Basic Training PKRMS 2022
Basic Training PKRMS 2022
Basic Training PKRMS 2022
Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Workshop PKRMS
PHJD FASE 2 dan 3
1
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Outlines
• Pengenalan PKRMS
• Survai Kondisi Jalan
• Perencanaan Pemrograman
Penganggaran (PPP)
• Pelaporan
2
PENGENALAN PKRMS
PENILAIAN PERMUKAAN KONDISI JALAN SECARA VISUAL
3
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pengertian Manajemen
Aset Jalan
➢ Pendekatan yang
komprehensif dan terstruktur
atas penyediaan dan
pemeliharaan infrastruktur
fisik jalan (Austroads, 2006)
4
KONSEP DASAR PENANGANAN ASET JALAN
• Jalan akan mengalami penurunan (deteroriated) fungsi dan
kualitas sesuai dengan umur rencana
• Selain badan jalan, faktor bahu jalan, drainase dan bangunan
pelengkap lain dapat mempengaruhai kondisi jalan
• Diperlukan pemeliharaan secara rutin dan berkala (3,5,8 tahun)
atas badan jalan, bahu jalan, drainase dan bangunan
pelengkap lainnya untuk menjaga kualitas jalan
• Jalan yang tidak pernah dipelihara akan cepat mengalami
kerusakan dan membutuhkan biaya yang besar untuk
rekonstruksi
• Penghematan biaya rekonstruksi dapat mencapai Rp 6,5
Milyar/km apabila kegiatan pemeliharan rutin dan berkala
dilakukan secara benar dan konsisten
• Berdasakan data 2019, hanya 171 daerah dengan total panjang
jalan 155,602 km yang mengalokasian biaya Pemeliharaan
Rutin Jalan Daerah dengan total alokasi sebesar Rp 1.5 Trillion
atau rata2 hanya Rp 2.8 milyar per daerah atau Rp 9,5 juta per
km. Idealnya pemeliharaan rutin jalan per km sebesar Rp 30-
Rp40 juta
5
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekeraan Umum dan
Peumahan Rakyat
9%
10% NASIONAL
PROVINSI
KABUPATEN
81%
40.075 km
• 34 Provinsi
501.342 Km
• 514 Kab + Kota
6
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
• Jembatan
• Gorong-gorong
• Rambu pelengkap
PEMELIHARAAN RUTIN/
PEMELIHARAAN RUTIN KONDISI/
BERKALA HOLDING
CAKUPAN
PEKERJAAN
REHABILITASI/REKON PELEBARAN
STRUKSI DAN
ROAD SAFETY
8 Page8
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
9
Tantangan pada berbagai tahap
Konstruksi:
- Mutu konstruksi
- Mutu bahan
- Keterbatasan (Teknis, Lingkungan & Sosial)
- Keadaan setempat
10
Contoh Kondisi Perkerasan JALAN DAERAH
Lobang - disintegrasi
Retak buaya
Retak turun
11
Contoh Kondisi – Luar Perkerasan
Bahu Saluran
Di bawah jalan
Blocked
Di atas jalan
12
Masalah tipikal pemeliharaan jalan
13
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
PENGENALAN PKRMS
14
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sistem Dasar
PKRMS
PKRMS
Salah satu instrumen berbasis
komputer dikembangkan
untuk mendukung pekerjaan
PPP dalam pengelolaan aset
jalan
B1: Target Pelebaran Ruas B2: Penentuan Penanganan Segmen Ruas Jalan B3: Pelebaran Segmen C: Prioritas
Jalan
3
1 2 Pelebaran segmen Alokasi Tahun (n), (n = 1 to 5 Years)
tidak
Pelebaran TIDAK dipertimbangkan Alokasi tahun (n) PR dan/atau RK dan
Perhitungan Awal TTI0 (Tahun 0) , atau Jaringan penganggaran untuk semua segmen.
dipertimbangkan 2
Progres TTIn (untuk Tahun 1-10) Stabil ? Menghitung sisa anggaran.
Jaringan
Stabil?
2
Peringkat Penanganan Segmen
Ya Jenis Pekerjaan (urutan naik)
Perkerasan dengan Perkerasan tanpa penutup,
Prioritas Kelas (urutan naik)
Ya Tidak dapat dilalui
penutup SEGw Tidak Tahun (n) TPI (urutan turun).
Perkerasan
< TW
2
DOMw = Lebar Ruas Dominan (Aspal, Beton, (Tanah, Kerikil) Alokasikan Anggaran Pekerjaan Utama/MW
STDw = Lebar Desain Standar Blok, Penetrasi tahun (n) sampai anggaran tahun (n) habis.
VCRdom = LoS untuk DOMw makadam) Ya [biaya Pekerjaan Utama MW termasuk biaya
Peningkatan ke STD PR/RK untuk segmen, sehingga alokasi biaya
NETw = TW - SEGw PR/RK sebelumnyaNET w = dikembalikan
akan TW - SEGw kembali
Lanjut ke segmen ke anggaran tahun (n)]
TW = DOMw
berikutnya
Pengulangan TW sampai VCRTW < .85 Gabungkan segmen yang berdekatan, dengan
Ya NETw jenis penanganan dan tahun yang sama, dalam
2 Tidak
>= 2 satu ruas, ke dalam satu segmen penanganan.
TTI < 75 PR/RK MINw
TW > “Bekukan” Segmen penanganan Pekerjaan
Tidak Ya, Dilebarkan ke TW Utama/MW Tahun (n)
(STDw
atau
2
Ya Ulangi proses untuk tahun (n+1).
DOMw) ROW < i) Ketika anggaran tidak mencukupi u/ kebutuhan
Berkala (Lapis Ulang): Tidak
TTI < 100 (TW + Pekerjaan Utama/MW selama tahun (n), Segmen
TTI reset ke 10 Penanganan MW untuk tahun (n+1) diperiksa di
Ya SHLDw)
alokasi tahun (n+1). Dalam kasus ini, penundaan
TW = [min(STDw atau DOMw) > 3 Ya Pekerjaan Utama akan dialihkan ke biaya
TW] penunjang pada tahun (n) dengan biaya tersebut
Ya
Masalah Tidak ada termasuk dalam anggaaran tahun (n).
TTI >= Rehabilitasi: Row ! Masalah ROW! ii) Setelah penangan MW dibekukan, hanya PR
2 100 TTI reset ke 0 yang ditetapkan pada segmen itu di tahun
2 berikutnya.
Pengguna menentukan anggaran untuk setiap
SEQw = Lebar Segmen 5 tahun
Stabilitas (MANTAP): 75% (Prov), 65% (Kab) TTI = Treatment Trigger Index - (0 (good) to 150 (bad)) NETw = Lebar tambahan yang diperlukan untuk RK = Selalu ditetapkan di tahun pertama
LoS = Tingkat Pelayanan (dari MKJI) TTI0 = Calculated from recorded pavement defects and weighting factors mencapai TW TPI = Treatment Priority Index, Indeks Prioritas
VCR/RVK = Rasio Volume Kapasitas TTIn = Based on TTI0, any resets, and TTI progression model/ calibration factors MINw = Lebar Minimum yang diperlukan untu Penanganan
STD = Lebar Desain Standar (Status Ruas) RM = Routine Maintenance (based on RM quantity Norms and Costs) pelebaran MW = Major Works/Pekerjaan Utama (PB –
TW = Lebar Target BWM = Backlog and Minor Works (RM activities excess to Norms) SHLDw = Desain Lebar Bahu berkala, REH=Rehabilitasi, UPG - peningkatan)
DOMw = Lebar Dominan Ruas Jalan Overlays: User’s choice of 30mm, 50mm, 75mm, or 100mm ROW/DMJ= Lebar Daerah Milik Jalan Pada pilihan langkah D, pengguna dapat
Pelebaran mungkin diperhitungkan, tetapi harus secara manual mengganti penentuan program
16 disertakan secara manual oleh pengguna pada dan tahun penanganan.
Alur Analisa
Siklus Rencana 10 Tahun
Menghitung TTI0
17
Perhitungan TTI0 Distress
Distress Weighting with
Roughness
Distress Weighting without
Roughness
Asphalt Roads (Asphalt or Penetration Macadam)
1 - Roughness 1 0
2 - Bleeding 0.5 0.5
3 - Ravelling 0.5 0.5
TTI0 =∑(Roughness*IRIf*wf1+Distressi*wfi)/(Section Area) 4 - Disintegration 1 4
5 - Crack with Depression 1 4
dimana: 6 - Patching 1 1
7 - Other Crack 1.75 2
8 - Pothole 0.5 1.5
TTI = Treatment Trigger Index/Nilai Pemicu 9 - Rutting 0.5 1
1 - Cracking N/A .5
Roughness = Nilai pengukuran ketidakrataan 2 - Spalling N/A 1
Dibatasi Maksimal pada 150 Unpaved (earth, gravel, water bound macadam) - IGNORED
2 - Crossfall N/A .05
Perkerasan Jalan Tanpa Penutup dan Jalan Kerikil Default 3 - Depressions N/A .05
18
Pelebaran Ruas Menentukan Jenis Penanganan untuk
Jalan Masing-masing Bagian Ruas Jalan Pelebaran Segmen
(Untuk setiap 10 tahun)
1 3 Pelebaran TIDAK
2 dipertimbangkan
Pelebaran TIDAK
dipertimbangkan Perhitungan Awal TTI0 (Tahun 0) , atau Jaringan Tidak
Jaringan Tidak 2
2 Progress TTIn (untuk tahun 1-10) Stabil?
Stabil?
Ya
Ya Perkerasan Perkerasan tanpa penutup,
dengan penutup Tidak dapat dilalui
SEGw Tidak
Perkerasan
< TW
2
DOMw = Lebar Dominan ruas jalan
(Aspal, Beton, (Tanah, Kerikil)
STDw = Lebar Standar Pelebaran
Blok Beton,
VCRdom = LoS untuk DOMw Ya
Penetrasi Peningkatan ke STD
Makadam)
NETw = TW - SEGw
Lanjut ke Segmen
TW = DOMw
Berikutnya
Pengulangan TW hingga VCRTW < .85
Ya NETw
2 Tidak
>= 2
TTI < 75 PR/RK MINw
TW >
Tidak Ya, dilebarkan ke TW
(STDw
atau
2
Ya
DOMw) ROW <
Berkala (Lapis Ulang): Tidak
TTI < 100 (TW +
TTI reset ke 10
Ya SHLDw)
Ya
TW = [min(STDw atau DOMw) > TW]
Ya 3 Masalah Tidak ada
TTI >= Rehabilitasi: ROW ! masalah ROW !
100 TTI reset ke 0
2
2
Stabilitas (MANTAP): 75% (Prov), 65% (Kab) TTI = Treatment Trigger Index/Indeks Pemicu Penanganan - (0 (baik) sampai 150
LoS = Tingkat Pelayanan (dari MKJI) (rusak berat)) SEQw = Lebar Segmen
VCR/RVK = Rasio Volume Kapasitas TTI0 = Dihitung dari besarnya kerusakan jalan dan nilai bobot kerusakan jalan NETw = Lebar Tambahan yang diperlukan untuk mencapai TW
STD = Lebar Desain Standar (Status Ruas) TTIn = Dihitung dari TTI0 and TTI model progresi, dengan faktor kalibrasi MINw = Lebar Minimum yang diperlukan untuk pelebaran
TW = Lebar Target PR = Penanganan Rutin (berdasarkan norma kuantitas) SHLDw = Kombinasi Desain Lebar bahu
DOMw = Lebar Dominan Ruas Jalan RK = Rutin Kondisi (melampaui norma kuantitas PR) – Penerapan Tahun 1 ROW/DMJ= Lebar Daerah Milik Jalan
MKJI = Manual Kapasitas Jalan Indonesia Lapis Ulang: Pilihan pengguna untuk tebal 30mm, 50mm, 75mm, atu 100mm
19
Per Ruas
Kemantapan Jaringan
Lebar Target Ya
> Standar
atau
Dominan
Gunakan Lebar
Tidak Target
TTI<75 PR/RK
TTI0
Perkerasan
dengan Penutup Berkala
Reset: Pelebaran
(Aspal, Beton, 75 >= TTI < 100 (Def: 50mm lapis
TTI = 10 Segmen
Blok, Penetrasi ulang)
makadam)
Jenis Perkerasan Reset: Pelebaran
TTI >=100 Rehabilitasi
TTI = 0 Segmen
Perkerasan
tanpa penutup Peningkatan
(Tanah, Kerikil)
Perkembangan TTI
Tebal lapis ulang penangan Berkala: Untuk Analisa, pengguna dapat memilih:
30mm, 50mm (default), 75mm, 100mm
21
Laju Perubahan TTI
TTIi = TTIi-1 * a1 + a2 * (TTIi-1)2 * 1 + a3 * YE4 TTI Progression coefficients
Pavement TTI_Prog_a1 TTI_Prog_a2 TTI_Prog_a3
dimana: Type
Asphalt 1.3 0.0003 0.4
TTIi = TTI pada tahun i Rigid 1.1 0.0003 0.4
(Concrete)
