Contoh Karya Ilmiah Komunikasi Yg Kuantitatif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

eJournal llmu Komunikasi, 2014, 2(4): 209-219

ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2014

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN SEMANGAT


KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KELURAHAN
PASAR PAGI KOTA SAMARINDA

NUR RIZKI ARIFIANI¹

Abstrak
Artikel ini berisi tentang hubungan komunikasi organisasi dengan semangat kerja pegawai
pada kantor Kelurahan Pasar Pagi Kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan menggunakan format eksplanasi. Populasi dalam penelitian ini
ada 20 orang dan yang menjadi sempel merupakan semua dari populasi. Skala yang
digunakan ialah skala likert dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment
dengan hasil perhitungan thitung = 2796 dan harga ttabel untuk 20 responden pada tingkat
kepercayaan 95% dan alpha 0,05 dengan test dua sisi (two-tailed test) adalah 0,424. Jadi
terlihat bahwa thitung lebih besar daripada rtabel yaitu 2796 ≥ 0,424 dengan demikian hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan komunikasi organisasi dengan semangat
kerja pegawai pada kantor Kelurahan Pasar Pagi Kota Samarinda. Dari hasil uji korelasi
antara variabel komunikasi organisasi dan variabel semangat kerja pegawai dapat
disimpulkan berdasarkan nilai interpretasi koefisien korelasi bahwa arah hubungan yang
terdapat antara variabel Komunikasi Organisasi adalah tergolong sedang.

Kata kunci : Komunikasi Organisasi, Semangat Kerja Pegawai

Latar Belakang
Komunikasi organisasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, pesan informasi
yang dipertukarkan diantara masing-masing anggota pada gilirannya harapan-harapan yang
menjadi keinginan setiap anggota organisasi akan terealisasi dengan baik guna untuk
mencapai satu tujuan yang baik untuk kepentingan bersama. Komunikasi organisasi
merupakan suatu cara untuk menghubungkan orang-orang dengan perantara ide-ide, fakta,
pikiran-pikiran dan nilai-nilai sehingga mereka dapat membagi apa yang mereka rasakan.
Dalam suatu organsasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja
organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi memerlukan kerjasama yang baik antar
komponen di dalamnya. Untuk itu diperlukan sekali adanya komunikasi yang baik antar
anggota didalamnya, peran komunikasi dalam suatu organisasi dapat menciptakan
hubungan kerja yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Komunikasi
yang sehat dan lancar yang terjalin dan terjadi diantara pegawai dapat menimbulkan
keselarasan dan keserasian bagi para pegawai dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan
dan bagi organisasi hal ini merupakan suatu kondisi yang dapat memperlancar kerjasama
guna mencapai tujuan organisasi.

1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219

Kelurahan pasar pagi kota samarinda merupakan salah satu kelurahan yang bergerak
di bidang pelayanan, mempunyai visi memberikan pelayanan yang baik guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan tepat waktu, kualitas dan kuantitas, serta dengan kerja yang
profesional dan efisien. Dalam upaya mewujudkan visi dan misi tersebut tentunya harus
didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Sebagai instansi yang bergerak di
bidang jasa senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat,
pelayanan ini senantiasa terus ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
agar mendapatkan kepuasan dari pelayanan yang diberikan oleh kelurahan pasar pagi kota
samarinda. Dalam upaya mencapai harapan tersebut, Kelurahan pasar pagi kota samarinda
dihadapkan pada beberapa masalah yang berkaitan dengan perilaku pegawai berhubungan
dengan upaya peningkatan kinerja pegawai maupun organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam usaha meningkatkan semangat kerja pegawai
maka perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan komunikasi organisasi dengan
semangat kerja pada kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda.”

