Uas - PTKR Periode 1 2022
Uas - PTKR Periode 1 2022
Uas - PTKR Periode 1 2022
InstruksiUjian:
Panduan Umum:
1. Waktu ujian 2,5 jam (13:00-15:30) dengan tambahan 15 menit untuk
mengunggah jawaban. Keterlambatan pengiriman jawaban akan dikenakan pinalti
bahkan di diskualifikasi.
2. Dilarang bekerja sama dalam mengerjakan ujian atau melakukan tindak
kecurangan lainnya.
Panduan Khusus:
1. Setiap halaman diberi infomasi nomor soal yang dikerjakan.
2. Jawaban bisa diketik pada MS Word. Jika tulis tangan, maka jawaban difoto
dengan jelas dan fokus (tidakbolehkabur/ blur). Atau pindai dengan Camscanner
jika memungkinkan.
3. File jawaban disimpan dalam bentuk PDF.
4. Format nama file jawaban adalah sebagai berikut:
UTS_ NamaKls_NamaMataAjar_NPM_NamaMahasiswa
Misalnya UTS_ ATS/19-
1P_ASI_1906xxxx_Sintya
5. Mahasiswa mengirimkan lembar jawaban dan surat keterangan kejujuran dengan
cara:
a. Mengirimkan Upload di emas2.ui.ac.id dan cc ke alamat email
akademik berikut :
[email protected] dan cc : [email protected]
b. Pastikan jawaban sudah terkirim, dapat dilakukan print screen bukti
submit apabila dibutuhkan bukti dikemudian hari.
SURAT PERNYATAAN KEJUJURAN AKADEMIK
Nama :
NPM :
1. Saya tidak menerima dan atau tidak memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada
mahasiswa lain dalam mengerjakan soal ujian.
2. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain dan mengakui nya sebagai
pekerjaan saya
3. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Indonesia
Tanda tangan
Nama Mahasiswa
Learning Objective :
No Traits
5.1 Students are able to analyze relevant and advanced accounting-related issues and
their impact on decision making process from multiple perspectives
Tujuan adanya regulasi yang mengatur tentang Pemilu baik pemilihan anggota legislatif
maupun kepala daerah adalah untuk mendapatkan anggota legislatif dan kepala daerah yang
sesuai keinginan rakyat yang mampu untuk melaksanakan TUSInya secara efektif, produktif,
dan ekonomis serta transparan dan bertanggungjawab. Untuk itu maka di butuhkan suatu
Regulasi untuk menjamin agar tujuan tersebut bisa tercapai.
Pada kenyataannya anggota legislatif yang terpilih dan kepala daerah yang terpilih masih
banyak yang belum mampu menjalankan TUSInya secara baik. Sehingga perubahan pelayanan
publik, ketersediaan infrastruktur air bersih, jalan, irigasi, transportasi,gini rasio, dll yang
handal belum bisa di wujudkan, ‘expectation’ gapnya masih sangat besar.
II. Audit Tatakelola atas Regulasi Pemilihan Dewan Direksi dan Komisaris BUMN
(Bobot 35%)
Perusahaan BUMN di dirikan dengan cita-cita agar supaya dapat bertindak menjadi lokomotif
pertumbuhan ekonomi, menjadi BUMN yang sehat, besar dan tangguh. Berbagai upaya telah
dilakukan Pemerintah untuk mewujudkan cita-cita tersebut dengan melakukan restrukturisasi
perusahaan, holdingnisasi, memberikan suntikan tambahan penyertaan modal pemerintah
PMP, di jaga usaha monopolinya, melakukan penyegaran direksi dan komisaris.
Berita-berita media tentang kinerja perusahaan BUMN masih banyak yang tidak begitu
menggembirakan. Pemerintah telah secara “best efforts” membuat kebijakan Holdingnisasi
BUMN dan tambahan penyertaan PMP, dll. Namun demikian, PT. Garuda dan PT PTPN makin
tergerus pangsa pasarnya, Pertamina dan PLN mengalami deficit kas serta BUMN Karya juga
mengalami kesulitan kas sedangkan PT Jiwasraya dan PT Asabri kesalahan penempatan dana
yang menyebabkan terjadinya persoalan hukum.
III. Audit Tatakelola atas Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
(Bobot 35%)
Perpres pengadaan barang dan jasa sudah beberapa kali di lakukan perbaikan untuk menjaga
tatakelola pengadaan yang lebih baik. Tujuan regulasi tentang pengadaan Barang dan Jasa
(PBJ) adalah agar di peroleh calon mitra yang kompeten, kredibel, dan tidak Duafa sehingga
Barang dan Jasa yang di peroleh sesuai dengan spesifikasi yang di sudah ditetapkan sesuai
dengan masa manfaatnya. Mitra juga memiliki kemampuan dana apabila di perlukan perbaikan
atau pemeliharaan selama masa manfaat.
Namun demikian, kita sering mendengar dan membaca di media bahwa PBJ ini masih menjadi
titik rawan korupsi yang paling besar. Kita juga mungkin pernah membaca bahwa ada Gedung
atau Jembatan yang belum diresmikan tetapi sudah rusak, ada Gedung atau infrastruktur baru
beberapa bulan atau tahun di pakai sudah tidak dapat di fungsikan atau sudah tidak memberikan
manfaat lagi.