Laporan Pli Adjie Abdi Maulana Edit 4
Laporan Pli Adjie Abdi Maulana Edit 4
Laporan Pli Adjie Abdi Maulana Edit 4
Oleh :
ADJIE ABDI MAULANA
NIM : 19064004/2019
Oleh:
Adjie Abdi Maulana
NIM. 19064004
Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Diploma III Teknik Listrik
Dosen Pembimbing
Irma Husnaini,ST,MT
NIP. 19720929 199903 2 002
i
9. Bapak Heryadi MR selaku Manajer bagian Pemeliharaan PT. PLN (Persero)
UPK Teluk Sirih.
10. Bapak Audityo Oky K selaku Pembimbing lapangan yang telah memberikan
ilmunya selama kerja praktek di PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih.
11. Bapak Saddam Husen, Kakanda Yobi Aljeri, Kakanda Bambang Handika,
Kakanda Andika Fermana, Kakanda Soni, Kakanda Kamaludin, Kakanda
Indrayuni, Kakanda Asril Chaniago, dan Bapak Asri selaku staff HAR Listrik
dan Team Mekanik yang telah banyak membantu penulis di lapangan untuk
menyelesaikan kerja praktek lapangan ini.
12. Rekan kerja selama Praktek Lapangan Industri di PT. PLN (Persero) UPK
Teluk Sirih (Wanda, Adella, Ratih, Alfath, Abill, dan Aqsal) yang telah
membantu dalam pengerjaan laporan praktek lapangan industri ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
iii
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 30
4.1 Tujuan Mengangkat Topik ................................................................................... 30
4.2 Pengertian Eksitasi ............................................................................................... 30
4.3 Prinsip Kerja Eksitasi ............................................................................................ 31
4.4 Jenis-Jenis Sistem Eksitasi ................................................................................... 35
4.5 Eksitasi PT PLN UPK Teluk Sirih........................................................................ 37
4.6 Pemeliharaan di PT PLN UPK Teluk Sirih........................................................... 39
4.7 Pemeliharaan Sistem Eksitasi PT PLN UPK Teluk Sirih ..................................... 40
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampak Depan PT.PLN ( Persero ) UPK Teluk Sirih ................ 4
Gambar 2.2 Tampak Dalam PT PLN ( Persero ) UPK Teluk Sirih ................ 5
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT PLN ( Persero ) UPK Teluk Sirih ........ 6
Gambar 2.4 Lambang Perusahaan ................................................................... 9
Gambar 2.5 Water Tube Boiler ....................................................................... 11
Gambar 2.6 Circulating Fluidized Bed ( CFB ) Boiler ..................................... 12
Gambar 2.7 Turbin ................................................................................................... 12
Gambar 2.8 Generator ............................................................................................ 14
Gambar 2.9 Siklus PLTU ....................................................................................... 18
Gambar 3.1 Pemeliharaan Motor .......................................................................... 22
Gambar 3.2 Pemeliharaan Baterai ......................................................................... 22
Gambar 3.3 Pemeliharaan Trafo ........................................................................... 23
Gambar 3.4 Pemeliharaan Pemeliharaan Panel AVR ........................................ 24
Gambar 3.5 Pemeliharaan Panel DNA & DSN .................................................... 24
Gambar 3.6 Pemeliharaan Panel Actuator ............................................................ 25
Gambar 3.7 Pemeliharaan ESP............................................................................... 25
Gambar 3.8 Pengukuran Tahanan Isolasi.............................................................. 26
Gambar 3.9 Penggantian Motor BC 1 ................................................................... 26
Gambar 3.10 Penggantian Motor Sam Pump ....................................................... 27
Gambar 3.11 Penggantian Motor Crane ............................................................... 28
Gambar 3.12 Penggantian Carbon Brush Pada Eksitasi Generator .................. 29
Gambar 4.1 Eksitasi Unit I PT PLN UPK Teluk Sirih ....................................... 30
Gambar 4.2 Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation) ........................... 31
Gambar 4.3 Eksitasi tanpa sikat ............................................................................. 33
Gambar 4.4 Eksitasi ................................................................................................ 34
v
Gambar 4.5 Sistem Eksitasi Statik ......................................................................... 35
Gambar 4.6 Sistem Eksitasi Secara Dinamik ....................................................... 36
Gambar 4.7 Jenis Eksitasi PLTU Teluk Sirih EXC9000 .................................... 36
Gambar 4.8 Wiring Eksitasi .................................................................................... 38
Gambar 4.9 Exciter .................................................................................................. 40
Gambar 4.10 Carbon Brush .................................................................................... 40
Gambar 4.11 Brush Holder ..................................................................................... 41
Gambar 4.12 Slipring ............................................................................................... 43
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
generator. Arus digunakan untuk meningkatkan tegangan keluaran sesuai
pembebanan yang diterapkan. Adapun alat yang digunakan untuk membina arus
eksitasi adalah Automatic Voltage Regulator (AVR).
Pembebanan yang dibedakan pada pembangkit setiap waktunya berubah-ubah.
Oleh pembangkit listrik tenaga listrik harus mampu membangkitkan daya listrik
sesuai dengan besaran beban yang berubah-ubah tersebut. Pada pembangkitan tenaga
listrik, fluktuasi pembebanan ini dapat mengatasi pembantuan katup udara dan arus
eksitasi yang diinjeksikan pada generator rotor pada putaran rotor yang konstan oleh
AVR sehingga dihasilkan daya listrik sesuai pembebanan yang diterapkan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh beban terhadap arus eksitasi yang
ada. Hasil yang diperoleh adalah beban berpengaruh terhadap arus eksistasi, maka
dibutuhkan injeksi agar menambah arus arus naik, agar adanya kesesuaian arus.
Untuk memperluas wawasan sekaligus menerapkan ilmu di bidang teknik elektro
yang telah diperoleh dalam perkuliahan,berdasarkan uraian diatas maka penulis
mengangkat judul “PEMELIHARAAN EKSITASI “DI PLTU TELUK SIRIH
2
1.2.6 Mengetahui jenis, fungsi, sistem dan pemeliharan eksitasi pada PLTU
Teluk Sirih.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dengan mengikuti Pengalaman Lapangan Industri (PLI)
ini adalah penulis dapat menggali pengetahuan hal praktis di lapangan melalui
keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan industri. Memupuk sikap dan etos
kerja mahasiswa sebagai calon tenaga kerja profesional yang siap kerja.
3
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
4
2. Unit 2
Unit 2 PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih menghasilkan energi listrik
sebesar 1x112 MW. Pembangunan unit 2 memakan waktu selama 33
bulan dan selesai pada 22 Januari 2012.
5
2.3 Struktur Organisasi
PT. PLN (Persero) UPK Teluk Sirih dipimpin oleh seorang Manager yang dibantu
5 orang Manager Bagian, yaitu:
1. Manager Bagian Engineering
2. Manager Bagian Pemeliharaan
3. Manager Bagian Operasi
4. Manager Bagian Coal dan ASH Handling
5. Manager Bagian KEU, SDM dan Administrasi
Dalam melaksanakan tugasnya setiap Manajer Bagian dibantu oleh beberapa
Supervisor:
1. Manager Bagian Engineering
6
Mempunyai tugas melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian
pemeliharaan pembangkitan tenaga listrik. Manager Engineering
dibantu oleh 2 orang supervisor yaitu :
• Supervisor SO ( System Owner)
• Supervisor TO ( System Technology Owner)
2. Manager Bagian Pemeliharaan
Mempunyai tugas dalam pelaksanaan pemeliharaan pembangkitan
tenaga listrik.Manager Bagian Pemeliharaan dibantu oleh 5 orang
Supervisor, yaitu:
Supervisor II Pemeliharaan Turbin.
Supervisor II Pemeliharaan Boiler.
Supervisor II Pemeliharaan Listrik
Supervisor Pemeliharaan Kontrol dan Instrument.
Supervisor II Logistik.