Teori dan Konsep


Menurut Barnard Teori hubungan manusia, teori ini menekankan pada pentingnya
komunikasi dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan
peningkatan dan penyempurnaan suatu organisasi dengan meningkatkan kepuasaan anggota
organisasi dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan
potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja akan mempertinggi semangat pegawai,
1938. (Muhammad 2009,p 40).
Dari pembahasan teori di atas dapat disimpulkan bahwa suatu komunikasi baik
komunikasi organisasi dibutuhkan suatu hubungan sosial dengan adanya komunikasi yang
baik serta dapat terjalinnya hubungan kerja sama antara bawahan kepada atasan atau
sebaliknya. Dengan begitu bawahan para pegawai dapat termotivasi dan dapat berkerja
dengan penuh semangat. Dengan begitu jelaslah hubungan komunikasi organisasi dapat
memotivasi kerja pegawai.
Berdasarkan teori tersebut diatas, penulis menganggap perlu untuk mengemukakan
teori dan konsep yang relevan dan mendukung penelitian ini. Yaitu antara lain pentingnya
suatu komunikasi di dalam sebuah organisasi dalam bentuk komunikasi organisasi terhadap
peningkatan semangat kerja pegawai untuk mencapai tujuan bersama.

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau
prilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. (Onong,2004, p.5).
Teknik komunikasi adalah cara atau „seni‟ penyampaian suatu pesan yang dilakukan
seseorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada
komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan
pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran,
dan sebagainya (onong, 2004, p.6).
Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa
umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga
lambang lain yang di yang dipergunakan, antara lain kial- yakni gerakan anggota tubuh –

210
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)

gambar, warna, mencibirkan bibir, atau menganggukan kepala adalah kial yang merupakan
lambang untuk menunjukan perasaan atau pikiran seseorang.

Fungsi Komunikasi
Erlina Hasan (2005:22) menyebutkan komunikasi dikatakan memiliki peran
dominan kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan peran
tersebut, yaitu antara lain Mencapai pengertian satu sama lain, Membina kepercayaan,
Mengkoordinir tindakan, Merencanakan strategi, Melakukan pembagian pekerjaan,
Melakukan aktifitas kelompok dan Berbagi rasa.
Robbins (dalam Erlina Hasan (2005:23) mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki
empat fungsi utama dalam suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu, yaitu fungsi
pengawasan, fungsi semangat, fungsi pengungkapan emosional dan fungsi informasi.
Fungsi – fungsi komunikasi tersebut diatas merupakan bagian integral dari fungsi –
fungsi organisasi dan apabila masuk pada bidang pemerintahan, fungsi tersebut ditambah
adanya pemberdayaan. Oleh sebab itu perlu adanya kemampuan aplikatif dalam
mengoperasionalisasikan urusan – urusan pemerintah.

Tujuan komunikasi
Apapun yang dilakukan sesorang pasti akan bermuara pada hasil akhir yang hendak
dicapai. Jadi karena komunikasi juga dipahami sebagai suatu proses maka sudah tentu ada
tujuan yang hendak dicapai. Guna memperoleh pemahaman tentang tujuan komunikasi,
berikut ini dikutip beberapa pendapat pakar komunikasi tentang tujuan komunikasi.
Berlo (dalam Erliana Hasan (2005:26-27) mengemukakan tujuan komunikasi dapat
ditinjau dari dua aspek, yakni aspek yang bersifat umum dan spek spesifik. Tujuan
komunikasi dilihat secara umum melipti hal – hal berikut; (1) informative, (2) persuasive,
dan (3) entertaiment.
Sutarto (1991:80) mengemukakan tujuan komunikasi yang bersifat spesifik
diartikan sebagai: Suatu kondisi yang tidak kontradiktif secara logika atau tidak konsisten
dengan komunikasi itu sendiri; Berpusat pada prilaku yaitu diekspresikan dalam pengertian
perilaku manusia, Cukup relevan bagi kita untuk dapat menghubungkannya dengan perilaku
komunikasi yang aktual, Konsisten dengan cara orang – orang berkomunikasi.

Pengertian Komunikasi Organisasi


Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Bila
organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula
proses komunikasinya. Organisasi kecil, yang anggotanya hanya tiga orang, proses
komunikasi yang berlangsung relatif sederhana. Tetapi organisasi yang anggotanya seribu
orang menjadikan komunikasinya sangat kompleks.
Telah diutarakan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian adalah
informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian. Yang
dimaksud dengan komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi,
ide-ide, di antara para anggota organisasi secara timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Wursanto, 2002, p.157).

211
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219

Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.


Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator
harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan
situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus
menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya.
Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill
University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer
menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan
peranan memutuskan.
1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga yaitu peranan tokoh, peranan
pemimpin, peranan penghubung.
2. Peranan informasi. Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai peranan
monitor, peranan penyebar, peranan juru bicara.
3. Peranan memutuskan. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan yaitu peranan
wiraswasta, peranan pengendali gangguan, peranan penentu sumber, peranan perunding.

Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi


1. Komunikasi internal.
a. Komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan.
Dalam komunikasi organisasi, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-
petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada
pimpinan.
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari
pegawai kepada pegawai, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa
mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian.
Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode,
dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan
memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja pegawai dan kepuasan
kerja.

Semangat kerja pegawai


Davis (1962:130) mendefinisikan semangat kerja pegawai sebagai sikap individu
dan kelompok terhadap lingkungan kerja mereka dan terhadap kesediaan bekerjasama
dengan orang lain secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan mereka yang paling baik
demi kepentingan perusahaan.
Sedangkan menurut Lighten seperti yang ditulis oleh Moekijat (1979:135):
”Semangat kerja pegawai adalah kemampuan sekelompok orang-orang untuk bekerja sama
dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama”. Kata bekerja sama disini
menekankan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu kelompok dengan keinginan
yang nyata untuk bekerja sama. Kata giat dan konsekuen menunjukkan caranya untuk
sampai pada tujuan melalui disiplin bersama. Sedangkan kata tujuan bersama menjelaskan
bahwa tujuannya adalah sesuatu yang mereka inginkan bersama.

212
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)

Indikator Rendah dan Tingginya Semangat kerja pegawai


Dari penjelasan diatas, dapatlah diketahui bahwa semangat kerja pegawai pegawai
sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Meskipun semangat kerja pegawai
terdiri dari berbagai perilaku yang berbeda dari tiap manusia, terdapat beberapa indikator
yang dapat menunjukkan tinggi atau rendahnya pengaruhi semangat kerja pegawai.
Menurut Harris (1984:241), semangat kerja pegawai yang rendah ditunjukkan
dengan perilaku kurangnya kerjasama, ketidakpatuhan terhadap peraturan dan tata tertib
perusahaan, ketidakperdulian pada tujuan dan sasaran perusahaan, kurangnya perhatian
kepada sesama pekerja, meningkatnya keluhan mengenai pekerjaan pegawai, meningkatnya
turnover, absensi, dan keterlambatan.
Sedangkan menurut Harris (1984:241), semangat kerja pegawai yang tinggi
ditunjukkan oleh perilaku antara lain Tingginya tingkat kerjasama, Kepatuhan terhadap
peraturan dan tata tertib perusahaan, Lebih hati-hati dalam menangani peralatan dan
perlengkapan perusahaan, Setia dan hormat kepada perusahaan, Hubungan kerja yang
harmonis, tidak adanya keluhan mengenai pekerjaan pegawai, berkurangnya turnover,
absensi, dan keterlambatan.

Cara Meningkatkan Semangat kerja pegawai


Setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan semangat kerja pegawai
semaksimal mungkin, dalam batas – batas kemampuan perusahaan tersebut. Timbul
pertanyaan disini bagaimana cara meningkatkan semangat kerja pegawai semaksimal
mungkin. Menurut Siswanto (1989:268), cara yang biasa ditempuh oleh manajemen dalam
rangka meningkatkan semangat kerja pegawai adalah sebagai berikut:
1. Memberi kompensasi kepada tenaga kerja dalam porsi yang wajar, akan tetapi tidak
memaksakan kemampuan perusahaan.
2. Menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menggairahkan bagi semua pihak.
3. Memperhatikan kebutuhan yang berhubungan dengan spritual tenaga kerja.
4. Perlu saat penyegaran sebagai media pengurangan ketegangan tenaga kerja dan
memperkokoh rasa kesetiakawanan antara tenaga kerja maupun manajemen.
5. Penempatan tenaga kerja pada posisi yang tepat.
6. Memperhatikan hari esok tenaga kerja.
7. Peran serta tenaga kerja untuk menyumbangkan aspirasinya mendapatkan tempat yang
wajar.
Menurut Lateiner (1980:70) untuk memperbaiki semangat kerja pegawai pegawai,
pemimpin harus melakukan hal-hal berikut ini :
1. Beritahukan kepada setiap pegawai tentang kemajuannya.
2. Beritahukan terlebih dahulu kepada para pegawai tentang adanya perubahan-perubahan
yang dapat mempengaruhi diri mereka.
3. Pergunakan kemampuan setiap pegawai dengan sebaik-baiknya.
4. Tetapkan penempatan pegawai dan lakukan peraturan-peraturan atas dasar yang adil.
Jangan pernah menggunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang.

