Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Berdasarkan Data Lima Tahun Terakhir

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........…………………………………………………………….......................1

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………........................................2

1.1 Latar Belakang………………………………………………................................…...2

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….............................3

1.3 Tujuan Masalah ………………………………………………….................................3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………..............................4

2.1 Pengertian Pertanian ……………………………………..............................................4

2.2 Pengertian Sistem Perekonomian..…………………….................................................4

2.3 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian…………………………...........5

BAB III PENUTUP ……………………………………………………................….............12

3. 1 Kesimpulan ……………………………………………………….............................12

3. 2 Saran ...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ……………....…………………………………….............…............13

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara agraris, dan pernah mendapat penghargaan dari FAO atas
keberhasilannya dalam swasembada beras. Semua bangsa Indonesia tahu dan sadar bahwa
bangsa Indonesia mempunyai potensi besar dalam sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat
dari mata pencaharian utama masyarakat Indonesia adalah bertani. Atau dapat dikatakan
pula bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor
agraris ini. Baik itu bercocok tanam, beternak, ataupun yang lainnya.
Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris seharusnya mengandalkan sektor
pertanian sebagai sumber ekonomi maupun sebagai penopang pembangunan. Peranan
sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting, karena sebagian besar
anggota masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut.
Daya saing komoditas pertanian Indonesia menempati posisi yang cukup tinggi di
pasar internasional. Menurut buku yang dituliskan oleh Yustika mengenai “Konsep
Ekonomi Kelembagaan Perdesaan, Pertanian & Kedaulatan Pangan”, dalam laporan yang
diterbitkan oleh The Economist, tercatat ada 11 produk pertanian Indonesia yang memiliki
peringkat sangat baik di dunia.
Sektor pertanian menjadi primadona dalam berbagai aspek, seperti kemampuannya
menyediakan pangan murah bagi rakyat, tingginya angka tenaga kerja yang tercipta,
termasuk besarnya perhatian kebijakan pemerintah. Jika para perencana dengan sungguh-
sungguh memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, maka satu-satunya cara adalah
dengan meningkatkan kesejahteraan sebagian besar anggota masyarakatnya yang hidup di
sektor pertanian (Arsyad, 2010).
Sektor pertanian memiliki multifungsiyang mencakup aspek produksi atau ketahanan
pangan, peningkatan kesejahteraanpetani atau pengentasan kemiskinan,dan menjaga
kelestarian lingkungan hidup. Pengembangan pertanian akan dapat diwujudkan jika sektor
pertanian dengan nilaimulti fungsinya dapat memberikan manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan petani dan peningkatan kotribusi terhadap perekonomian.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertanian ?
2. Apa pengertian sistem perekonomian ?
3. Bagiamana kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian berdasarkan data
lima tahun terakhir ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Memahami pengertian pertanian
2. Memahami pengertian sistem perekonomian
3. Mengetahui kotribusi sektor pertanian terhadap perekonomian berdasarkan data
lima tahun terakhir

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian


Pengertian pertanian secara sempit ialah proses dari budidaya tanaman pada suatu
lahan yang hasilnya bisa mencukupi dari kebutuhan manusia. Ataupun proses dari
bercocok tanam yang dilakukan di lahan yang sudah di siapkan sebelumnya dan kemudian
di kelola menggunakan cara yang manual dan tidak terlalu banyak menggunakan
manajemen.
Secara luas pertanian diartikan sebagai pemanfaatan dari sumber daya hayati yang di
lakukan oleh manusia dengan menggunakan cara menanam tanaman yang produktif yang
bisa menghasilkan serta dapat di pergunakan bagi kehidupan. Ataupun seluruh kegiatan
yang mencakup kedalam pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan juga
perikanan yang hasilnya bisa digunakan bagi kehidupan manusia.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pertanian merupakan kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan
pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop
cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula
berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan,
seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan
ikan atau eksploitasi hutan.

2.2 Pengertian Sistem Perekonomian


Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di
negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara
dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.

4
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah Sistem
perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia
harus berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945
adalah landasaan idiil sistem perekonomian di Indonesia.

