau nuklir yang digunakan untuk membangkitkan
panas dan uap pada boiler. Uap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut
digunakan untuk memutar turbin yang dikopel langsung dengan generator
singkron.
Dalam menghasilkan listrik, suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) membutuhkan beberapa komponen yang dapat dilihat dari
gambar.
23
Gambar 2.1 Siklus PLTU Teluk Sirih
24
PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama dan
instalasi peralatan penunjang. Komponen utama PLTU terdiri dari empat,
yaitu :
• Boiler
• Turbin uap
• Generator
• Kondensor
3.2.1 Boiler
Prinsip Kerja Boiler
25
bakar dimana proses pembakaran bahan bakar berlangsung. PLTU
dengan pressurised boiler (tekanan ruang bakar positif) digunakan
untuk pembakaran bahan bakar minyak atau gas. Tekanan dalam
ruang bakar yang positif diakibatkan oleh hembusan udara dari
kipas tekan paksa (forced draft fan / FDF). Gas buang keluar dari
ruang bakar ke atmosfir karena perbedaan tekanan.
3.2.2 Turbin
Prinsip Kerja Turbin
26
Gambar 2.4 Turbin
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang
terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran. Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir
melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan
tepat untuk mendorong sudut-sudut turbin yang dipasang pada
poros. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran
(energi mekanik).
Uap yang telah digunakan akan mengalami penurunan
temperatur dan akan menjadi air. Air yang .yang didapatkan
tersbut akan di alirkan kembali ke kondensor guna untuk
menurunkan temperaturnya kembali dan dapat di gunakan sebagai
aliran perubah menjadi uap kembali. Hasil dari putaran yang di
alami oleh turbin digunakan sebagai penggerak generator.
27
sebagai nosel (saluran pancar) dan mengarahkan aliran uap ke
sudu-sudu gerak.
2. Turbin reaksi
Sedangkan turbin reaksi penurunan tekanan terjadi pada sudu
tetap dan sudu gerak. Kedua jenis turbin ini mempunyai
karakteristik yang berbeda seperti ditunjukkan dalam gambar
dibawah.
a Jenis turbin menurut banyaknya silinder:
Single cylinder
Multi cylinder
b Jenis turbin menurut arah aliran uap:
Low Pressure Turbin / LP
High Pressure Turbin / HP
3.2.3 Generator
Prinsip Kerja Generator
Generator adalah suatu komponen yang dapat
menghasilkan energi listrik. Produksi energi listrik merupakan
target dari proses konversi energi di PLTU.Generator yang dikopel
langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik
manakala turbin berputar.
Proses konversi energi didalam generator adalah dengan
memutar medan magnet didalam kumparan. Rotor generator
sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada
stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan
generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet,
maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus
DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut
eksitasi.Generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan
bagian berputar disebut rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi
28
kumparan dan rotor yang merupakan medan magnet listrik terdiri
dari inti yang berisi kumparan.
3.2.4 Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi
air. Proses perubahan ini dilakukan dengan cara mengalirkan uap
ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap
mengalir di luar pipa-pipa sedangkan air mengalir di dalam pipa-
pipa. Kondensor seperti ini disebut surface (permukaan).
Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar sehingga
dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin
diambil dari sumber yang cukup persediaannya, yaitu danau,
sungai, atau laut. Posisi kondensor umumnya terletak dibawah
turbin sehingga memudahkan aliran.
29
Uap keluar turbin untuk masuk ke kondensor karena
gravitasi. Laju perpindahan panas pada aliran air pendingin,
kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperature antara uap dan air
pendingin. Proses perubahan uap air terjadi pada tekanan dan
temperature jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi
vacum. Karena temperature air pendingin sama dengan
temperature udara luar, maka temperature air kondensatnya
maksimum mendekati temperature udara luar. Apabila laju
perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh terhadap
tekanan dan temperature.
30
3. Chlorination Plant (Unit Chlorin)
Chlorination Plant digunakan sebagai penghasil natrium hipoclorit
(NaOCl) yang berfungsi untuk melemahkan atau mematikan
sementara mikroorganisme laut pada area pemasukan air.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi pergerakkan akibat
perkembangbiakan mikroorganisme tersebut pada pipa-pipa
kondensor atau unit desal.
