Tugas Agama
Tugas Agama
Tugas Agama
Disusun oleh ;
-Icsiona Simanjuntak
P
O
2022/2023
1. Berkaitan dengan asal usul manusia terdapat dua perspektif yaitu pendekatan
secara ilmiah dan pendekatan iman.Apakah kedua pendekatan tersebut dapat
dipertemukan? Jelaskan.
Jawab :
Tidak, karena kedua perspektif sangat bertentangan. Menurut Pendekatan secara
ilmiah (sains), Charles Darwin (1809-1882) dari salah satu teori evolusi berpendapat
bahwa semua jenis binatang berasal dari sel purba yang di ciptakan oleh Tuhan. Sel
purba mengalami proses seleksi alam dan evolusi.Ada juga ilmuan yang berusaha
mempertemukan ilmu dengan iman,maka muncul teori terbatas yang sifatnya
moderat,selama bertahun tahun tumbuh-tumbuhan,binatang dan manusia mengalami
mutasi (perubahan). Tetapi mereka menolak adanya mutasi dari benda mati menjadi
tumbuh-tumbuhan,dari tumbuhan menuju binatang,dari binatang menuju
manusia.Tetapi mereka tidak menyangkal terjadinya mutasi secara horizontal yang
ditolak dari teori evolusi adalah pandangan bahwa “Manusia berasal dari binatang”
alasannya karena manusia pada hakikatnya berbeda dengan Binatang karena memiliki
akal budi berbeda dengan binatang yang tidak berakal budi.Teori evolusi theistic
mengakui bahwa Allah ikut campur tangan dalam proses evousi ciptaanya.
Berbeda dengan pendekatan sains pendekatan iman tidak memerlukan
pembuktian,Yang dibutuhkan dalam pendekatan iman adalah kepercayaan.Pendekatan
ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah yang bisa berubah,sedangkan pendekatan iman
menghasilkan kebenaran yang tidak berubah.Gereja iman khatolik menegaskan bahwa
manusia berasal dari Allah.
2. Apakah pesan iman yang ingin disampaikan oleh
penulis melalui kisah penciptaan.
Jawab :
Dalam kisah penciptaan disebutkan Allah menciptakan dalam waktu enam
hari dengan debu tanah,hal tersebut merupakan bahasa kiasan yang dipakai
penulis untuk memperjelas pesan iman yang mau disampaikan, Bahwa segala
sesuatu di bumi ini Tuhan yang menciptakan dalam waktu enam hari.Penulis
ingin menyampaikan Kisah penciptaan dari awal sejarah kehidupan manusia
di dunia sekaligus salah satu bukti akan keberadaaan Allah di tengah-tengah
kehidupan manusia. Kisah penciptaan masih diyakini manusia sebagai suatu
kesaksian dan pengakuan. Iman.Penulis juga ingin menyampaikan bahwa
Allah menciptakan manusia serupa dengan gambar nya.Manusia diciptakan
berbeda dengan mahkluk lain,manusia memiliki keistimewaan karena
diciptakan memiliki akal budi,kehendak,suara hati,dan kebebasan. Tuhan
menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah supaya mereka
berkuasa atas ikan ikan dilaut dan burung burung diudara dan atas ternak dan
atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap dibumi.
Namun Allah juga meminta manusia untuk menjaga apa yang telah Allah
berikan. Penulis pula ingin menyampaikan bahwa manusia di ciptakan dengan
derajat yang sama. Tidak membedakan dan tidak saling menindas. Karena
nyatanya manusia di ciptakan dengan derajat yang sama.
Jawab :
Jawab :
Kata martabat memiliki arti pangkat atau derajat yang dimiliki manusia sebagi
manusia. Dengan memiliki martabat ini maka manusia menjadi beda dengan makhluk
lain. Kata martabat juga memiliki arti tingkat, derajat, pangkat, dan harga diri,
sedangkan kata manusia sendiri memiliki arti, manusia yang berakal budi. Martabat
manusia adalah dasar dan hak asasi yang dimiliki oleh setiap orang yang berasal
secara kodrati dari Allah. Martabat manusia tersebut tidak dapat dirampas oleh
siapapun sampai kapanpun. Martabat manusia bukan dilihat hanya berasal dari sisi
tertentu saja, melainkan pada seluruh diri manusia. Tubuh dan jiwa manusia adalah
dua hal yang membentuk pribadi manusia yang utuh. Keberadaan manusia yang
intelektual, sensitif, afektif, dan biologis menyandang gelar “Persona” manusia adalah
seorang pribadi yang utuh. Ia adalah sebuah realitas yang personal. Persona berarti
manusia adalah pribadi yang utuh, pesona juga berarti manusia adalah seorang
individu yang tidak ada duanya. Persona juga dapat berarti “personeita” yang berarti
seorang pribadi yang mampu untuk merefleksikan dirinya sendiri. Ia mempunyai
kemampuan yang memungkinkan ia mampu melihat dirinya sendiri.
