Laporan Praktikum 2 - Cocok Tanam Bidang Sempit

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM IPA TERAPAN

IPA TERAPAN METODE COCOK TANAM LAHAN SEMPIT

Dosen Pengampu
Mata Kuliah IPA Terapan:
Kompyang Selamet, S.Pd., M.Pd.
Dr. Nia Erlina, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
I Komang Indra Wijaya (2113071015)
Santa Silveria Br Sembiring (2113071034)
Heni Dwi Kurniawati (2113071037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2022/2023
I. Judul Praktikum
Metode Penanaman Hidroponik
II. Tujuan Praktikum
1. Menentukan pengaruh pemberian pupuk pada metode cocok tanam hidroponik terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung.
2. Menentukan pengaruh cahaya matahari pada metode cocok tanam hidroponik terhadap
tanaman kangkung.
III. Dasar Teori
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponics yang berarti
kerja atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air
tanpa menggunakan tanah. Istilah hidroponik lahir tahun 1936, untuk memberi hasil
percobaan DR.WF. Gericke seorang agronomis dari Universitas California, USA. Hasil
percobaannya merupakan tanaman tomat yang menghasilkan tinggi 3 m, yang penuh buah dan
ditanam dalam bak berisi mineral dalam hasil uji cobanya. Metode tanam hidroponik
menggunakan medium air, akan tetapi memerlukan media lain sebagai penyangga agar
tanaman tegak seperti kerikil, pasir, spons, cocopeat, rockwool, arang sekam, hidroton,
hidrogel dan lain sebagainya. Spons merupakan media tambahan dalam metode cocok tanam
hidroponik yang berpori sebagai sarana mengalirkan air nutrisi ke akar tanaman. Media spons
mempunyai bobot sangat ringan sehingga saat diaplikasikan, mudah dipindahkan, menyerap
air dan menegakkan tanaman pada air.
Dalam melakukan metode cocok tanam hidroponik, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi tanaman yang dihasilkan. Faktor yang memengaruhi penanaman hidroponik
dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor utama dan faktor lingkungan.
1. Faktor Utama
Faktor utama adalah faktor yang secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman
secara hidroponik. Terdapat beberapa faktor utama yaitu sebagai berikut.
a. Air Baku
Air baku pada hidroponik ialah air yang belum dicampur dengan nutrisi. Air yang
digunakan harus bersih dalam artian tidak mengandung tercemar barik diakibatkan
oleh kotoran, sampah, pathogen, zat pencemar dan lain sebagainya. Penggunaan air

2
baku yang baik untuk pertumbuhan tanaman secara hidroponik yaitu memiliki ppm
dibawah 100 ppm dan tidak melebihi 150 ppm (part per million).
Air baku yang digunakan untuk berkebun secara hidroponik diantaranya, air tanah,
air sumur, dan air hujan. Sebagian petani memilih untuk menadahai air hujan sebagai
air baku untuk tanaman hidroponik, karena memiliki kualitas dan kandungan mineral
yang berlimpah dengan EC/PPM rendah.
b. Nutrisi atau Pupuk dan Mineral
Pupuk dalam berkebun secara hidroponik lebih sering disebut sebagai nutrisi.
Berbentuk cair dan larut dalam air. Pemberian nutrisi pada budidaya hidroponik
sangat penting karena kebutuhan hara tanaman bergantung pada nutrisi yang
diberikan. Nutrisi dapat diserap akar tanaman secara langsung melalui larutan nutrisi.
Ketersediaan nutrisi secara langsung bagi tanaman dapat menginduksi pertumbuhan
tanaman dengan lebih cepat.
Unsur hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5, dengan kondisi yang optimal
pada pH 6.5. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari hara makro dan mikro.
Unsur hara makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan konsentrasi dalam
larutan relatif tinggi. Unsur hara makro mencakup N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur
hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit dan
konsentrasi dalam larutan rendah. Unsur hara mikro harus tersedia bagi tanaman
meski dalam jumlah sedikit, karena juga berpengarh terhadap pertumbuhan tanaman.
Unsur hara mikro meliputi e, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Setiap tumbuhan
memerlukan nutrisi yang berbeda-beda, tergantung pada jenis tanaman dan tingkat
pertumbuhkannya. Terdapat beberapa pupuk yang digunakan dalam metode
hidroponik yaitu pupuk Hidroponik AB mix hidro J, Pupuk Lewatit HD-5, Pupuk
Organik Cair (POC) Margaflor, Pupuk Anorganik dan Gandasil D, dan lain
sebagainya.
c. Media Tanam
Jenis media tanam dalam berkebun secara hidroponik sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam yang baik mampu membuat
unsur hara tersedia, kelembapan terjamin, dan drainase baik. Media tanam berfungsi
sebagai penopang tanaman dan sarana meyalurkan larutan nutrisi atau air.

3
Media tanam yang digunakan harus dapat menyediakan air, unsur hara, oksigen,
dan tidak mengandung zat beracun bagi tanaman. Tiap bahan media tanam memiliki
sifat yang berbeda dan memengaruhi sifat lingkungan media, misalnya tingkat suhu,
aerasi, dan kelembapan. Pemilihan media tanam sebaiknya disesuaikan dengan jenis
dan karakteristik tanaman.
d. Ketersediaan Oksigen
Tanaman memerlukan oksigen untuk pengambilan nutrisi dari akar. Oksigen dalam
budidaya secara hidroponik sangat penting. Ketersediaan oksigen dalam sistem akar
meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan lebih cepat. Tingkat oksigen yang
rendah menyebabkan tanaman layu karena akar tidak mampu secara optimal
menyerap air dan hara yang dibutuhkan tanaman. Kadar atau tingkat oksigen yang
tidak mencukupi untuk sampai ke akar tanaman dapat menyebabkan gangguan pada
tanaman salah satunya terjadinya pembusukan pada akar.
Oksigen terlarut (dissolved oxygen) pada larutan nutrisi hidroponik sebaiknya di
atas 6 ppm. Cara untuk mengetahui tingkat oksigen yang terlarut (DO) ialah
mengukur dengan alat DO meter. Peningkatan ketersediaan oksigen membantu
pertumbuhan akar dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Keseluruhan sistem
hidroponik mengoptimalkan ketersediaan oksigen dalam sistem perakaran.
e. Kualitas Benih
Benih tanaman yang baik, dapat tumbuh optimal dalam kondisi yang optimum.
Pemilihan benih menjadi modal utama dalam budidaya baik secara hidroponik
maupun konvensional. Benih dalam budidaya hidroponik, sebaiknya disemai terebih
dahulu. Benih disemai pada tray atau media semai. Benih yang berkualitas ialah
benih yang memiliki tingkat germinasi lebih dari 80%, pertumbuhan cepat dan
seragam, bebas dari hama dan penyakit.
Penyemaian dilakukan sebelum proses penanaman, pindah tanam ke instalasi
hidroponik. Media semai yang umum digunakan ialah pasir, tisu dan rockwool. Pasir
memiliki aerasi dan drainase yang baik. Rockwool dan tisu memiliki daya serap air
yang tinggi dan steril. Benih umumnya mulai berkecambah umur 3 – 7 HST. Benih
yang siap tanam berumur 21 – 28 HST atau memiliki jumlah daun 3 – 4.
2. Faktor Lingkungan