31
6. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)
Ash Handling adalah komponen yang befungsi sebagai unit yang
menangani pengolahan abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang
(fly ash) dari Electrostatic Precipitator (ESP) dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor).Electrostatic Precipitator
berfungsi sebagai pengendap atau pemisah abu sisa pembakaran
dari udara menggunakan listrik statis. Gas yang telah dipisahkan
akan dibuang melalui chimney. Fly ash dari ESP dibuang ke
ashyard.
7. Fan
Fan terdiri dari Induced Draft Fan (ID Fan) berfungsi sebagai
pengendali tekanan di ruang bakar, Primary Air Fan (PA Fan)
sebagai pendorong bahan bakar menuju ruang bakar, dan Forced
Draft Fan (FD Fan) sebagai penuplai udara ke dalam ruang bakar.
8. Heater
Low Pressure Heater merupakan alat pemanas awal bertekanan
rendah yang berfungsi memanaskan air kondensat untuk
meningkatkan efisiensi siklus. High Pressure Heater merupakan
pemanas awal bertekanan tinggi yang berfungsi menaikkan
temperature air.
9. Air Preheater
Air preheater memanfaatkan flue gas untuk memanaskan udara
dari FD Fan yang akan menghasilkan udara primer dan sekunder.
32
11. Dearator
Dearator berfungsi meningkatkan temperatur air kondensat,
menghilangkan oksigen, serta mencegah korosi pipa pada sistem.
33
PLTU Teluk Sirih dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yang
dimulai dari tanggal 03 Januari 2022 sampai 25 Febuari 2022. Kegiatan
PKL ini dilakukan sesuai dengan hari kerja yang berlaku di PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pelaksana Pembangkitan Teluk Sirih Sumatera
Barat yaitu Senin- Jum’at dengan jam kerja pukul 07.30 – 16.00 WIB.
34
membersihkan motor supaya batarei tidak mengalami kerusakan.
Batarai merupakan penyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh
sistem pengisisan. Energi listrik diubah ke dalam bentuk energi
kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia tenaga listrik
sementara (dalam bentuk tegangan DC).
35
Gambar 3.4.3 Pemeliharaan Trafo
3.4.4 Pemeliharaan Panel – Panel Listrik
PLTU Teluk Sirih merupakan pembangkit yang
menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Adanya siklus
penggilingan batubara ini menyebabkan banyaknya debu batubara
yang berterbangan dan menumpuk di berbagai tempat sekitar
industri. Begitu pula dengan panel-panel listrik yang ada di sekitar
industry, hampir semua panel terdapat tumpukan debu-debu batu
bara. Proses membersihkan panel ini menggunakan blower sebagai
alat untuk pembersih panel.
Panel-panel ini dibersihkan sekali dalam sebulan, sehingga
kebersihan penel-panel
listrik ini terjaga.
36
Gambar 3.4.4 Pemeliharaan Panel DNA & DSN
37
Gambar 3.4.5 Pemeliharaan ESP
BAB IV
PEMBAHASAN
38
4. Pengertian Eksitasi
Eksitasi adalah bagian dari sistem dari generator yang fungsi
membentuk/menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu, sehingga
dihasilkan satu GGL induksi. Setelah generator AC mencapai kecepatan
nominal, medannya dieksitasi dari catu DC. Ketika kutub lewat di bawah
konduktor jangkar, fluksi medan yang memotong konduktor
menginduksikan GGL pada konduktor jangkar.
Besarnya GGL yang dibangkitkan tergantung pada laju
pemotongan garis gaya (kecepatan rotor) dan kuat medan. Karena
generator kebanyakan berkerja pada kecepatan konstan, maka besarnya
GGL yang dibangkitkan menjadi bergantung pada eksitasi medan. Eksitasi
medan dapat langsung dikendalikan dengan mengubah besarnya tegangan
eksitasi yang dikenakan pada kumparan medan generator.
