00 - Draft Proposal HIV - Muslihin - Rev 6
00 - Draft Proposal HIV - Muslihin - Rev 6
00 - Draft Proposal HIV - Muslihin - Rev 6
Oleh :
Muslihin
2132325019
Proposal Penelitian
Sukabumi, ……………….
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
Ria Andriani,M.Kep.,Sp.Kep.An
NIP 117803057
DAFTAR ISI
Tabel 1.1 Data Rekapitulasi Jumlah Jiwa dengan Kasus HIV Periode Januari s.d
September 2022 ....................................................................................7
Tabel 2.1 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .............................................33
Tabel 3.1 Definisi Operasional ...........................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Kesehatan Ibu Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi. Salah
satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada
ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga
kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal di tingkat pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan primer (Ramdani, 2019)
Pembangunan kesehatan pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dengan mengutamakan peningkatan kualitas
pelayanan serta kesadaran masyarakat dalam menjaga kondisi sehat.
Peningkatan kualitas pelayanan tersebut termasuk didalamnya adalah ibu
hamil, ibu melahirkan, ibu pasca melahirkan, bayi dan balita yang merupakan
kelompok rentan. Pemeriksaan selama kehamilan merupakan hal yang wajib
dilakukan oleh ibu hamil tidak hanya terkait dengan kehamilan yang dialami
tetapi juga termasuk di dalamnya adalah skrining HIV (Human Immuno-
deficiency Virus) (Leta, 2019)
Kesehatan merupakan salah satu indikator yang mampu menopang
pembangunan nasional disamping pendidikan dan ekonomi, sehingga
kesehatan masyarakat dalam hal ini harus menjadi perhatian seluruh pihak,
baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat (Syahrir, Amiruddin & Wahiduddin, 2019). Besarnya Angka
Indeks Kesehatan, salah satunya dapat dipengaruhi oleh besarnya angka
kesehatan Ibu dan Anak khsusnya kejadian HIV dan AIDS di suatu wilayah
(Cristiana, 2019)
Penyakit menular yang hingga saat ini masih menjadi masalah utama
kesehatan masyarakat Indonesia dan merupakan penyebab kematian pada
1
2
Upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak dapat dimulai sejak bayi
masih berada di dalam kandungan sampai pada proses menyusui. Usaha ibu
hamil juga sangat dibutuhkan dalam pencegahan penularan ini. Semua wanita
yang hamil harus didorong untuk mengetahui status HIV mereka dengan
melakukan tindakan pemeriksaan kehamilan yang dapat diperoleh melalui
layanan Antenal Care (ANC). Pencegahan penularan HIV-AIDS dari ibu ke
anak merupakan upaya intervensi penurunan kasus HIV-AIDS yang sejalan
dengan tujuan Millenium Development Goal’s yang ke 4, 5, dan 6 yaitu
menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, dan
memerangi HIV-AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular lainnya (Lestari dkk,
2019).
Salah satu cara untuk mendeteksi dini HIV pada ibu hamil yaitu dilakukan
dengan pemeriksaan Penularan HIV dari ibu ke Bayi atau sering disebut
dengan PPIA. Dalam melakukan program PMTCT atau PPIA, terdapat
beberapa faktor yang berperan penting didalamnya yaitu pengetahuan/
wawasan, sikap, paritas, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan dan
keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan.
Pemeriksaan HIV merupakan intervensi awal dalam pelaksanaan program
PPIA (Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak) terutama menyangkut
pilihan persalinan, terapi Anti Retroviral, Nutrisi pada bayi yang lahir dari ibu
dengan HIV dan masalah imunisasi pada bayi dengan HIV. Apabila Virus
HIV terdeteksi dari awal kehamilan maka kemungkinan besar dapat
mengurangi penularan HIV ke bayi atau janin. Hal ini terbukti dalam beberapa
penelitian yang membuktikan bahwa pencegahan awal HIV dapat mengurangi
penularan HIV dari ibu ke anak melalui air susu ibu (Davis et al., 2017). Hal
ini dapat terjadi dengan baik apabila ibu hamil atau menyusui teratur atau
patuh terhadap pengobatan Anti Retroviral dimana terapi tersebut dapat
mengurangi paparan virus HIV ke bayi yang sedang di kandung ataukah yang
disusui (Myer et al., 2019)
Menurut Panjaitan (2019) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa factor
yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan tes HIV yaitu
5
lebih dari satu memiliki pengalaman dan pengetahuan lebih banyak tentang
kehamilan, sehingga berusaha untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik
untuk diri dan janin yang dikandungnya termasuk juga upaya pencegahan
penularan HIV dari Ibu ke bayi.