a1, a2 and a3 = Koefisien perkembangan TTI Block 1.2 0.0003 0.4
(Concrete)
YE4i = beban sumbu dalam ESA per tahun i dalam juta per
lajur
YE4 = (1+TG/100)i * (3.5 * 365 * ESA)/(Width *106)
TG = Pertumbuhan Lalu lintas (Traffic Growth)
ESA = Total ESA untuk tahun dasar
22
Pelebaran Segmen
Segmen Ruas
Tidak
Jaringan
Abaikan
Mantap
Ya
Lebar Tidak
Segmen < Abaikan
Target
Ya
Diperlebar ke Target (paling
sedikit sampai minimum)
23
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Administrator Sistem
Seseorang yang bertanggung jawab untuk pengadaan, pemasangan, operasi, dan pemeliharaan sistem
Membuat arsip
versi-versi sistem Mengelola
Membuat
Mengatur sistem PKRMS memori Mengelola
cadangan basis
informasi dasar (dokumen sistem penyimpanan pengguna sistem
data PKRMS
PKRMS PKRMS dan basis data PKRMS
secara berkala
dokumen basis PKRMS
data PKRMS)
24
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Kebutuhan
Data - DB • Data jaringan , Kondisi,
• Memperbaharui Data Inventaris
• Peninjauan penanganan • Status sekarang
& harga
PKRMS Pada
Siklus
Implementasi Analisis
Perencanaan
• Draft BoQ • Anggaran
• Pemaketan • Batas pemicu penanganan
Program
Kerja
25
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Keunggulan PKRMS
Tampilan
PKRMS
27
Pengembangan Sistem Manajemen Aset Jalan
(P/KRMS)
Perencanaan:
• Jalan dibagi menjadi ruas-ruas per 100m/200m
• Selain Panjang Jalan, perlu: Lebar dan Jenis
• Kondisi terkini
• Tingkat layanan (Target penanganan)
• Analisa -> Laju Penurunan Kondisi -> Penanganan
Pemrograman:
• Tipe penanganan: Rehab, Rekon, PB, PR,RK,HOLDING
• Prioritas dengan pertimbangan ekonomi
• Mendorong alokasi untuk RM
28
MODEL PENURUNAN
KONDISI
CONTOH
PROYEKSI MODEL
UNTUK 5 TAHUN
DENGAN PEMICU
PENANGANAN
PERIODIK &
REHAB
29
Perencanaan Staregis
30
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
31
STRIP MAPS
32
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
33
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
34
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
35
SURVAI KONDISI JALAN PKRMS
PENILAIAN PERMUKAAN KONDISI JALAN SECARA VISUAL
36
Pelaksanaan Survei Kondisi
Jalan PKRMS
➢ Pengamatan Perkerasan
➢ Pengamatan Bahu Jalan
➢ Pengamatan Drainase
➢ Pengamatan Perlengkapan Jalan
37
DAFTAR
PUSTAKA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13 /PRT/M/2011 TENTANG TATA CARA PEMELIHARAAN
DAN PENILIKAN JALAN
38
KONSISTEN AKURAT TEPAT WAKTU
DATA YANG DISAMPAIKAN DATA YANG DISAMPAIKAN HARUS PENYAMPAIAN DATA SURVEY
HARUS SESUAI ATURAN BENAR SESUAI DI LAPANGAN (ON TARGET)
DUKUNGAN DUKUNGAN
TEKNOLOGI INFORMASI
(ALAT BANTU SURVEY)
KUALITAS PERENCANAAN SDM TERHADAP
SURVEY VISUAL
39
MIND MAP SURVEI
PERANGKAT SURVEI [4]
MENGGUNAKAN ALAT PENUNJANG SURVEI
PERENCANAAN DAN PERSIAPAN SURVEI [1] MENGGUNAKAN FORM TABLET SURVEI YANG
PENGUMPULAN DATA KONDISI JALAN EKSISTING 01 SESUAI FORMAT STD BINA MARGA,
DAN PETA JARINGAN JALAN SESUAI DENGAN SK PERIZINAN SURVEI DILAPANGAN
STATUS JALAN YANG AKAN DI SURVEI SERTA PENUNJANG SURVEI DI LAPANGAN
02
04
MENENTUKAN METODE YANG DIGUNAKAN [3]
METODE YANG DIGUNAKAN HARUSLAH EFEKTIF DAN EFISIEN
BAIK DARI SISI ANGGARAN, PEMILIHAN METODE DAN ALAT 05
SURVEI, TINGKAT PENGOLAHAN DATA/KEAKURATAN DATA KEAKURATAN DATA DAN PELAPORAN [6]
SERTA SDM YANG MEMAHAMI SURVEI DI LAPANGAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA MENGACU PADA PEDOMAN
06 DAN LITERATUR YANG BERADA PADA LINGKUNGAN BINA MARGA
40
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Kebutuhan Data
Metode Studi desktop Survei lapangan
• Data administratif
• Data titik referensi
• Daftar ruas jalan
Kelompok • Data inventarisasi jalan
• Harga satuan
elemen/aspek data • Data kondisi jalan
penanganan jalan
• Data lalu lintas
• Daftar proyek
41
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
* Dapat disurvei 5 tahun sekali atau jika terdapat perubahan signifikan pada jalan
** Wajib disurvei 1 tahun sekali
42
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
44
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perangkat Survei
ATAU
45
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
46
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pengaturan GPS
11. Tombol Zoom in dan Out → Digunakan untuk memperbesar dan megecilkan tampilan,
selain itu tombol ini berfungsi untuk menggerakkan kursor ke atas dan kebawah
2
2. Tombol Find → Digunakan untukmencari Waypoint yang telah disimpan
3.
3 Tombol Kursor → Digunakan untuk menggerakan Kursor
4.
4 Tombol Page → Digunakan untuk mengganti halaman tampilan
5.
5 Tombol Mark → Digunakan untuk membuat Waypoint
1 1
6
6. Tombol Menu → Digunakan untuk menampilkan Menu pada setiap halamannya
5 6 8.