4
Selain faktor-faktor utama tersebut, terdapat beberapa faktor lingkungan yang
memengaruhi, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu/temperatur dalam budidaya hidroponik bisa dibedakan menjadi suhu
lingkungan dan suhu larutan nutrisi. Suhu lingkungan yang optimal untuk tiap jenis
tanaman berbeda-beda. Tanaman sawi, kangkung, pakcoy umumnya memerlukan
suhu lingkungan antara 25-32 derajat Celcius. Sedangkan, untuk suhu larutan nutrisi
berkisar antara 20-28 derajat Celcius. Suhu larutan nutrisi yang tinggi dapat
menyebabkan tingkat kelarutan oksigen menurun, bahkan tidak tersedia jika suhu
larutan terlalu tinggi. Suhu yang tinggi pada tanaman dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat (bolting). Selain itu, suhu yang tinggi bisa
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi rasa pahit pada sayuran, seperti selada.
b. Cahaya
Kebutuhan tanaman hidroponik akan cahaya dapat terpenuhi dengan cara
hidroponik outdoor dimana tanaman mendapat sinar matahari langsung. Cahaya
matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena cahaya matahari
mebantu dalam proses pembentukan makanan yang diperlukan tanaman melalui
proses fotosintesis. Selain itu, untuk hidroponik indoor dapat dilakukan dengan
memasang lampu LED, HID, atau fluoresens. Tanaman memerlukan cahaya sejak
perkecambahan untuk mencegah terjadinya etiolasi (biasa disebut kutilang) hingga
panen.
c. Kelembapan
Kondisi kelembapan (RH) yang optimal untuk tanaman hidroponik sekitar 70%.
kelembapan di atas 70% dikategorikan kelembapan tinggi yang menyebabkan
evapotranspirasi dan daya serap akar akan hara berkurang. Sedangkan kelembapan
di bawah 70% dikategorikan kelembapan rendah, yang menyebabkan tanaman
menjadi layu.
Dalam melakukan metode hidroponik terdpaat beberapa manfaat yang didapatkan. Adapun
beberapa manfaat berkebun hidroponik dibanding berkebun tradisional sebagai berikut.
1. Penyediaan hara yang optimal, tanaman tumbuh lebih cepat dan memiliki hasil yang lebih
tinggi.

5
2. Waktu lebih cepat, karena tidak perlu mempersiapkan tanah.
3. Fakta bahwa tanaman tidak bersentuhan dengan tanah berarti hama dan penyakit tanah
tidak dapat menyerang tanaman.
4. Gulma tumbuhan dari tanah mereka tidak tumbuh dalam sistem hidroponik.
Metode hidroponik merupakan slah stau metode cocok tanam pada latan sempit. Terdapat
beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode hidroponik yaitu sebagai berikut.
1. Kelebihan
Kelebihan dari sistem tanam hidroponik antara lain sebagai berikut.
a. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
b. Pemakaian pupuk lebih hemat.
c. Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak
rusak.
d. Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
e. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan.
f. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman
baru.
g. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah biasa
2. Kelemahan
Kekurangan sistem hidroponik, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Membutuhkan modal yang besar.
b. Pada “Close System” (nutrisi disirkulasi), jika ada tanaman yang terserang patogen
maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan
tersebut.
c. Pada kultur substrat, kapasitas memegang air media substrat lebih kecil daripada
media tanah, sedangkan pada kultur air volume air dan jumlah nutrisi sangat teratas
sehingga akan menyebabkan pelayuan tanaman yang cepat dan stres yang serius.

6
IV. Alat dan Bahan
Alat-alat:

No Nama Alat Jumlah Spesifikasi

1. Gelas plastik 40 buah -


2. Botol plastik bekas 14 buah 1,5 liter
3. Tali ± 12 meter Tali rafia
4. Gunting 1 buah -
5. Cutter 1 buah -
6. Korek api 1 buah Gas
7. Sendok 1 buah Sendok teh
8. Wakul 1 buah -
9. Ember 1 buah -
10. Spons 4 buah -
11. Spidol 1 buah Hitam

Bahan-bahan:

No Nama Bahan Jumlah Spesifikasi

1. Air Secukupnya Air keran


2. Benih kangkung Secukupnya -
3. Pupuk AB mix Secukupnya Cair
4. Dupa Secukupnya -

V. Langkah Kerja
Penyemaian
No Langkah Kerja Dokumentasi
1. Alat dan bahan disiapkan.

7
2. Benih direndam menggunakan air hangat di dalam
toples, lalu toples ditutup rapat. Ditunggu selama 1
malam.