Arus medan merupakan arus searah yang diberikan pada belitan
rotor. Pemberian arus medan ini bertujuan untuk menghasilkan fluks dan
medan pada kumparan rotor. Berdasarkan hukum Faraday, jika suatu
penghantar yang dialiri
arus listrik yang digerakkan di sekitar kumparan, maka pada kumparan
tersebut timbul GGL induksi. Sama halnya dengan kumparan rotor
(kumparan medan) yang dialiri arus listrik kemudian diputar, maka medan
di sekitar kumparan medan akan memotong batang-batang konduktor pada
stator (kumparan jangkar).
Apabila pada ujung-ujung kumparan stator (terminal stator) diberi
beban, maka akan timbul GGL induksi pada kumparan stator dan
menghasilkan tegangan listrik pada terminal stator yang dihubungkan ke
beban tadi.
39
Gambar 2.6 Eksitasi Unit I PT.PLN UPK Teluk Sirih
3.5 Prinsip kerja sistem eksitasi
Sistem eksitasi
Untuk membangkitkan medan magnit pada rotor, maka
diperlukan arus searah ( DC ) yang umumnya disebut penguat. Perangkat
yang berfungsi untuk mensupplai arus penguat ini disebut eksiter
( Exciter ) / sistem eksitasi.Sistem ini merupakan sistem yang vital pada
proses pembangkitan listrik dan pada perkembangannya, sistem Eksitasi
pada generator listrik ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Sistem Eksitasi dengan menggunakan sikat (brush excitation)
2. Sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation).
40
Jika menggunakan sumber listrik listrik yang berasal dari generator
AC atau menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG)
medan magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari
penyearah, tegangan listrik arus bolak balik diubah atau
disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk mengontrol
kumparan medan eksiter utama (main exciter).Untuk mengalirkan
arus Eksitasi dari main exciter ke rotor generator menggunakan
slip ring dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang
berasal dari pilot exciter ke main exciter .
41
Gambar 2. 7Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).
42
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem Eksitasi tanpa
sikat (brushless excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip
ring.
3) Pada sistem Eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak
terjadi kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada
farnish akibat sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan ( trouble) akibat udara buruk (bad
atmosfere) sebab semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung terus pada
waktu yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field
generator dan bus exciter atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter
atau kabel tidak memerlukan pondasi
43
dengan generator utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda
berputar menjadi arus penguat generator utama. Pilot exciter pada
generator arus bolak-balik dengan rotor berupa kutub magnet
permanen yang berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan
bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan
arus searah yang dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada
stator main exciter. Besar arus searah yang mengalir ke kutub main
exciter diatur oleh pengatur tegangan otomatis (automatic voltage
regulator/AVR).
44
disearahkan oleh dioda silikon yang terdapat di rangkaian rotating
rectifier menjadi tegangan DC. Arus yang dihasilkan oleh rotating
rectifier kemudian akan disalurkan ke field coil dari generator.
Output AC Exciter yang berupa tegangan AC kemudian
disearahkan oleh Rotating Rectifier yang kemudian diumpankan ke
field coil dari generator. Konstruksi ini tidak membutuhkan injeksi
arus melalui komponen sliding yang menggunakan komutator,
carbon-brush dan slip ring.
45
Gambar 2.10 Sistem Eksitasi Statik
3.6.2 Sistem Eksitasi Dinamik
Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi tersebut
disuplai dari eksiter yang merupakan mesin bergerak. Sebagai
eksiternya merupakan generator DC atau dapat juga menggunakan
generator AC yang kemudian disearahkan menggunakan rectifier.
Urutan sistem eksitasi dinamik yaitu PMG (Permanen magnet
generator), mengghasilkan arus eksitasi AC yang disearahkan
menggunakan rectifier pada stator AC exsiter kemudian arus
keluaran pada generator AC eksiter di searahkan menggunakan
rotating rectifier.
Hasilnya digunakan untuk memberikan arus eksitasi pada
generator utama. Jika tegangan sudah mencapai nilai yang
diinginkan untuk menjaga tegangan agar berada pada nilai
nominalnya menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator)
yang digunakan untuk memerintahkan PMG menaikkan atau
menurunkan arus eksitasinya.
