Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Jomerco (2162201035)
2. Natalia (2162201032)
3. Sherly Anatasia (2162201034)
4. Tetyanka (2162201036)
5. Venny Piuty (2162201037)
Dosen : Helly Aroza Siregar, S.E., M.AK.
FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
nikmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah “SISTEM AKUNTANSI
PEMERINTAH DAERAH” dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi tugas Akuntasi Sektor Publik yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Helly Aroza Siregar S.E.,M.Ak. yang memberikan kesempatan untuk menyusun
makalah ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman yang telah memberikan saran
perbaikan sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Manfaat Pembahasan.............................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah....................................................................3
2.2 Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.......................................................3
2.3 Subsistem Akuntansi Pemerintah Daerah................................................................................4
2.4 Metode Pencatatan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.......................................................4
2.5 Tahapan Penyusunan SAPD....................................................................................................5
2.6 Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah.......................................................................................5
BAB III................................................................................................................................................14
KESIMPULAN...................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan keuangan
daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
Akuntansi, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan daerah. Pengelolaan
keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan akuntansi, pelaporan dan
pertanggungjawaban mengacu pada peraturan perundang-undangan yaitu antara lain :
a. UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan Negara
b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
c. Peraturan Pemerintahan Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
e. Peraturan Pemerintan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
f. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan Sistem
Akuntansi Pemerintahan Daearh dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman
pada prinsip pengendalian internentitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan
sistem akuntansi pemerintahan daerah.
SAPD memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi,
pencatatan pada jurnal, posting kedalam bukubesar, penyusunan neraca saldo serta penyajian
laporan keuangan. Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa yang melakukan sekaligus
menegaskan transaksi apa yang dicatat.
Di samping itu, Sebagai sebuah pedoman, SAPD menjelaskan siapa melakukan apa
sekaligusmenegaskan transaksi apa dicatat bagaimana. Oleh karena itu, langkah-langkah yang
harusdiperhatikan dalam penyusunan SAPD antara lain: mengidentifikasi prosedur,
menentukanpihak-pihak terkait, menentukan dokumen terkait, menentukan jurnal standar, dan
menuangkannya dalam langkah teknis.
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah
(pemda), salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan melalui penyampaian laporan
pertanggungjawaban APBD berupa laporan keuangan yang memenuhi prinsip tepat waktu dan
tepat saji serta disusun sesuai standar akuntansi pemerintahan yang berterima secara umum.
Terdapat beberapa peraturan perundang undangan yang menjadi acuan pengelolaan dan laporan
pertanggungjawaban keuangan daerah. Undang-undang dimaksud adalah Undang-undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah?
2. Apa Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah?
3. Bagaimana Pembagian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah?
4. Apa saja Metode Pencatatan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah?
5. Bagaimana Penyusunan dan Siklus Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah?
1.3 Manfaat Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi dari Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
2. Untuk mengetahui Peran dan Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
3. Untuk mengetahui Pembagian Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.
4. Untuk mengetahui Apa saja metode Pencatatan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang
diterapkan.
5. Mengetahui Bagaimana proses Penyusunan dan Siklus Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis
transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah.
Menurut Abdul Halim dalam bukunya Akuntansi Keuangan Daerah yang diterbitkan pada
tahun 2004 oleh Salemba Empat mendefinisikan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
adalah sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan
transaksi atau kejadian keuangan serta laporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD,
dilaksanakan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
2.2 Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem akuntansi keuangan daerah dibentuk dengan beberapa tujuan. Berikut ini adalah penjelasan
masing-masing dari tujuan tersebut.
Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan sistem akuntansi pemerintah yang bisa memberikan berbagai informasi
terkait keuangan secara cermat, dalam waktu dan format yang tepat, dan berguna untuk berbagai
pihak yang bertanggung jawab dan memang berkaitan langsung dengan operasi unit pemerintah.
Selain itu, tujuan akuntabilitas ini akan mewajibkan pada tiap pegawai ataupun badan pengelola
keuangan negara untuk harus mampu memberikan tanggung jawab dan perhitungan terhadap laporan
keuangan yang telah dibuatnya.
Manajerial
Akuntansi daerah akan mampu memberikan beragam informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
perencanaan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan, serta penilaian performa pemerintah.
Pengawasan
Akuntansi daerah harus mampu menyelenggarakan pemeriksaan oleh para aparat pengawasan
fungsional secara efisien dan juga efektif.
Menjaga Aset
Sistem akuntansi ini dapat digunakan untuk menjaga aset K/L/PD melalui metode pencatatan,
pemrosesan dan pelaporan keuangan yang dilakukan secara konsisten sesuai dengan standar serta
praktek akuntansi yang mampu diterima secara umum.
Sistem akuntansi ini juga berfungsi untuk menyediakan berbagai informasi yang akurat dan juga tepat
waktu terkait anggaran dan kegiatan keuangan K/L/PD, yang selanjutnya akan berguna sebagai dasar
6
pengukuran performa guna menentukan tingkat ketaatan pada pihak otorisasi anggaran dan demi
tujuan akuntabilitas.
Selain itu, sistem akuntansi ini dapat dijadikan sebagai media untuk menyediakan informasi yang
valid tentang kondisi keuangan K/L/PD secara keseluruhan, serta untuk perencanaan pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan K/L/PD secara efisien.
a. Single Entry
Pencatatan transaksi ekonomi yang dilakukan dalam sistem ini hanya dilakukan sebanyak satu
kali saja. Transaksi tersebut akan mengakibatkan adanya pemasukan kas yang akan diinput
dalam kolom penerimaan, sedangkan pengurangan kas akan diinput dalam kolom
pengeluaran.