Ada pula Martabat menurut kitab suci yaitu, Manusia diunggulkan dari antara semua
ciptaan sebab manusia menjadi puncak Karya Penciptaan Allah yang diciptakannya
pada hari yang keenam. Amanat hakiki dari alkitab memaklumkan bahwa pribadi
manusia adalah sebuah makhluk ciptaan Allah (Mzr 139:14-18), dan melihat di dalam
dirinya, yang diciptakan seturut gambar Allah, unsur yang menjadi ciri khasnya dan
yang membedakannya : “Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia laki-laki dan perempuan di ciptakan-Nya
mereka. Allah menempatkan makhluk insan itu pada pusat dan puncak tatanan
Penciptaan. Manusia dibentuk dari tanah dan Allah menghembuskan ke dalam
mulutnya nafas kehidupan. Maka, karena ia diciptakan menurut gambar Allah,
manusia memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu melainkan
seseorang. Ia mampu mengenali dirinya sendiri, menjadi tuan atas dirinya,
mengabdikan dirinya dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan dengan orang
lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan Penciptaannya
untuk kepada-Nya jawaban iman dan cinta kasih, sesuatu yang tidak dapat diberikan
oleh makhluk lain sebagai penggantinya.
Manusia juga berelasi dengan dirinya sendiri dan mampu merenungkan dirinya
sendiri. Dalam kaitan ini Alkitab berbicara tentang hati manusia. Hati merujuk pada
kerohanian batiniah manusia, apa yang membedakannya dari setiap ciptaan lainnya.
Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang
dilakukan Allah dari awal sampai akhir . Pada akhirnya hati menyiratkan berbagai
kemampuan rohaniah yang menjadi milik kepunyaan pribadi manusia itu sendiri, yang
menjadi hak prerogatifnya sejauh ia diciptakan seturut gambar Penciptannya. Akal
budi, kemampuannya untuk membedakan yang baik dan yang jahat, kehendak bebas.
Apabila ia mendengarkan hasrat hatinya yang paling dalam, maka tak seorang pun
yang tidak menjadikan kata-kata kebenaran diungkapkan Santo Agustinus sebagai
milik kepunyaan sendiri. “Engkau telah menciptakan kami untuk diri-Mu sendiri, ya
Tuhan, dan hati tidak akan tenang sebelum ia beristirahat di dalam Engkau”.
Jawab :
Kebebasan sosial dapat diartikan bahwa suatu keadaan dimana manusia tidak berada
dipihak paksaan atau intervensi-intervensi asing. Kebebasan sosial mengandaikan
bahwa manusia yang masing-masing memiliki kebebasan eksistensialnya akan
bertemu dalam konteks kepentingan hubungan sosial yang berbeda.
Jadi, sudah jelas bahwa dengan sendirinya kebebasan manusia itu terbatas karena
manusia hidup dalam dunia yang terbatas. Oleh karena itu, masyarakat membatasi
kesewenangan seseorang agar ia tidak bertindak yang merugikan kehidupan bersama.
Tetapi pembatasan itu harus dapat dipertanggung jawabkan, dan tidak berarti bahwa
segala macam pembatasan kebebasan itu dapat dibenarkan.
Jawab :
Kebebasan mereka dibatasi, dan bahkan harga diri mereka dipermainkan sesuka hati.
