Cedera Kepala
Cedera Kepala
Cedera Kepala
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan Syukur di panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Atas berkat rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa di limpahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahan pada nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah dan syariat islam
kepada seluruh umat manusia. Atas rahmat Allah SWT, akhirnya kami bisa dipermudah dan di
berikan jalan dalam pembuatan Laporan Kasus dengan permasalahan Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan dan kritis pada Tn. D di Instalasi Gawat Darurat dengan kasus Cedera kepala
Dalam penyusunan laporan ini, kami tentunya sangat banyak mendapat bimbingan dan
petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada :
1. Ibu Dokter IGD yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritikan sehingga kami
2. Ibu Ns.Anita Syarifah ,M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak guna terciptanya kesempurnaan pada laporan
ini.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan.......................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian...............................................................3
Bab 2 Tinjauan Pustaka................................................................6
2.1 Konsep Teori..........................................................................6
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................11
Bab 3 Hasil penelitian dan Pembahasan.......................................18
3.1 Hasil Penelitian.......................................................................18
3.2 Pembahasan............................................................................21
Bab 4 Penutup..............................................................................28
4.1 Kesimpulan.............................................................................28
4.2 Saran.......................................................................................29
4.3 Keterbatasan penelitian...........................................................29
Daftar Pustaka...............................................................................31
iv
.
5
BAB 1
PENDAHULUAN
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai perdarahan intertisial dalam substansi otak tanpa diikuti
oleh salah satu benturan atau kecelakaan. sedangkan akibat dari terjadinya cedera
kepala adalah infeksi ,perdarahan. Cedar kepala berperan pada hampir separuh
yang serius. oleh karena itu, diharapkan dengan penanganan yang cepat dan akurat
dapat menekan mordibilitas dan mortalitas penangana yang tidak optimal dan
kepala sedang dan cedera kepala berat. adapun penilaian klinis untuk menentukan
klasifikasi klinis dan tingkat kesadaran pada pasien cedara kepala menggunakan
6
Cedera kepala akibat trauma sering kita jumpai di lapangan, didunia
kejadian cedera kepala setiap tahunya diperkirakan mencapai 500.000 kasus dari
jumlah diatas 10% penderita meninggal sebelum tiba di rumahsakit dan lebih dari
kepala,dan lebih dari 700.000 mengalami cedera cukup berat yang memerlukan
perawatan di rumahsakit. 2/3 dari kasus ini berusia dibawah 30 tahun dengan
jumlah laki-laki lebih banyak dari wanita . lebih dari setengah dari semua pasien
cedera kepala berat mempunyai signifikasi terhadap cedera bagian tubuh lainya
(Melsea 2002).
7,5% dengan urutan penyebab cedera terbanyak adalah jatuh, kecelakaan lalu
lintas, darat dan terluka benda tajam atau tumpul (badan penelitian dan
prevalensi cedera menjadi 8,2% dengan urutan penyebab cedera terbanyak adalah
tumpul 7,3%,transportasi darat lainya 7,1% dan kejatuhan 2,5% (badan penelitian
Hal yang paling penting dari cedera di jalan raya adalah frekuensi
banyaknya dengan frekuensi cedera dirumah (sahkolai FR). Dari segi lokasi
tempat tinggal dilaporkan proporsi yang cedera akibat lalu lintas diperkotaan 4x
7
lebih tinggi dibandingkan dipedesaan. Di perdesaan terdapat perbedaan penyebab
cedera berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki lebih banyak cedera karean
kecelakaan lalu lintas sedangkan pada perempuan lebih banyak cedera karena luka
Baru.
Tujuan khusus
8
1.1.1.2 Penulis dapat merumuskan diagnosa asuhan keperawatan
Simpang Baru.
cedra kepala sedang di ruang IGD Rsud Prof. Dr. W.Z. Johannes
Kupang
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Definisi
trauma kulit kepala, tengkorak dan otak, dan cedera kepala paling
cedera kepala dengan GCS (Galsgow cotta scale) antsara 9 sampai 12.
kehilngan kesadaran atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari
2.2.2 Klasifikasi
GCS 13-15 yang dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia yang
kepala sedang yaitu nilai GCS 9-12 yang dapat terjadi kehilagan
kesadaran atau amnesia lebih dari 0 menit tetapi kurang dari 24 jam.
GCS 3-8 yang diikuti dengan kehilangan kesadaran atau amnesia lebih
10
dari 24 jam meliputi kontusio serebral laserasi atau hematoma intra
kranial. Sedangkan untuk untuk menilai glasslow coma scale, Eye (4-1)
yang diniali dari mata spontan membuka mata (4), merespon terhadap
rangsangan suara (3), merespon terhadap nyeri (2), tidak ada respon (
terganganggu (4), kata-kata tidak jelas (3), suara tidak jelas (2) Tidak
ada respon (1) & M atau motorik (6), yang dinilai dari motorik mampu
bergerak sampai tidak ada respon total dari penilaian GCS yaitu 15
(composimentis).