Pengetahuan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan seseorang.
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat.
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari
dokter yang mengobatinya (Kapak dkk, 2019). Kepatuhan ibu hamil dalam
melaksanakan pemeriksaan PPIA dipengaruhi salah satunya karena
faktor pendorong dari tenaga Kesehatan yaitu petugas kesehatan yang sangat
berperan penting dalam terlaksananya pemeriksaan PPIAl.
Menurut Notoadmodjo (2019) mengatakan pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun dari orang lain. Pada
ibu multigravida, dimana mereka sudah mempunyai pengalaman dalam
menghadapi kehamilan sebelumnya dan memiliki sumber informasi yang
lebih banyak karena pernah dan sering berinteraksi dengan petugas kesehatan /
bidan setempat sehingga mereka mempunyai pengetahuan yang lebih dan
dengan mudah mendapat informasi-informasi terbaru tentang kesehatan
khususnya tentang pentingnya pemeriksaan PPIA pada ibu hamil.
Peran perawat dalam menangani kasus ketidakpatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan HIV adalah dengan mengadakan strategi pemeriksaan dini HIV
yang merupakan inti dari semua upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS. Beberapa penelitian menegaskan bahwa pemanfaatan pemeriksaan
dini HIV antenatal oleh ibu hamil masih rendah. Penelitian lain juga
menyatakan bahwa hambatan yang dirasakan untuk VCT seperti stigma sosial,
kurangnya dukungan pasangan laki- laki dan takut mengetahui status HIV
positif serta kurangnya peran petugas kesehatan (Zinash, 2019)
Tenaga kesehatan khususnya perawat sangat berperan dalam memberikan
dukungan pada ibu hamil. Perawat bisa menjadi konselor sebagai tempat
mencurahkan segala isi hati ibu hamil dalam menghadapi kesulitannya
menghadapi kehamilan dan persalinan.Perawat harus mampu mengenali
keadaan yang terjadi di sekitar ibu hamil.
7
ditularkan ke anaknya. Diketahui bahwa selama hamil ibu tersebut tidak mau
diperiksa. Tahun 2022 data dari bulan Januari s.d Juni di PKM Buniwangi
terdapat 364 orang ibu hamil, dan 50% di antaranya tidak bersedia di periksa
HIV dengan alasan takut.
Adapun faktor yang diambil untuk menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah Pengetahuan dan sikap dikarenakan peneliti berasumsi bahwa
pengetahuan dan sikap dari ibulah yang paling menonjol dari pemahaman ibu
yang belum memeriksakan pemeriksaan HIV karena mereka tidak tau dan
belum memahami betul alasan peeriksaan tersebut harus dilakukan, sehingga
penulis mengambil faktor tersebut untuk dijadikan variabel penelitian.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap
status pemeriksaan HIV di UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab.
Sukabumi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu
hamil terhadap status pemeriksaan HIV di UPTD Puskesmas Buniwangi Kec.
Surade Kab. Sukabumi.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan sikap ibu hamil terhadap status pemeriksaan HIV di UPTD Puskesmas
Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi.
Tujuan Khusus
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu pengindraan sampa menghasilkan pengetahuan
tersebut sengat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap
obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo dikutip dalam buku Wawan dan Dewi,
2018).
Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan
atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang
diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek tertentu
(Nurroh 2019). Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2019),
pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal
yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan fakta atau informasi yang kita anggap benar
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu melalui panca indra manusia.
b. Macam-Macam Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo dikutip dalam buku Wawan dan Dewi M
(2018) membagi 6 tingkat pengetahuan menjadi sebagai berikut :
10
11
1) Tahu (Know)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
megingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyelesaikan
secara benar tentang objek yang diketauhui, dan
menginterprestasikan materi tersebut secara langsung.
3) Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)
4) Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponena-komponen, tetapi masih di dalam struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Suatu kemampuan untuk meletakan atau mengubngkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata
lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-
formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengethuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkat-tingkatan di atas.
12
2. Sikap
a. Pengertian
Menurut Candra (2017), sikap merupakan suatu proses penilaian
yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek atau situasi yang
disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang
tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang
tertentu yang dipilihnya.
Sikap juga merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia, karena sikap pada diris seseorang akan memberikan warna
dan corak tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan seseorang
tersebut terhadap suatu objek (Azwar, 2013).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Sikap merupakan respon penilaian seseorang terhadap perbuatan atau
peristiwa tertentu yang ada dalam didalam kehidupan nyata.
b. Komponen Sikap
a. Komponen Sikap
3) Komponen konatif
Kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki oleh seseorang. Dan berisi pendensi atau kecenderungan
untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara
tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah
logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah
dicerminkan dalam bentuk tendensi prilaku.
c. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2014) dalam (2021) menjelaskan bahwa
sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakniMenerima berarti mau dan
memperhatikan setiap stimulus yang diberikan. Merespons yaitu
menerima tugas yang diberikan dengan mengerjakan dan
menyelesaikan tugas tersebut. Mengajak orang untuk mendiskusikan
suatu masalah merupakan tingkatan sikap menghargai dan
bertanggungjawab merupakan tingkatan sikap tertinggi karena
menerima setiap risiko dari segala sesuatu yang dipilihnya (Yohanna,
2021). Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau
salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain
(tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke
17
3. Ibu Hamil
a. Pengertian
Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang mengandung yang
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah waktu
transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang
sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak
itu lahir (Ratnawati, 2020) Kehamilan merupakan penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Maka, dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan
bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan
berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir
(Yulaikhah, 2019)
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio
fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi
(misalnya dalam kasus kembar atau triplet). Kehamilan manusia terjadi
selama 40 minggu 37 antara waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu
dari pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamil adalah “Gravida”
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu
awal) dan kemudian janin (sampai kehamilan. Primigravida adalah
seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, sedangkan
multigravida adalah seorang wanita yang sudah pernah hamil dua kali
atau lebih (Yunanto, 2015).
b. Tanda Ibu Hamil
Tanda dan gejala kehamilan pasti, antara lain (Fitriana, 2019) :
1. Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya. Sebagian
besar ibu mulai merasakan tendangan bayi pada usia kehamilan
lima bulan.
2. Bayi dapat dirasakan di dalam Rahim. Semenjak umur kehamilan 6
atau 7 bulan.
19
(tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu lama.
Meski demikian, sebetulnya mereka telah dapat menulari orang lain
(PerGub, Jatim, 2020)
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yang selanjutnya
disingkat AIDS adalah suatu kumpulan gejala berkurangnya
kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus
HIV dalam tubuh seseorang. AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immune Deficiency Syndrome. “Acquired” artinya tidak diturunkan,
tetapi didapat; “Immune” adalah sistem daya tangkal atau kekebalan
tubuh terhadap penyakit; “Deficiency” artinya tidak cukup atau
kurang; dan “Syndrome” adalah kumpulan tanda dan gejala penyakit.
AIDS adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan
kumpulan gejala menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV
berjalan sangat progresif merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga
penderita tidak dapat menahan serangan infeksi jamur, bakteri atau
virus. Kebanyakan orang dengan HIV akan meninggal dalam beberapa
tahun setelah tanda pertama AIDS muncul bila tidak ada pelayanan
dan terapi yang diberikan (Kemenkes RI, 2020).
b. Tanda dan Gejala HIV/ AIDS
Menurut (Noviana Nadarsyah 2013) gejala orang yang terinfeksi
HIV menjadi AIDS bisa dilihat dari 2 gejala, yaitu Gejala Mayor
(umum terjadi) dan Gejala Minor (tidak umum terjadi):
1) Gejala Mayor
a) Berat badan menurun lebih dari 10% dalam satu bulan
b) Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c) Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan d) Penurunan
kesadaran dan gangguan neurologis
d) Demensia/ HIV ensefalopi
2) Gejala Minor
a) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b) Dermatitis generalisata
21
setelah melahirkan melalui Air Susu Ibu (ASI) pada masa laktasi
(KemenkesRI, 2019) Besaran penularan HIV dari ibu ke anak
tergantung pada penanganan yang dilakukan selama kehamilan,
saat persalinan, serta pada saat menyusui.
2) Hubungan seksual,
Hubungan seksual Penularan melalui hubungan seksual adalah
cara yang paling dominan dari semua cara penularan. Penularan
melalui hubungan seksual dapat terjadi selama sanggama laki-laki
dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Sanggama
berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal, atau oral
antara dua individu. Risiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau
anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV.
