Materi Ke 1
Materi Ke 1
Materi Ke 1
maka pendidikan Islam pada hakekatnya tidak boleh lepas dari kedua
at-Tarbiyah.
bagian dari tugas manusia sebagai Khalifah Allah di bumi. Allah adalah
Rabb al-’Alamin juga Rabb al-Nas. Tuhan adalah “yang mendidik makhluk
1
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 32.
2
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 147.
21
22
diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan.” 4 Dari satu
segi, kita melihat bahwa pendidikan Islam itu banyak ditujukan kepada
kebaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik
bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Di sisi lain, pendidikan
Islam tidak hanya bersifat teoritis saja tapi juga praktis. Ajaran Islam juga
Islam yang benar dan yang mengarahkan pada proses pendidikan Islam, M.
3
M. Arifin, Ilmu Pendidikan, 32.
4
Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 28.
23
pula.”5
dapat ditinjau dari segi bahasa dan istilah. Adapun dua segi tersebut
adalah:
maka kita harus melihat di dalam bahasa Arab, karena ajaran Islam itu
optimal.
7
Depag RI., Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-
Qur’an, 1989), 428.
8
Zakiyah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan, 26.
25
hal tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan Islam yang ada pada
9
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 1964), 24.
26
profesi.
iman dan amal soleh. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah
dan sebagai interaksi antara potensi dan budaya”. 13 Untuk lebih jelasnya
12
Jamaluddin Dan Abdullah Ali, Kapita Selekta, 11.
13
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis Dan Kerangka
Operasionalisasinya (Bandung: Trigenda Karya, 1993), 138.
28
dan optimal, sehingga kelak hidupnya dapat berdaya guna dan berhasil
akhirat.
nilai Islam. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Islam akan mati bila nilai-
nilai dan norma-norma agama Islam tidak berfungsi dan belum sempat
Kemampuan potensi pada diri manusia itu, baru dapat diwujudkan dan
keinsanan.” 16
15
M. Arifin, Filsafat Pendidikan, 34.
Ibid.
16
31