Draft Peraturan Tata Tertib BPD Oky
Draft Peraturan Tata Tertib BPD Oky
Draft Peraturan Tata Tertib BPD Oky
KIAMBANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ini yang dimaksud
dengan:
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan /
atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Desa adalah Desa Teluk Kiambang
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Teluk Kiambang.
4. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,
tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
8. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain
adalah yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan
dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memperdayakan
masyarakat.
9. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD
bersama Kepala Desa.
10. Pimpinan Badan Permusyawaratan Desa adalah Ketua , Wakil Ketua Sekretaris
BPD.
11. Pimpinan Rapat adalah seorang unsur Pimpinan Badan Permusyawaratan
Desa sebagai alat kelengkapan BPD yang sedang memimpin rapat.
12. Ketua Bidang BPD adalah Ketua Bidang Penyelenggaran Pemerintahan
Desa,Pembinaan Kemasyarakatan desa, Bidang Pembangunan Desa dan
Bidan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
13. Anggota BPD adalah Anggota Badan Permusyawaratan Desa Teluk Kiambang.
14. Pimpinan dan Ketua Bidang BPD merangkap sebagai anggota Badan
Permusyawaratan Desa.
15. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis
16. Musyawarah BPD adalah musyawarah pembahasan dan penyepakatan
rancangan Peraturan Desa,Evaluasi Laporan Keterangan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa,menetapkan Peraturan Tata Tertib BPD dan usulan
pemberhentian anggota BPD.
17. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan Pemerintahan di
wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum Pemerintahan.
18. Pengawasan kinerja Kepala Desa adalah proses monitoring dan evaluasi BPD
terhadap pelaksanaan tugas Kepala Desa.
19. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang selanjutnya
disingkat LKPPD adalah laporan Kepala Desa kepada BPD atas capaian
pelaksanaan tugas Kepala Desa dalam satu tahun anggaran.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud Peraturan Tata Tertib BPD ini untuk memberikan kepastian hukum
terhadap BPD sebagai lembaga di Desa yang melaksanakan fungsi Pemerintahan
Desa.
Pasal 3
Tujuan Peraturan Tata Tertib BPD ini untuk :
a. mempertegas peran BPD dalam penyelenggaraan pemerintah Desa;
b. Mendorong BPD agar mampu menampung dan menyalurkan
aspirasimasyarakat Desa;dan
c. Mendorong BPD dalam mewujudakan tata kelola pemerintahan
yangbaik di Desa.
BAB II
KEANGGOTAAN DAN KELEMBAGAAN BPD
Bagian Pertama
Keanggotaan BPD
Pasal 4
(1) Anggota BPD merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan yang
pengisiannya dilakukan secara demokratis melalui proses pemilihan
secara langsung atau musyawarah perwakilan.
(2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan jumlah gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan
paling banyak 9 (sembilan) orang.
(3) Penetapan Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) memperhatikan jumlah penduduk yang merupakan wilayah
dalam Desa seperti wilayah Dusun,RW atau RT dan kemampuan
Keuangan Desa.
Pasal 5
Pengisian keanggotaan BPD dilakukan melalui:
a. Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah;dan
b. Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan perempuan.
Pasal 6
(1) Pengisian anggota BPD berdasarkan keterwakilan wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan untuk
memilih calon anggota BPD dari unsur wakil wilayah pemilihan
dalam desa.
(2) Unsur wakil wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
masyarakat desa dari wilayah pemilihan dalam desa yang telah
ditetapkan memiliki wakil dengan jumlah tertentu dalam
keanggotaan BPD.
(3) Jumlah anggota BPD dari masing-masing wilayah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan secara proporsional dengan
memperhatikan jumlah penduduk.
(4) Penetapan Jumlah penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
1.500 jiwa sebanyak 5 (lima) orang,1.501 sampai dengan 3.500 jiwa sebanyak
7 (tujuh) orang,dan diatas 3.500 jiwa sebanyak 9 (sembilan) orang.
Pasal 7
(1) Calon anggota BPD terpilih adalah calon anggota BPD dengan suara
terbanyak.
(2) Dalam hal menentukan calon anggota terpilih juga menetapkan
calon anggota daftar tunggu pengganti antar waktu sesuai dengan
keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan yang ditetapkan.
Pasal 8
(1) Calon Anggota BPD terpilih disampaikan oleh panitia kepada Kepala
Desa paling lambat 7 (tujuh) hari sejak anggota BPD terpilih
ditetapkan dengan keputusan panitia.
(2) Calon anggota BPD terpilih sebagaimana dimakasud pada ayat (1)
disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat paling
lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya hasil pemilihan dari panitia
pengisian untuk disahkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 9
(1) Masa keanggotaan BPD selama 6 tahun terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah/janji
(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih
untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-
turut atau tidak secara berturut-turut
Pemberhentian Anggota BPD
Pasal 10
(1) Anggota BPD diberhentikan karena :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;atau
c. diberhentkan.
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, apabila :
a. berakhir masa keanggotaan;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 3 (tiga) bulan
dan paling lama selama 6 (enam) bulan tanpa keterangan
apapun;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD;
d. tidak melaksanakan kewajiban;
e. melanggar larangan sebagai anggota BPD;
f. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik BPD;
g. tidak menghadiri rapat paripurna dan/atau rapat BPD lainnya
yang menjadi tugas dan kewajibannya 3 (tiga) kali dan/atau
paling banyak 6 (enam) kali berturut-turut tanpa alasan yang
sah;
h. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dengan ancaman pidana penjara 5 (lima) tahun
atau lebih;
i. adanya perubahan status Desa menjadi kelurahan,
penggabungan 2 (dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa
baru, pemekaran atau penghapusan Desa;
j. bertempat tinggal diluar wilayah asal pemilihan;
k. ditetapkan sebagai calon Kepala Desa; dan/atau
l. ditetapkan sebagai calon Perangkat Desa.
Pasal 11
(1) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD
berdasarkan hasil musyawarah BPD kepada Bupati melalui Kepala
Desa
(2) Kepala Desa menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD
kepada Bupati kota melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya usul pemberhentian
(3) Camat menindaklanjuti usulan pemberhentian anggota BPD kepada
Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usul
pemberhentian
(4) Bupati meresmikan pemberhentian anggota BPD paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak diterimanya usul pemberhentian anggota BPD
(5) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan dengan keputusan Bupati
Pemberhentian Sementara
Pasal 12
(1) Anggota BPD diberhentikan sementara oleh Bupati setelah
ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi,
terorisme, makar, dan/atau tindak pidana terhadap keamanan
negara
(2) Dalam hal anggota BPD yang diberhentikan sementara
berkedudukan sebagai pimpinan BPD, diikuti dengan
pemberhentian sebagai pimpinan BPD
(3) Dalam hal pimpinan BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), pimpinan BPD lainnya memimpin rapat pemilihan
pimpinan BPD penggantiantarwaktu
Pengisian Anggota BPD Antarwaktu
Pasal 13
(1) Anggota BPD yang berhenti antarwaktu digantikan oleh calon
anggota BPD nomor urut berikutnya berdasarkan hasil pemilihan
anggota BPD.
(2) Dalam hal calon anggota BPD nomor urut berikutnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meninggal dunia, mengundurkan diri atau
tidak lagi memenuhi syaratsebagai calon anggota BPD, digantikan
oleh calon anggota BPD nomor urut berikutnya.
(3) Pengisian anggota BPD Antarwaktu ditetapkan dengan anggota BPD
cadangan/daftar tunggu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pada wilayah
pemilhan tertentu.
Pasal 14
(1) Masa jabatan anggota BPD antarwaktu melanjutkan sisa masa
jabatan anggota BPD yang digantikannya.
(2) Masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung 1 (satu)
periode.
Pasal 15
(1) Penggantian antarwaktu anggota BPD tidak dilaksanakan apabila
sisa masa jabatan anggota BPD yang digantikan kurang dari 6
(enam) bulan
(2) Keanggotaan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kosong
sampai berakhirnya masa jabatan anggota BPD.
Larangan Anggota BPD
Pasal 16
Anggota BPD dilarang :
a. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat
Desa, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat
Desa;
b. melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme, menerima uang, barang,
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan
atau tindakan yang akan dilakukannya;
c. menyalahgunakan wewenang;
d. melanggar sumpah/janji jabatan;
e. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan perangkat Desa;
f. menjadi pelaksana proyek Desa;
g. menjadi pengurus partai politik;
h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
i. merangkap sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam
peraturan perundangan-undangan;
j. menjadi pengurus partai politik;
k. menjadi dan/atau pengurus organisasi terlarang;dan/ atau
l. menjadi pengurus lembaga swadaya masyarakat.
BAB III
Bagian Kedua
Kelembagaan BPD
Pasal 17
(1) Kelembagaan BPD terdiri atas :
a. pimpinan;dan
b. bidang.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas:
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang wakil ketua; dan
c. 1 (satu) orang sekretaris.
(3) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bterdiri atas :
a. Bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembinaan
kemasyarakatan; dan
b. Bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh ketua
bidang;
(5) Pimpinan BPD dan ketua bidang merangkap sebagai anggota BPD.
Pasal 18
(1) Pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung
dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus.
(2) Rapat pemilihan pimpinan BPD dan ketua bidang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk pertama kali dipimpin oleh anggota
tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
(3) Rapat pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpah/janji.
(4) Rapat pemilihan pimpinan dan atau ketua bidang berikutnya
karena pimpinan dan atau ketua bidang berhenti, dipimpin oleh
ketua atau pimpinan BPD lainnya berdasarkan kesepakatan
pimpinan BPD.
Pasal 19
Selama pimpinan BPD belum terbentuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18, segala kegiatan rapat untuk sementara dipimpin oleh anggota
tertua dan dibantu oleh anggota termuda yang disebut dengan pimpinan
sementara
Pasal 20
(1) Pemilihan pimpinan BPD sebagaimana dimaksud dilaksanakan
dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua sepertiga) jumlah anggota BPD.
(2) Apabila anggota BPD belum mencapai quorum sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1), pimpinan rapat dapat menunda rapat
paling lambat 2 (dua) jam.
(3) Apabila penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masih
belum mencapai quorum, maka rapat paripurna pemilihan pimpinan
BPD ditunda paling lambat 1 x 24 jam.
(4) Rapat pemilihan pimpinan dan atau ketua bidang berikutnya
karena pimpinan dan atau ketua bidang berhenti, dipimpin oleh
ketua atau pimpinan BPD lainnya berdasarkan kesepakatan
pimpinan BPD.
Pasal 21
(1) Pemilihan pimpinan BPD sebagaimana dimaksud dilaksanakan
dalam rapat paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya
2/3 (dua sepertiga) jumlah anggota BPD.
(2) Apabila anggota BPD belum mencapai quorum sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (1), pimpinan rapat dapat menunda rapat
paling lambat 2 (dua) jam.
(3) Apabila penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masih
belum mencapai quorum, maka rapat paripurna pemilihan pimpinan
BPD ditunda paling lambat 1 x 24 jam.
Pasal 22
(1) Calon pimpinan BPD diusulkan oleh anggota BPD
(2) Calon pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada pimpinan sementara BPD untuk ditetapkan
sebagai calon yang berhak dipilih.
(3) Pemilihan pimpinan BPD dapat dilaksanakan dengan cara
bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
(4) Apabila musyawarah untuk mencapai mufakat sebagaimana
dimaksud ayat (3) tidak tercapai, maka pemilihan pimpinan BPD
dilaksanakan secara langsung.
(5) Calon terpilih pimpinan BPD yang mendapat dukungan suara
terbanyak dan ditetapkan sebagai pimpinan BPD sesuai urutan
perolehan suara.
Pasal 23
(1) Pimpinan dan ketua bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (5) yang terpilih, ditetapkan dengan keputusan BPD.
(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mulai berlaku
setelah mendapatkan pengesahan Camatatas nama Bupati.
(3) Masa tugas ketua, wakil ketua dan sekretaris adalah selama 3 (tiga)
tahun dan dapat diadakan pemilihan kembali dengan ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Tata Tertib BPD ini.
Pasal 24
(1) Anggota Badan Permusyawaratan Desa berkantor di Desa dengan
nama sekretariat.
(2) Untuk mendukung pelaksanaan tugas kelembagaan BPD diangkat 1
(satu) orang tenaga staf administrasi BPD.
(3) Staf administrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) diangkat dan
diberhentikan oleh kepala desa dengan keputusan kepala desa.
(4) Staf administrasi BPD berhak mendapatkan penghasilan setiap
bulan yang dianggarkan dalam APB desa dan besaran penghasilan
diatur lebih lanjut dengan keputusan kepala desa.
Pasal 25
BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa sesuai
dengan fungsi dan wewenangnya.
BAB IV
KEDUDUKAN,FUNGSI,TUGAS, HAK, KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN BPD
Bagian Kesatu
Kedudukan BPD
Pasal 26
(1) BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
(2) BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra Pemerintah Desa yang
merupakan wahana untuk melaksanakan Demokrasi berdasarkan Pancasila.
Bagian Kedua
Fungsi BPD
Pasal 27
Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi :
a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
Bagian Ketiga
Tugas BPD
Pasal 28
Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas :
a. menggali aspirasi masyarakat;
b. menampung aspirasi masyarakat;
c. mengelola aspirasi masyarakat;
d. menyalurkan aspirasi masyarakat;
e. menyelenggarakan musyawarah BPD;
f. menyelenggarakan musyawarah Desa;
g. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
h. menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan
Kepala Desa antarwaktu;
i. membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama
Kepala Desa;
j. melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
k. melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa;
l. menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah
Desa dan lembaga Desa lainnya dan melaksanakan tugas lain
yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 1
Pasal 29
(1) BPD melakukan penggalian aspirasi masyarakat dan keputusan
hasil pengagalian aspirasi masyarakat dituangkan dalam agenda
kerja BPD untuk disampaikan dalam musyarawah BPD.