3. Manager Bagian Operasi
Mempunyai tugas dalam pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit
tenaga listrik dengan rencana dan prosedur yang ditetapkan. Manager
Bagian Operasi dibantu oleh 3 orang Supervisor, yaitu:
• Supervisor Operasi Shift A/B/C/D
• Supervisor Analisis Kimia
• Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar
4. Manager Bagian Coal dan ASH Handling
Mempunyai tugas dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian
Pembangkitan Tenaga Listrik bagian Coal dan ASH. Manager Bagian
Coal dan ASH dibantu 3 orang supervisor :
• Supervisor Coal dan ASH Handling
• Supervisor Operasi Coal dan ASH Handling
• Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar
5. Manager Bagian KEU, SDM dan Administrasi
7
Mempunyai tugas tata usaha sekretaris, kepegawaian, anggaran dan
keuangan, akutansi, pergudangan serta perbekalan. Manager Bagian
Keuangan SDM dan ADM dibantu oleh 3 orang Supervisor, yaitu:
• Supervisor SDM dan UMUM
• Supervisor Keuangan
8
2.5 Lambang Perusahaan
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum
Listrik Negara No.:031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan
Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.
9
5. Tempat Parkir
Tempat Parkir di PLTU Teluk Sirih terdapat dua buah, yaitu tempat parkir 1
berada di sebelah barat pos 1 dimana tempat ini diperuntukan pada para
pekerja sector teluk sirih sedangkan tempat parkir 2 berada di dekat gedung
administrasi yang diperuntukan kepada para pegawai sector teluk sirih.
10
2.8.1 Boiler
2.8.1.1 Prinsip Kerja Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap. Pada PT PLN (Persero) UPK Teluk Sirih boiler ini
menggunakan dua boiler yang berbahan bakar batu bara yang menggunakan sistem
Circulating Fludized Bed (CFB). Proses yang dilalui pada boiler ini merubah air
menjadi uap yang akan di alirkan pada pipa-pipa yang ada. Pembakaran yang
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar tersebut dengan menggalirkan batu
bara dan udara dari luar. Pada unit pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan
steam generator (pembangkit uap) mengingat arti kata boiler hanya pendidih,
sementara pada kenyataannya dari boiler dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Sistem pengaturan tekanan ruang bakar (furnace pressure) biasa disebut draft
atau tekanan statik didalam ruang bakar dimana proses pembakaran bahan bakar
berlangsung. PLTU dengan pressurised boiler (tekanan ruang bakar positif)
digunakan untuk pembakaran bahan bakar minyak atau gas. Tekanan dalam ruang
bakar yang positif diakibatkan oleh hembusan udara dari kipas tekan paksa (forced
draft fan / FDF). Gas buang keluar dari ruang bakar ke atmosfir karena perbedaan
tekanan.
11
Gambar 2.6 Circulating Fluidized Bed ( CFB ) Boiler
2.8.2 Turbin
12
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan dan temperatur
tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat
untuk mendorong sudut-sudut turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros
turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).
Uap yang telah digunakan akan mengalami penurunan temperatur dan akan
menjadi air. Air yang .yang didapatkan tersbut akan di alirkan kembali ke kondensor
guna untuk menurunkan temperaturnya kembali dan dapat di gunakan sebagai aliran
perubah menjadi uap kembali. Hasil dari putaran yang di alami oleh turbin digunakan
sebagai penggerak generator.
13
2.8.3 Generator
2.8.3.1 Prinsip Kerja Generator
Generator adalah suatu komponen yang dapat menghasilkan energi
listrik. Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di
PLTU.Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan
tegangan listrik manakala turbin berputar.
Proses konversi energi didalam generator adalah dengan memutar
medan magnet didalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet
menginduksi kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan
diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi
medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian
arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.Generator
terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian berputar disebut rotor.
Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor yang merupakan
medan magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan.
14
2.8.4 Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahan ini dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan
yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir di luar pipa-pipa sedangkan air
mengalir di dalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut surface
(permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar
sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin
diambil dari sumber yang cukup persediaannya, yaitu danau, sungai, atau laut.
Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga memudahkan
aliran.
Uap keluar turbin untuk masuk ke kondensor karena gravitasi. Laju
perpindahan panas pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan
perbedaan temperature antara uap dan air pendingin. Proses perubahan uap air
terjadi pada tekanan dan temperature jenuh, dalam hal ini kondensor berada
pada kondisi vakum. Karena temperature air pendingin sama dengan
temperature udara luar, maka temperature air kondensatnya maksimum
mendekati temperature udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu,
maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperature.
15
induksi ketika air melewati jalur perpindahan di PLTU karena air yang
mengandung mineral mempunyai konduktivitas yang tinggi. Air demin akan
disimpan di demin water tank yang memiliki kapasitas penampungan 2×1500 m3.