Kontak seksual oral langsung (mulut ke penis atau mulut ke
vagina) termasuk dalam kategori risiko rendah tertular HIV.
Tingkatan risiko tergantung pada jumlah virus yang ke luar dan
masuk ke dalam tubuh seseorang, seperti pada luka sayat/gores
dalam mulut, perdarahan gusi, dan atau penyakit gigi mulut atau
pada alat genital
3) Penggunaan jarum yang tidak steril atau terkontaminasi HIV
Pajanan oleh darah, produk darah, atau organ dan jaringan yang
terinfeksi Penularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak
ditapis (uji saring) untuk pemeriksaan HIV, penggunaan ulang
jarum dan semprit suntikan, atau penggunaan alat medik lainnya
yang dapat menembus kulit. Kejadian di atas dapat terjadi pada
semua pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik,
pengobatan tradisional melalui alat penusuk/jarum, juga pada
pengguna napza suntik (penasun). Pajanan HIV pada organ dapat
juga terjadi pada proses transplantasi jaringan/organ di fasilitas
pelayanan kesehatan
d. Patofisiologi/ Patogenesis
Perjalanan khas infeksi HIV yang tidak diobati, berjangka waktu
sekitar satu dekade. Tahap-tahapnya meliputi infeksi primer, penyebaran
25
1) Faktor biologi
a) Tingkat infeksi orang yang telah terinfeksi HIV
26
tes HIV/AIDS (Tes HIV) Analisa ρ > 0.05. kesimpulan penelitian ini adalah
Bivariat ada hubungan antara pengetahuan tentang
HIV/AIDS dengan tes HIV/AIDS, dan
(Menggunakan tidak ada hubungan antara sikap tentang
Uji Chi-Square) HIV/AIDS dengan tes HIV/AIDS.
5 Faktor-faktor Jurnal Ramdani “Untuk Mengetahui Independen Menggunakan Analisis Hasil penelitian menunjukkan P:
yang Publikasi Faktor-Faktor Yang (Usia, Kuesioner Univariat 0.000 dari seluruh variabel yang
berhubungan Berhubungan Pendidikan, (Menggunakan diteliti yang artinya nilai P value
dengan Dengan Tingkat Pekerjaan, Tabel Distribusi lebih rendah dari nilai α sehingga
Pengetahuan Ibu Pengetahuan Ibu Pengetahuan Frekuensi) disimpulkan penelitian ini ada
Hamil tentang Hamil Tentang Penggunaan hubungan minat, budaya dan media
Provider- Pentingnya PITC. Media dan Analisa dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
Initiated HIV Minat Bivariat Hamil Tentang Pentingnya PITC di
Testing and (Menggunakan Poliklinik Kebidanan RS Pelni
Conseling Uji Koreksi Jakarta Barat. Saran dalam
(PITC) di Dependen Kontinuity penelitian ini diharapkan ibu hamil
Poliklinik KIA (Pengetahuan Test) lebih aktif mengikuti kegiatan yang
RS PELNI ) diadakan petugas kesehatan
khususnya kegiatan penyuluhan
kesehatan tentang PITC
35
C. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah, singkatnya
kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan antara variabel yang
diambil perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau
akan diteliti. Menurut Notoatmodjo (2017) kerangka teori adalah formulasi
atau simplikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian
tersebut. Kerangka teoripada dasarnya adalah garis besar atauringkasan dari
berbagai konsep, teori, dan literaturyang digunakan oleh peneliti (Fasitasari,
2018).
Pengetahuan merupakan modal dasar yang harus dimiliki untuk menilai
diri sendiri terhadap sesuatu yang akan kita hadapi, dengan baiknya
pengetahuan maka kita tidak akan merasa cemas akan sesuatu yang dihadapi,
dengan pengetahuan yang baik maka seseorang akan menguasai dan
memahami apa yang akan dilakukan terhadap dirinya setelah mereka tau
tentang apa konsep yang sebenarnya tentang apa yang dihadapi. Di dalam
menggunakan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi oleh perilakunya
yang terbentuk dari pengetahuannya. Seseorang cenderung untuk bersikap
tidak menggunakan jasa pelayanan kesehatan disebabkan karena adanya
kepercayaan dan keyakinan bahwa jasa pelayanan kesehatan tidak dapat
menyembuhkan penyakitnya, demikian juga sebaliknya
Menurut Notoatmodjo (2019) bahwa sikap seseorang dapat berubah
dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui
persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Oleh karena itu, informasi
yang didapatkan seseorang tentang sesuatu hal akan dapat mempengaruhi
sikapnya. Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk
merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi
tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci,
sedih, setuju). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat
kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, tidak setuju)
36
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Hasil
suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan dalam perencaanaan penelitian. Untuk
mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka dalam perencanaan penelitian
perlu dirumuskan jawaban sementara dari penelitian (Notoatmodjo, 2017).