2.2.3 Etiologi
Penyebab dari cedera kepala antara lain dari mekanisme injuri yaitu
antara lain trauma tumpul dan trauma tajam (penetrasi). penyebab dari
penyebab cedera kepala juga antara lain kecelakaan sepeda motor atau
11
2.2.4 Patofiologi
terhadap jaringan otak, tetapi terjadi sebagai akibat kekuatan luar yang
membentur sisi luar tengkurak kepala dari gerakan otak itu sendiri
dengan benturan awal. Oleh sebab itu, cedera dapat terjadi pada daerah
12
akibat berkumbulnya darah pada ruang antara durameter dengan
13
2.1.5 Pathway
Trauma Kepala
Hipoksia kejang
Penurunan kesadaran
Katekolumin
Spasme otot
Gangguan perfusi
pernfasan
jaringan Kerusakan mobilitas Sekekresi asam
lambung
Resiko
gangguan pola
Mual muntah nafas tidak
efektif
14
2.1.6 Tanda dan Gejala
Gejala yang muncul pada cedera kepala lokal tergantung pada jumlah
dan distribusi cedera otak. Nyeri yang menetap atau setempat biasanya
bengkak pada sekitar fraktur, dan atas alasan ini diagnosis yang akurat
tanda seperti; Hemoragi dari hidung, faring atau telingah dan darah
diatas mastoid (hatric sign laserasi atau konlusiv otak) ditunjukan oleh
muntah, Pingsan.
2.1.7 Komplikasi
15
kemih,septisema), Infeksi bedah neuron (infeksi luka, osteomelitis,
2.1.8 Penatalaksanaan
16
2.2 Konsep dasar asuhan keperawatan kegawatdaruratan
2.2.1 Pengkajian
benda tumpul atau pun tajam dengan keluhan pusing atau sampai
personal hygiene yaitu Akan terjadi defisit perawatan diri akibat rasa
yaitu Gangguan pola tidur dapat berupa kesulitan tidur akibat rasa
17
kepala pada lokasi trauma dengan skala yang berbeda pada setiap
penurunan kesadaran.
robekan pada kulit kepala, ada benjolan pada kepala, ada nyeri tekan
masa, lesi dan nyeri tekan. Leher dan dada yaitu Mengkaji
atau tidak, adakah benjolan atau luka pada leher, serta adakah nyeri
Mengkaji apakah ada fraktur, keutuhan kulit, ada lesi, meraba akral.
18
jaringan otak. pemeriksaan berulang mungkin karena pada
19
kelas E (kardiopulmonal) perfusi jaringan serebral adekuat dengan
klien tidak gelisah, GCS 15, Tidak ada tanda peningkatan TIK.
fase akut untuk menurunkan air dari sel otak, menurunkan edema
napas tetap efektif dan kriteria hasil: pola napas dalam batas normal
Kaji reflek menelan dan batuk klien, Anjurkan klien latihan napas
20
fisiologis dasar Kelas C: mobilitas Kerusakan mobilitas fisik
dengan kriteria hasil: klien mampu dan pulih kembali setelah pasca
secara teratur tiap 2 jam sekali bila tidak ada kejang, Bantu klien
dan secara aktif bila klien kooperatif, Berikan motfasi dan latihan
21
malnutrisi tidak ada, nafsu makan tetap ada, hb tidak kurang dari
dan catat bila terjadi penurunan bising usus, berikan makan dalam
porsi sedikit tapi sering baik melalui ngt maupun oral, timbang berat
badan, tinggikan kepala klien ketika makan dan buat posisi miring
bebas dari nyeri selama masa perawatan dengan kriteria hasil: pasien
22
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
23
BAB 3
pada tanggal 28 Mei 2019. pasien yang dirawat berinisial Tn. Y.B berusia
perawatan
3.1.1 Pengkajian
pasien mengeluh nyeri pada kepala dan sulit melihat dikarenakan bengkak
24
teratur, bunyi napas vesikuler, Circulation; nadi 89x/menit, irama teratur,
denyut nadi kuat, tekanan darah 110/70 mmHg, ekstremitas hangat, warna
kulit nomal, nyeri positif pada kepala, edema positif pada kedua mata.