3. Chlorination Plant (Unit Chlorin)
Chlorination Plant digunakan sebagai penghasil natrium hipoclorit (NaOCl)
yang berfungsi untuk melemahkan atau mematikan sementara mikroorganisme
laut pada area pemasukan air. Tujuannya adalah agar tidak terjadi pergerakkan
akibat perkembangbiakan mikroorganisme tersebut pada pipa-pipa kondensor
atau unit desal.
4. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)
Auxiliary Boiler digunakan sebagai penghasil uap yang akan digunakan pada
saat boiler utama start up atau sebagai uap bantu. Auxiliary Boiler umumnya
menggunakan bahan bakar minyak.
5. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
Coal Handling adalah komponen yang berfungsi sebagai unit penyaluran
batubara, dimulai dari bongkar muat kapal di dermaga, penyaluran batubara ke
coal yard hingga penyaluran ke coal bunker.
Batubara dari kapal tongkag diturunkan dan dibongkar menggunakan ship
unloader. Kemudian batubara dipindahkan menggunakan conveyor ke coal yard.
Coal yard merupakan tempat penampungan batubara sebelum dikirim ke coal
bunker. Coal yard PLTU teluk sirih memiliki kapasitas penampungan
4200kkal/kg dan 5200 kkal/kg. Batu bara yang berada di coal yard disusun
menggunakan stacker. Batubara diambil menggunakan reclaimer dan ditampung
sementara di coal bunker sebelum dipasok ke ketel untuk diolah. PLTU Teluk
Sirih memiliki 5 coal bunker untuk setiap unitnya.
6. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)
Ash Handling adalah komponen yang befungsi sebagai unit yang menangani
pengolahan abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari
Electrostatic Precipitator (ESP) dan SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor).
Electrostatic Precipitator berfungsi sebagai pengendap atau pemisah abu sisa
16
pembakaran dari udara menggunakan listrik statis. Gas yang telah dipisahkan
akan dibuang melalui chimney. Fly ash dari ESP dibuang ke ashyard.
7. Fan
Fan terdiri dari Induced Draft Fan (ID Fan) berfungsi sebagai pengendali
tekanan di ruang bakar, Primary Air Fan (PA Fan) sebagai pendorong bahan
bakar menuju ruang bakar, dan Forced Draft Fan (FD Fan) sebagai penuplai
udara ke dalam ruang bakar.
8. Heater
Low Pressure Heater merupakan alat pemanas awal bertekanan rendah yang
berfungsi memanaskan air kondensat untuk meningkatkan efisiensi siklus. High
Pressure Heater merupakan pemanas awal bertekanan tinggi yang berfungsi
menaikkan temperature air.
9. Air Preheater
Air preheater memanfaatkan flue gas untuk memanaskan udara dari FD Fan
yang akan menghasilkan udara primer dan sekunder.
10. Steam Drum
Steam drum digunakan untuk menampung air yang akan dipanaskan.
11. Dearator
Dearator berfungsi meningkatkan temperatur air kondensat, menghilangkan
oksigen, serta mencegah korosi pipa pada sistem.
12. High Speed Diesel (HSD) Storage Tank
HSD Stronge tank berfungsi sebagai penyimpan HSD (High Speed Diesel) yang
akan digunakan untuk membantu awal pembakaran pada Boiler.
13. Main Transformator
PLTU Teluk Sirih menggunakan main transformator yang digunakan untuk
menyalurkan tegangan 13,8kV. Tegangan AC 13,8kV dinaikkan menjadi 150kV
menggunakan step-up transformator pada main transformator. Unit Auxiliary
Transformer (UAT) digunakan untuk kebutuhan listrik pembangkit dengan
menurunkan tegangan dari main trafo menjadi 6kV.
17
2.10 Siklus PLTU
18
yang dipompakan oleh Make up Water Pump (MWP). Demin water berasal dari air
laut yang telah dihilangkan garam dan mineralnya melalui proses desalinasi dan
demineralisasi.
Condensate pump akan memompa air dari hotwell menuju deaerator. Air
dipanaskan menggunakan low pressure heater menuju ke deaerator. Selanjutnya air
yang telah dipanaskan di dearator dipompakan menggunakan Boiler Feed Pump
(BFP) melewati high pressure heater dan menuju ke economizer.