Beberapa kelebihan yang ada pada sistem single entry ini adalah lebih mudah dipahami dan
juga lebih sederhana. Namun, sistem ini masih kurang bagus untuk disajikan dalam bentuk
laporan karena Anda akan kesulitan dalam mencari kesalah pembukuan dan mengontrol
keuangan.
b. Double Entry
Pada prinsipnya, metode pencatatan double entry masih sama dengan metode pencatatan
debit-kredit pada prinsip dasar akuntansi umum. Namun, yang membedakannya adalah rumus
persamaan dasar akuntansi di ruang lingkup akuntansi keuangan daerah. Rumus persamaan
dasar tersebut adalah “belanja + aset = kewajiban + ekuitas + pendapatan”.
Selain itu, pencatatan yang dilakukan dengan metode double entry juga akan memanfaatkan
basis kas modifikasi. Artinya, pencatatan akuntansi hanya dilakukan pada pencatatan yang
7
hanya berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, sedangkan pencatatan yang berasal
dari luar penerimaan dan pengeluaran kas akan diinput pada basis akrual.
c. Triple Entry
Metode pencatatan Triple entry adalah metode yang dikembangkan dari Double entry.
Prinsipnya pun hampir sama dengan double entry yaitu adanya tambahan pencatatan pada
buku anggaran. Sederhananya, ketika pencatatan double entry sedang dilakukan, maka
metode triple entry akan melakukan pencatatan yang dilakukan oleh para PPK SKPD dan
SKPKD.
2.5 Tahapan Penyusunan SAPD
1. Identifikasi prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari memahami proses
bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait siklus pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan siklus itulah tim penyusun SAPD mengidentifikasi prosedur-prosedur apa saja
yang harus dibuat.
2. Menentukan pihak-pihak terkait
Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi,ditentukan pihak-pihak yang terkaitpada masing-
masing prosedur. Masing-masing pihak memiliki peran tersendiriagar prosedur dapat
menghasilkan output yang diinginkan.
3. Menentukan dokumen terkait
Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi dokumen-dokumen yang mengalir pada prosedur sekaligus
menentukan pihak-pihak pengguna dokumen tersebut. Dari semua dokumen tersebut
diidentifikasi dokumen mana yang validuntuk dijadikan sebagai dokumen sumber
pencatatan jurnal.
4. Menentukan jurnal standar
Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan tim penyusun menelaah SAP dan kebijakan
akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut tim penyusun menentukan jurnal
debet dan kredit yang akan digunakan untuk mencatat.
5. Menuangkannya dalam langkah teknis
Langkah terakhir dalam penyusunan SAPD ialah menyusun langkah teknis. Langkah teknis
merupakan alur pelaksanaan sistem akuntansi yang menjelaskan pihak-pihak yang
melaksanakan sistem akuntansi, dokumen apa saja yang diperlukan,dan bagaimana
pihak-pihak tersebut memperlakukan dokumen-dokumen yang terkait.Selain itu, diberikan
ilustrasi atau format pencatatan dalam bentuk penjurnalan akuntansi padasetiap baganalur
atau transaksi yang membutuhkan pencatatan.
Siklus akuntansi merupakan tahapan/langkah-langkah yang harus dilalui dalam penyusunan laporan
keuangan. Langkah-langkah tersebut meliputi 8 Langkah, yaitu:
1. Pencatatan Jurnal LRA dan Saldo Awal di Buku Jurnal
2. Analisis Transaksi dan Pencatatan Transaksi di Buku Jurnal
a. Guna memudahkan penyusunan laporan keuangan secara manual, maka digunakan daftar akun
sesuai yang diaturdi Permendagri 64 tahun 2014 yaitu di pasal 7 dan lampiran III mengenai
Bagan Akun Standar (BAS), yaitu dituliskan kode dan nama akun detil sampai level 5 yaitu
rincian objek.
b. Penjurnalan dibedakan menjadi 2:
8
Jurnal Financial (LO & Neraca): Secara default seluruh transaksi dicatat/ dibuat jurnal
finansialnya (LO & Neraca) dalam buku jurnal dengan melibatkan akun dengan kode awal
1-Aset ,2-Kewajiban,3- Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
Jurnal Anggaran (LRA): Jika transaksi melibatkan akun dengan kode awal 4-pendapatan
LRA, 5-Belanja, 6-Transfer dan 7-Pembiayaan dan dilakukan secara tunai/melibatkan kas,
maka selain mencatat jurnal finansial juga mencatat jurnal anggaran.
3. Pencatatan Jurnal Penyesuaian di Buku Jurnal Pencatatan penyesuaian dilakukan dengan
membuat jurnal finansial(LO & Neraca) saja yaitu melibatkan akun dengan kode awal 1-
Aset ,2-Kewajiban,3-Ekuitas serta 8-Pendapatan LO dan 9-Beban.
4. Posting ke Buku Besar
5. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
6. Penyusunan Laporan Keuangan:
Laporan Operasional
Laporan Perubah ekuitas
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
7. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal
8. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan
Adapun urutan langkah-langkah penyusunan laporan keuangan dapat dilihat pada gambar berikut:
Penjelasan :
1. Mencatatat Jurnal Anggaran (LRA) di Buku Jurnal
Pencatatan yang pertama kali dilakukan adalah melakukan pencatatan jurnal anggaran di
Buku Jurnal berdasarkan dokumen DPA SKPD/PPKD.
9
a. Jurnal anggaran (LRA) PPKD
10
11