8 Tombol Enter → Digunakan untuk menconfirm pilihan
7 8
48
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pengaturan Sistem
Pengaturan Sistem di tujukan agar perangkat gps dapat mengoptimalkan
penerimaan signal satelit
Main Menu -> Setup -> System -> Select “GPS + GlONASS” -> ENTER/QUIT
49
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pengaturan Units
Pengaturan unit di tujukan untuk pengaturan satuan
pengukuran
Main Menu -> Setup -> Units -> Select “Metric” For Distance and
50
Speed – “Meters” For Elevation – “Meters” For Depth -> ENTER/QUIT
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Main Menu -> Setup -> Position Format -> Select “hdddomm’ss.sss”” –
51
“WGS 84” For Map Datum – “WGS 84” For Map Spheroid -> ENTER/QUIT
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Main Menu -> Setup -> Tracks -> Select “Distance” For Record
52 Method – “0.00Km” For Recording Interval -> ENTER/QUIT
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Tracking
53
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Waypoint
54
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Tracking
Tracking dilakukan untuk merekam data geospasial berupa line atau garis. Pada survei untuk PKRMS,
tracking dilakukan untuk merekam centerline ruas jalan dari titik awal ruas hingga akhir ruas.
kan
56 Menu -> Pilih “Reset” -> Pilih “Reset Both” -> Enter
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Main Menu -> “Tracks Manager” -> Pilih “Current Track” ->
Pilih “Save Track” -> Masukan No & Nama Ruas -> Done
57
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Survei Titik
Referensi (DRP)
Tujuan:
• Menginventarisasi objek
referensi sepanjang suatu
ruas jalan
• Menetapkan lokasi titik awal
dan akhir ruas jalan
• Mengukur jarak asli dari titik
awal hingga akhir ruas jalan
• Merekam koordinat sumbu
jalan menggunakan
perangkat GPS
58
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Survei Titik
Referensi (DRP)
Bentuk Fisik DRP:
• Patok kilometer (km) dan
hektometer (hm)
• Tanda permanen lain di sisi
jalan seperti tugu perbatasan
• Persimpangan
• Kepala jembatan
• Kepala gorong-gorong
• Persilangan dengan rel kereta
api
• Gedung atau landmark lainnya
59
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
60
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Persimpangan
KM 31+700
1+300
Akhir Ruas
KM 32+400 Patok KM Eksisting
2+000 KM 31+700
61 1+300
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Awal Ruas
0+000
Persimpangan
1+300
Akhir Ruas
2+000
Tidak Ada Patok Kilometer
62
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
create waypoint
create waypoint create waypoint create waypoint, save
And clear track track & clear
63
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Survei
Inventarisasi
Tujuan:
• Mencatat data elemen
fisik pada ruang milik
jalan (rumija)
64
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Lebar Rumija
+ Tipe medan jalan
+ Tipe tata guna lahan kiri dan kanan ruas jalan
65
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
66
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
NON-PERKERASAN
67
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
A ASPAL T TANAH
68
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
TIPE BAHU
JALAN TIDAK ADA BAHU ASPAL
69
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
TIPE SALURAN
SALURAN TANAH SALURAN PASANGAN BATU TERBUKA SALURAN PASANGAN BATU TERTUTUP
70
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
71
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
72
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
73
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
74
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Panjang Ruas
KM Post KM awal
10+000 10+500 10+700 10+900 20+100
0+500
75
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Survei
Kondisi
Tujuan:
• Mengidentifikasi dan
mencatat data kerusakan
pada perkerasan (badan
jalan) dan non perkerasan
(bahu jalan, saluran,
lereng dan perlengkapan
jalan)
76
INFORMASI DATA PADA FORMULIR RCS
RUANG LINGKUP
Survei kekasaran permukaan jalan secara visual hanya dilakukan pada jalan Aspal/Beton
semen dengan kondisi rusak berat (nilai kekasaran 400 hitungan/km), jalan tanah dan jalan
kerikil.
PELAKSANAAN
Survei dilakukan oleh 3 orang Surveyor dan seorang pengemudi. dalam satu kendaraan yang
masing- masing melakukan pengamatan visual dan menentukan nilai RCI-nya. Penentuan besarnya
nilai RCI ditinjau berdasarkan jenis permukaan serta berdasarkan penilaian kondisi secara visual
Pengecekan dilakukan dengan alat yang disebut balok referensi bertepi lurus ‘Straight Edge Beam’
yaitu blok lurus sepanjang 1.80 m dan dibuat dari bahan yang tidak mudah membengkok. Dengan
setiap interval jarak 0, 300, 600, 900, 1200, 1500 dan 1800.
RCI adalah Road Condition Index, indek kondisi kekasaran
jalan. Pada setiap ruas jalan yang telah disurvei secara visual dipilih segmen referensi yang kurang lebih
mewakili kekasaran permukaan perkerasan dari ruas yang bersangkutan. Panjang segmen
referensi tersebut = 1 km, yaitu jarak antara 2 patok km.
78
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
79
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
80
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
NON-PERKERASAN
81
IRI
• International Roughness
Index (IRI) merupakan besaran
nilai ketidakrataan permukaan
jalan, yang diperoleh dari panjang
kumulatif turun naiknya
permukaan per satuan panjang.
Secara matematis, IRI adalah
perbandingan antara kumulatif
panjang jalan rusak/berlubang
(dalam satuan m) terhadap
panjang jalan total (dalam satuan
km). Sehingga semakin besar nilai
IRI (dalam satuan m/km), maka
semakin buruk keadaan
permukaan jalannya.
82
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
83
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Metode Pengumpulan
Data Primer
dengan
Penilaian Visual
84
JENIS SURVEI KONDISI JALAN
BERDASARKAN FORMULIR RCS
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERALBINAMARGA FORMULIR : Formulir SK1.2-1 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
FORMULIR SURVEI KONDISI JALANASPAL LEMBAR KE……./…….DARI…./…. DIREKTORAT JENDERALBINAMARGA FORMULIR: Formulir SK1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALANTANAH/ KERIKIL LEMBARKE……./…….DARI…./….