BAK: 4-5 kali sehari, warna kuning. BAB: pasien mengatakan BAB
tanda vital ( TD: 120/60, N:84x/m, S:36,7 0c, RR:20x/m), memasang infus
Tahap perencanaan keperawatan ada tahap goal, objektif, NOC dan NIC
yang dibuat adalah: Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik,
dipilih sebagai diagnosa utama karena dapat mengancam jiwa. Goal: pasien
bebas dari nyeri selama masa perawatan: Objektif : Dalam jangka waktu
25
1x12 jam pasien bebas dari nyeri dengan kriteria hasil: pasien mengatakan
tidak merasa nyeri, tidak meringgis, skala nyeri 4, nampak memegang area
jangka waktu 1x12 jam pasien mampu melakukan aktivitas dengan kriteria
hasil: Pasien mampu dan pulih kembali setelah pasca akut dan gerak.
Atur posisi klien dan ubah secera teratur setiap 2 jam, keempat: Bantu klien
dalam gerakan gerakan kecil seperti pasif, berikan motivasi kepada klien.
2.1.4 Tindakan
dengan agen cidera fisik dilakukan tindakan pada jam 08.00 yaitu kaji nyeri
dilakukan tindakan pada jam 08.30 yaitu ,Kaji kemempuan mobilisasi, Kaji
26
derajat ketergantungan klien dengan menggunakan skala ketergantungan,
Atur posisi klien dan ubah secera teratur setiap 2 jam, bantu klien dalam
diagnosa I Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik yaitu pasien
Pada hari selasa tanggal 28 mei 2019 dilakukan evaluasi pada diagnose II
nampak berbaring, Adl dibantu maka dari itu diambil kesimpulan bahwa
inap.
2.2 Pembahasan
data-data (data primer maupun data sekunder), baik yang bersifat obyektif
27
data-data yang dimaksudkan adalah data-data yang menyimpang dari nilai
normal yang pada umumnya mencirikan penyakit yang sedang dialami oleh
dari setiap tindakan untuk tiap diagnosa dinilai atau dievaluasi, dengan
sedang. Pembahasan ini akan dilihat adanya kesenjangan antara teori dan
praktek (kasus nyata) yang ditemukan pada pasien dengan cedera kepala
sedang (CKS) yang dirawat diruang IGD RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes
Kupang.
menurut (Andra dan yessie, 2012) pasien dengan cedera kepala sedang
28
Nyeri yang ditemukan pada pasien diakibatkan oleh benturan saat
Hasil pengkajian pada tanggal 28 Mei 2019 jam 07:.30 didapatkan hasil
mengeluh nyeri pada kepala dan sulit melihat dikarenakan bengkak pada ke-
dua mata. sebelum sakit: keluarga mengatakan pasien tidak mengalami sakit
nyeri pada kepala dan sulit melhat dikarenakan bengkak pada ke-dua mata.
mendapat trauma pada kepala baik oleh benda tumpul ataupun tajam
dengan keluhan pusing atau sampai terjadi penurunan kesadaran. Hal ini
tidak sesuai dengan hasil pengkajian yang didapat dari kasus, di karena
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang antara teori dan kasus berbeda.
29
pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat
30
diagnosa perfusi jaringan serebral tidak ditemukan data pendukung
penulis tidak mengambil 2 rencana yang ada pada teori yaitu : Kontrol
31
fisioterapi hal ini di karenakan tidak ada kunjungan alih fisioterapi ke
IGD .
adalah konsultasi dengan ahli fisioterapi hal ini karena tidak ada
lakukan adalah : ajarkan teknik relaksasi dalam hal ini nafas, kolaborasi
32
pemberian anti nyeri, melatih ROM pasif, mengobservasi tanda-tanda
vital..
pengobatan.
33
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengkajian Tn. Y.B masuk rumah sakit pada tanggal 28 mei
tidak ada refleks. Saat ini pasien juga tidak bisa /sulit beraktivitas.
fisik.,
34
1.2 Saran
Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah secara langsung
yang lebih cepat dan tepat kepada pasien yang mengalami gawat darurat.
3. Bagi perawat
Orang dalam hal ini pasien yang hanya berfokus pada satu pasien saja
35
2. Faktor waktu
36
Lampiran 1.
1. Identitas klien
Nama :Tn.Y.B
Umur :40Tahun
Agama :Kristen Protestan
Pekerjaan :Petani
Alamat : Malaka (weoe)
No Register :513652
Diagnosa Medik :CKS
Tanggal masuk RS :28 Mei 2019
Tanggal Pengkajian :28 Mei 2019
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri di area wajah menyebar ke telingah
37
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan bahwa ia masuk rumah sakit karena
kecelakaan motor, pasien sempat dirawat di RSUD
atambua,kemudian dirujuk ke kupang karena pasien merasa nyeri
hebat di area luka.