Economizer memanaskan air menggunakan panas dari flue gas. Selanjutnya fasa
air akan diubah menjadi uap dengan dipanaskan di boiler drum dan menuju water
wall. Uap basah panas (saturated steam) dari boiler drum diubah menjadi uap kering
panas (superheated steam) dengan bantuan low temprature superheater, superheater
division panel, dan final superheater.
Superheated steam digunakan untuk memutarkan High Pressure Turbine (HP
Turbine). Uap dari high pressure turbin akan dipanaskan kembali dengan reheater
dan digunakan untuk memutarkan Intermediate Pressure Turbine (IP Turbine). Uap
dari intermediate pressure turbine digunakan untuk memutar Low Pressure Turbin
(LP Turbine). Semua turbin terhubung dalam satu poros yang akan memutar
generator.
Konstruksi generator seporos dengan turbin sehingga ketika turbin berputar maka
generator ikut berputar. Putaran rotor akan menembus medan magnet yang dihasilkan
oleh stator dan akan menghasilkan energi listrik. Medan magnet pada generator diberi
penguatan dengan bantuan alat eksitasi. Eksitasi dilakukan dengan mengalirkan
tegangan DC untuk penguat medan rotor alternator. Mengalirnya arus DC ke
kumparan rotor, akan menjadikan rotor memilki jumlah kutub sesuai jumlah
kumparannya. Eksiter merupakan alat untuk membangkitkan arus eksitasi. Listrik
yang dihasilkan oleh 1 generator (1 unit) adalah sebesar 112 MW pada 100% load
dengan tegangan 13,8 kV. Tegangan dinaikkan sebesar 150kV oleh Trafo Step Up
sebelum dialirkan ke kabel SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi).
Bottom ash yang berasal dari boiler akan jatuh dan masuk ke silo untuk dibuang.
Fly ash ditangkap menggunakan ESP sebelum gas dibuang ke udara melalui stack.
19
Abu yang berasal dari ESP ditampung di coal silo dan diberi sedikit air agar tidak
berterbangan.
Uap basah dari turbin diubah menjadi air kondensat dengan cara mendinginkan
uap panas sehingga dapat disirkulasikan kembali. Air pendingin yang berasal dari laut
akan melewati traveling screen yang digunakan untuk menyaring sampah-sampah
dari laut yang ikut terbawa. Air pendingin dipompakan oleh pompa di Circulating
Water Pump (CWP) menuju ke kondensor. Transformasi uap menjadi air dilakukan
dengan mengalirkan air ke dalam suatu ruangan berisi pipa-pipa (tubes). Uap akan
mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin mengalir
didalam pipa-pipa.
20
BAB III
PELAKSANAAN PENGALAMAN LAPANGAN INDUSTRI (PLI)
21
Gambar 3.1 Pemeliharaan Motor
22
3.2.3 Pemeliharaan Trafo
Pemeliharaan trafo yang dilakukan adalah pengecekan tegangan per fasa,
pengecekan level oil, pengecekan fan, pengecekan grounding trafo dan cleaning
trafo. Pengecekan per fasa bertujuan agar mengetahui berapa besar tegangan per
fasa, apakah sesuai dengan kondisi normal atau mengalami kendala, pengecekan oil
trafo bertujuan untuk mengetahui berapa banyak oil yang masih tersedia di trafo,
yang mana oil ini berfungsi sebagai pendingin trafo dan juga sebagai isolator
pemisah antar fasa di trafo, pengecekan fan bertujuan untuk mengetahui keadaan
fan apakah masih normal atau sudah ada kendala, fungsi dari fan adalah untuk
pendingin trafo apabila trafo sudah mulai panas, pengecekan grounding dilakukan
agar kita bisa mengetahui keadaan grounding, karena grounding ini berfungsi untuk
membuang tegangan sisa pada trafo, dan ini harus selalu dalam keadaan baik karena
dapat menimbulkan bahaya apabila grounding tidak tersedia, cleaning trafo
bertujuan untuk membersihkan trafo dari debu dan benda yang lain menempel, agar
trafo tetap dalam keadaan normal dan menghindari dari timbulnya kendala.
23
3.2.4 Pemeliharaan Panel – Panel Listrik
PLTU Teluk Sirih merupakan pembangkit yang menggunakan batubara
sebagai bahan bakar. Adanya siklus penggilingan batubara ini menyebabkan
banyaknya debu batubara yang berterbangan dan menumpuk di berbagai tempat
sekitar industri. Begitu pula dengan panel-panel listrik yang ada di sekitar industry,
hampir semua panel terdapat tumpukan debu-debu batu bara. Proses membersihkan
panel ini menggunakan blower sebagai alat untuk pembersih panel.Panel-panel ini
dibersihkan sekali dalam sebulan, sehingga kebersihan penel-panel listrik ini
terjaga.
24
Gambar 3.6 Pemeliharaan Panel Actuator
25
3.2.6 Pengecekan Motor Driven Feed Water Pump (MDFP) 6 KV
Motor Driven Feed Water Pump (MDFP) 6 KV adalah salah satu motor 3
Phasa yang berfungsi memompa air dari daerator menuju boiler untuk melakukan
pemanasan yang akan menjadi uap yang bertujuan untuk memutar turbin. Pada
kegiatan ini penulis melihat bagaimana cara pengecekan tahanan isolasi pada motor
menggunakan Instalation Tester.
26
3.2.8 Mengganti Motor Sam Pump di Kondensor Unit 1 dan Unit 2
Motor Sam Pump berfungsi sebagai motor untuk memompa air sisa
pembuangan yang ada pada Kondensor. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi
luapan air yang akan menimbulkan pada komponen yang ada pada sekitar
Kondensor.
27
Gambar 3.11 Penggantian Motor Crane
28
Gambar 3.12 Penggantian Carbon Brush Pada Eksitasi Generator
29
BAB IV
PEMBAHASAN
30
Apabila pada ujung-ujung kumparan stator (terminal stator) diberi beban, maka
akan timbul GGL induksi pada kumparan stator dan menghasilkan tegangan listrik
pada terminal stator yang dihubungkan ke beban tadi.
31
Gambar 4.2 Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation).
32
excitation). Keuntungan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless
excitation) antara lain adalah:
1) Energi yang diperlukan untuk eksitasi diperoleh dari poros utama
(main shaft) sehingga keandalannya tinggi
2) Biaya perawatan berkurang karena pada sistem eksitasi tanpa sikat
(brushless excitation) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring.
3) Pada sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) tidak terjadi
kerusakan isolasi karena melekatnya debu karbon pada farnish akibat
sikat arang.
4) Mengurangi kerusakan (trouble) akibat udara buruk (bad atmosfere)
sebab semua peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
5) Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga
meningkatkan keandalan operasi dapat berlangsung terus pada waktu
yang lama.
6) Pemutus medan generator (Generator field breaker), field generator
dan bus exciter atau kabel tidak diperlukan lagi
7) Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau
kabel tidak memerlukan pondasi.
33
4.3.2.1 Prinsip kerja sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation)
Generator penguat pertama disebut pilot exciter dan generator penguat kedua
disebut main exciter (penguat utama). Main exciter adalah generator arus bolak-balik
dengan kutub pada statornya. Rotor menghasilkan arus bolak-balik disearahkan
dengan dioda yang berputar pada poros main exciter (satu poros dengan generator
utama). Arus searah yang dihasilkan oleh dioda berputar menjadi arus penguat
generator utama. Pilot exciter pada generator arus bolak-balik dengan rotor berupa
kutub magnet permanen yang berputar menginduksi pada lilitan stator. Tegangan
bolak-balik disearahkan oleh penyearah dioda danmenghasilkan arus searah yang
dialirkan ke kutub-kutub magnet y ang ada pada stator main exciter. Besar arus
searah yang mengalir ke kutub main exciter diatur oleh pengatur tegangan otomatis
(automatic voltage regulator/AVR).
Besarnya arus berpengaruh pada besarnya arus yang dihasilkan main exciter,
maka besarnya arus main exciter juga mempengaruhi besarnya tegangan yang
dihasilkan oleh generator utama. Pada sistem Eksitasi tanpa sikat, permasalahan
timbul jika terjadi hubung singkat atau gangguan hubung tanah di rotor dan jika ada
sekering lebur dari dioda berputar yang putus, hal ini harus dapat dideteksi.
Gangguan pada rotor yang berputar dapat menimbulkan distorsi medan magnet pada
generator utama dan dapat menimbulkan vibrasi (getaran) berlebihan pada unit
pembangkit.