46
Gambar 2.11 Sistem Eksitasi Secara Dinamik
3.6.3 Brushless excitation
Brushless excitation adalah sistem eksitasi tanpa sikat, yang
maksudnya adalah pada sistem tersebut untuk menyalurkan arus
eksitasi ke rotor generator utama, maupun untuk eksitasi eksiter
tanpa melalui media sikat arang. Adapun diagram prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut:
bahwa untuk eksitasi generator disuplai dari generator AC eksiter
dengan melalui penyearah (rectifier wheel) yang terpasang pada
poros, sehingga arus eksitasi langsung terhubung dengan rotor
generator. Kemudian untuk eksitasi eksiter disuplai dari Pilot
Exciter dengan kemagnitan tetap atau biasa disebut PMG
(Permanent Magnet Generator).
Output dari pilot eksiter tersebut adalah arus bolak balik 3
phasa, kemudian dengan melalui penyearah pada regulator arus
eksitasi eksiter diatur besar kecilnya, sehingga dengan mengatur
sistem eksitasi eksiter, maka tegangan output generator utama akan
mengalami perubahan secara langsung.
47
Gambar 2.12 Brushless excitation
48
Kemudian di proses di ruang cubicle dimana di ruang cubicle
terdapat Regulator cubicle, AC inlet cubicle, rectifier cubicle dan F.C.B
cubicle. Arus medan dari generator sinkron mengalir melalui
transformator eksitasi, penyearah tenaga, dan pemutus medan.
Transformer eksitasi berfungsi untuk menyesuaikan tegangan
generator dengan tegangan masukan yang disyaratkan untuk penyearah
tenaga, dan memberikan isolasi elektrik antara terminal mesin dan
kumparan medan. Tegangan sekunder transformator eksitasi didesain
sedemikian rupa sehingga tegangan keluaran konverter sesuai dengan
batas tertinggi tegangan DC.
Untuk membangkitkan eksitasi, peralatan medan sesaat disuplai dari
sumber AC atau suplai medan sesaat DC. Konverter tenaga (SCR),
dikontrol oleh AVR, dan disuplai oleh transformator eksitasi yang
terhubung ke terminal generator, suplai secara kontinu dan arus eksitasi
yang masuk ke medan generator melalui pemutus medan (F.C.B) besarnya
dapat diubah-ubah. Untuk sistem Start up proses eksitasi di PLTU Kaltim
Teluk menggunakan battery, dibawah ini di jelaskan bagian-bagian dari
proses sistem eksitasi dengan sikat pada PLTU Kaltim Teluk. Struktur
Sistem eksitasi sebagian besar tersusun oleh lima komponen sebagai
berikut:
Komponen suplai tenaga eksitasi: transformator eksitasi (TE)
Komponen Kontrol automatic voltage regulator/Regulator
Cubicle(AVR)
Komponen tenaga: penyearah tenaga jembatan/Rectifier
cubicle(SCR)
Komponen medan sesaat dan de-eksitasi: lemari pemutus medan
(FCB)
Komponen Battery
Berikut ini adalah Tabel Sistem Eksitasi
N Sistem Eksitasi Hasil yang di keluarkan
49
O
1 Rated field current Ifn = 789. A
2 No-load field current If0 = 33.5 A
3 Voltage transformer rate 13.8kV/ 100 V
4 Current transformer rate 8000/5A
5 Capacity of excitation rate Stro = 100 KVA
6 Rate of excitation transformer 13.8 kV/690V
7 CT rate of excitation trsnsformer 1000A/5A
8 Flashing power Uflash = 220 DC
50
berkala. Kegiatan PM sendiri biasanya terdiri dari pemeliharaan harian,
mingguan, dan pemeliharaan bulanan.
51
seperti pengecekan dan penggantian carbon brush dan juga pemeliharaan
fuse pada rectifiere cubicle.
52
terlihat pemeliharaan carbon brush dimana pemeliharaan yang
dilakukan adalah pengecekan ukuran carbon brush, sebelum melakukan
pengukuran carbon brush, hal yang harus di lakukan terlebih dahulu
adalah pengecekan parameter operasi generator ,pengecekan
temperatur body genertaor dan tegangan shaft.Setelah itu melakukan
pengukuran panjang carbon brush yang berada di brush holder ukuran
carbon brush yang masih baru berukuran sekitar 5,5 cm dan ukuran carbon
brush yang harus di ganti adalah carbon brush yang berukuran di bawah
2,5 cm gambar carbon brush yang baru dan yang harus di ganti
adalah ukuran brush carbon yang menunjukan brush carbon yang sudah
harus di ganti.