Keterangan :
: laki-laki
:perempuan
38
:pasien
4. Pengkajian Primer
A. Airways (jalan napas)
Sumbatan : Tidak ada (paten)
() Benda asing () Broncospasme
() Darah () Sputum () Lendir
() Lain-lain sebutkan (Tidak ada keluhan)
B. Breathing (pernafasan)
Sesak dengan:
() Aktivitas () Tanpa aktivitas
() Menggunakan otot tambahan
Frekuensi : 22 x/mnt
Irama :
() Teratur () Tidak
Kedalaman :
() Dalam () Dangkal
Reflek Batuk : () Ada ()Tidak
Batuk :tidak ada batuk
() Produktif () Non Produktif
Sputum () Ada () Tidak
Warna :.......................................
Konsistensi :...............................
Bunyi Nafas
() Ronchi () Creakless
39
BGA : .......................................
C. Circulation
a. Sirkulasi perifer
Nadi :89x/m.x/menit
Irama : () Teratur () Tidak
Denyut : () Lemah () Kuat () Tidak kuat
TD : 110/70 mmHg
Ekstermitas :
() Hangat () Dingin
Warna kulit :
() Cyanosis () Pucat () Kemerahan
Nyeri dada : () Ada() Tidak
Karakteristik nyeri dada :
() Menetap () Menyebar
() Seperti ditusuk-tusuk
() Seperti ditimpa benda berat
Capilary refill :
Edema :
() Ya () Tidak
Lokasi Edema :
40
() Baik () Sedang () Jelek
2. Mukosa Mulut
() Lembab () Kering
3. Kebutuhan Nutrisi :
Oral :200 cc
Parental :500 cc
4. Eliminasi :
BAK : 4..x/hari
Jumlah :400 cc
() Banyak () Sedikit () Sedang
Warna :pekat
() Kuning jernih () Kuning kental () Merah
() Putih
Rasa sakit saat Bak :
() Ya () Tidak
Keluhan sakit pinggang :
() Ya () Tidak
BAB........x/menit
Diare :
() Ya () Tidak () Berdarah ()
Berlendir () Cair
Bising usus : 28x/menit
5. Intoksikasi
Makanan
Gigitan binatang
Alkohol
Zat kimia
Obat-obatan terlarang
Lain-lain....Sebutkan ............
41
D. Disability
Tingka t kesadaran :
() CM () Apatis () Somnolent () Sopor ()
Soporocoma () Coma
Pupil : () Isokor () Miosis () Anisiokor () Midriasis () Pin
poin
Reaksi terhadap cahaya :
Kanan () Positif () Negatif
Kiri () () Positif () Negatif
GCS : E4M5V3
Jumlah :
5. . Pengkajian Sekunder
a. Muskuloskeletal
Spasme otot
Vulnus, kerusakan jaringan
Krepitasi
Frakur
Dislokasi
Kekuatan otot :
4 4
4 4
42
b.. Integumen
Vulnus :
Luka Bakar
c. Psikososial
Ketegangan meningkat
Fokus pada diri sendiri
Kurang pengetahuan
Terapi tindakan kolaborasi
ANALISA DATA
43
nyeri 4 , kesadaran
Somnolent TTV:
TD:110/80
N:102x/m
S:36,7
RR:22X/m
2. DS: Keluarga pasien Hambatan mobilitas Kerusakan
mengeluh pasien sulit fisik persepsi/kognitif
bergerak
DO: pasien nampak
lemah
Terdapat luka di kepala
Pasien tidak merespon
TD:110/80
N:102x/m
S:36,7
RR:22X/m
Diagnosa keperawatan:
INTERVENSI KEPERAWATAN
44
2. Hambatan mobilitas Goal : mampu 1. Kaji
fisik b/d kerusakan melakukan aktivitas kemempuan
persepsi/kognitif fisik selama masa mobilisasi
perawatan 2. Kaji derajat
Objektif:dalam jangka ketergantungan
waktu 1x12 jam pasien klien dengan
mampu melakukan menggunakan
aktivitas dengan kriteria skala
hasil: ketergantungan
Pasien mampu dan 3. Atur posisi klien
pulih kembali setelah dan ubah
pasca akut dan gerak secera teratur
setiap 2 jam
4. Bantu klien
dalam gerakan
gerakan kecil
seperti pasif
5. Berikan
motivasi
kepada klien
45
if klien dengan lemah
menggunakan TD:110/80
skala N:98X/m
08.15 ketergantungan S:36,6
- Atur posisi klien RR:22x/m
dan ubah secera A:Masalah belum
08.25 teratur setiap 2 teratasi
jam P:pasien
- Bantu klien dalam dipindahkan ke
08.35 gerakan gerakan ruang rawat inap
kecil seperti pasif
- Berikan motivasi
kepada klien
46
47