34
tegangan DC. Arus yang dihasilkan oleh rotating rectifier kemudian akan disalurkan
ke field coil dari generator.
Output AC Exciter yang berupa tegangan AC kemudian disearahkan oleh
Rotating Rectifier yang kemudian diumpankan ke field coil dari generator. Konstruksi
ini tidak membutuhkan injeksi arus melalui komponen sliding yang menggunakan
komutator, carbon-brush dan slip ring.
35
4.4.2 Sistem Eksitasi Dinamik
Sistem Eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi tersebut disuplai dari eksiter
yang merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya merupakan generator DC
atau dapat juga menggunakan generator AC yang kemudian disearahkan
menggunakan rectifier. Urutan sistem eksitasi dinamik yaitu Permanen
magnet generator (PMG) menghasilkan arus eksitasi AC yang disearahkan
menggunakan rectifier pada stator AC exciter kemudian arus keluaran pada
generator AC eksiter di searahkan menggunakan rotating rectifier. Hasilnya
digunakan untuk memberikan arus eksitasi pada generator utama. Jika
tegangan sudah mencapai nilai yang diinginkan untuk menjaga tegangan agar
berada pada nilai nominalnya menggunakan AVR (Automatic Voltage
Regulator) yang digunakan untuk memerintahkan PMG menaikkan atau
menurunkan arus eksitasinya.
36
4.5 Eksitasi Di PLTU Teluk Sirih
Sistem eksitasi pada PLTU Teluk Sirih menggunakan sistem eksitasi dengan
sikat (brush excitation) dengan tipe regulator eksitasinya adalah EXC9000 dan tipe
eksitasinya FJL-5GAI-PADE2B. Dalam sistem eksitasi statis ini (eksitasi shunt atau
eksitasi sendiri), tenaga eksitasi diambil dari terminal generator, output dari generator
yang sebesar 13,8KV di alirkan ke Generator Transformator (GT) dan ke Auxilary
trafo yang dimana dari auxilary trafo ini tegangan yang dari 13,8KV di turunkan
menjadi 6KV lalu dari auxilary trafo ini di alirkan lagi ke trafo eksitasi yang besar
teganganya di turunkan lagi menjadi 400V.
Kemudian di proses di ruang kubikel dimana di ruang cubicle terdapat
regulator cubicle, AC inlet cubicle, rectifier cubicle dan F.C.B cubicle. Arus medan
dari generator sinkron mengalir melalui transformator eksitasi, penyearah tenaga, dan
pemutus medan.
Transformer eksitasi berfungsi untuk menyesuaikan tegangan generator
dengan tegangan masukan yang disyaratkan untuk penyearah tenaga, dan
memberikan isolasi elektrik antara terminal mesin dan kumparan medan. Tegangan
sekunder transformator eksitasi didesain sedemikian rupa sehingga tegangan keluaran
konverter sesuai dengan batas tertinggi tegangan DC.
Untuk membangkitkan eksitasi, peralatan medan sesaat disuplai dari sumber
AC atau suplai medan sesaat DC. Konverter tenaga (SCR), dikontrol oleh AVR, dan
37
disuplai oleh transformator eksitasi yang terhubung ke terminal generator, suplai
secara kontinu dan arus eksitasi yang masuk ke medan generator melalui pemutus
medan (F.C.B) besarnya dapat diubah-ubah. Untuk sistem Start up proses eksitasi di
PLTU Kaltim Teluk menggunakan battery, dibawah ini di jelaskan bagian-bagian dari
proses sistem eksitasi dengan sikat pada PLTU Kaltim Teluk. Struktur Sistem eksitasi
sebagian besar tersusun oleh lima komponen sebagai berikut:
Komponen suplai tenaga eksitasi: transformator eksitasi (TE)
Komponen Kontrol automatic voltage regulator/Regulator Cubicle (AVR)
Komponen tenaga: penyearah tenaga jembatan/Rectifier cubicle (SCR)
Komponen medan sesaat dan de-eksitasi: lemari pemutus medan (FCB)
Komponen Battery
38
Gambar 4.8 Wiring Eksitasi
39
adalah cara terbaik perawatan mesin yang dilakukan dengan tujuan mengeliminasi
gangguan pada mesin melalui penerapan teknologi yang sesuai, mengidentifikasi dan
melaporkan kesalahan, serta memprediksi waktu pelaksanaan tindakan perbaikan.