2.3 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian


Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar bagi perkonomian negara
Indonesia. Sektor pertanian menjadi penopang kegiatan ekonomi masyarakat pada
umumnya. Berdasarkan data lima tahun terakhir berikut adalah beberaa kontibusi
pertanian terhadap erkonomian Indonesia :
A. Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional
Dalam kurun waktu 2013 - 2018, PDB sektor pertanian secara konsisten
menunjukkan tren positif Berdasarkan harga konstan 2010 (BPS), pada tahun 2013
PDB Sektor Pertanian sebesar Rp 847,8 Triliun, dan terus meningkat masing-
masing menjadi Rp 880,4 Triliun pada 2014 dan Rp 906,8 Triliun pada 2015. Pada
2016 dan 2017, PDB Sektor Pertanian kembali meningkat menjadi Rp 936,4
Triliun dan Rp 969,8 Triliun. Hal yang sama juga terjadi pada 2018, dimana PDB
Sektor Pertanian meningkat menjadi Rp 1.005,4 Trilun.
Pada awal tahun 2019 ini (Triwulan I), kinerja PDB Sektor Pertanian masih
menunjukkan tren positif. Dibanding dengan Triwulan sebelumnya (Triwulan IV
tahun 2018 atau Q to Q), PDB Sektor Pertanian tumbuh Rp 40,4 Triliun atau
19,67% (Rp 245,7 Triliun vs Rp 205,3 Triliun) dan bahkan tumbuh paling tinggi
dibandingkan sektor lainnya. Demikian juga dibandingkan dengan Triluwan I
tahun 2018 (y on y), PDB Sektor Pertanian pada awal tahun ini membaik dan
tumbuh 1,15% (Rp 245,7 Triliun vs Rp 242,9 Triliun)
Selain tumbuh positif, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi
nasional juga semakin penting dan strategis, hal ini terlihat dari kontribusinya yang
semakin meningkat. “Pada tahun 2014, Sektor Pertanian (termasuk kehutanan dan
perikanan) berkontribusi sekitar 13,14 persen terhadap ekonomi nasional dan pada
tahun 2017 meningkat menjadi 13,53 persen.
Salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan PDB Pertanian Indonesia
adalah meningkatnya ekspor. Berikut adalah data perkembangan ekspor hasil
pertanian dari tahun 2012 hingga 2019

5
Perkembangan Eksor Barang-Barang Hasil Pertanian
Tahun 2012 - 2019
Tahun Berat Bersih Nilai % Perubahan
(ribu ton) (juta US $) Nilai
2012 2.268,4 3.597,7 6,16
2013 2.462,2 3.598,5 0, 02
2014 2.777,3 3.373,3 -6,26
2015 3.621,5 3.726,5 10,47
2016 3.453,0 3.354,8 -9,98
2017 4.177,6 3.671, 0 9,43
2018 4.345,4 3.431, 0 -6,54
2019 4.981,7 3.612,4 5,29
Sumber : Dokumen PEB dan Non-PEB, diolah
Dari data diatas dapat disimulkan bahwa perkembangan ekspor barang-barang
hasil pertanian dari tahun 2012 hingga tahun 2019 cenderung mengalami kenaikan
yang signifikan. Dengan kenaikan eksor tersebut tentunya juga sangat membantu
dalam peningkatan PDB.

B. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia.
Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor
komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari 50% total produksi
komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.
Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang
devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai
ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan
sector pertanian terhadap pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh
produktivitas dari sector ini. Karena sektor ini memilik sumbangan besar terhadap
perekonomian nasional, maka rendahnya produktivitas pertanian akan berpengaruh
terhadap produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan perkebunan
merupakan subsektor yang paling menjanjikan untuk peningkatan devisa dan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Badan pusat Statistika ( BPS) mencatat
kontribusi sektor perkebunan terhadap perekonomian nasional tahun 2018 naik
22,48% dibandingkan dengan kontribusi ditahun 2014. Sedangkan PDB
perkebunan 2014 – 2018 sebesar Rp 2.192,9 triliun. Angka sementara, PDB sektor

6
pertanian pada triwulan satu tahun 2019 mencapai Rp 3,7 triliun dimana tanaman
perkebunan menyumbang Rp 106,95 miliar.
Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka
Panjang) adalah tercapainya swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun.
Pada masa tersebut Indonesia mampu mengekspor beras ke beberapa negara
miskin sehingga dapat menambah devisa. Dampak swasembada tersebut adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi, serta penghematan devisa.
Selain itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan kestabilan ekonomi
nasional.