Kendati demikian mereka tidak boleh digunakan sebagai sarana belaka. Syarat ini
dapat dipenuhi bila diberikan imbalan kerja yang pantas dan apabila mereka ingin
berhenti dari pekerjaan itu harus diperhatikan haknya. Pilihan untuk berhenti dari
dunia “perbudakan” ini haruslah didasari pada kebenaran. Inilah yang merupakan
penghargaan manusia pada martabat sesamanya yang dibahas dalam otonomi
individu. Namun apakah pilihan dan kebebasan seseorang (otonomi individu) untuk
memilih jalan hidupnya sendiri itu sesuai dengan arah dan tujuan yang benar, ataukah
hanya merupakan pilihan yang didasarkan pada hasrat belaka? Terkadang kebenaran
bukanlah menjadi tujuan akhir dari penentuan suatu pilihan karena mata manusia
ditutupi dengan berbagai “debu” materi yang bersifat sesat. Tindakannya tidak lagi
bertolak dari suatu prinsip yang pasti karena kebutaannya terhadap kebenaran.
Dengan mengandalkan kekuatannya sendiri manusia mulai menciptakan bentuk
kehidupan yang melanggar nilai moral yang berlaku umum.
Jawab :
Suara hati merupakan suatu pertahanan untuk menolong manusia dan menjauhkan
diri manusia dari situasi yang secara rohani berbahaya. Jika manusia mematuhi
perintah-perintah dan membuat keputusan-keputusan yang benar, manusia merasakan
kedamaian suara hati.
8. Mana panggilan pokok kita manusia
Jawab :
Menurut Franz Magnis, manusia harus menaati suara hatinya. Kesadaran ini
merupakan inti dari suara hati itu sendiri. Suara hati mutlak harus kita ikuti karena
merupakan kesadaran langsung manusia mengenai apa yang menjadi kewajibannya
saat itu. Kita tidak perlu menunggu orang lain memberi tahu apa yang harus kita
lakukan karena suara hati telah menunjukkan dengan jelas dan pasti. Tuntutan suara
hati bersifat mutlak maksudnya bahwa kita wajib melakukan apa yang disampaikan
suara hati. Tuntutan tersebut bidak dapat dikalahkan dengan kesenangan atau
kepentingan diri. Yang mutlak dalam suara hati adalah tuntutan untuk melaksanakan
apa yang kita sadari sebagai kewajiban kita. Suara hati memuat tuntutan mutlak untuk
selalu bertindak baik, jujur, adil, apa pun pengorbanan dan apa pun pendapat orang
lain."
Lalu bagaimana dengan suara hati yang sesat? Apakah juga harus diikuti?
Jawabannya "ya" selama belum ada informasi baru. Karena tidak punya informasi
lain, seseorang hanya berpegang pada satu satunya informasi yang dimilikinya,
sehingga hal tersebut disadari sebagai kewajibannya. Karena hanya itulah satu-
satunya kewajiban yang diketahuinya, belum ada pilihan, maka mau tidak mau
seseorang melaksanakan apa yang disadarinya sebagai kewajibannya meskipun hal itu
salah. Tetapi ketika orang tersebut sudah mendapatkan informasi lain yang
menunjukkan bahwa perbuatan tersebut salah, di sinilah orang tersebut punya pilihan
untuk mengikuti yang benar atau tidak.
Jawab :
Kebebasan dan tanggung jawab adalah dua hal yang saling berhubungan. Jika ada
kebebasan, maka juga harus ada tanggung jawab. Jika kita melakukan sesuatu hal
sesuai dengan kehendak kita sendiri, maka harus ada resiko/tanggung jawab yang kita
alami.Setiap pribadi dengan bebas dapat menentukan arah hidupnya karena setiap
manusia memiliki otonominya masing-masing sebagai makhluk yang memiliki akal
budi sehingga tahu menggunakan pikirannya untuk bertindak.Akan tetapi setiap
kebebasan yang dilakukan manusia akan di sertai efek samping. Efek samping ini lah
yang harus di pertanggung jawabkan. Karena apabila efek samping ini tidak di
pertanggung-jawabkan maka akan merugikan orang lain, lingkungan, atau diri sendiri.
Kebebasan membuat orang bertanggung jawab terhadap tindakannya sejauh tindakan
itu dikehendaki, namun demikian tingkat kesalahan dan pertanggungjawaban atas
suatu tindakan dapat dikurangi atau kadang-kadang malah ditiadakan, bila tindakan
tersebut dilakukan karena ketidaktahuan, kelalaian, paksaan dengan kekerasan,
ketakutan, kelekatan yang tidak teratur, atau kebiasaan.