Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting
untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapa
pun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini,
termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke
lingkungan yang lebih luas.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini
masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah.Hal
tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dimana lingkungan
menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di kemudian hari.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi
ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat,
sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak
terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga
kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya kita
harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan
bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian sampah?
2. Apa saja jenis-jenis sampah?
3. Bagaimana pengaruh sampah di lingkungan masyarakat?
4. Apa dampak sampah di lingkungan masyarakat?
5. Apaupaya-upaya yang dilakukandalam penanggulangan sampah?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan
maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.Sampah merupakan material sisa baik
dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam
dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.
B. Jenis-jenis Sampah
1. Berdasarkan Sumbernya
a. Sampah alam.
b. Sampah manusia.
c. Sampah konsumsi.
d. Sampah nuklir.
e. Sampah industri.
f. Sampah pertambangan.
2. Berdasarkan Sifatnya
a. Sampah Organik/Dapat Diurai (Degradable)
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos.Contohnya: daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan,
bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, sisa manusia.
Kardus, kertas dan lain-lain.
4
C. Pengaruh Sampah di Lingkungan Masyarakat
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap
lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akanmenimbulkan beberapa
dampak negatif dan bencana.Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut;
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum.
Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah
4. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.
3. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan
kosong atau TPAyang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan
setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin
juga mengandung bahan buangan berbahaya (b3). Bila hal ini terjadi maka akan
diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi
tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk
terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan
yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini
dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah
lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan
sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan
menyebabkan gangguan lingkungan.Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan
sebagai pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.
Adapun dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran dimana-mana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung
(tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
6
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan atau diperbaiki.
5. Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan
tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang
menimbulkan sikap menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan.
Sikap oposisi ini secara rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan
pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk
mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk
menghindarinya.
6. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Jika ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan, keamanan dan
pencemaran, apabila sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai
gangguan-gangguan antara lain sebagai berikut:
a. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-gas yang
terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan kadang-
kadang berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.
b. Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi fisik dan
kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat mengganggu
kehidupan dilingkungan sekitarnya.
c. Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan
ini disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi senyawa-
senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara di sekitarnya.
Karena kekurangan oksigen dapat menyebabkankehidupan flora dan fauna
menjadi terdesak.
d. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada
mengeluarkan gas beracun.
7
e. Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat
atau serangga lainya, binatang-binatang seperti tikus dan anjing.
.
E. Upaya Penanggulangan Sampah
Penanggulangan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-
ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada
material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Penanggulangan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Penanggulangan sampah
bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus
untuk masing-masing jenis zat.
Praktikpenanggulangan sampah berbeda beda satu negara ke negara yang lain
(sesuai budaya yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan
dengan daerah pedesaan, serta berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Penanggulangan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah
sampah.
Penanggulangan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material
yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material
yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode penanggulangan sampah
berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan
untuk mengolah, dan ketersediaan area.
Upaya-upaya dalam penanggulangan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan
beberapa metodeatau cara sebagai berikut:
8
akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah,
menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang
juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern
diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat
atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstraksi gas yang dipasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat
penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar
gas untuk membangkitkan listrik.
2. Melakukan Metode Daur-Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk
digunakan kembali disebut sebagai daurulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu
pengambilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan
yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.Metode baru dari daurulang yaitu:
a. Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitaspaling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya
kaleng minum aluminium, kaleng baja makanan/minuman, botol bekas, kertas
karton, koran, majalah dan kardus. Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah
yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau
dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat
digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang. Daur ulang
dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil lebih susah, karena
bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut jenis bahannya.
b. Pengolahan Kembali Secara Biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan/kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan
istilah pengompasan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk
dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.Metode ini
menggunakan sistem dasar pendegradasian bahan-bahan organik secara terkontrol
menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas
mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan mengondisikan
9
sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu
basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan oksigen).
Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik yang
ekologis (pembenahan lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungkinkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis
komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-desentralisasi)
atau metode inti (pemerintah/swasta)-plasma (kelompok usaha di masyarakat).
Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
c. Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan
panas” bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah
dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada
suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi.
Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat,
gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau
dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan
menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi busure plasma yang canggih
digunakan untuk mengonversi material organik langsung menjadi gas sintetis
(campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan
termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak
konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk
yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada
setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.
Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan
dukungan dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan
sampah tidak akan lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah
memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah. Namun di sisi lain,
masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem
penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa
hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan
yang harus dikeluarkan akibat pencemaran udara (akibat bau) dan air lindi, berapa besar
biaya pengobatan masyarakat karena penyakit bawaan sampah, hingga menurunnya
tingkat produktivitas masyarakat akibat gangguan bau sampah.
B. Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah khususnya
bagi warga sekitar. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial dari RT/RW setempat, tokoh
masyarakat dan juga masyarakat jalan Cendana itu sendiri untuk lebih bisa menghargai
lingkungan yaitu dengan tidak membuang sampah ke lapangan kosong dan kali.
11
DOKUMENTASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
http://billyshare99.blogspot.co.id/2013/12/all-about-sampah.html
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak sampah.html
http://www.ilmusipil.com/pengertian-sampah
13