C. Menyediakan lapangan pekerjaan


Kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja yang besar tersebut
menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang penting di negara
indonesia. Di Indonesia peran petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan
masyarakat khususnya penduduk pedesaan. Peranan pertanian sudah menjadi hal
yang umum sebagai roda penggerak perekonomian di pedesaan. Mengingat potensi
alam Indonesia yang sangat mendukung maka jika pemerintah lebih serius sektor
ini akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar sehingga
pengangguran akan berkurang secara signifikan.
Sektor pertanian sampai sekarang ini masih menjadi andalan penyerapan
tenaga kerja dari waktu ke waktu. Hal ini didasari karena sifat dari kegiatannya
bersifat konvensional dan produk dari pertanian selalu dibutuhkan. Artinya,
bekerja dalam sektor pertanian tidak harus memiliki keterampilan yang tinggi.
Sehingga lapangan kerja pada sektor ini bersifat fleksibel dalam menampung
tenaga kerja yang kurang dapat bersaing di sektor lain
Berikut data mengenai penduduk 15 tahun keatas yang bekerja menurut
lapangan pekerjaan.
Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama 2016 - 2019
NO Lapangan Pekerjaan Utama 2016 2017 2018 2019
Februari Februari Februari Februari

A Pertanian, Kehutanan dan 38.296.298 39.683.855 38.700.530 38.109.196


Perikanan

7
B Pertambangan dan Penggalian 1.305.627 1.357.863 1.383.508 1.375. 035
C Industri Pengolahan 16.467.505 17.084.305 17.924.002 18.228.162
D Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air 282.542 300.324 343.948 312.261
Panas dan Udara Dingin
E Pengadaan Air, Pengelolaan 345.471 362.241 435.909 415.278
Sampah dan Daur Ulang,
Pembuangan dan Pembersihan
Limbah dan Sampah
F Konstruksi 7.707.297 7.162.968 7.058.350 7.624.749
G Perdagangan Besar Dan Eceran; 24.148.820 23.249.255 23.546.668 24.468.769
Reparasi dan Perawatan Mobil
dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4.714.717 4.936.126 5.094.619 5.202.667
I Penyediaan Akomodasi dan 5.633.520 7.082.086 8.095.891 8.796.831
Penyediaan Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 640.914 848.882 998.373 942.258
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1.726.355 1.792.228 1.695.697 1.784.361
L Real Estat 314.449 333.252 268.399 337.609
M Jasa Perusahaan 1.354.488 1.446.841 1.582.911 1.690.871
N Administrasi Pemerintahan, 4.392.825 5.024.461 5.348.057 5.148.575
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
O Jasa Pendidikan 5.737.573 6.390.920 6.310.134 6.599.165
Jasa Kesehatan dan Kegiatan 1.643.879 1.843.371 2.013.513 1.983.783
Sosial
Q Jasa Lainnya 5.935.417 5.639.871 6.267.326 6.346.622
R Total 120.647.69 124.538.84 127.067.83 129.366.19
7 9 5 2
Sumber : Data bps, Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan
Pekerjaan Utama 2011 – 2019

D. Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah
penyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah
220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang
relatif murah, telah memungkinkan biaya hidup di Indonesia tergolong rendah di
dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya saing
nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil

8
meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food
security) yang erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
Rata-rata Pengeluaran rumahtangga untuk makanan > 51.61% dengan
pengeluaran per kapita untuk bahan makanan > 36.30% dan Pengeluaran per kapita
untuk makanan jadi 15.31%. Permintaan pangan cenderung meningkat sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan rumah tangga
Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi di Indonesia
Tahun 2018 dan 2019
Tahun
2018 2019
Luas Panen (ha) 10 677 887,15 11 377 934,44
Produktivitas (ku/ ha) 51,14 52,03
Produksi (ton) 54 604 033,34 59 200 533,72
Sumber : Badan Pusat Statistil, diolah

E. Penentu stabilitas harga


Stabilitas harga pangan dan produk pertanian sangat dibutuhkan pemerintah
untuk menjamin agar roda perekonomian terus berputar. Kenaikan harga pangan
yang sulit diantisipasi dapat menimbulkan gejolak keresahan ditengah masyarakat.
Berkaca dari tahun 2017, pemerintah sukses menjaga harga pangan tetap stabil
tanpa menimbulkan keresahan. Bahkan diklaim sebagai tahun dengan harga
pangan paling stabil dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Indeks Harga Konsumen per Kelompok Komoditi, Gabungan 82 Kota
(2012=100), 2015-2016
No Kelompok Komoditi 2015 2016 Perubahan
(%)

1 Bahan Makanan 128.01 137.28 7.24

2 Makanan Jadi, Minuman, 123.08 130.42 5.96


Rokok, dan Tembakau

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, 118.05 120.16 1.79


dan Bahan Bakar

9
4 Sandang 108.92 112.92 3.67

5 Kesehatan 114.42 119.35 4.31

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah 112.42 116.18 3.34


Raga

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa 123.74 123.09 -0.53


Keuangan

Indeks Umum 120.42 124.67 3.53

F. Menciptakan titik temu keterkaitan antar sektor


Indeks Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Menurut Sektor Ekonomi
2005, 2010
Daya Penyebaran Derajat Kepekaan
(Backward
(Forward Linkage) Linkage)