Propinsi No Dikerjakan oleh
No : Status Nama Propinsi No Dikerjakanoleh
Nama : IGI No : Status Nama
RUAS Cab Nama Nama : IGI
Dinas
DariKm ke KM Tanda Tangan RUAS Cab Nama
Kab / Kod Dinas
PermukaanPerkerasan Retak-retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping danLain-lain
DariKm ke KM Tanda Tangan
Kab /
PermukaanPerkerasan Kerikil/Batu Kerusakan
Kod Lain Bahu,SaluranSampingdanLain-lain
Susunan Jenis Jumlah Lubang KR KONDISI BAHU KS
1 Baik/ Rapat 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1 Tidakada 1 emiringanMelintan Ukuran Jumlah Lubang KR KONDISI KS
Terbanya BAHU
1 Baik/ Rapat 1 Tidak ada
2 Kasar 2 Tidak berhubungan 2 <10/km 2 Baik / Rata 2 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
3 Saling berhubungan 3 Bekas Rd/Ersosi 3 2 Kasar 2 <10/km
3 10 - 50/km
ringan 2 < 1 Cm 2 Baik / Rata 2
Kondisi /Keadaan (Bidang luas)
3 10 - 50/km
4 Saling berhubungan 4 > 50/km 4 Bekas Rd/Ersosi 4 3 1 - 5 Cm 3 Bekas Rd/Ersosi 3
% Penurunan
1 Baik/tidak ada (Bidang Sempit) ringan ringan
4 > 50/km
Kelainan
1 Tidak ada
4 > 5 Cm 4 Bekas Rd/Ersosi 4
2 Aspal berlebihan Lebar Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
ringan
2 < 10 % luas 5 Tidak Tentu Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
3 Lepas-lepas 1 Tidak ada 1 Tidak ada 1
1 Tidak ada
4 Hancur 2 Halus < 1 mm
2 Kecil dangkal 2 Diataspermukaanjalan 2 3 10 - 30 % luas Tebal Lapisan 1 Tidak ada 1Tidak ada 1
3 Sedang 1 - 5 mm 3 Ratadengan permukaan 3 4 > 30 % luas 1 Tidak ada 2 Kecil dangkal 2Diataspermukaanjalan 2
3 Kecil dalam
% Penurunan Jalan
4 Lebar > 5 mm 4 dibawah permukaan jalan4
2 < 5 Cm 3 Kecil dalam 3Ratadenganpermukaan 3
4 Besar dangkal Erosi Permukaan Jalan
1 Tidak ada
5 >10cmdibawah 5 3 5 - 10 Cm 4 Besar dangkal 4dibawah permukaanjalan4
5 Besar dalam 1 Tidak ada
2 < 10 % luas % Luas permukaan jalan
4 10 - 20 Cm 5 Besar dalam 5>10cmdibawah 5
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada KR Kondisi Saluran KN 2 < 10 % luas permukaan jalan
Bekas Roda Samping
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas
3 10 - 30 % luas 5 > 20 Cm Bekas Roda KR Kondisi Saluran KN
1 Tidak ada 1 Tidakada 1
3 10 - 30 % luas
Samping
4 > 30 % luas 1 Tidak ada
% Tambahan 2 lem dalam 2 Bersih 2 1 Tidak ada 1
4 > 30 % luas Distribusi 2 lem dalam
3 1-3 cm dalam 3 Tertutup - tersumbat 3 2 Bersih 2
1 Tidak ada
1 Tidak ada 3 1-3 cm dalam
2 < 10 % luas 4 3 cm dalam 4 Erosi 4 3 Tertutup - 3
2 Rata tersumbat
4 3 cm dalam
3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan KN
Lereng 4 Erosi 4
4 > 30 % luas 1. Tidak ada 1
1 Tidak ada 1 3 Tidak Rata KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan KN
2. Ringan 2 Lereng
2 Lonsor / Runtuh 2 4 Gundukan 1. Tidak 1
3. Berat 3 memanjang ada 1 Tidak ada 1
2
KR Trotoar KN 2 Lonsor / Runtuh 2
2. Ringan
Ukuranlubang kecil (diameter < 0.5m); Besar(diameter > 0,5 m); Dangkal (Kedalaman < 5 cm ); Dalam (Kedalaman > 5 cm 3
1 Tidak ada 1 3. Berat
Status RuasJalan : N =Nasional; P=Propinsi; M= KotaMadya K=Kabupaten
KR Trotoar KN
2 Baik / Aman 2 1 Tidak ada 1
Ukuranlubangkecil(diameter<0.5m);Besar(diameter>0,5m);Dangkal(Kedalaman<5cm); Dalam(Kedalaman>5cm
3 Berbahaya 3 StatusRuasJalan:N=Nasional;P=Propinsi;M=KotaMadyaK=Kabupaten 2 Baik / Aman 2
85
ROAD CONDITION SURVEY (RCS) FORMULIR UNTUK JALAN ASPAL
DI TINJAU PADA PERMUKAAN JALAN ASPAL DEPARTEMEN PEKERJAAN LAMPIRAN I
UMUM FORMULIR : Formulir SK
DIREKTORAT JENDERAL BINA 1.2-1
MARGA
FORMULIR SURVEI KONDISI
Propinsi JALAN
No ASPAL …./….
LEMBARKE……./…….DARI
Dikerjakan oleh
No : Nama
• SUSUNAN Status
IGI
Nama :
PERMUKAAN • KONDISI RUAS Cab Nama
PERKERASAN • PENURUNAN Dari Km ke KM Dinas Tanda Tangan
• TAMBALAN Permukaan Perkerasan Retak - retak
Kab /
KerusakanLain
Kod Bahu, SaluranSamping danLain-lain
• KERUSAKAN TEPI
3 10 - 30 % luas 1 Tidak ada Bekas Roda KR Kondisi Saluran KN
Samping
4 > 30 % luas 2 < 10 % luas 1 Tidak ada
1 Tidak ada 1
3 10 - 30 % luas 2 lem dalam
% Tambahan 2 Bersih 2
SAMPING, DLL
• KERUSAKAN LERENG 3 10 - 30 % luas KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan
Lereng
KN
3 Berbahaya 3
86
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
87
Pelaksanaan Survei Kondisi
1 Tidak ada
2 Tidak berhubungan
3 Saling berhubungan
(Bidang luas)
4 Saling berhubungan
(Bidang Sempit)
Lebar
1 Tidak ada
2 Halus < 1 mm
3 Sedang 1 - 5 mm
4 Lebar > 5 mm
% Luas
1 Tidak ada
2 < 10 % luas
3 10 - 30 % luas
4 > 30 % luas
91
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
92
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
RETAK LAIN (MELINTANG) RETAK LAIN (BERCABANG) RETAK LAIN (RETAK BUAYA)
93
ROAD CONDITION SURVEY (RCS) FORMULIR UNTUK JALAN KERIKIL/TANAH
DI TINJAU PADA PERMUKAAN JALAN KERIKIL/TANAH
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM LAMPIRAN I
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA FORMULIR : Formulir SK1.2-1
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN TANAH / KERIKIL LEMBARKE……./…….DARI…./….
2 Lonsor / Runtuh
1
•TROTOAR
Ukuranlubangkecil (diameter<0.5m);Besar(diameter>0,5 m);Dangkal(Kedalaman<5cm);Dalam(Kedalaman>5cm
StatusRuasJalan:N=Nasional; P=Propinsi; M=KotaMadya K=Kabupaten 2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
94
ROAD CONDITION SURVEY (RCS) TABLET FORM UNTUK JALAN KERIKIL/TANAH
DI TINJAU PADA PERMUKAAN JALAN KERIKIL/TANAH
PERMUKAAN •KEMIRINGAN
PERKERASAN •PENURUNAN
•UKURAN TERBANYAK
KERIKIL / BATU •TEBAL LAPIS
•DISTRIBUSI
•JUMLAH LUBANG
•UKURAN LUBANG
KERUSAKAN LAIN •BEKAS RODA
•BERGELOMBANG
•KONDISI BAHU
BAHU, SALURAN •PERMUKAAN BAHU
SAMPING, DLL •KONDISI SAL. SAMPING
•KERUSAKAN LERENG
•TROTOAR
95
PermukaanPerkerasan
1 Baik / Rapat
2 Kasar
%Penurunan
1 Tidak ada
2 <10%luas
3 10- 30%luas
4 >30%luas
Erosi Permukaan
1 Tidak ada
2 <10%luas
3 10- 30%luas
4 >30%luas
96
Kerikil/Batu
UkuranTerbanya
2 <1Cm
3 1- 5Cm
4 >5Cm
5 Tidak Tentu
Tebal Lapisan
1 Tidak ada
2 <5Cm
3 5- 10Cm
4 10- 20Cm
5 >20Cm
Distribusi
1 Tidak ada
2 Rata
3 Tidak Rata
4 Gundukan memanjang
97
Kerusakan Lain
1 Tidakada
2 <10/km
3 10 - 50/km
4 > 50/km
Ukuran Lubang
1 Tidakada
2 Kecil dangkal
3 Kecil dalam
4 Besar dangkal
5 Besar dalam
Bekas Roda
1 Tidakada
2 lemdalam
3 1-3 cm dalam
4 3 cm dalam
KR Kerusakan Tepi KN
1. Tidak ada 1
2. Ringan 2
3. Berat 3
98
Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
1 Tidak ada 1
2 Baik / Rata 2
3 Bekas Rd/Ersosi 3
ringan
4 Bekas Rd/Ersosi 4
ringan
KR PERMUKAAN BAHU KN
1 Tidak ada 1
5 > 10 cmdibawah 5
permukaan jalan
2 Bersih 2
3 Tertutup - tersumbat 3
4 Erosi 4
KR Kerusakan Lereng KN
1 Tidak ada 1
2 Lonsor / Runtuh 2
KR Trotoar KN
1 Tidak ada 1
2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
99
Bahu, Saluran Samping dan Lain-lain
1 Tidak ada 1
2 Baik / Rata 2
3 Bekas Rd/Ersosi 3
ringan
4 Bekas Rd/Ersosi 4
ringan
KR PERMUKAAN BAHU KN
1 Tidak ada 1
5 > 10 cm dibawah 5
permukaan jalan
1 Tidak ada 1
2 Bersih 2
3 Tertutup - tersumbat 3
4 Erosi 4
KR Kerusakan Lereng KN
1 Tidak ada 1
2 Lonsor / Runtuh 2
KR Trotoar KN
1 Tidak ada 1
2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
100
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
101
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
103
Crack (Retak)
DESKRIPSI : RETAK LAJUR TIDAK BERHUBUNGAN DGN
RETAK DIPOJOK ATAU BLOWUP, YG DAPAT MENERUS
SECARA MELINTANG KETENGAH PLAT, RETAK INI MEMBAGI
PLAT SECARA TERPISAH MENJADI DUA ATAU EMPAT
BAGIAN.
◼ MASALAH YG TIMBUL :ROUGHNESS, INFILTRASI AIR
104
Crack (Retak Struktur)
❑ DESKRIPSI : RETAK LAJUR TIDAK BERHUBUNGAN DGN
RETAK DIPOJOK ATAU BLOWUP, YG DAPAT MENERUS
SECARA MELINTANG KETENGAH PLAT, RETAK INI MEMBAGI
PLAT SECARA TERPISAH MENJADI DUA ATAU EMPAT
BAGIAN. KEDALAMAN RETAK > 1/3 Tebal SLAB
◼ MASALAH YG TIMBUL :ROUGHNESS, INFILTRASI AIR
105
Patahan (Faulting)
❑ DESKRIPSI : PERBEDAAN ELEVASI JOINT YG
BERSEBELAHAN ATAU DAERAH RETAK YG TERJADI
PADA PERKERASAN TANPA DOWEL, BIASANYA PLAT
DIDEPANNYA LEBIH TINGGI DARI SLAB YG DIINJAK,
PERBEDAAN YG LEBIH 2,5 MM PERLU DICATAT DAN
BILA MELEBIHI 4 MM PERLU DI DIAMOND GRINDING.
◼ MASALAH YG TIMBUL : ROUGHNESS
106
Gompal (Spalling)
◼DESKRIPSI : RETAK, PECAH ATAU CHIPPING PADA
JOINT/RETAK PINGGIR, BIASANYA TERJADI 0,6 METER
DARI JOINT/RETAK PINGGIR.
◼ MASALAH YG TIMBUL : LEPAS BERPUING PADA PERKERASAN,
108
Pecah Sudut (Corner Breaks)
◼ Deskripsi : retak pada sambungan perkerasan di pojok yg
disebut dekat pojok adalah dalam daerah 2 m, retak
berlanjut kedalam plat.
◼ Masalah yg timbul : roughness, air bisa masuk, ratak bisa
berlanjut jadi patah, gompal dan disintregrasi.
◼ Penyebab yg mungkin : oleh repetisi beban dikombinasi
hilangnya daya dukung, load transfer yg jelek pada
sambungan, curling stress dan warping stress.
◼ Perbaikan ; full-depth patch
109
Blow up/Buckling
110
Survey Tablet Jalan Blok Beton
111
Jenis Kerusakan Perkerasan Paving Block
• Paving block retak atau pecah
• Ini merupakan jenis kerusakan yang paling sering terjadi. Penyebabnya adalah karena
paving block menerima beban melebihi dari kemampuannya. Entah itu karena beban
yang diterima melebihi dari beban yang direncanakan atau justru karena mutu/ kekuatan
paving block itu sendiri yang berada dibawah beban rencana.