(2) BPD mengelola aspirasi masyarakat Desa melalui
pengadministrasian dan perumusan aspirasi dan disampaikan
kepada Kepala Desa melalui surat untuk masukan bagi
penyelengaraan Pemerintahan Desa,permintaan keterangan kepada
Kepala Desa, atau penyampaian rancangan Peraturan Desa yang
berasal dari usulan BPD.
Paragraf 2
Penyelenggaraan Musyawarah BPD
Pasal 30
(1) Musyawarah BPD dilaksanakan dalam rangka menghasilkan
keputusan BPD terhadap hal-hal yang bersifat strategis.
(2) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
seperti musyawarah pembahasan dan penyepakatan rancangan
Peraturan Desa, evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, menetapkan peraturan tata tertib BPD, dan
usulan pemberhentian anggota BPD.
(3) BPD menyelenggarakan musyawarah BPD dengan mekanisme,
sebagai berikut:
a. musyawarah BPD dipimpin oleh pimpinan BPD;
b. musyawarah BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling
sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD;
c. pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah
guna mencapai mufakat;
d. apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan
keputusan dilakukan dengan carapemungutan suara (voting);
e. pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada huruf d
dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling sedikit ½ (satu
perdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir;
dan
f. hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan BPD
dan dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh sekretaris
BPD.
Pasal 31
Musyawarah BPD bersifat terbuka untuk umum,kecuali yang dinyatakan tertutup
berdasarkan Peraturan Tata Tertib BPD atau kesepakatan pimpinan BPD.
Paragraf 3
Penyelenggaraan Musyawarah Desa
Pasal 32
(1) Musyawarah Desa diselnggerakan oleh BPD yang difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.
(2) Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti
oleh BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk
memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(3) Hal yang bersifat strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. penataan Desa;
b. perencanaan Desa;
c. kerja sama Desa;
d. rencana investasi yang masuk ke Desa;
e. pembentukan BUM Desa;
f. penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan
g. kejadian luar biasa.
(4) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan
j. perwakilan kelompok masyarakat tidak mapan.
(5) Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
musyawarah Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
(6) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(7) Pelaksanaan musyawarah Desa berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 4
Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Pasal 33
(1) BPD membentuk pantia pemilihan Kepala Desa serentak dan
panitia pemilihan Kepala Desa antarwaktu.
(2) Pembentukan panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)’
ditetapkan dengan keputusan BPD.
(3) Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari perangkat Desa
dan unsur masyarakat.
(4) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab
kepada BPD.
(5) Dalam hal anggota panitia tidak melaksanakan tugas dankewajiban
dapat diberhentikan dengan keputusan BPD.
Paragraf 4
Penyelenggaraan Musyawarah Desa Khusus
Untuk Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
Pasal 34
(1) BPD menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan
Kepala Desa antarwaktu.
(2) Penyelenggaraan musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk mengesahkan calon Kepala Desa yang
diajukan panitia serta memilih dan pengesahan calon Kepala Desa
terpilih.
(3) Forum musyawarah Desa menyampaikan calon Kepala Desa terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada panitia untuk
disampaikan kepada BPD.
Pasal 35
BPD menyampaikan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (3) kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari sejak
diterimanya laporan hasilpemilihan Kepala Desa dari panitia pemilihan.
Paragraf 5
Pembahasan dan Penyepakatan
Rancangan Peraturan Desa
Pasal 36
(1) BPD dan Kepala Desa membahas dan menyepakati rancangan
Peraturan Desa yang diajukan BPD dan atau Kepala Desa.
(2) Pembahasan rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan oleh BPD dalam musyawarah BPD.
(3) Rancangan Peraturan Desa yang diusulkan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas terlebih dahulu dalam
musyawarah internal BPD paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak rancangan Peraturan Desa diterima oleh BPD.
(4) Pelaksanaan pembahasan rancangan Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) antara BPD dan Kepala Desa untuk
pertama kali dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
pelaksanaan musyawarahinternal BPD.
(5) Apabila pembahasan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak mencapai kata sepakat, maka diadakan pembahasan kembali
antara BPD dan Kepala Desa untuk yang kedua paling lambat 3
(tiga) hari sejak pembahasan pertama.
(6) Apabila pembahasan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tidak mencapai kata sepakat, maka diadakan pembahasan kembali
antara BPD dan Kepala Desa untuk yang ketiga paling lambat 2
(dua) harisejak pembahasan kedua.
