Tugas PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNGJAWAB PASCA AUDIT

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

RMK PENGAUDITAN II KELAS F

PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNGJAWAB PASCA AUDIT

Dosen Pegampu : Dr. Nadhirah Nagu, SE., Ak., M.Si, CA.,CSRS,CSRA

Oleh :

Miftahul Fuji Amalia Burhan

(A031201119)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
Melakukan Review Atas Peristiwa Kemudian

Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak
terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca.
SAS 1, Codification of Statements on Auditing Standards (AU 560, Subsequent Events),
menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan
transaksi yang (1) mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan dan (2) terjadi
sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan audit.
Peristiwa ini disebut peristiwa kemudian.

Jenis Peristiwa

1. Peristiwa Kemudian Jenis 1


Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca
dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan
keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.
2. Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan
pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan
data pro-forma pada laporan keuangan.

Peristiwa Kemudian Jenis 1

Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada auditor dalam
memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa
kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien, maka auditor harus membedakan kondisi berikut ini:

 Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut


telah ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika “Ya”, maka auditor
berkewajiban untuk mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang
bersangkutan kepada klien.
 Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada
sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak
boleh digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan
klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2

Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum
tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan meskipun
tidak perlu penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh peristiwa kemudian
yang memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau
penjelesan dalam laporan audit:

 Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi sementara.
 Pengeluaran obligasi atau saham.
 Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah tanggal
neraca.
 Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
 Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan

Prosedur Audit dalam Periode Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal


laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut:

a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir


tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir
pekerjaan lapangan.
 Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta
membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan
perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
 Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal
keuangan dan akuntansi mengenai:
 Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca
atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
 Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang
atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
 Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas
dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
 Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal
neraca.
 Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite
lainnya yang sesuai.
 Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
 Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
 Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan
yang dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.

Pengaruh Notulen Rapat

Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian


dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.

Membaca Notulen Rapat

Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham
treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu
tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi
auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor
untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus
didokumentasikan dalam kertas kerja.

Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian

FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau


serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian
meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim, dan lain-lain
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:
a. Dicatat sebagai kewajiban
b. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c. Diabaikan

Pertimbangan Audit

SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang:

a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian


mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, dan
penilaian (LCA).
b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Penyataan Audit

AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA
yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen kepada
setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Auditor

Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:

a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan


b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

Mendapatkan Surat Representasi Klien

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen


dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi
bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang
layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :
a. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
b. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
c. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

Isi Surat Representasi

Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang
harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai
:

a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen,
maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada
lingkup audit jika auditor tidak dapat :

a. Memperoleh surat rep


b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan
dengan prosedur audit lainnya

Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor
baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat.

Melaksanakan Prosedur Analitis

Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan


atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review
keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit
dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan
review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta
mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan
yang tidak biasa serta tidak terduga yang :

a. Diantisipasi dalam perencanaan audit


b. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas
berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja
industri, dan (3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta
jumlah karyawan.

Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas


yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar
atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran
keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Mengevaluasi Temuan

Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:

a. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan


b. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit

Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :

1. Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas dan Risiko Audit


Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan
dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk
melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan
ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor
atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut:
a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui
pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik
sampling audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi
oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji
yang mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut
sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang
mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum
dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit.
Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat
diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa
risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk
mengurangi risiko salah saji yang material
2. Mengevaluasi Kelanjutan Usaha
AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan
kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu
tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang
akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha
berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika
jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa,
merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan
tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang
substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya, maka auditor harus :
a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi
pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif
tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial
mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus:
 Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak.
 Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk
mencerminkan kesimpulannya.

Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap
harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang
mungkin diungkapkan mencakup:

 Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas


keraguan yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
 Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
 Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu
serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
 Kemungkinan penghentian operasi.
 Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
 Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau
jumlaj atau klasifikasi kewajiban.
3. Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan
terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan
anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan
bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan
yang disyaratkan.
4. Merumuskan Pendapat dan Menulis Naskah Laporan Audit
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak
pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir
tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien
5. Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti
yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review
tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh
anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit
ditunjukkan dalam table berikut:
Review Sifat Review

Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan


oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.

Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas
kerja lainnya atas dasar selektif.

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian
bahwa:

 Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.


 Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
 Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
 Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
 Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
 GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.
6. Mengkomunikasikan Dengan Klien
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite
audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan
dengan:
a. Pengendalian internal klien
b. Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.
a. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian
Internal
AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang
dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan
yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang
dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat,
memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan
itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di
dalam organisasi. Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh
otoritas pemerintah, maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu.
AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai
kondisi yang dapat dilaporkan harus :
 Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan
keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian
internal
 Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
 Menyertakan pembatasan pembagian
b. Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan
Audit
AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu
berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa
komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :
 Tanggung jawab auditor menurut GAAS
 Kebijakan akuntansi yang signifikan
 Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
 Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
 Penyesuaian audit yang signifikan
 Ketidaksepakatan dengan manajemen
 Konsultasi dengan akuntan lain
 Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan
diri
 Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit
c. Menyiapkan Surat Manajemen
Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat
untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat
manajemen, yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam
komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen dapat
mencakup komentar tentang.
 Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di
pertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
 Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai
tambah yang tercatat selama audit
 Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

Tanggung Jawab Setelah Audit

Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:

 Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
 Penemuan faktor yang ada
 Penemuan prosedur yang dihilangkan
1. Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan
Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab
untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama
periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material.  Auditor dapat
menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik
yang paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan
memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan
lapangan.
2. Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada
setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan
bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin
mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk
memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan
eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka
yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor
harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit
itu di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor
harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut
penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor
harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika
informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.
3. Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk
mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan
jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin
bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera
melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternatif yang akan memberikan
dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan
bukti-bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung
jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta
yang ada pada tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan
sebelumnya, auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam
paragraph terakhir dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya
atas laporan bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau
yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan
tindakan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai