354 1869 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.

1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

Dampak Kebijakan Lockdown terhadap Perilaku Gaya Hidup pada Anak


dengan Obesitas dan Tidak Obesitas: Tinjauan Literatur

Impact of Lockdown Policy on Lifestyle Behavior in Obesity and Non-Obesity


Children: Literature Review
Dewi Mardiana1 dan Sri Karina BR Ginting2
1. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Indonesia
2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Indonesia
*Email Korespondensi : [email protected]

Abstrak
Latar belakang: Kebijakan lockdown membuat aktivitas dibatasi sehingga masyarakat harus bekerja,
dan melakukan kegiatan keagamaan dari rumah. Kebijakan ini mempengaruhi perilaku gaya hidup
termasuk pada anak. Kegiatan anak-anak belajar dari rumah dapat menurunkan aktivitas fisik dan
meningkatkan kegiatan sedentari. Kebijakan lockdown juga dapat meningkatkan prevalensi obesitas
pada anak karena anak lebih sering “ngemil” sambil belajar di rumah.
Tujuan: Mengetahui dampak kebijakan lockdown terhadap perilaku gaya hidup pada anak dengan
obesitas dan tidak obesitas.
Metode: Penulisan ini menggunakan metode studi literature review dengan menggunakan artikel
jurnal yang dipublikasi pada tahun 2017-2021.
Hasil: Penerapan kebijakan lockdown membuat anak anak dengan obesitas dan tidak obesitas
mengurangi aktivitas fisik, meningkatnya durasi screen time, dan meningkatnya durasi waktu tidur.
Selain itu, kelompok anak obesitas tidak merubah jumlah konsumsi buah-buahan dan sayuran
sedangkan anak tidak obesitas mengalami peningkatan jumlah konsumsi buah dan sayuran. Pada
kelompok anak obesitas didapatkan bahwa mereka tidak merubah jumlah konsumsi makanan dan
minuman berpemanis. Namun, sebagian kecil anak-anak dengan obesitas dan tidak obesitas yang
meningkatkan konsumsi makanan tidak sehat.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan pola makan dan tidak ada perbedaan perilaku aktivitas fisik, screen
time, durasi waktu tidur pada anak dengan obesitas dan tidak obesitas. Orang tua perlu merubah gaya
hidup anak menjadi lebih sehat.

Kata kunci: Anak-anak; Lockdown; Lifestyle; Obesitas; Pandemi.

Abstract
Background: Lockdown policy has restricted activities so that people have to work, school and carry
out religious activities from home. This policy affects lifestyle behavior, including children. Children's
activities learning from home can reduce physical activity and increase sedentary activities.
Lockdown policies can also increase the prevalence of obesity in children because children snack
more often while studying at home.
Objective: Knowing the impact of the lockdown policy on lifestyle behavior in obese and non-obese
children.
Method: This writing uses a literature review study method using journal articles published in 2017-
2021.
Result: The implementation of the lockdown policy makes obese and non-obese children reduce
physical activity, increase screen time duration, and increase sleep duration. In addition, the group of
obese children did not change the amount of fruit and vegetable consumption, while the non-obese
children experienced an increase in the amount of fruit and vegetable consumption. In the group of
obese children, it was found that they did not change the amount of consumption of sweetened foods
and drinks. However, there are obese and non-obese children who increase their consumption of
unhealthy foods.

Vol. 10, No.1, Juni 2022


17
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

Conclusion: There are differences in eating patterns and no differences in physical activity behavior,
screen time, sleep duration between obese and non-obese children. Parents need to change their
child's lifestyles to be healthier.

Keywords: Children; Lockdown; Lifestyle; Obesity; Pandemic.

PENDAHULUAN
Penyebaran COVID-19 sangat cepat terjadi di berbagai negara. Oleh karena itu, pemerintah di
berbagai negara membuat kebijakan lockdown, karantina wilayah, dan pembatasan aktivitas
untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Penerapan kebijakan lockdown, karantina
wilayah, dan pembatasan aktivitas di setiap negara memiliki cara yang berbeda. Kebijakan
lockdown membuat aktivitas masyarakat dibatasi sehingga masyarakat harus bekerja dari
rumah, sekolah dari rumah, dan melakukan kegiatan keagamaan dari rumah.
Kebijakan lockdown mempengaruhi perilaku gaya hidup anak-anak. Kegiatan anak-anak
belajar dari rumah dapat menurunkan aktivitas fisik dan meningkatkan kegiatan sedentari.
Kegiatan sedentari adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengeluarkan kalori sangat sedikit
yaitu < 1,5 METs (1). Kebijakan lockdown mengakibatkan anak-anak untuk lebih sering
“ngemil” sambil belajar di rumah (2).
Overweight dan obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan yang menimbulkan
risiko bagi kesehatan. Balita disebut overweight ketika BB/TB > + 2 SD berdasarkan standar
pertumbuhan WHO. Balita disebut obesitas ketika BB/TB > +3 SD berdasarkan standar
pertumbuhan WHO. Pada anak usia 5 tahun – 19 tahun disebut overweight ketika penilaian
IMT/U +1 SD sampai dengan +2 SD berdasarkan standar pertumbuhan WHO. Pada anak usia
5 tahun - 19 tahun disebut obesitas jika IMT/U > +2 SD berdasarkan standar pertumbuhan
WHO.
Pada tahun 2016, lebih dari 340 juta anak-anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami
overweight atau obesitas. Pada tahun 2020 sebesar 39 juta anak di bawah usia 5 tahun
mengalami overweight atau obesitas (3).
Pada Desember 2019 ditemukan coronavirus jenis baru di Wuhan, China (4). Pada
Februari 2020 Italia menerapkan kebijakan lockdown dan Maret 2020 negara-negara di Eropa
seperti Belgia, Spanyol, dan Perancis menerapkan kebijakan lockdown karena meningkatnya
kasus COVID-19 dan kematian akibat COVID-19 (5). Kebijakan lockdown dapat
meningkatkan prevalensi obesitas pada anak karena adanya perubahan perilaku gaya hidup
pada anak.
Perubahan perilaku gaya hidup pada anak-anak perlu dikaji secara mendalam untuk
mengetahui apakah ada perbedaan perilaku gaya hidup pada anak dengan obesitas dan anak
yang tidak mengalami obesitas. Dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis studi
literatur terkait dampak kebijakan lockdown terhadap perilaku gaya hidup pada anak dengan
obesitas dan anak yang tidak mengalami obesitas sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan
dan penanggulangan sedini mungkin terhadap dampak yang ada.

METODE
Penulisan ilmiah ini menggunakan metode studi literature review. Penulis melakukan
pencarian dengan menggunakan tiga database yaitu PubMed, Wiley Online Library, dan
Google Scholar untuk memilih artikel dalam literature review. Artikel yang dipilih adalah
artikel yang dipublikasi dari tahun 2017-2021 dan penelitian dilakukan pada negara di benua
Eropa dan Amerika. Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel adalah “lockdown”,
“covid 19”, “lifestyle”, dan “childhood obesity”. Kriteria inklusi yang digunakan adalah
artikel yang dipublikasi pada tahun 2019-2021, subjek penelitian adalah anak dan remaja

Vol. 10, No.1, Juni 2022


18
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

berumur dibawah 19 tahun, dan artikel yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah artikel yang membahas perilaku gaya hidup
selama pandemi pada orang dewasa. Penulis menemukan 4 artikel yang penulis anggap
relevan terhadap penulisan ilmiah ini. Dua artikel yang penulis ambil menggunakan subjek
penelitian pada anak dengan obesitas sedangkan dua artikel lainnya menggunakan subjek
penelitian pada anak tidak obesitas. Analisis data dilakukan dengan cara analisis isi atau
content analysis untuk memudahkan pemahaman dengan cara menganalisa isi dari setiap
jurnal untuk dijadikan sebagai acuan penulisan.

HASIL
Penelitian yang dilakukan oleh Angelo Pietrobelli et al. di Italia pada tahun 2020, menemukan
bahwa tidak ada perubahan konsumsi sayuran dan meningkatnya konsumsi buah-buahan,
keripik kentang, daging, dan minuman dengan pemanis. Selain itu, ditemukan juga
menurunnya aktivitas fisik pada anak, meningkatnya durasi waktu tidur, dan meningkatnya
screen time pada saat penerapan kebijakan lockdown (6).
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Amy L. Beck et al. di San Fransisco pada
tahun 2020, mendapatkan hasil bahwa orang tua menganggap bahwa rata rata screen time
non akademis anaknya lebih lama, rata-rata waktu aktivitas fisik harian lebih rendah, rata-rata
waktu tidur terlambat, dan anak-anak tidur setelah pukul 10 malam selama pandemi. Peneliti
juga menemukan bahwa pada penerapan kebijakan lockdown, sebagian besar responden tidak
mengalami perubahan konsumsi buah dan sayuran, konsumsi makanan berpemanis dan
minuman berpemanis (7).
Penelitian yang dilakukan oleh María Medrano et al. di Spanyol pada tahun 2020
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata anak-anak melakukan aktivitas fisik,
durasi screen time, dan waktu tidur pada sebelum penerapan kebijakan lockdown dan selama
penerapan kebijakan lockdown (8).
Odysseas Androutsos et al. menyatakan bahwa berdasarkan hasil penelitiannya di Yunani
tahun 2020 didapatkan pada saat penerapan lockdown mengakibatkan meningkatnya durasi
tidur dan durasi screen time pada anak-anak dan remaja. Selain itu, terjadi juga peningkatan
pada konsumsi buah-buahan, jus buah, sayuran, produk susu, pasta, permen, makanan ringan,
dan makan pagi. Di Yunani, penerapan lockdown juga memberikan dampak pada menurunnya
konsumsi makanan cepat saji dan kegiatan aktivitas fisik anak anak dan remaja (9).

Tabel 1. Hasil Telaah Pustaka


No. Peneliti Judul Desain Jenis Sampel Tempat Temuan
Penelitian Studi Analisis Penelitian
1. Angelo Effects of Studi Analisis Anak- Verona, • Tidak ada perubahan
Pietrobelli, COVID-19 observasi Deskriptif anak dan Italia konsumsi sayuran dan
Luca Lockdown longitudinal remaja meningkatnya
Pecoraro, on Lifestyle dengan konsumsi buah-buahan
Alessandro Behaviors in obesitas pada anak selama
Ferruzzi, Children (n penerapan kebijakan
Moonseong with Obesity sampel = lockdown di Verona,
Heo, Myles Living in 41) Italia.
Faith, Verona, • Meningkatnya
Thomas Italy: A konsumsi keripik
Zoller, Longitudinal kentang, daging, dan
Franco Study (6) minuman berpemanis
selama penerapan
kebijakan lockdown di

Vol. 10, No.1, Juni 2022


19
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

No. Penelitian Judul Desain Jenis Sampel Tempat Temuan


Penelitian Studi Analisis Penelitian
Antoniazzi, Verona, Italia.
Giorgio • Menurunnya aktivitas
Piacentini, fisik pada anak selama
S. Nicole 2,3 jam/minggu pada
Fearnbach, saat penerapan
dan Steven kebijakan lockdown di
B. Verona, Italia.
Heymsfield • Meningkatnya durasi
(2020) waktu tidur selama 0,65
jam/hari pada saat
penerapan kebijakan
lockdown di Verona,
Italia.
• Meningkatnya screen
time selama 4,86
jam/hari pada saat
penerapan kebijakan
lockdown di Verona,
Italia.
2. Amy L. Impact of Studi Analisis Orang San • Orang tua menganggap
Beck, MD the COVID- cross Deskriptif tua dari Francisco, bahwa rata-rata screen
MPH; 19 pandemic sectional anak- Amerika time non akademis
John C. on parents’ anak anaknya lebih lama
Huang, perception berusia 4 dibandingkan sebelum
MD MPH; of health - 12 pandemi (3,8 jam/hari
Lauren behaviors in tahun selama pandemi dan 1,6
Lendzion, children dengan jam/hari sebelum
MD; with indeks pandemi).
Alicia overweight massa • Orang tua menganggap
Fernandez, and obesity tubuh 85 bahwa rata-rata waktu
MD; (7) persentil aktivitas fisik harian
Suzanna yang lebih rendah
Martinez; diukur dibandingkan sebelum
(2021) pada pandemi (1 jam/hari
kunjung selama pandemi dan 1,8
an klinik jam/hari sebelum
(n pandemi).
sampel = • Orang tua menganggap
145) bahwa rata-rata waktu
tidur terlambat 1,6 jam
dan anak-anak tidur
setelah pukul 10 malam
selama pandemi.
• Selama penerapan
kebijakan lockdown,
sebagian besar
responden tidak
mengalami perubahan
konsumsi buah dan
sayuran, konsumsi

Vol. 10, No.1, Juni 2022


20
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

No. Penelitian Judul Desain Jenis Sampel Tempat Temuan


Penelitian Studi Analisis Penelitian
makanan berpemanis
dan minuman
berpemanis.
• Meningkatnya food
insecurity tetapi tidak
berhubungan dengan
asupan buah buahan,
sayuran, minuman
berpemanis dan
makanan berpemanis
selama pandemi.
3. María Changes in Studi Analisis Perwakil Navarra, • Sebelum penerapan
Medrano, lifestyle longitudinal Deskriptif an siswa Spanyol kebijakan lockdown,
Cristina behaviours sekolah Utara rata-rata anak-anak di
Cadenas- during the berusia 8 Spanyol melakukan
Sanchez, COVID-19 hingga aktivitas fisik selama
Maddi confinement 16 tahun 154 menit/hari dan
Oses, Lide in Spanish (n selama penerapan
Arenaza, children: A sampel = kebijakan lockdown
Maria longitudinal 240) anak-anak di Spanyol
Amasene, analysis melakukan aktivitas
Idoia from the fisik selama 63
Labayen MUGI menit/hari.
(2020) project (8) • Sebelum penerapan
kebijakan lockdown,
rata-rata screen time
anak-anak di Spanyol
selama 4,3 jam/hari dan
selama peneraan
kebijakan lockdown
screen time anak-anak
di Spanyol selama 6,1
jam/hari.
• Sebelum penerapan
kebijakan lockdown
waktu tidur anak-anak
di Spanyol pada
weekdays selama 9,1
jam/hari dan selama
penerapan kebijakan
lockdown waktu tidur
anak-anak di Spanyol
pada weekdays selama
9,9 jam/hari.
• Sebelum penerapan
kebijakan lockdown
waktu tidur anak-anak
di Spanyol pada
weekend selama 9,4
jam/hari dan selama

Vol. 10, No.1, Juni 2022


21
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

No. Penelitian Judul Desain Jenis Sampel Tempat Temuan


Penelitian Studi Analisis Penelitian
penerapan kebijakan
lockdown waktu tidur
anak-anak di Spanyol
pada weekend selama
10,1 jam/hari.
• Skor Adherence to the
Mediterranean diet
(KIDMED) meningkat
0,5 poin selama
penerapan kebijakan
lockdown di Spanyol.
Namun, prevalensi anak
dengan kepatuhan
terhadap diet
Mediterania tidak
berubah secara
signifikan.
• Penurunan aktivitas
lebih tinggi pada anak
dengan ibu yang berasal
diluar Spanyol atau ibu
yang tidak
berpendidikan
perguruan tinggi.
4. Odysseas Lifestyle Studi cross Analisis Orang Yunani • Pada saat penerapan
Androutsos Changes and sectional Deskriptif tua yang lockdown durasi tidur
, Maria Determinant memiliki anak-anak dan remaja
Perperidi, s of anak meningkat.
Christos Children’s berusia • Pada saat penerapan
Georgiou, and 2–18 lockdown
dan Adolescents tahun meningkatnya durasi
Giorgos ’ Body (n screen time pada anak-
Chouliaras Weight sampel = anak dan remaja.
Increase 397) • Pada saat penerapan
during the lockdown
First meningkatnya
COVID-19 konsumsi buah-buahan,
Lockdown jus buah, sayuran,
in Greece: produk susu, pasta,
The COV- permen, makanan
EAT Study ringan, dan makan pagi.
(9) Tidak ada perubahan
yang signifikan pada
jenis makanan yang
digunakan untuk makan
siang dan makan malam
seperti daging, ayam,
ikan, dan kacang
kacangan.

Vol. 10, No.1, Juni 2022


22
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

No. Penelitian Judul Desain Jenis Sampel Tempat Temuan


Penelitian Studi Analisis Penelitian
• Pada saat penerapan
lockdown, menurunnya
konsumsi makanan
cepat saji. Pada
penerapan kebijakan
lockdown tidak ada
perubahan signifikan
pada konsumsi jus
kemasan, soda, dan
camilan asin.
• Pada saat penerapan
kebijakan lockdown,
menurunnya aktivitas
fisik anak-anak dan
remaja

PEMBAHASAN
Aktivitas Fisik
Salah satu faktor penyebab anak mengalami overweight dan obesitas adalah menurunnya pola
aktivitas fisik. Penerapan kebijakan lockdown mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas
fisik pada anak dengan obesitas maupun anak-anak tidak obesitas.
Penelitian yang dilakukan pada anak-anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan
kebijakan lockdown di Italia mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas fisik selama 2,3
jam/minggu. Pada saat sebelum penerapan kebijakan lockdown, rata-rata anak obesitas di
Verona Italia melakukan aktivitas fisik selama 3,6 jam/minggu. Pada saat penerapan
kebijakan lockdown, rata-rata anak obesitas di Verona Italia melakukan aktivitas fisik selama
1,29 jam/minggu (6). Hal ini menunjukkan ada penurunan aktivitas fisik pada anak obesitas
selama penerapan kebijakan lockdown di Verona Italia. Penelitian lain yang dilakukan pada
anak-anak overweight dan obesitas menyatakan bahwa penerapan kebijakan lockdown di San
Fransisco mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas fisik selama 0,8 jam/hari. Pada saat
sebelum penerapan kebijakan lockdown, rata-rata anak-anak overweight dan obesitas di San
Fransisco melakukan aktivitas fisik selama 1,8 jam/hari. Pada saat penerapan kebijakan
lockdown, rata-rata anak-anak overweight dan obesitas melakukan aktivitas fisik selama 1
jam/hari (7).
Penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang tidak mengalami obesitas menyatakan
bahwa penerapan kebijakan lockdown di Spanyol mengakibatkan terjadinya penurunan
aktivitas anak-anak selama 91 menit/hari. Pada sebelum penerapan kebijakan lockdown di
Spanyol anak-anak melakukan aktivitas selama 154 menit/hari. Pada saat penerapan kebijakan
lockdown di Spanyol anak-anak hanya melakukan aktivitas fisik selama 63 menit/hari (8).
Penelitian lain yang dilakukan pada anak-anak dan remaja di Yunani menyatakan bahwa
sebanyak 66,9% responden mengalami penurunan aktivitas fisik (9).
Penurunan durasi aktivitas fisik anak dengan obesitas dan non obesitas karena anak-anak
kesulitan berolahraga bersama teman-temannya, meningkatnya durasi screen time untuk
pembelajaran online, dan tidak dapat pergi berkreasi (6,9). Penulis berpendapat bahwa
penyebab lain terjadinya penurunan aktivitas fisik pada anak-anak dengan obesitas dan tidak
obesitas disebabkan anak anak kehilangan semangat apabila diharuskan berolahraga
sendirian.

Vol. 10, No.1, Juni 2022


23
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

Screen Time
Screen time adalah istilah yang digunakan untuk aktivitas yang dilakukan di depan layar
seperti menonton TV, bekerja di depan layar komputer, atau bermain video game (10). Screen
time yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya overweight dan obesitas. Screen
time termasuk kegiatan sedentari. Kegiatan sedentari adalah kegiatan yang mengeluarkan
kalori sangat sedikit yaitu < 1,5 METs (1). Kegiatan sedentari ini dapat mengakibatkan anak
kurang beraktivitas. Anak-anak lebih sering makan ketika anak-anak menonton TV, belajar
online atau bermain game. Iklan makanan yang ditampilkan di TV atau sosial media
mengakibatkan anak-anak terpengaruh untuk memilih makanan tidak sehat (10). Penerapan
kebijakan lockdown mengakibatkan anak-anak dengan obesitas dan tidak obesitas mengalami
peningkatan durasi screen time.
Penelitian yang dilakukan pada anak-anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan
kebijakan lockdown di Italia mengakibatkan durasi screen time anak-anak meningkat selama
4,86 jam/hari. Pada saat sebelum penerapan kebijakan lockdown, rata-rata durasi screen time
anak-anak selama 2,76 jam/hari. Pada saat penerapan kebijakan lockdown, rata-rata durasi
screen time anak-anak selama 7,61 jam/hari (6). Penelitian lain yang dilakukan pada anak-
anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan kebijakan lockdown di San Fransisco
mengakibatkan durasi screen time anak-anak meningkat selama 2,2 jam/hari. Pada saat
sebelum penerapan kebijakan lockdown, rata-rata durasi screen time anak-anak selama 1,6
jam/hari. Pada saat penerapan kebijakan lockdown, rata-rata durasi screen time anak-anak
selama 2,2 jam/hari (7).
Penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang tidak mengalami obesitas menyatakan
bahwa penerapan kebijakan lockdown di Spanyol mengakibatkan durasi screen time anak-
anak meningkat 1,8 jam/hari. Pada saat sebelum penerapan kebijakan lockdown, rata-rata
screen time anak-anak di Spanyol selama 4,3 jam/hari. Pada saat penerapan kebijakan
lockdown, screen time anak-anak di Spanyol selama 6,1 jam/hari (8). Penelitian lain yang
dilakukan pada anak-anak dan remaja yang tidak mengalami obesitas menyatakan bahwa
penerapan kebijakan lockdown di Yunani mengakibatkan meningkatnya screen time anak-
anak dan remaja (9).
Penyebab terjadinya peningkatan durasi screen time adalah anak-anak terpaksa
melakukan pembelajaran jarak jauh. Anak-anak tidak mungkin melakukan pembelajaran tatap
muka karena akan meningkatkan risiko anak tertular covid 19. Selain itu, anak-anak tidak bisa
keluar rumah untuk mencari hiburan sehingga anak-anak lebih banyak melakukan kegiatan di
depan layar untuk menghilangkan rasa bosan.

Pola Tidur
Kurang tidur (durasi tidur < 6 jam) dan kelebihan tidur (durasi tidur > 9 jam) dapat
meningkatkan risiko terjadinya obesitas (11). Penerapan kebijakan lockdown mengakibatkan
anak-anak dengan obesitas dan tidak obesitas mengalami peningkatan durasi waktu tidur. Ada
anak-anak yang tidak mengalami obesitas tidur terlambat 1,6 jam kemudian dan tidur diatas
pukul 10 malam.
Penelitian yang dilakukan pada anak-anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan
kebijakan lockdown di Italia mengakibatkan durasi tidur anak-anak meningkat selama 0,65
jam/hari. Pada saat sebelum penerapan kebijakan lockdown, rata-rata durasi tidur anak-anak di
Verona Italia selama 8,46 jam/hari. Pada saat penerapan kebijakan lockdown, rata-rata durasi
tidur anak-anak di Verona Italia selama 9,11 jam/hari (6). Penelitian lain yang dilakukan pada
anak-anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan kebijakan di San Fransisco
mengakibatkan anak-anak tidur terlambat 1,6 jam kemudian dan anak-anak tidur diatas pukul
10 malam (7).

Vol. 10, No.1, Juni 2022


24
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

Penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang tidak mengalami obesitas menyatakan
bahwa penerapan kebijakan lockdown di Spanyol mengakibatkan durasi tidur anak-anak
meningkat selama 0,8 jam/hari pada hari sekolah. Pada saat sebelum penerapan kebijakan
lockdown, waktu tidur anak-anak di Spanyol pada hari sekolah adalah selama 9,1 jam/hari dan
selama penerapan kebijakan lockdown waktu tidur anak-anak di Spanyol pada hari sekolah
selama 9,9 jam/hari. Penerapan kebijakan lockdown di Spanyol mengakibatkan durasi tidur
anak-anak meningkat selama 0,7 jam/hari pada weekend. Pada saat sebelum penerapan
kebijakan lockdown waktu tidur anak-anak di Spanyol pada weekend selama 9,4 jam/hari dan
selama penerapan kebijakan lockdown waktu tidur anak-anak di Spanyol pada weekend
selama 10,1 jam/hari (8). Penelitian lain yang dilakukan pada anak-anak dan remaja yang
tidak mengalami obesitas menyatakan bahwa anak-anak dan remaja di Yunani mengalami
peningkatan durasi waktu tidur (9).
Penyebab anak-anak mengalami peningkatan durasi waktu tidur karena anak-anak tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk pergi ke sekolah (9). Selain itu, penyebab anak-anak
sulit tidur disebabkan meningkatnya durasi screen time untuk pembelajaran online atau
bermain game. Pemakaian gawai dalam waktu lama dapat menyebabkan anak-anak tertidur
sekitar 60 menit lebih lama daripada waktu biasanya (12).

Pola Makan
Pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak;
mengkonsumsi camilan tidak sehat; dan makan dengan jumlah porsi besar dapat
meningkatkan risiko obesitas. Penerapan kebijakan lockdown mengakibatkan terjadinya
perubahan pola makan pada anak dengan obesitas maupun anak yang tidak mengalami
obesitas. Anak-anak dengan obesitas tidak merubah jumlah konsumsi buah buahan dan
sayuran, sedangkan anak-anak tidak obesitas mengalami peningkatan jumlah konsumsi buah-
buahan dan sayuran. Sebagian kecil anak-anak dengan obesitas yang tidak mengurangi jumlah
konsumsi makanan dan minuman berpemanis. Sebagian kecil anak-anak dengan obesitas dan
anak tidak obesitas yang mengalami peningkatan jumlah makanan tidak sehat seperti permen,
makanan ringan dan minuman berpemanis. Anak-anak dan remaja tidak obesitas di Yunani
mengurangi konsumsi cepat saji.
Penelitian pada anak-anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan kebijakan
lockdown di Italia mengakibatkan anak anak di Verona tidak merubah konsumsi sayuran dan
meningkatnya konsumsi buah-buahan. Selain itu meningkatnya konsumsi keripik kentang,
daging, dan minuman berpemanis selama penerapan kebijakan lockdown di Verona, Italia (6).
Penelitian lain yang dilakukan pada anak-anak dengan obesitas menyatakan bahwa penerapan
kebijakan lockdown di San Fransisco mengakibatkan anak-anak tidak merubah konsumsi
buah dan sayuran, makanan berpemanis dan minuman berpemanis (7). Berdasarkan hasil
penelitian di Verona Italia dan San Fransisco menunjukkan penerapan kebijakan lockdown
tidak merubah konsumsi sayuran pada anak. Penerapan kebijakan lockdown di Verona Italia
membuat anak meningkatkan konsumsi buah-buahan dan makanan tidak sehat. Penerapan
kebijakan lockdown di San Fransico tidak merubah konsumsi buah dan makanan tidak sehat.
Penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang tidak mengalami obesitas menyatakan
bahwa penerapan kebijakan lockdown di Spanyol mengakibatkan meningkatnya Skor
Adherence to the Mediterranean Diet (KIDMED) sebesar 0,5 poin. Namun, prevalensi anak
dengan kepatuhan terhadap diet Mediterania tidak berubah secara signifikan (8). Penelitian
lain yang dilakukan pada anak-anak dan remaja yang tidak mengalami obesitas menyatakan
bahwa penerapan lockdown di Yunani mengakibatkan anak-anak dan remaja meningkatkan
konsumsi buah-buahan, jus buah, sayuran, produk susu, pasta, permen, makanan ringan, dan
makan pagi. Tidak ada perubahan pola konsumsi pada jenis makanan yang digunakan untuk

Vol. 10, No.1, Juni 2022


25
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

makan siang dan makan malam seperti daging, ayam, ikan, dan kacang kacangan pada saat
penerapan kebijakan lockdown di Yunani. Tidak ada perubahan pola konsumsi jus kemasan,
soda, dan camilan asin pada saat penerapan kebijakan lockdown di Yunani. Pada saat
penerapan lockdown di Yunani mengakibatkan anak anak dan remaja mengurangi konsumsi
makanan cepat saji (9). Berdasarkan hasil penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa anak
anak yang tidak obesitas tetap patuh melakukan diet Mediterania selama penerapan kebijakan
lockdown. Berdasarkan hasil penelitian di Yunani menunjukkan bahwa pola konsumsi pada
anak anak dan remaja tidak obesitas adalah meningkatnya konsumsi buah, sayuran, dan susu
serta makanan ringan; tidak merubah pola konsumsi jenis makan siang dan malam;
mengurangi konsumsi makanan cepat saji.
Perubahan pola makan pada anak dapat disebabkan karena kebijakan lockdown membuat
anak mudah mengalami bosan dan stres sehingga ada anak-anak yang melampiaskannya pada
makanan. Anak-anak akan mengkonsumsi jumlah porsi makanan, sering mengkonsumsi
makanan dan minuman berpemanis, dan sering mengkonsumsi camilan tidak sehat. Anak-
anak tidak obesitas mengurangi konsumsi makanan cepat saji disebabkan restoran ditutup saat
penerapan lockdown di Yunani (13).

SIMPULAN
Kebijakan lockdown di beberapa negara mengakibatkan perubahan perilaku pada anak dengan
obesitas dan anak yang tidak mengalami obesitas. Penerapan kebijakan lockdown
mengakibatkan anak-anak dengan obesitas dan anak tidak obesitas mengalami penurunan
aktivitas fisik, peningkatan durasi screen time, dan peningkatan durasi waktu tidur. Terdapat
kelompok anak yang tidak mengalami obesitas tidur terlambat saat penerapan kebijakan
lockdown. Selain itu, penerapan kebijakan lockdown tidak merubah jumlah konsumsi buah-
buahan dan sayuran pada anak dengan obesitas sedangkan anak tidak obesitas mengalami
peningkatan jumlah konsumsi buah dan sayuran. Pada kelompok anak-anak dengan obesitas,
mereka tidak mengalami perubahan jumlah konsumsi makanan dan minuman berpemanis.
Namun, untuk kelompok anak-anak dengan obesitas dan non obesitas terjadi peningkatan
jumlah makanan tidak sehat seperti permen, makanan ringan, dan minuman berpemanis.

SARAN
Orang tua memiliki peran penting untuk merubah perilaku gaya hidup anak yang lebih sehat.
Orang tua perlu memberikan batasan waktu screen time diluar pembelajaran online, melarang
menggunakan gawai sebelum tidur, memberikan makanan sehat kepada anak, dan mengajak
anak untuk berolahraga bersama di rumah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan RI. Apa itu kegiatan sedentari? [Online]. 2019. Available from:
http://p2ptm.kemkes.go.id/preview/infografhic/apa-itu-kegiatan-sedentari
2. Kementrian Kesehatan RI. Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Obesitas Pada Anak
[Online]. 2021.
Available from: https://www.kemkes.go.id/article/print/21032600005/pandemi-covid-19-
tingkatkan-risiko-obesitas-pada-anak.html
3. WHO. Obesity and overweight [Online]. 2021. Available from:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pertanyaan dan Jawaban Terkait COVID-19
[Internet]. Kemkes.go.id. 2020 [cited 12 January 2022]. Available from:

Vol. 10, No.1, Juni 2022


26
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol. 10, No.1, Juni 2022
P-ISSN.2339-2150, E-ISSN 2620-6234

https://www.kemkes.go.id/article/view/20031600011/pertanyaan-dan-jawabanterkait-
covid-19.html
5. Chadwick L. How COVID-19 upended life in Europe throughout 2020 [Internet].
euronews. 2020 [cited 12 January 2022]. Available from:
https://www.euronews.com/2020/12/31/how-covid-19-upended-life-in-europe-
throughout-2020
6. Pietrobelli A, Pecoraro L, Ferruzzi A, Heo M, Faith M, Zoller T, et al. Effects of COVID-
19 Lockdown on Lifestyle Behaviors in Children with Obesity Living in Verona, Italy: A
Longitudinal Study. [Online]. 2020 [cited 2021 Jun 13]; 28(8):1382–5. Available from:
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/oby.22861
7. Beck AL, Huang JC, Lendzion L, Fernandez A, Martinez S. Impact of the COVID-19
pandemic on parents’ perception of health behaviors in children with overweight and
obesity. Acad Pediatr [Online]. 2021; Available from:
https://doi.org/10.1016/j.acap.2021.05.015
8. Medrano M, Cadenas-sanchez C, Oses M, Amasene M, Labayen I. Changes in lifestyle
behaviours during the COVID-19 confinement in Spanish children : A longitudinal
analysis from the MUGI project. [Online] 2020 [cited 2021 Jun 13]; (September 2020):1–
11. Available from: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/ijpo.12731
9. Androutsos O, Perperidi M, Georgiou C, Chouliaras G. Lifestyle Changes and
Determinants of Children’s and Adolescents’ Body Weight Increase during the First
COVID-19 Lockdown in Greece : The COV-EAT Study. [Online] 2021; Available from:
https://www.mdpi.com/2072-6643/13/3/930
10. United States National Library of Medicine. Screen time and children [Online]. 2019.
Available from: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000355.htm
11. Tan X, Chapman CD, Cedernaes J, Benedict C. Association between long sleep duration
and increased risk of obesity and type 2 diabetes: A review of possible mechanisms.
Sleep Med Rev [Online]. 2018 [cited 2021 Jun 13]; 40:127–34. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.smrv.2017.11.001
12. Keswara UR, Syuhada N, Wahyudi WT. Perilaku penggunaan gadget dengan kualitas
tidur pada remaja. [Online] 2019 [cited 2021 Jun 13]; 13(3):233–9. Available from:
https://core.ac.uk/download/pdf/237009139.pdf
13. Greece to shut most bars, restaurants in country for month from Tuesday [Online]. 2020.
Available from: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-greece-
idUSKBN27G0FX

Vol. 10, No.1, Juni 2022


27

Anda mungkin juga menyukai