(7) Dalam pembahsan antara BPD dan Kepala Desa sebagimana
dimaksud pada ayat (6) tidak mancapai kata sepakat, maka
pengambilan keputusan dilakukan vooting dengan suara terbanyak
(8) Setiap pembahasan rancangan Peraturan Desa dilakukan
pencatatan proses yang dituangkan dalam notulen musyawarah.
Pasal 37
(1) Dalam hal pembahasan rancangan Peraturan Desa antara BPD
dan Kepala Desa tidak mencapai kata sepakat, musyawarah
bersama tetap mengambil keputusan dengan disertai catatan
permasalahan yang tidak disepakati.
(2) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diajukan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat
disertai catatan permasalahan yang tidak disepakati paling lambat 7
(tujuh) hari sejak musyawarah pembahasan terakhir untuk
mendapatkan evaluasi dan pembinaan.
(3) Tindaklanjut evaluasi dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat berbentuk :
a. penghentian pembahasan; atau
b. pembinaan untuk tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan
rancangan Peraturan Desa.
(4) Tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b dapat dihadiri Camat atau pejabat lain yang
ditunjuk Bupati/Wali kota.
Paragraf 6
Pelaksanaan Pengawasan Kinerja Kepala Desa
Pasal 38
(1) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. perencanaan kegiatan Pemerintah Desa;
b. pelaksanaan kegiatan;
c. pertanggungjawaban kegiatan; dan
d. pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(3) Bentuk pengawasan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa monitoring dan evaluasi yang pelaksanaannya diadakan
rapat koordinasi antara pemerintah desa dengan BPD setiap tiga (3)
bulan sekali selanjutnya disebut dengan rapat koordinasi tribulan
(4) Hasil pelaksanaan pengawasan kinerja Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi bagian dari laporan kinerja BPD.
Paragraf 7
Evaluasi Laporan Keterangan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LKPPD)
Pasal 39
(1) BPD melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
(2) Evaluasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
evaluasi atas kinerja Kepala Desa selama 1 (satu) tahun anggaran.
(3) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berdasarkan prinsip demokratis, responsif, transparansi,
akuntabilitas dan objektif.
(4) Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan APBDesa;
b. Capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah, Pemerintah
Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten;
c. Capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai
peraturan perundang-undangan; dan
d. Prestasi Kepala Desa.
(5) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian dari laporan kinerja BPD.
Pasal 40
(1) BPD melakukan evaluasi LKPPD paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja sejak LKPPD diterima.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
BPD dapat :
a. membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa;
b. meminta keterangan atau informasi;
c. menyatakan pendapat; dan
d. memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah Desa.
(3) Dalam hal Kepala Desa tidak memenuhi permintaan BPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, BPD tetap
melanjutkan proses penyelesaian evaluasi LKPPD dengan
memberikan catatan kinerja Kepala Desa.
(4) Evaluasi LKPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
bagian dari laporan kinerja BPD.
Paragraf 8
Menciptakan Hubungan Kerja yang Harmonis Pemerintah Desa dan
Lembaga Desa lainnya
Pasal 41
(1) Dalam rangka menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan
Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya, BPD dapat
mengusulkan kepada Kepala Desa untuk membentuk Forum
Komunikasi Antar Kelembagaan Desa atau FKAKD.
(2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur
Ketua/Kepala kelembagaan Desa yang telahterbentuk.
(3) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan
keputusan Kepala Desa.
(4) Tugas forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyepakati
dan menyelesaikan berbagai permasalahan aktual di desa.
BAB V
RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Persidangan
Pasal 42
(1) BPD mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
setahun.
(2) Sekurang-kurangnya 2/3 atau 1/2 ditambah satu dari jumlah
anggota BPD atau atas permintaan kepala desa, ketua BPD dapat
mengundang anggotanya untuk mengadakan rapat selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah permintaan itu
diterima.
(3) BPD mengadakan rapat atas undangan ketua BPD.
(4) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
ketua BPD.
(3) Dalam hal ketua BPD berhalangan, rapat dipimpin oleh salah
seorang wakil ketua.
(4) Jenis rapat BPD diatur sebagai berikut :
a. Rapat paripurna :
1) Menyepakati dan memutuskan penyusunan Rancangan
Peraturan Desa (RAPBDesa)
2) Menyepakati dan memutuskan peraturan desa yang
diajukan dari pemerintah desa rapat paripurna
dilaksanakan minimal 2 (dua) kali dalam setahun
b. Rapat paripurna khusus :
1) Mengajukan hak bertanya atau mengemukakan pendapat
kepada Kepala Desa
2) Mengajukan usulan dari hasil manampung aspirasi
masyarakat setelah dikonsultasikan oleh seluruh anggota
BPD rapat paripurna khusus dilaksanakan minimal 4
(empat) kali dalam setahun
c. Rapat Pimpinan :
1) Membahas usulan anggota BPD keterwakilan berkenaan
hasil rapat dengan pendapat dari masyarakat.