Kegiatan PDM sendiri biasanya dilakukan untuk pemeliharaan tahunan.
40
4.7.1 Carbon brush
Carbon brush adalah komponen yang terbuat dari bahan karbon yang
berfungsi menghantarkan arus eksitasi dari kabel yang diam ke bagian yang
bergerak yaitu slipring rotor generator jumlah carbon brush untuk setiap
unit berjumlah 30 carbon brush yang dimana diterbagi dalam 15 carbon brush
(+) dan 15 carbon brush (-). sedangkan untuk Brush holdernya berjumlah 10.
Tipe carbon brush yang digunakan di PLTU Teluk Sirih adalah LFC 544.
41
Gambar 4.10 Carbon Brush
42
yang dipasang terisolasi pada bagian ujung atas shaft generator. Pada
setiap slipring terpasang bilah-bilah fan yang terbuat dari material
synthetic resin, fan tersebut mensirkulasikan pendingin udara pada area
slipring dengan cara menarik udara dari power masuk melalui saringan
pleindung yang berfungsi mendinginkan slipring dan peralatan brush,
menarik keluar debu carbon dan menghembuskan kembali udara ke power
house melalui saringan. Dari slipring arus eksitasi mengalir ke atas jalur pelat
tembaga didalam shaft kemudian ke body rotor dan selanjutnya mengalir ke
belitan rotor generator.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Eksitasi adalah bagian dari sistem dari generator yang fungsi menghasilkan
fluksi yang berubah terhadap waktu, sehingga dihasilkan satu GGL induksi. Setelah
generator AC mencapai kecepatan nominal, medannya dieksitasi dari catu DC. Ketika
kutub lewat di bawah konduktor jangkar, fluksi medan yang memotong konduktor
menginduksikan GGL pada konduktor jangkar.
Sistem Eksitasi Terbagi Menjadi 2 Yaitu;
Sistem Eksitasi Menggunakan sikatt
Sistem Eksitasi menggunakan tanpa sikat
Kemudian Eksitasi Yang digunakan di PLN Teluk Sirih Yaitu Eksitasi
EXC9000 ysng bekerja secara statik dimana,sistem penyearahnya disuplai dari out
generator itu sendiri atau sumber lain melalui transformer. Sistem eksitasi pada PLTU
Teluk Sirih menggunakan sistem eksitasi dengan sikat (brush excitation) dengan tipe
regulator eksitasinya adalah EXC9000 dan tipe eksitasinya FJL-5GAI-PADE2B.
Dalam sistem eksitasi statis ini (eksitasi shunt atau eksitasi sendiri), tenaga eksitasi
diambil dari terminal generator, Output dari generator yang sebesar 13,8KV di alirkan
ke Generator Transformator (GT) dan ke Auxilary trafo yang dimana dari auxilary
trafo ini tegangan yang dari 13,8KV di turunkan menjadi 6KV lalu dari auxilary trafo
ini di alirkan lagi ke trafo eksitasi yang besar teganganya di turunkan lagi menjadi
400V
5.2 Saran
Dengan Berakhirnya kegiatan lapangan industri (PLI) yang telah penulis
laksanakan, maka penulis memberikan saran dan harapan kepada pihak kampus dan
industri penulis berharap setelah melaksanakan kegiatan pengalaman lapangan
industri ini dapat menjadi mahasiswa yang lebih baik lagi.
44
A. Untuk pihak kampus diharapkan dapat lebih meninggkatkan kerja
sama dengan PLTU Teluk Sirih sehingga mahasiswa lulusan
Universitas Negeri Padang berkompetensi dalam dunia kerja.
B. Dalam melakukan perkerjaan diharapkan selalu mengutamakan safety
yang sesuai dengan standar K3
C. Pengecekan dan perbaharuan alat yang digununakan harus secara
berkala setiap alat optimal
D. Perawatan dan pemeliharaan Eksitasi lebih diperhatikan lagi
E. Perlu ada fasilitas belajar agar mendukung pelaksanaan PLI
45
DAFTAR PUSTAKA
46
LAMPIRAN
47
48
49
50
51
52
53
54