2005 2010 2005 2010

1. Pertanian, Peternakan, 0.833 0.759 0.944 0.928


Kehutanan, dan Perikanan

2. Pertambangan dan 0.753 0.802 0.948 0.993


Penggalian

3. Industri Pengolahan 1.074 1.089 1.904 1.753

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.258 1.455 0.806 1.142

5. Bangunan 1.148 1.162 0.723 0.716

6. Perdagangan, Hotel, dan 0.997 0.951 0.968 0.947


Restoran

7. Pengangkutan dan 1.037 0.973 0.883 0.951


Komunikasi

8. Keuangan, Real Estat, dan 0.886 0.877 1.007 0.898


Jasa Perusahaan

9. Jasa-Jasa 1.014 0.933 0.817 0.672

10
G. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri
Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai
bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan
tersebut. Agroindustri merupakan kegiatan yang saling berhubungan (interelasi)
produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan
distribusi produk pertanian
Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun
produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman.
Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung
mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan
makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan. jika sektor pertanian
terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini mampu menghasilkan pangan dan
bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya
beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses industrialisasi.

11
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Indonesia adalah negara agraris, bangsa Indonesia tahu dan sadar bahwa bangsa
Indonesia mempunyai potensi besar dalam sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari mata
pencaharian utama masyarakat Indonesia adalah bertani. Atau dapat dikatakan pula bahwa
sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor agraris ini.
Baik itu bercocok tanam, beternak, ataupun yang lainnya. Daya saing komoditas pertanian
Indonesia juga menempati posisi yang cukup tinggi di pasar internasional
Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris seharusnya mengandalkan sektor
pertanian sebagai sumber ekonomi maupun sebagai penopang pembangunan. Peranan
sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat penting, karena sebagian besar
anggota masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut.
Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar bagi perkonomian negara
Indonesia. Sektor pertanian menjadi penopang kegiatan ekonomi masyarakat pada
umumnya. Berdasarkan data lima tahun terakhir berikut adalah beberaa kontibusi
pertanian terhadap erkonomian Indonesia, antara lain yaitu : Pembentukan produk
domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional, sebagai salah satu penghasil devisa
negara, sebagai penyedia laangan kerja bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sebagai
penentu stabilitas harga, menciptakan titik temu keterkaitan antar sektor, dan yang terakhir
pertanian berperan sebagai pasar input bagi pengembangan agroindustri.

3. 2 Saran
Diharapkan pemerintah selaku pemangku kebijakan dapat membuat dan menerapkan
kebijakan yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian di indonesia sehingga
pertanian dapat memberikan kontribusi terbaik terhadap perekonomian Indonesia. Tidak
hanya kebijakan yang mampu membangun perkonomian negara namun kebijana yang juga
mamu mensejahterakan kehiduan para petani-petani di Indonesia. Diharapkan kerjasama
yang baik antara pemerintah dan para petani di Indonesia dapat membangun erekonomian
Indonesia menjadi lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik [BPS].2019.Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut


Lapangan Pekerjaan Utama 1986 – 2019: Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik [BPS] .2019.Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut
Provinsi 2018-2019: Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta.

https://thidiweb.com/peran-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia/, diakses pada tanggal


19 september, pukul 12.15 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian, diakses pada tanggal


19 september, pukul 11.35 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian, diakses pada tanggal


19 september, pukul 12.25 WIB.

Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 14 No.2 Tahun 2010.

Kusumaningrum, Septiana Indriani. 2019.Pemanfaatan Sektor Pertanian Sebagai


Penunjang Pertumbuhan Perekonomian Indonesia. Universitas Negeri Malang.

Romadhon, Julkhaidar.2018.Stabilitas Harga Pangan dan Roda Perekonomian.


https://www.kompasiana.com/julkhaidar/5ab84259caf7db3fd84af1c2/stabilitas-harga
pangan-dan-roda-perekonomian?page=all. diakses pada tanggal 20 september,
pukul 08.25 WIB.

Seputar Pengetahuan.2016.Pengertian Pertanian, Bentuk atau Jenis Pertanian.


https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/09/pengertian-pertanian-bentuk-atau
jenis-pertanian-lengkap.html.diakses pada tanggal 19 september, pukul 11.52 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai