Perbandingan 191&192
Perbandingan 191&192
Perbandingan 191&192
KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI
Pasal 191 Pasal 191
Dalam rangka pengembangan dan penguatan sektor keuangan dilakukan Dalam rangka mendorong pengembangan, penguatan kegiatan Koperasi
penataan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, Undang-Undang Simpan Pinjam sebagai sokoguru ekonomi rakyat yang berkeadilan
ini mengubah, menghapus, dan/atau menetapkan pengaturan baru sosial dipandang perlu mengubah, menghapus, dan/atau menetapkan
beberapa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun pengaturan baru beberapa ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik
1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
3502) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Indonesia Nomor 3502) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 6573). Republik Indonesia Nomor 6573).
2. Di antara Pasal 44 dan Pasal 45 disisipkan 24 (dua puluh empat) pasal, 2. Di antara Pasal 44 dan Pasal 45 disisipkan 24 (dua puluh empat) pasal,
yakni Pasal 44A, Pasal 44B, Pasal 44C, Pasal 44D, Pasal 44E, Pasal 44F, yakni Pasal 44A, Pasal 44B, Pasal 44C, Pasal 44D, Pasal 44E, Pasal 44F,
Pasal 44G, Pasal 44H, Pasal 44I, Pasal 44J, Pasal 44K, Pasal 44L, Pasal Pasal 44G, Pasal 44H, Pasal 44I, Pasal 44J, Pasal 44K, Pasal 44L, Pasal
44M, Pasal 44N, Pasal 44O, Pasal 44P, Pasal 44Q, Pasal 44R, Pasal 44S, 44M, Pasal 44N, Pasal 44O, Pasal 44P, Pasal 44Q, Pasal 44R, Pasal 44S,
Pasal 44T, Pasal 44U, Pasal 44V, Pasal 44W, dan Pasal 44X sehingga Pasal 44T, Pasal 44U, Pasal 44V, Pasal 44W, dan Pasal 44X sehingga
berbunyi sebagai berikut: berbunyi sebagai berikut:
Pasal 44A Pasal 44A
(1) Kegiatan Usaha Simpan Pinjam hanya dilaksanakan oleh Koperasi (1) Kegiatan Usaha Simpan Pinjam hanya dilaksanakan oleh Koperasi
Simpan Pinjam yang mendapatkan izin dari OJK. Simpan Pinjam yang mendapatkan izin dari Kementrian Koperasi dan
(2) Koperasi Simpan Pinjam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder. (2) Koperasi Simpan Pinjam dilarang menghimpun dana dalam bentuk
simpanan, simpanan berjangka dari non anggota
(3) Koperasi Simpan Pinjam bisa melayani pijaman pada non anggota,
apabila terdapat kelebihan dana agar terjadi efisiensi pada Koperasi
Simpan Pinjam.
(4) Melayani pinjaman pada non anggota dimaksud ayat (2) adalah upaya
menarik masyarakat masuk menjadi anggota koperasi.
(5) Koperasi Simpan Pinjam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berbentuk koperasi primer atau koperasi sekunder.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin usaha
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam Peraturan
Kementrian Kop[rasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Pasal 44
Pasal 44B
(1) Koperasi yang melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 44A dengan kriteria tertentu wajib memperoleh izin usaha
sebagai Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dari OJK.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin usaha
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam Peraturan OJK.
Pasal 44B
Pasal 44C (1) Koperasi yang sudah berbadan hukum dan akan memperluas
(1) Koperasi yang sudah berbadan hukum dan akan memperluas usahanya di bidang simpan pinjam wajib mengadakan perubahan
usahanya di bidang simpan pinjam wajib mengadakan perubahan anggaran dasar dengan mencantumkan usaha simpan pinjam sebagai
anggaran dasar dengan mencantumkan usaha simpan pinjam sebagai salah satu usahanya.
salah satu usahanya. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perubahan anggaran dasar
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan OJK. Kementrian Koprasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia.
Pasal 44C
Pasal 44D
(1) Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, Koperasi Simpan (1) Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, Koperasi Simpan
Pinjam dapat membuka jaringan pelayanan simpan pinjam, kantor Pinjam dapat membuka jaringan pelayanan simpan pinjam, kantor
cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas. cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembukaan jaringan pelayanan (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembukaan jaringan pelayanan
simpan pinjam, kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas simpan pinjam, kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor kas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan OJK. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan
Kementrian Koprasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia.
Pasal 44E Pasal 44D
(1) Koperasi Simpan Pinjam wajib menyediakan modal sendiri. (1) Koperasi Simpan Pinjam wajib menyediakan modal sendiri.
(2) Jumlah modal sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh (2) Jumlah modal sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1):
berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula. a. Simpanan Pokok;
b. Simpanan Wajib;
c. Dana Cadangan
d. Hibah.
(3) Jumlah modal sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
boleh berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai modal yang disetor pada awal (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai modal yang disetor pada awal
pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
Peraturan OJK. Peraturan Pemerintah, Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia.
(3) Selain modal sebagai dimaksud dalam pasal 41, Koperasi dapat pula
melakukan penumpukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
(4)ketentuan mengenai penumpukan modal yang berasal dari modal
penyertaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 44G Pasal 44F
(1) Kegiatan Usaha Koperasi Simpan Pinjam terdiri dari: (1) Kegiatan Usaha Koperasi Simpan Pinjam terdiri dari:
a. menghimpun simpanan koperasi berjangka dan simpanan koperasi dari a. menghimpun simpanan koperasi berjangka dan simpanan koperasi
anggota; dan dari anggota; dan
b. memberikan pinjaman kepada anggota. b. memberikan pinjaman kepada anggota dan non anggota bila terdapat
kelebihan dana Koperasi Simpan Pinjam.
(2) Dalam memberikan pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib (2) Dalam memberikan pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib
memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan
memperhatikan penilaian kemampuan dan kepatutan pemohon memperhatikan penilaian kemampuan dan kepatutan pemohon
pinjaman. pinjaman.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan prinsip pemberian (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan prinsip pemberian
pinjaman yang sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam pinjaman yang sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam
Peraturan OJK. Peraturan Pemerintah, Kementrian Koprasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia.
(3) Pembinaan dan pengawasan terhadap Koperasi Simpan Pinjam skala (3) Pembinaan dan pengawasan terhadap Koperasi Simpan Pinjam skala
usaha menengah dan besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44J ayat usaha menengah dan besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44I ayat
(2) huruf b dilakukan oleh OJK. (2) huruf b dilakukan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan
(4) Instansi Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah Menengah Republik Indonesia, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan
menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan dan pengawasan Menengah Provinsi, dan Unsur Gerakan Koperasi Indonesia.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) secara berkala kepada OJK.
Pasal 44X
(1) Untuk Melindungi Masyarakat yang menyimpan dana pada
Koperasi Simpan Pinjam, Pemerintah membentuk Lembaga Penjamin
Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (LPS KSP)
(2) Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan
Pinjam (LPS KSP) dimaksud, diatur dalam Undang-Undang, dan atau
Peraturan Pemerintah.
(3) Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi Simpan Pinjam (LPS KSP)
sebagaimana dimaksud ayat (1) harus sudah dbentuk oleh pemerintah
tahun 2023.