3. Benih yang mengambang dipisahkan dengan benih


yang tenggelam, lalu air pada benih disaring.

4. Tisu dibasahi lalu diletakkan pada dasar dan


dinding toples.

5. Benih yang telah direndam dimasukkan ke dalam


toples lalu toples ditutup rapat.

6. Toples dibungkus menggunakan plastik hitam dan


disimpan pada ruangan minim cahaya matahari.
Ditunggu selama 3 hari 2 malam.

7. Beberapa tisu diletakkan pada wakul.

8
8. Wakul diletakkan di atas ember yang telah berisi
air.

9. Kecambah dipindahkan ke wakul lalu ditutup


dengan kain cotton. Ditunggu selama 3 hari 2
malam.

Penanaman
No Langkah Kerja Dokumentasi
1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Gelas plastik dilubangi menggunakan dupa yang


telah dinyalakan.

3. Botol plastik besar dilubangi menggunakan cutter


sebanyak 3 lubang, dengan diameter menyesuaikan
dengan diameter gelas plastik.

9
4. Spons dipotong dengan ukuran sekitar 4 × 3 × 3
cm, lalu ditusuk menyilang bagian tengah.

5. Kecambah yang telah berusia 7 hari dimasukkan


ke dalam spons, masing-masing 3-4 kecambah.
Dilakukan dengan hati-hati.

6. Spons yang telah berisi kecambah dimasukkan ke


dalam gelas plastik.

7. Pupuk AB mix dicampurkan dengan volume


masing-masing ± 2 sendok teh. Diaduk dengan
rata.

8. Pupuk AB mix, yang telah dicampur dimasukkan


ke dalam air dengan volume ± 1.400 𝑚𝐿.

9. Air pupuk dimasukkan ke dalam botol plastik yang


telah dilubangi.

10. Gelas plastik yang telah berisi kecambah dan


spons dimasukkan ke dalam lubang botol plastik.

10
11. Gelas dan botol plastik dilabeli.

12. Perlakuan berbeda diberikan pada masing-masing


botol, dengan keterangan:
− Botol 1 dan 2, diberikan pupuk dan diletakkan
pada tempat yang terkena cahaya matahari
langsung.
− Botol 3 dan 4, diberikan pupuk dan diletakkan
pada tempat tanpa cahaya matahari langsung. -
− Botol 5 dan 6, tanpa diberikan pupuk dan
diletakkan pada tempat yang terkena cahaya
matahari langsung.
− Botol 7 dan 8, tanpa diberikan pupuk dan
diletakkan pada tempat tanpa cahaya matahari
langsung.

Hari Setelah Penanaman


No Langkah Kerja Dokumentasi
1. Pemantauan dilakukan secara berkala dan air
-
diganti setiap 7 hari sekali.
2. Langkah 7-13 diulangi pada tahap penanaman
-
setiap pergantian air, untuk botol 1, 2, 3, dan 4.
3. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari sekali setelah
penanaman. Hal yang diukur adalah panjang daun,
tinggi batang, dan jumlah daun.

4. Hasil pengamatan dicatat pada tabel hasil


-
pengamatan.

11
VI. Tabel Data Hasil Pengamatan
a) Hidroponik Dengan Pupuk dan Dengan Cahaya Matahari
Tinggi
Daun Jumlah
batang
Hari Tanaman terpanjang daun
No rata- Keadaan Dokumentasi
ke- gelas ke- rata-rata rata-
rata
(cm) rata
(cm)
1 2 1,2 5 Segar dan
2 1,6 1 3 Baik.
1. 1 3 2 2 4
4 2 2 3,6
5 1,3 1,5 4,3

1 3,8 2 6 Segar,
namun
2 2 3,2 5
bagian
3 3,5 3 4,5 akar
2. 7 mengalami
4 2,5 3 5,6
sedikit
kebusukan.
5 2 2,5 6,6

1 11 6 7,5 Segar dan


2 13,5 9,5 14 Baik.
3. 14 3 9,5 5,5 8
4 14,5 7 10
5 10 5 8
1 26 9 11 Sangat
2 25 10 15 segar dan
4. 21 3 17 8 17 sangat
4 24 9,5 17 baik.

5 13 8 18

12
Sangat
1 47 9,5 12,5
segar dan
tumbuh
2 - - -
dengan
sangat
5. 28 3 27,3 8,5 15
baik. Gelas
ke-2
4 35 12 22
mengalami
patah pada
5 17,5 10 3
batang.
Rata-rata 13,04 5,78 9,4

b) Hidroponik Dengan Pupuk Tanpa Cahaya Matahari


Tinggi
Daun Jumlah
Tanama batang
Hari Terpanja daun
No n gelas rata- Keadaan Dokumentasi
ke- ng rata- rata-
ke- rata
rata (cm) rata
(cm)
1 2 2 4 Segar dan
2 2 1 4 Baik.
1. 1 3 3 1,5 1,6
4 2 2 3
5 2 2 2,6
1 3 2 5 Cukup
2 2 2 5 segar dan
2. 7
3 3.5 2,5 3 baik.
4 2,5 2,5 4,5

13
5 2 2 4,6

1 7 2 6 Kurang
2 8,5 5 7 bervolume
3. 14 3 10 4 5,5 namun
4 5,5 3 5 tumbuh

5 5 4 7,3 tinggi.

1 - - - Tanaman
2 - - - semua
3 - - - mati
4. 21
4 - - - karena
dimakan
5 - - - bebek

1 - - - Tanaman
2 - - - semua
3 - - - mati.
5. 28
4 - - -

5 - - -

Rata-rata 4,03 2,5 4,54

14
c) Hidroponik Tanpa Pupuk Dengan Cahaya Matahari
Tinggi Panjang
Jumlah
batang daun
Hari Tanaman daun
No rata- rata- Keadaan Dokumentasi
ke- gelas ke- rata-
rata rata
rata
(cm) (cm)
1 5 2 2,3 Segar dan
1. 1 2 4,5 1 2,3 Baik
3 1,5 2 1
4 3,5 2 2,3
5 2 2 3,3
1 8 2,5 7 Segar dan
2 5 2,5 7 Baik
2. 7 3 2 3 5,3
4 4 2,5 6
5 2,3 3 5,6
1 2,5 3 5 Daun
2 8,5 4 7 menguning
3. 14 3 6 3,5 7,5 & Cukup
4 10,5 4 8 segar
5 8,5 4 11
1 2,5 3 5 Daun
menguning,
2 15 5 7,5
kurang
4. 21 3 6,5 4 7,5
bervolume
4 10,5 4 6,5 dan cukup
5 9,5 4,5 9 segar.

1 4 3 7 Daun
2 16 4,5 13 menguning,
5. 28
3 6,5 4 11 kurang
4 10,7 4 7 bervolume

15
dan tidak
segar.
5 9,5 5 8

Rata-rata 6,58 3,28 6,48

d) Hidroponik Tanpa Pupuk dan Tanpa Cahaya Matahari


Tinggi Panjang
Jumlah
batang daun
Hari Tanaman daun
No rata- rata- Keadaan Dokumentasi
ke- ke- rata-
rata rata
rata
(cm) (cm)
1 2,3 2 4 Segar dan
2 1,6 2 3,6 baik.
1. 1 3 1,8 2 4,3
4 2,5 2 4,3
5 2,3 2 5
1 2,5 2 5,5 Segar dan
2 2 2,5 5 baik.
2. 7 3 2 2 6
4 3,5 3 5
5 3,3 2 6
1 3 3,5 6 Beberapa
2 - - - tanaman

3. 14 3 2,5 3 7 mati, layu


4 - - - dan tidak

5 - - - bervolume.

1 - - - Semua
4. 21 2 - - - mati. -
3 - - -

16
4 - - -
5 - - -
Rata-rata 2,44 2,33 5,14

Tabel Pengamatan Total


Tinggi Panjang
Jumlah
batang daun
daun
No Perlakuan rata- rata- Dokumentasi hasil akhir Keterangan
(rata-
rata rata
rata)
(cm) (cm)
Tumbuh
dengan baik,
Diberikan
segar, dan
pupuk dan
1. 13,04 5,78 9,4 sehat serta
cahaya
daun yang
matahari.
panjang dan
lebar.

Tanaman
tumbuh
kurang
Diberikan
segar,
pupuk
kurang
2. tanpa 5,7 2,66 5,2
bervolume,
cahaya
agak
matahari.
kekuningan
tapi tumbuh
tinggi.

17
Tumbuh
kurang
sehat,
Tidak
batang yang
diberikan
kurus dan
pupuk
3. 6,58 3,28 6,48 pendek,
dengan
daun yang
cahaya
menguning
matahari.
serta
berukuran
kecil.
Tanaman
Tidak hampir
diberikan tidak dapat
4. pupuk dan 2,44 2,33 5,14 tumbuh.
cahaya Tanaman
matahari. mati pada
hari ke-18.

VII. Pembahasan
Metode penanaman hidroponik merupakan metode penanaman yang menggunakan media
air, sebagai pengganti penggunaan media tanah. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, air
sebagai media tanaman akan diberikan pupuk secara berkala sesuai dengan kebutuhan
tanaman, umur dan kondisi lingkungan.
Melalui metode penanaman hidroponik, penanaman lahan akan lebih efisien karena tanpa
menggunakan tanah dan lebih fleksibel ditempatkan di beberapa lokasi seperti diatas beton,
halaman rumah dan lain sebagainya. Kualitas tanaman yang dihasilkan dapat lebih bersih dan
menghasilkan produksi dengan kapasitas yang lebih tinggi, karena metode penanaman
hidroponik tidak perlu menggunakan pestisida untuk melindungi tanaman dari hama. Nutrisi,
keadaan, serta kebutuhan tanaman juga dapat dikendalikan. Penggunaan air dan pupuk dapat
diefisienkan karena air dan pupuk akan terbatas pada suatu wadah untuk tanaman tersebut,

18
sehingga akan lebih optimal dari penanaman biasa. Selain itu, hama dan penyakit akan lebih
mudah dikendalikan, dikarenakan tanaman akan berada dalam lingkungan yang controlable
(dapat dikendalikan manusia atau tidak bergantung dengan alam).
Dalam penggunaan metode hidroponik terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi
pertumbuhan tanaman secara hidroponik yaitu kualitas air, nutrisi atau pupuk dan mineral,
media tanam, ketersediaan oksigen dan kualitas benih. Selain itu, terdapat pula beberapa
faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman diantaranya
suhu, cahaya, dan kelembapan.
Pada praktikum yang dilakukan, perlakuan diberikan berbeda terkait faktor cahaya dan
nutrisi yang diperlukan tanaman, sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tersebut. Beberapa tanaman akan ditempatkan pada tempat yang
terkena cahaya matahari langsung, dan beberapa tanaman tanpa terkena cahaya matahari
langsung. Beberapa tanaman akan diberikan pupuk dengan jumlah yang sama dan beberapa
lainnya tanpa diberikan pupuk untuk melihat pengaruh pupuk pada tanaman. Oleh sebab itu
terdapat 4 perlakuan berbeda yang diberikan untuk masing-masing tanaman yaitu (1) dengan
pupuk dan dengan cahaya matahari langsung, (2) dengan pupuk tanpa cahaya matahari
langsung, (3) tanpa pupuk dengan cahaya matahari langsung, dan (4) tanpa pupuk dan tanpa
cahaya matahari langsung.
Pada perlakuan pertama yaitu tanaman dengan pupuk dan terkena cahaya matahari
langsung, dapat diamati menghasilkan tanaman yang sangat baik, memiliki daun yang hijau,
panjang dan lebar serta dengan keadaan yang segar. Selain itu, hasil pertumbuhan dapat
diamati dari data hasil pengamatan, yang mana pertumbuhan dengan perlakuan dengan pupuk
dan dengan cahaya matahari langsung menghasilkan data yang terbaik dengan tinggi rata-rata
total 13,04 cm, daun terpanjang rata-rata 5,78 cm, dan jumlah daun rata-rata 9,4.
Pada perlakuan kedua, yaitu tanaman dengan pupuk namun tanpa terkena cahaya matahari
langsung, dapat diamati pada pertumbuhan tanaman kurang baik. Tanaman dapat bertahan
hidup, namun menghasilkan pertumbuhan yang kurang bervolume dan kurang segar, akan
tetapi mampu tumbuh tinggi.

19
Dari perlakuan yang pertama dan perlakuan yang kedua, dapat dilihat perbedaan perlakuan
pada cahaya matahari yang diterima. Cahaya sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan data hasil praktikum, tanaman yang menerima cahaya matahari langsung
menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Hal itu dikarenakan, tanaman yang terkena
cahaya matahari langsung dapat melakukan fotosintesis yang lebih baik. Fotosintesis adalah
suatu pembuatan atau pembentukan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama
tumbuhan yang mengandung zat hijau daun yaitu klorofil. Reaksi dari fotosintesis adalah
sebagai berikut.

Kekurangan cahaya matahari akan menganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan


meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, yaitu batang kecambah
akan tumbuh cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak
hijau), bahkan kekuningan. Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau
tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya juga dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu difusi auksin ke
bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya yang bersifat sebagai inhibitor tersebut disebabkan
oleh tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel-
sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan-
tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar
dan batang kecambah lebih kokoh. Adanya cahaya akan menyebabkan proses fotosintesis
dapat berlangsung sehingga tumbuhan mampu menghasilkan makanan untuk proses tumbuh
dan berkembang. Oleh karena itu, perlakuan pertama menghasilkan tanaman yang memiliki
kualitas yang segar dan baik, serta perlakuan kedua menghasilkan tanaman yang kurang
volume namun relative tinggi.
Pada perlakuan yang ketiga, tanaman kangkung diberikan perlakuan tanpa diberikan pupuk
tapi diletakkan pada tempat dengan cahaya matahari langsung. Perlakuan tersebut
menghasilkan tanaman yang kurang bervolume, daun yang menguning dan tidak segar. Hal
itu berarti, pupuk atau nutrisi pada tanaman sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman.

20
Apabila dibandingkan antara perlakuan yang pertama dan ketiga. Terdapat perbedaan
perlakuan yaitu ada yang diberikan pupuk, dan tidak diberikan pupuk. Berdasarkan data hasil
pengamatan, tanaman yang diberikan pupuk menghasilkan petumbuhan yang lebih baik dari
yang tidak diberikan pupuk. Pupuk yang digunakan pada penanaman adalah pupuk AB mix.
Pupuk ini digunakan karena mengandung unsur hara yang mampu menunjang pertumbuhan
tanaman seperti nitrogen yang berfungsi membentuk tunas serta daun khususnya saat
pembibitan, fosfat berfungsi untuk pembentukan akar tanaman, kalium untuk membantu
proses fotosintesis, zat besi yang berfungsi dalam pembentukan klorofil, serta unsur lainnya
yang diperlukan dalam jumlah kecil seperti kalsium, sulfur, tembaga, magnesium, mangan,
seng, boron dan klor. Tanaman yang tidak diberikan pupuk tidak akan mendapatkan nutrisi
yang cukup untuk pertumbuhan maksimal, walaupun masih dapat hidup dan tumbuh karena
mineral yang terdapat pada air. Oleh sebab itu tanaman dengan pupuk akan menghasilkan
pertumbuhan yang lebih baik tanpa pupuk.
Pada perlakuan keempat, tanaman diberikan perlakuan tanpa pupuk dan tanpa cahaya
matahari langsung. Hal itu mengakibatkan tanaman hampir tidak dapat tumbuh dan mulai mati
pada hari ke-12 dan semua sampel mati pada hari ke-18. Tanaman layu dan mati dikarenakan
tanaman tidak mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh, serta tidak dapat
melakukan fotosintesis untuk mengubah mineral pada air untuk bertahan hidup.
Setiap tanaman memiliki pertumbuhan yang berbeda-beda walaupun diberikan perlakuan
yang sama. Hal itu dikarenakan perbedaan kualitas benih yang digunakan walau berasal dari
produk atau merk yang sama. Perbedaan dapat dilihat dari cepat lambat dari proses
penyemaian. Terdapat benih yang mudah berkecambah dan tumbuh, dan terdapat pula benih
yang sangat sulit mengalami perkecambahan sehingga akan memengaruhi pertumbuhan
tanaman.
Dalam proses praktikum, terdapat beberapa faktor lainnya yang memengaruhi
pertumbuhan dan hasil praktikum, seperti cuaca badai atau angin yang dapat memengaruhi
konsentrasi pupuk dalam air dan dapat menyebabkan batang kangkung patah apabila terkena
angin yang terlalu kencang. Faktor praktikan yang mengontrol pertumbuhan dan lingkungan
tanaman, seperti pada sampel tanaman dengan pupuk tanpa cahaya matahari, tidak dapat
dilanjutkan pada hari ke-20 karena dimakan bebek (kesalahan praktikan).

21
Pada praktikum dengan pupuk dan dengan cahaya matahari langsung, akar pada hari ke-7
mengalami sedikit kebusukan. Hal itu terjadi, karena penggunaan pupuk AB mix dapat
mengurangi suplai oksigen pada air. Kurangnya kadar oksigen yang tidak mencukupi untuk
sampai ke akar tanaman dapat mengakibatkan akar tanaman mengalami kebusukan.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan hal-hal berikut.
1. Pemberian pupuk sangat memengaruhi pertumbuhan pada tanaman kangkung, karena
berpengaruh terhadap nutrisi yang dibutuhkan tanaman kangkung. Tanaman kangkung
pada metode tanam hidroponik yang diberikan pupuk menghasilkan pertumbuhan yang
lebih baik daripada tidak diberikan pupuk.
2. Cahaya matahari sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung, karena
berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Tanaman kangkung pada metode penanaman
hidroponik yang terkena cahaya matahari langsung menghasilkan pertumbuhan yang
lebih baik daripada tanaman kangkung yang tidak terkena cahaya matahari langsung.
IX. Daftar Pustaka
Bahri, L. (2006). Pengaruh sumber pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
selada. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sumatera Barat.
Ida, S. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Fakultas
Pertanian Universitas Tulungung. Bonorowo. Jurnal Universitas Tulungagung
Bonorowo, 1(1).
Kogoya, T. I. N. A., Dharma, I. P., & Sutedja, I. N. (2018). Pengaruh pemberian dosis pupuk
urea terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut putih (Amaranthus tricolor L.). Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 7(4), 575-584.
Purhajanti Dwi, Slamet Widyati, Kusmiyati Florentina. 2017. HYDROPONIC Bertanam
tanpa tanah. EF Press Digitmedia.Banyumanik Semarang.
Purwanto, E., Sunaryo, Y., & Widata, S. (2018). Pengaruh kombinasi pupuk ab mix dan pupuk
organik cair (poc) kotoran kambing terhadap pertumbuhan dan hasil sawi (Brassica juncea
L.) hidroponik.
Sembiring, G. M. (2018). Pengaruh komposisi nutrisi dan pupuk daun pada pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa L. var. chinensis) sistem hidroponik rakit
apung (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

22
Susilawati. 2019. Dasar-dasar bertanam Secara Hidroponik. Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Wiraatmaja, I. 2017. SUHU, ENERGI MATAHARI, DAN AIR DALAM HUBUNGAN
DENGAN TANAMAN. Diakses pada 21 November 2022, pada
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/e363ad4d9ddfd8b36a54534681
93b509.pdf.

23

Anda mungkin juga menyukai