2) Mengevaluasi kinerja Pemerintah Desa dalam menjalankan
Peraturan Desa.
3) Mengevaluasi kinerja Pemerintah Desa dalam menjalankan
rencana pembangunan Desa tahunan.
4) Pengawasan/mengevaluasi kinerja Kepala Desa dalam
pelaksanaan penggunaan APB Desa Rapat Pimpinan
dilaksanakan minimal 4 (empat) kali dalam satu tahun
d. Rapat Panitia Musyawarah :
1) Pembentukan BUM Desa
2) Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
3) Musyawarah tentang Aset dan kekayaan Desa
4) Dan lain-lain yang dianggap perlu
5) Rapat panitia musyawarah dilaksanakan minimal 4 (empat)
kali dalam satu tahun.
e. Rapat Gabungan Bidang :
1) Pembahasan hasil survei ke lapangan tentang hasil temuan
terkait dengan Pemerintah desa.
2) Pembangunan Desa
3) Pembahasan hasil survei ke Tanah Kas Desa
4) Pembahasan hasil study banding ke Wilayah luar Desa
5) Rapat gabungan bidang dilaksanakan minimal 3 (tiga) kali
dalam satu tahun.
6) Rapat gabungan bidang sesuai dengan kebutuhan.
BAB VI
PRODUK HUKUM BPD
Pasal 43
(1) Jenis produk hukum BPD berbentuk :
a. Peraturan BPD;
b. Keputusan BPD; dan
c. Keputusan pimpinan BPD.
(2) Keputusan BPD ditetapkan dalam rapat paripurna.
(3) Keputusan pimpinan BPD ditetapkan dalam rapat pimpinan BPD.
Pasal 44
(1) Pengambilan keputusan dalam rapat BPD dilakukan dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai maka keputusan ddiambil berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 45
(1) Rapat badan permusyawaratan desa dipimpin oleh pimpinan BPD
(2) Mekanisme penyelenggaraan rapat BPD sebagai berikut :
a. Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3
(dua sepertiga) dari jumlah anggota BPD
b. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah
guna mencapai mufakat
c. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara pemungutan suara
d. Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada huruf c
dinyatakan sah apabila disetujui oleh paling sedikit ½ (satu
seperdua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang
hadir
e. Hasil musyawarah BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan
dilampiri notulen musyawarah yang dibuat oleh sekertaris BPD
BAB VII
HAK, KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN BPD
Bagian Kesatu
Hak BPD
Pasal 46
BPD berhak :
a. mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa;
b. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
c. mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Paragraf 1
Pengawasn BPD
Pasal 47
(1) BPD melakukan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan tugas Kepala Desa.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagiamana dimaksud pada ayat (1)
terhadap perencanaan, pelaksanaan,pertanggungjawaban dan
pelaporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Paragraf 2
Pernyataan Pendapat BPD
Pasal 48
(1) BPD menggunakan hak menyatakan pendapat berdasarkan
keputusan BPD.
(2) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat
merupakan kesimpulan dari pelaksanaan penilaian secara cermat
dan objektif atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui
pembahasan dan pendalaman suatu objek penyelenggaraan
Pemerintahan Desa yang dilakukan dalam musyawarah BPD.
(4) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan
hasil musyawarah BPD.
Paragraf 3
Biaya Operasional BPD
Pasal 49
(1) BPD mendapatkan biaya operasional yang bersumber dari
APBDesa.
(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan
untuk dukungan pelaksanaan fungsi dan tugas BPD dan dikelola
oleh BPD.
(3) Pengelolaan operasional BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diputuskan dalam musyawarah BPD.
(4) Alokasi biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan memperhatikan komponen kebutuhan operasional dan
kemampuan Keuangan Desa.
Bagian Kedua
Hak Anggota BPD
Pasal 50
(1) Anggota BPD berhak:
a. mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;
b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. mendapat tunjangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
(2) Hak anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf d digunakan dalam musyawarah BPD dan
atau rapat BPD..
(3) Selain hak sebagaiman dimaksud pada ayat (1) BPD berhak:
a. memperoleh pengembangan kapasitas melalui pendidikan dan
pelatihan, sosialisasi, pembimbingan teknis, dan kunjungan
lapangan yang dilakukan di dalam negeri; dan
b. penghargaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten bagi pimpinan dan anggota BPD
yang berprestasi.
Pasal 51
(1) Pimpinan dan anggota BPD mempunyai hak untuk memperoleh
tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) huruf e,
yang meliputi tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi dan
tunjanganlainnya.