• Cara memperbaiki perkerasan paving block yang mengalami kerusakan seperti ini adalah
dengan melakukan penggantian paving block yang rusak atau pecah dengan paving
block yang baru. Langkah penggantiannya adalah sebagai berikut:
• Bongkar paving block yang rusak
• Rapikan dan bersihkan kembali pasir alas dibawah bekas paving block yang dibongkar.
• Lakukan penyiraman dan pemadatan pada pasir alas
• Pasang paving block yang baru.
• Tambahkan pasir pengisi pada sambungan antar paving block jika diperlukan
• Dan yang terakhir adalah Lakukan pemadatan pada paving block yang telah dipasang.
112
Jenis Kerusakan Perkerasan Paving Block
• Paving block tidak rata
• Yang dimaksud dengan tidak rata disini adalah permukaan perkerasan paving
block berbentuk cembung maupun membentuk sebuah cekungan. Pada
perkerasan paving block yang baru, ketidakrataan ini biasanya disebabkan karena
kesalahan dalam pelaksanaan atau pengerjaan. Bagian bawah atau pondasi dari
paving block tidak dikerjakan dengan baik. Sedangkan pada perkerasan paving
block lama, ketidakrataan yang sering terjadi adalah akibat adanya penurunan
pada pondasi bawahnya.
• Untuk memperbaiki ketidakrataan pada perkerasan paving block :
• Untuk permukaan yang cembung, perbaikan dapat dilakukan dengan
mengurangi ketebalan pasir alas. Sedangkan untuk permukaan yang membentuk
cekungan yang perlu diperbaiki adalah bagian subgrade atau bagian lapis
pondasi yang berada dibawahnya. Perlu penambahan material agar lapisan
pondasi kembali rata seperti semula. Material yang ditambahkan haruslah sama
dengan material lapis pondasi yang ada, jika bagian bawah menggunakan lapis
pondasi agregat kelas A atau LPA maka material yang ditambahkan haruslah
sama yaitu material LPA. Jika menggunakan lapis pondasi kelas B atau LPB, maka
bahan penambah juga haruslah material LPB.
113
Alur (Rutting)
114
Disintegrasi
115
Disintegrasi
116
Lubang
117
Lubang
118
Turun (Depresion)
119
Rusak Tepi
120
KONDISI
BAHU
• DI ATAS PERKERASAN
• SAMA TINGGI DENGAN
PERKERASAN
• DI BAWAH PERKERASAN
• DIPERLUKAN BAHU BETON
121
KONDISI
DRAINASE
• TERSUMBAT
• DIPERLUKAN DRAINASE
PASANGAN
• DIPERLUKAN DRAINASE TANAH
122
TROTOAR
• CATAT JIKA ADA KERUSAKAN PADA
TROTOAR YANG DIIDENTIFIKASI DAPAT
MEMBAHAYAKAN PEJALAN KAKI
123
LERENG
• CATAT JIKA ADA LERENG RUNTUH
124
PERLENGKAPAN
JALAN
125
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Survei
Lalu Lintas
Tujuan:
• Mendapatkan jumlah lalu
lintas harian yang mewakili
jumlah lalu lintas tahunan
rata-rata atau Average Daily
Traffic (ADT).
• Data tersebut dapat
dimanfaatkan untuk
mengukur tingkat
kebutuhan dan prioritas
pada manajemen aset jalan
127
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
129
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
130
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
131
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
132
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
133
PERENCANAAN PEMROGRAMAN
& PENGANGGARAN
134
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
ALUR PEMROGRAMAN
Analisis
Penginputan (anggaran tidak
Penyajian Penyajian
Validasi Data Pemrogaman laporan peta
Data terbatas dan
anggaran
terbatas)
135
IMPORT
INPUT DATA TEMPLATE DATA ADMINISTRATIF
IMPORT
TEMPLATE JARINGAN JALAN
IMPORT DATA
TABLET SURVEY DATA INVENTARIS
136
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penginputan
Data
Alternatif penginputan data:
• Penginputan langsung
pada formulir didalam
PKRMS
• Mengimpor dari file
template excel (hasil
survei menggunakan
formulir cetak)
• Mengimpor dari tablet
PKRMS (survei
menggunakan tablet
PKRMS)
137
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Jaringan Jalan
• Ruas Jalan (SK Jalan)
• DRP
• Kelas Jalan
• Koridor
Data Inventaris
Data Kondisi
Analisis dan
Pemrograman
139
PENGATURAN
KEBUTUHAN PENANGANAN
ANALISIS
PENGANGGARAN
• ANALISIS ANGGARAN TAK TERBATAS
• ANALISIS ANGGARAN TERBATAS
PEMROGRAMAN
PEMAKETAN
MENCETAK LAPORAN
140
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
141
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
142
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
143
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Klasifikasi kondisi jalan berdasarkan nilai TTI Klasifikasi intervensi pekerjaan utama berdasarkan nilai TTI
Sedang (Fair) 25 - 75
Rusak Ringan (Poor) 75 – 100
Rusak Berat (Bad) > 100
144
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Jalankan Analisis - Anggaran Tak Terbatas untuk seluruh jaringan jalan yang dapat
dilintasi kendaraan
2. Buat peta untuk Tahun 1 hingga 5 dengan Anggaran Tak Terbatas
3. Konsultasi dengan Manajer Senior, yaitu Kepala Bidang Bina Marga, untuk
menentukan alokasi dan prioritas untuk setiap sumber dana
4. Mengatur keluaran ‘Program’ sesuai dengan hasil validasi lapangan dan anggaran
yang terbatas dari berbagai sumber dana
5. Buat Paket Pekerjaan dari anggaran pada berbagai sumber dana
6. Buat keluaran Program Pekerjaan untuk setiap sumber dana
7. Ulangi langkah 4 hingga 6 untuk setiap sumber dana.
Keterangan:
Detil langkah analisis dan pemrograan
146
terdapat pada modul pelatihan
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penyajian
Laporan
Terdiri dari:
• Laporan Survey RNI dan RCS
• Laporan Analisis
• Rencana menengah
• Peta jalur / strip map
• Laporan statistik
• Laporan DAK
Keluaran:
- Kondisi jalan saat ini berdasarkan hasil survei kondisi jalan.
- Proyeksi kondisi jalan bila tidak ada pekerjaan (proyeksi 5 tahun).
- Proyeksi kondisi jalan sebagai hasil pelaksanaan pekerjaan (proyeksi 5 tahun).
148
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Keluaran:
Keluaran: - Rangkuman anggaran dan panjang jalan setiap jenis
- Rangkuman total harga Major Work dan nilai TPI (menunjukan tingkat penanganan jalan dan sumber dana
prioritas penanganan setiap ruas jalan)
149
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Keluaran:
- Rangkuman jenis penanganan setiap paket pekerjaan per-segmen jalan
- Rincian (breakdown) total harga pemeliharaan
150
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Keluaran:
- Rincian pekerjaan penanganan jalan setiap paket (per-segmen jalan)
151
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Keluaran:
- Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai rencana menengah yaitu sasaran kemantapan jaringan jalan
berdasarkan target nilai TTI atau target % panjang jalan yang mantap (kondisi Baik + Sedang)
- Estimasi nilai TTI jika tidak dilakukan pekerjaan sama sekali
- Estimasi % panjang jalan yang mantap jika tidak dilakukan pekerjaan sama sekali
152
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Strip Map
Keluaran:
- Diagram strip map
- Data kondisi, inventarisasi, dan tipe pekerjaan
153
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Laporan Statistik
Rekapitulasi Fungsi dan Kondisi Jalan per-kecamatan
154
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penyajian
Peta dengan QGIS
Quantum Geographic
Informaition System (QGIS)
merupakan salah satu
perangkat lunak
pengolahan dan penyajian
informasi data geospasial
Keterangan:
Detil langkah penyajian peta
155 terdapat pada modul pelatihan
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Mengatur simbol
Membuat Layout dan label pada
Peta Peta QGIS
156
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
157
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
158
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
159
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
160
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
161
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
Tahap I: perhitungan nilai SDI1 dilakukan berdasarkan persentase luas total retak (total area of cracks) dengan data sebagai berikut:
INPUT Lebar lajur segmen jalan (l) 4,00 m
INPUT Panjang segmen jalan (p) 200 m
Luas segmen jalan (L) L = p x l = 200 x 4,00 = 800 m2
ANALISIS Total luas retak yang ada (c) 120,96 m2
Persentase luas retak (C) (c/L)x100% = (50,96/400)x100%=12,024%
Dari perhitungan persentase luas retak, dapat ditentukan nilai SDI1 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh metode Bina Marga yaitu:
Persentase total luas retak (= 12,024%) > 10% SDI1 = 20;
Tahap II: perhitungan nilai SDI2 yaitu perhitungan akumulasi dari SDI1 berdasarkan lebar rata-rata dari retak (average crackswidth) dengan data sebagai berikut:
HASIL TAHAP I SDI1 = 20
INPUT Lebar rata-rata retak (w) : 18,04 mm
Lebar rata-rata retak dihitung dari seluruh data retak yang terjadi pada Sta 0+200. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh metode Bina Marga nilai SDI2 yang diperoleh
yaitu:
Tahap III: perhitungan nilai SDI3 yaitu perhitungan yang juga merupakan akumulasi dari nilai SDI2 yang nilainya ditentukan berdasarkan jumlah lubang yang ada dikalikan
dengan 10 (sepuluh) dengan data-data perhitungan sebagai berikut:
SDI2 = 40
Tahap IV: nilai SDI akhir, juga merupakan perhitungan akumulatif dari SDI3 yang nilainya ditentukan berdasarkan penurunan akibat bekas roda (average depth of wheel rutting
SDI3 = 65
Rutting (r) = 2,00 cm
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, nilai SDI yang diperoleh adalah:
Nilai rutting (= 2,00 cm) < 3cm SDI = SDI3 + 5*2 = (55 + 10) = 65.
162
FORMULIR SKJ/RCS UNTUK JALAN KERIKIL/TANAH
emiringan Melintan
1 Baik / Rapat
Ukuran Terbanya
1 Tidak ada
Jumlah Lubang
1 Tidak ada
KR KONDISI
BAHU
KS
RR
1Tidak ada 1
2 Kasar 2 <1 Cm 2 <10/km
2Baik / Rata 2
3 1- 5Cm 3 10 - 50/km
%Penurunan 3Bekas Rd/Ersosi 3
ringan
4 >5 Cm 4 > 50/km
1 Tidak ada 4Bekas Rd/Ersosi 4
5 Tidak Tentu ringan
2 <10 %luas Ukuran Lubang KR PERMUKAAN BAHU KN
RR
4 >30 %luas 1 Tidak ada 1Tidak ada 1
Distribusi 2 lem dalam
2Bersih 2
1 Tidak ada 3 1-3 cm dalam
3Tertutup - 3
tersumbat
2 Rata 4 3 cm dalam
4Erosi 4
RB
3 Tidak Rata KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan KN
Lereng
4 Gundukanmemanjang 1. Tidak ada 1
1 Tidak ada 1
2. Ringan 2
2 Lonsor / Runtuh 2
3. Berat 3
KR Trotoar KN
1 Tidak ada 1
Ukuran lubang kecil (diameter< 0.5m);Besar(diameter> 0,5m);Dangkal (Kedalaman< 5cm ); Dalam (Kedalaman> 5cm
Status RuasJalan: N= Nasional;P=Propinsi;M=KotaMadyaK=Kabupaten 2 Baik / Aman 2
3 Berbahaya 3
163
SKEMA PENGOLAHAN DATA KONDISI JALAN
KHUSUS UNTUK JALAN DENGAN TIPE PERKERASAN BETON (RIGID PAVEMENT), MAKA UNTUK SEMENTARA DAPAT
S RR DIKELOMPOKKAN KEDALAM TIPE PERKERASAN ASPAL.
RR RB PERKIRAAN PENILAIAN KONDISI DIATAS DISARANKAN DIGUNAKAN DALAM KONDISI SEBAGAI BERIKUT
1. Bila menggunakan alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan (NAASRA/ROMDAS/ROUGHOMETER) hasilnya
sudah tidak feasible jika nilai count/BI >400.
2. Kalau situasi lapangan tidak memungkinkan menggunakan kendaraan survey, maka disarankan menggunakan
metode ini.
Jika tidak mempunyai kendaraan dan alat survey, maka disarankan menggunakan metoda visual ini.
164
CONTOH (1)
2. AVERAGE CRACK 3. TOTAL NUMBER
1. TOTAL AREA OF WIDTS OF POTHOLES IRI (m/km) SDI
CRACKS (LUAS) ( LEBAR ) ( J UMLAH )
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
165
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
TEMPLATE ANALISIS SDI BINA MARGA
166
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
167
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
168
ANALISIS METODE SDI BINA MARGA
169
Direktorat Jendral
Bina Marga
Kementrian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Terimakasih
www.kiat.or.id
170