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil terhadap status pemeriksaan HIV Di UPTD Puskesmas
Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi.
Bentuk Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap status
pemeriksaan HIV di UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab.
Sukabumi
Hi : Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap status pemeriksaan
HIV di UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi
Ho : Tidak ada Hubungan Sikap Ibu Hamil terhadap status pemeriksaan
HIV di UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi
Hi : Ada Hubungan Sikap Ibu Hamil terhadap status pemeriksaan HIV di
UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Rancangan Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuantitatif.
Metode ini merupakan metode yang melihat hubungan antar variabel terhadap
objek yang diteliti, dimana objek tersebut bersifat sebat akibat, sehingga
dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen, variabel tersebut
selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen (Sugiyono, 2018). Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan Cross Sectional.Cros-sectional adalah untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Notoatmodjo, 2017). Penelitian ini mengkaji Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Hamil terhadap status pemeriksaan HIV Di UPTD Puskesmas
Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi
B. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2017) adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.. Variabel yang akan diteliti di definisi
operasionalkan adalah sebagai berikut :
37
38
2. Sampel
Sampel dapat dikatakan juga merupakan bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat, 2012). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagian Ibu Hamil Di UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab.
Sukabumi yaitu sebanyak 191 responden jumlah tersebut dihitung
menggunakan rumus Slovin dikarenakan jumlah Populasi awal lebih dari
100.
Dalam pengambilan sampel dilakukan pemilahan kriteria dimana
kriteria tersebut dapat menentukan layak dan tidaknya sampel yang akan
digunakan.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan
atau yang layak untuk diteliti. Kriteria inklusi responden dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1) Ibu yang bersedia menjadi responden
2) Ibu yang belum pernah dilakukan wawancara mengenai pengetahuan
dan Sikap terhadap pemeriksaan HIV
b. Kriteria Ekslusi
1) Ibu yang sedang melakukan pengobatan rawat inap di Puskesmas
2) Ibu yang tidak mau menjadi responden dalam penelitian
3) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis
Teknik pengambilan sampel yang di pilih untuk penelitian ini adalah
teknik Accdental sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling. Pengambilan sampel ini
dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada
dan tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. (Sugiyono,
2018).
40
3. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer
dan sekunder, sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data yaitu peneliti (Sugiyono, 2018). Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya
(tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini/persepsi
orang secara individual dan kelompok serta hasil observasi terhadap
suatu benda atau kegiatan (Budhiana, 2016).
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018). Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (dicatat oleh orang lain).
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti mengumpulkan
data yang akan dilakukan dalam penelitian. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah dengan memberikan beberapa pertanyaan
dengan menggunakan alat yaitu kuesioner. Metode Pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Kuesioner tertutup
dimana jawaban responden telah disediakan sehingga responden hanya
tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai untuk dijawab benar.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017).
d. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian adalah semua alat yang digunakan
untuk memeriksa, mengumpulkan, menyelidiki suatu masalah,
mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis
dan objektif (Budhiana, 2018). Kuesioner adalah teknik pengumpul
42
n( ( ∑ xy ) −( ∑ x )( ∑ y )
hitung =
√ [ ( n ∑ x − ( ∑ x ) ) . ( n ∑ y −( ∑ y ) ) ]
2
2 2
Keterangan ;
rhitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total
n = jumlah responden
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS
16.0 for windows. Pengambilan kesimpulannya ditentukan ketika
nilai p-value pearson product moment < 0,05 maka butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Arikunto, 2010).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dicapai atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila
dilakukan menggunakan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali
dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati
sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan
(Nursalam, 2017).
Keputusan uji reliabilitas yaitu bila nilai Cronbah’s Alpha ≥
konstanta (0,6), maka pertanyaan reliabel dan bila nilai Cronbah’s
Alpha < konstanta maka pertanyaan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas
pada kuesioner ansietas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha 0,937 dan
pada kuesioner kualitas hidup didapatkan nilai Cronbach’s Alpha
0,954. Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument
dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut :
44
[ ∑σb
]
2
[ k
( k −1 ) ] 1−
σ
2
t
r=
Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb² : Total varians butir
σ²t : Total varians
Kriteria uji reabilitas mengacu kepada indeks reliabilitas menurut
aturan Guilford (Guilford’s Empirical Rule).
F. Analisa Data
Analisa data merupakan bagian penting dari suatu penelitian. Dimana
tujuan dari analisis data ini adalah agar diperoleh suatu kesimpulan masalah
yang diteliti. Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan
menggunakan software di komputer. Analisis data dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian, dalam analisis ini hanya menggunakan distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
a. Analisa karakteristik responden
Analisis data pada karakteristik responden dengan menggunakan
tabel frekuensi dan persentasi dengan rumus :
45
A
P= x 100
B %
Dimana :
P = Persentase kategori
A = Jumlah responden pada tiap kategori
B = Jumlah seluruh responden
pengetahuan adalah :
a) Baik/Tinggi, jika 10. 5 < T
b) Cukup/ Sedang, jika 7 < T ≤ 10.5
c) Kurang,/ Rendah jika T ≤ 7
Sedangkan untuk mengukur hasil ukut variabel Sikap yaitu
menggunakan rumus median. Adapun langkah untuk mendapatkan nilai
median adalah sebagai berikut :
1) Menentukan jumlah nilai minimal dari kuesioner (Xminimal).
2) Menentukan jumlah nilai maximal dari kuesioner (Xmaximal).
3) Menghitung X (Xmaximal – Xminimal).
4) Hitung median, dimana Me = 0.5*X+skor minimal.
5) Lakukan pembuatan kriteria atau hasil ukur :
a) Jika Me > T maka kriteria pertama (mendukung)
b) Jika T ≤ Me, maka kriteria kedua (tidak mendukung)
Dimana :
Me =0,5 * Range + Xminimal
Me = 0.5 * 12 + 0 = 6
Sehingga bentuk kriteria hasil ukur pada variabel sikap adalah
Positif jika nilai T > 6
Negatif jika Nilai T < 6
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan oleh 2 variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2019). Pada
penelitian ini metode analisis dengan menggunakan uji statistik Chi
Kuadrat yaitu digunakan untuk menguji variabel pengetahuan dengan
status pemeriksaan HIV dan variabel Sikap dengan Status pemeriksaan
HIV. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri
atas dua atau lebih, data berbentuk nominal dan ordinal dan sampelnya
cukup besar. (Notoatmodjo, 2010). Pengolahan dan analisis data dilakukan
secara manual dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:
2
(O−E )
=∑
2
χ E
47
Keterangan :
χ2 : Chi Kuadrat
O : Nilai hasil pengamatan
E : Nilai ekspektasi
Untuk menganalisis atau keputusan uji Chi-square dengan
menggunakan hipotesis dua arah dan tingkat kesalahan/ kekeliruan sebesar
5% adalah sebagai berikut :
1) Jika p value < 0,05: Ho Ditolak artinya ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen
2) Jika p value ≥ 0,05 : Ho Diterima artinya tidak ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan dan melaksanakan penelitian khususnya jika yang
menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak
dasar manusia. (Hidayat, 2010). Dalam penelitian jika yang menjadi subjek
adalah menusia, maka penelitian harus memahami hak-hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan akan menentukan dirinya, sehingga penelitian
yang akan dilaksanakan harus menjunjung tinggi kebebasan manusia.
beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami adalah sebagai
berikut (Hidayat, 2012) :
1) Menghormati Martabat
Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi martabat seseorang
(subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus di
hargai.
2) Asas Kemanfaatan
Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan
resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat
yang diperoleh lebih besar dari pada resiko yang akan terjadi.
3) Berkeadilan
Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian setiap
orang diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi
manusia. Hak dan kewajiban penelitian maupun subjek juga harus
seimbang. Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian
setiap orang diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak
48
asasi manusia. Hak dan kewajiban penelitian maupun subjek juga harus
seimbang.
4) Informed Consent
Subjek penelitian harus menyatakan kesediannya mengikuti penelitian
dengan mengisi informed consent. Hal ini juga merupakan bentuk
kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Pada
saat penelitian dilakukan, peneliti melakukan informed consent terlebih
dahulu sebelum dilakukan perlakuan dan pemberian kuesioner. Semua
responden mentandatangani lembar surat pernyataan menjadi responden.
5) Tanpa Nama (Anonimity)
Seluruh responden diberikan kode penomoran tanpa mencantumkan
nama. Responden sejak awal akan diberikan informasi bahwa namanya
tidak akan tercantum dalam laporan hasil penelitian.
6) Kerahasiaan (Confidential)
Confidential tujuannya untuk menjamin kerahasiaan dari penelitian
baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi yang
dikumpulkan akan dijamin kerahsian oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
Arumia Diana Putri (2019) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan
pada Siswa/I Remaja di SMPN Kota Sukabumi. Jurnal Publikasi
Keperawatan. Skripsi Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Sukabumi Kota Sukabumi
Herdiani, Tria Nopi dkk (2020) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan
Pemeriksaan HIV pada Ibu Hamil Di Puskesmas Argamakmur Kabupaten
Bengkulu Utara. Jurnal Kebidanan. Program Studi Kebidanan STIKes Tri
Mandiri Sakti Bengkulu.
Leta, Stefitus Laki (2019) Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu
Hamil Dengan Perilaku Deteksi Dini HIV dalam ANC Terpadu di
Puskesmas Kendalsari. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Ni’amah Siti dkk (2019) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang HIV/AIDS
dan VCT serta Motivasi Ibu Hamil Dengan Kesediaan Mengikuti VCT di
Kabupaten Pati. Jurnal Pulbikasi. DIII Kebidanan. Akbid Bakti Utama
Pati.
Niu. Flora dkk (2019) Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
Tentang HIV/ AIDS dengan Kepatuhan Melakukkan VCT di Puskesmas
Abepura. Jurnal Keperawatan Tropis Papua. Jurusan Kebidanan. Poltekkes
Kemenkes Jayapura. Jurnal Keperawatan Vol. 02 No 2 Desember 2019.
ISSN 2654-5756
Nuraeni, Titik dan Nuke Devi Indrawan (2020) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
tentnag HIV/ AIDS dan VCT dengan Sikap Terhadap Konseling dan Tes
HIV/ AIDS secara Sukarela di Puskesmas Karangdoro Semarang. Jurnal
Publikasi. Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
Sofiyanti, Ida (2020) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang HIV/
AIDS dengan Tes HIV/ AIDS. Jurnal Publikasi Volume 8 No 1 Februari
2020. Universitas Ngudi Waluyo.
Sayuti (2021) Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang HIV/ AIDS. Dukungan
Keluarga dan Kunjungan ANC dengan Kesediaan Ibu Untuk melakukan
test PITC diwilayah kerja Puskesmas Ketawang. Kabupaten Malang.
Jurnal Publikasi. Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang.
Setyowati, Pain dkk (2020) Hubungan Pengetahuan Ibu tentang HIV/ AIDS
Dengan Sikap Ibu Hamil Yang Sudah Melakukan Skrining HIV/ AIDS Di
Puskesmas Ngronggo Kecamatan Kota. Kota Kediri. Jurnal Publikasi
Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri Jawa Timur
KUESIONER PENELITIAN
1. Pengetahuan
No Item Pertanyaan Benar Tidak
1 Ibu tidak dapat menularkan HIV kepada bayinya
melalui pemberian ASI
2 HIV dapat ditularkan melalui pelukan, salaman,
dan ciuman
3 Bayi dapat tertular HIV dari ibu selama proses
kehamilan, persalinan dan menyusui
4 Pemeriksaan HIV pada ibu hamil sebaiknya
dilakukan di awal kehamilan.
5 Deteksi dini HIV pada ibu hamil dilakukan melalui
pemeriksaan darah
6 Ketuban pecah sebelum waktu persalinan tidak
mempengaruhi tingkat penularan HIV kepada bayi.
7 Persalinan pada ibu hamil dengan HIV tidak dapat
dilakukan secara normal walaupun teratur minum
obat HIV
8 Persalinan dan menyusui merupakan proses
penularan HIV yang paling sering terjadi dari Ibu
ke Anak
9 Ibu dengan HIV positif tidak boleh meyusui
bayinya
10 Susu formula lebih disarankan untuk bayi yang
lahir dari ibu dengan HIV Positif
11 Pemberian ASI ekslusif tidak dianjurkan pada Ibu
dengan HIV Positif.
12 Pemberian ASI bersamaan dengan pemberian susu
formula dapat mencegah penularan HIV ke bayi.
13 Imunisasi harus diberikan pada bayi yang lahir dari
ibu dengan HIV positif
14 Bayi yang diduga HIV harus diberikan obat HIV
dan tidak wajib di imunisasi
2. Sikap
No Item Pertanyaan Benar Tidak
1 Menurut saya, HIV tidak dapat ditularkan dari ibu
ke bayi selama kehamilan, proses persalinan dan
menyusui.
2 Menurut saya, penularan HIV pada ibu hamil
paling tinggi terjadi selama proses menyusui
3 Saya merasa tidak perlu melakukan pemeriksaan
HIV selama kehamilan
4 Menurut saya Ibu dengan HIV positif harus
melahirkan di fasilitas kesehatan seperti Rumah
Sakit atau Puskesmas
5 Menurut saya, semakin lama proses persalinan
pada ibu dengan HIV semakin meningkatkan
resiko penularan HIV ke bayi
6 Menurut saya, ibu hamil dengan HIV positif boleh
melahirkan di rumah tanpa bantuan tenaga
kesehatan.
7 Menurut saya persalinan pada ibu dengan HIV bisa
dilakukan secara normal maupun operasi sesar.
8 Menurut saya, ibu menyusui dengan HIV masih
dapat memberikan ASI kepada bayinya walaupun
terdapat luka pada puting susu ibu
9 Menurut saya,luka yang pada mulut bayi dapat
meningkatkan penularan HIV dari ibu melalui ASI.
10 Menurut saya, semua bayi yang lahir dengan HIV
dapat diberi imunisasi dengan catatan bayi tersebut
tidak menunjukan gejala penyakit tertentu
11 Menurut saya, Semua bayi yang lahir dengan HIV
tidak dapat menerima imunisasi sesuai jadwal
imunisasi nasional
12 Menurut saya semua bayi yang lahir dari ibu
dengan HIV wajib mendapatkan imunisasi lengkap
PENJELASAN PENELITIAN
KepadaYth
Ibu Hamil
Di_
Tempat
Dengan hormat,
Saya bernama, Muslihin, NIM : 2132325011 adalah Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Sukabumi memohon bantuan Anda, yaitu Bapak/Ibu/Sdr/Sdri Pasien RSUD
Jampangkulon, agar berkenan memberikan jawaban kuesioner yang telah saya
sajikan dalam lembar berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap status pemeriksaan HIV di
UPTD Puskesmas Buniwangi Kec. Surade Kab. Sukabumi
Daftar pertanyaan dalam kuesioner berjumlah pertanyaan yang hendaknya
diisi dengan lengkap dan mohon jangan dibiarkan tidak terjawab. Kelengkapan
jawaban akan sangat mempengaruhi hasil analisis dalam penelitian ini dan tidak
mempengaruhi penilaian Rumah Sakit terhadap anda. Data pribadi anda tidak
akan dipublikasikan, sehingga anda dapat memberikan opini secara bebas.
Kerahasiaan informasi yang diperolehakan dijaga dengan baik dan informasi
tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik.
Besar harapan saya atas partisipasi anda terhadap pengisian kuesioner ini
karena jawaban Anda tersebut merupakan kontribusi yang berharga baik bagi
peneliti dan ilmu pengetahuan, maupun bagi kemajukan Rumah Sakit. Atas
perhatian Anda, saya ucapkan terimakasih.
Sukabumi, Oktober 2022
Peneliti,
Muslihin
NIM : 2132325011
Lampiran 3
KepadaYth,
Ibu Hamil
Di _
Tempat
Dengn hormat,
Dalam rangka memenuhi syarat penyelesaian proses pendidikan sebagai
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Sukabumi, dengan ini saya meminta kesediaan
bapak/ibu untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Saya mengharapkan bapak/ibu
mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang dirasakan saat ini di rumah sakit
saudara. Saya akan menjamin kerahasiaan setiap informasi yang bapak/ibu
sampaikan.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas partisipasinya diucapkan terima
kasih.
Muslihin
2132325019
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN
(……………………………..) (Muslihin)