(2) Tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan tunjangan kedudukan.
(3) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
tunjangan kinerja.
(4) Tunjangan kedudukan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diberikan berdasarkan kedudukan anggota dalam
kelembagaan BPD.
(5) Tunjangan kinerja sebagaimana pada ayat (3), dapat diberikan
dalam hal terdapat penambahan beban kerja yang bersumber dari
Pendapatan Asli Desa.
(5) Besaran tunjangan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diberikan setiap bulan dan ditetapkan oleh Bupati.
Bagian Ketiga
Kewajiban Anggota BPD
Pasal 52
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan/atau golongan;
d. menghormati nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat
Desa;
e. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga
Pemerintah Desa dan lembaga desa lainnya; dan
f. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Bagian Keempat
Laporan Kinerja BPD
Pasal 53
(1) Laporan kinerja BPD merupakan laporan atas pelaksanaan tugas
BPD dalam 1 (satu) tahun anggaran.
(2) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dengan sistematika:
a. dasar hukum;
b. pelaksanaan tugas; dan
c. penutup.
(3) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaporkan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat serta
disampaikan kepada Kepala Desa dan forum musyawarah Desa
secara tertulis dan atau lisan.
(4) Laporan kinerja BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lama 4 (empat) bulan setelah selesai tahun
anggaran.
(5) Laporan kinerja BPD yang disampaikan kepada Bupati sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) digunakan Bupati untuk evaluasi kinerja
BPD serta pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(6) Laporan kinerja BPD yang disampaikan pada forum musyawarah
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas BPD kepada masyarakat
Desa.
Bagian Kelima
Kewenangan BPD
Pasal 54
BPD berwenang :
a. mengadakan pertemuan dengan mayarakat untuk mendapatkan
aspirasi;
b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara
lisan dan tertulis;
c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi
kewenangannya;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;
e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa
kepada Pemerintah Desa;
f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori
penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola
pemerintahan yang baik;
h. menyusun dan menetapkan peraturan tata tertib BPD;
i. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil
kepada Bupati melalui Camat;
j. Menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional
BPD secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan
dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa;
k. mengelola biaya operasional BPD;
l. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar
Kelembagaan Desa kepada Kepala Desa; dan
m. Melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring
dan evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
BAB VIII
Kode Etik
Pasal 55
(1) Dalam melaksanakan wewenang, tugas dan kewajibannya anggota BPD wajib
menaati kode etik.
(2) Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi norma-norma atau
aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan
Peraturan Sikap, Perilaku, Ucapan, Tata Kerja, Tata Hubungan antar Lembaga
Desa dan antar anggota BPD serta dengan pihak lain.
(3) Kode Etik bertujuan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan
kredibilitas anggota BPD serta membantu anggota BPD dalam melaksanakan
tugas, wewenang dan kewajiban serta tanggung jawabnya kepada masyarakat
dan Negara.
(4) Anggota BPD wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila,
taat kepada Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun
1945 dan peraturan perundang-undangan, berintegritas tinggi, jujur dengan
senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan, menjunjung tinggi demokrasi
dan hak asasi manusia, mengemban amanat penderitaan rakyat, memenuhi
Peraturan Tata Tertib BPD, menunjukkan profesionalisme sebagai anggota
BPD dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya.
Pasal 56
(1) Anggota BPD bertanggung jawab mengemban amanat penderitaan rakyat,
melaksanakan tugasnya secara adil, mematuhi hukum, menghormati
keberadaan BPD dalam melaksanakan tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, serta
mempertahankan keutuhan bangsa dan kedaulatan Negara.
(2) Anggota BPD bertanggung jawab menyampaikan dan memperjuangkan
aspirasi masyarakat Desa secara adil tanpa memandang suku, Agama, Ras,
Golongan, dan Gender.
BAB IX
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 57
Camat atas nama bupati melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelakasaan peran BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan
desa di wilayahnya.
Pasal 55
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 54,
meliputi :
(1) Memfasilitasi penyusunan peraturan desa
(2) Memberikan bimbingan, pemantau, evaluasi dan pelaporan
(3) Melaksanakan bimbingan teknis dan pendidikan serta pelatihan
(4) Melakukan penelitian tentang pelaksanaan tugas BPD.
(5) Memberikan penghargaan atas prestasi pimpinan dananggota BPD.
BAB X
PENDANAAN
Pasal 58
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi.
(2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.
(3) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
(4) Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 59
Format jenis buku administrasi BPD dan buku pengawasan BPD
tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Tata Tertib BPD ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
(1) Peraturan Tata Tertib BPD Desa Karya Taani ini, dapat dilakukan
perubahan apabila terdapat unsur perbedaan dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
(2) Keputusan Badan Permusyawaratan Desa Karya Tani ini berlaku
sejak tanggal ditetapkan.