53
Gambar 2.17 Brush holder
3.9.3 Slipring
Slipring adalah salah satu komponen rotor generator yang berfungsi
sebagai penghubung listrik pada komponen yang berputar dengan
komponen yang diam. Slipring terdiri dari lingkaran konduktif yang
terpasang pada poros sedemikian rupa sehingga tidak terjadi hubung
singkat listrik antara poros dan lingkaran konduktif. Slip ring terbuat
dari matrial stainless steel yang dipasang terisolasi pada bagian ujung
atas shaft generator. Pada setiap slipring terpasang bilah-bilah fan
yang terbuat dari material synthetic resin, fan tersebut
mensirkulasikan pendingin udara pada area slipring dengan cara
menarik udara dari power masuk melalui saringan pleindung yang
berfungsi mendinginkan slipring dan peralatan brush, menarik keluar debu
carbon dan menghembuskab kembali udara ke power house melalui
saringan. Dari slipring arus eksitasi mengalir ke atas jalur pelat tembaga
didalam shaft kemudian ke body rotor dan selanjutnya mengalir ke belitan
rotor generator.
54
.Gambar 2.18slipring
55
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Eksitasi adalah bagian dari sistem dari generator yang fungsi
membentuk/menghasilkan fluksi yang berubah terhadap waktu, sehingga
dihasilkan satu GGL induksi. Setelah generator AC mencapai kecepatan
nominal, medannya dieksitasi dari catu DC. Ketika kutub lewat di bawah
konduktor jangkar, fluksi medan yang memotong konduktor menginduksikan
GGL pada konduktor jangkar.
Sistem Eksitasi Terbagi Menjadi 2 Yaitu;
Sistem Eksitasi Menggunakan sikatt
Sistem Eksitasi menggunakan tanpa sikat
Kemudian Eksitasi Yang digunakan di PLN Teluk Sirih Yaitu Eksitasi
EXC9000 ysng bekerja secara statik dimana,sistem penyearahnya disuplai
dari out generator itu sendiri atau sumber lain melalui transformer. Sistem
eksitasi pada PLTU Teluk Sirih menggunakan sistem eksitasi dengan sikat
(brush excitation) dengan tipe regulator eksitasinya adalah EXC9000 dan tipe
eksitasinya FJL-5GAI-PADE2B. Dalam sistem eksitasi statis ini (eksitasi
shunt atau eksitasi sendiri), tenaga eksitasi diambil dari terminal generator,
Output dari generator yang sebesar 13,8KV di alirkan ke Generator
Transformator (GT) dan ke Auxilary trafo yang dimana dari auxilary trafo ini
tegangan yang dari 13,8KV di turunkan menjadi 6KV lalu dari auxilary trafo
ini di alirkan lagi ke trafo eksitasi yang besar teganganya di turunkan lagi
menjadi 400V
2. Saran
Dengan Berakhirnya kegiatan lapangan industri (PLI) yang telah penulis
laksanakan, maka penulis memberikan saran dan harapan kepada pihak
56
kampus dan industri penulis berharap setelah melaksanakan kegiatan
pengalaman lapangan industri ini dapat menjadi mahasiswa yang lebih baik
lagi.
A. Untuk pihak kampus diharapkan dapat lebih meninggkatkan kerja
sama dengan PLTU Teluk Sirih sehingga mahasiswa lulusan
Universitas Negeri Padang berkompetensi dalam dunia kerja.
B. Dalam melakukan perkerjaan diharapkan selalu mengutamakan safety
yang sesuai dengan standar K3
C. Pengecekan dan perbaharuan alat yang digununakan harus secara
berkala setiap alat optimal
D. Perawatan dan pemeliharaan Eksitasi lebih diperhatikan lagi
E. Perlu ada fasilitas belajar agar mendukung pelaksanaan PLI
57
DAFTAR PUSTAKA
58
LAMPIRAN
59
60
61
62