(3) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini akan
diatur lebih lanjut oleh Badan Permusyawaratan Desa Karya Tani.
SYOFYAN
Disahkan oleh :
CAMAT TEMPULING
An. Bupati Indragiri Hilir
..........,................202
2
Mengetahui :
KETUA SEKRETARIS BPD,
BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................202
2
Mengetahui :
KETUA SEKRETARIS BPD,
BPD,
JUMLAH
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
HARI/ JENIS
NO PELAKSANA AGENDA DAN HASIL KEGIATAN KET
TANGGAL KEGIATAN
1 2 3 4 5 6
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
Kolom 1 diisi dengan nomor secara berurut sesuai dengan jabatan pada Badan
Permusyawaratan Desa
Kolom 2 diisi dengan nama lengkap anggota
Kolom 3 diisi dengan nomor induk anggota
Kolom 4 diisi dengan jenis kelamin anggota
Kolom 5 diisi dengan tempat/kota kelahiran dan tanggal, bulan serta tahun kelahiran
anggota
Kolom 6 diisi dengan agama yang dianut
Kolom 7 diisi dengan jabatan
Kolom 8 diisi dengan pendidikan formal terakhir
Kolom 9 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan pengangkatan
Kolom 10 diisi dengan nomor serta tanggal, bulan dan tahun keputusan
pemberhentian
Kolom 11 diisi dengan penjelasan atau catatan lain jika diperlukan
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
2
3
4
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
2
3
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
2
3
..........,................20...
Mengetahui :
KETUA BPD, SEKRETARIS BPD,
SYOFYAN
Disahkan Oleh :
CAMAT TEMPULING
An. BUPATI INDRAGIRI HILIR
......................................
......................................
rencana
masyarakat.
19. Melakukan koordinasi kepada para pihak bila terjadi perubahan kegiatan.
20. Menerbitkan keputusan Kepala Desa tentang perubahan kegiatan.
III. Indikator Hasil
1. Desa memiliki Perdes APB Desa sesuai dengan hasil pembahasan dan
penyepakatan bersama BPD dan hasil evaluasi Camat.
2. Perdes APB Desa diterbitkan dan diundangkan dalam lembaran desa paling lambat
tanggal 31 Desember tahun berjalan.
3. Desa memiliki prosposal kegiatan dan RAB Detil untuk setiap kegiatan dalam APB
Desa.
IV. Indikator Kualitas Hasil dan Proses:
1. Melakukan pengendalian penyusunan APB Desa sesuai dengan target waktu dan
dokuemn sumber.
2. Terbuka terhadap masukan dari masyarakat, BPD dan kelembagaan desa lainya.
3. Melakukan publikasi APB Desa dalam media-media informasi publik di Desa.
......................................
......................................
......................................
......................................
......................................
......................................
SYOFYAN
Disahkan Oleh :
CAMAT TEMPULING
An.BUPATI INDRAGIRI HILIR
BERITA ACARA
RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …………
NOMOR : ……/BA/BPD-…../……/202….
TENTANG
PEMBAHASAN DRAFT PERATURAN TATA TERTIB BPD DESA……….
………………………………
………………………………
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TELUK KIAMBANG
KECAMATAN TEMPULING
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Sekretariat : Jl. Jenderal Sudirman Dusun Pantai Harapan Kode Pos 29261
NOTULEN
RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA……………..
TENTANG
PEMBAHASAN DRAFT PERATURAN TATA TERTIB BPD DESA……….
Hasil Rapat : Draft Tata Tertib BPD Desa ………. tentang menjadi Tata
Tertib BPD Desa………. Tahun 202...
Kesimpulan dan Kesepakatan Rapat:
- …………………………………………………………..;
- …………………………………………………………..;
-................................................................................................ ; dan
- Dst ………………………………………………………
………………………………
………………………………
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TELUK KIAMBANG
KECAMATAN TEMPULING
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Sekretariat : Jl. Jenderal Sudirman Dusun Pantai Harapan Kode Pos 29261
DAFTAR HADIR
RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA……………
JABATAN/
NO NAMA L/P ALAMAT TANDA TANGAN
UNSUR
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
………………………………
………………………………
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA TELUK KIAMBANG
KECAMATAN TEMPULING
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Sekretariat : Jl. Jenderal Sudirman Dusun Pantai Harapan Kode Pos 29261
DOKUMENTASI
RAPAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA…………..
PEMBAHASAN DRAFT PERATURAN TATA TERTIB BPD DESA ………….
POTO
………………………………
………………………………