213
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219

Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang harus diuji
secara empiris. Dari kerangka pemikiran diatas didapatkan hipotesis sebagai berikut :
Ha : Tidak adanya hubungan komunikasi organisasi dengan semangat kerja pegawai pada
kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda
Ho : Adanya hubungan komunikasi organisasi dengan semangat kerja pegawai pada kantor
kelurahan pasar pagi kota samarinda

Definisi Konsepsional
Konsep merupakan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau
menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain.
Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sample dan hipotesis (Bungin, 2005. P.38).
Generalisasi adalah proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang
berasal dari literatur dan empiris (Bungin, 2005, p.38). Definisi konsepsional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi Organisasi adalah Komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi baik
yang dilakukan dari bawahan keatasan, untuk mengetahui kemajuan pekerjaan kantor
tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas/pekerjaan, seperti diadakannya rapat dan
pemberian laporan kepada kepala bagian direksi. Yang berperan dalam komunikasi ini
adalah antara bagian – bagian pelaksana dengan direksi, dan kepala bagian masing –
masing staf dengan kepala bagian pelaksana di kantor kelurahan pasar pagi kota
samarinda.
2. Semangat kerja adalah sikap kejiwaan dan perasaan yang menimbulkan kesediaan pada
pegawai untuk bekerjasama dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan giat dan
menghasilkan prestasi kerja yang lebih baik demi terciptanya tujuan yang diinginkan
bersama – sama di kelurahan pasar pagi kota samarinda.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Menurut Sulistyo (2006:93) “metode penelitian merupakan cara teknis tentang
metode yang digunakan dalam penelitian”. Adapun pengertian menurut Mardalis “metode
penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memerlukan sistematika dan prosedur yang
harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur komponen yang
diperlukan dalam suatu penelitian.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan format
eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menggambarkan suatu generalisasi atau
menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya, karena itu penelitian
eksplanasi menggunakan hipotesis dan menguji hipotesis maka digunakan statistik
inferensial (Bungin, 2005,p38). Dalam penelitian ini format eksplanasi digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa ada korelasi komunikasi organisasi dengan
semangat kerja pegawai pada kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda.

Definisi Operasional
Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka variabel yang diamati adalah :

214
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)

1. Variabel bebas (X) yaitu dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah
komunikasi organisasi, yang meliputi:
A. Komunikasi Organisasi
a) Komunikasi Vertikal
- Komunikasi dari pimpinan ke pegawai
- Komunikasi dari pegawai ke pimpinan
b) Komunikasi Horizontal
2. Variabel terikat (Y) yaitu dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah
Peningkatan semangat kerja pegawai yang diukur dengan indikator faktor – faktor yang
menunjukan adanya peningkatan semangat kerja pegawai pegawai, sebagai berikut:
a. Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan tata tertib perusahaan
b. Meningkatnya Keluhan Mengenai Pekerjaan Pegawai
c. Kurangnya perhatian kepada sesama pekerja

Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di kelurahan pasar pagi kota samarinda. Pelaksanaan penelitian
kurang lebih 2 bulan.

Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang berupa manusia, hewan, tumbuh
– tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek –
objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2005, p.99). dalam penelitian ini,
sampel penelitian adalah total populasi yaitu pegawai di kelurahan pasar pagi kota
samarinda yang berjumlah 20. Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena
sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari populasi yang ada atau yang disebut dengan
sensus. “Sensus berarti peneliti melakukan penelitian kepada seluruh populasi (Jalaluddin
Rakhmat 2007:78)”. Mengingat jumlah populasi hanya sebesar 20 pegawai di kelurahan
pasar pagi kota Samarinda.

Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Observasi, yakni melakukan pengamatan secara langsung ke tempat yang menjadi objek
penelitian.
2. Kuesioner, yakni mengadakan pembagian kuesioner kepada responden yaitu seluruh
pegawai di Kelurahan pasar pagi kota samarinda. Kuesioner yang diisi untuk
melengkapi keterangan – keterangan yang ada hubungannya dengan penelitian skripsi
ini.

Teknik Pengukuran Data


Di dalam penelitian ini variabel yang digunakan akan diukur dengan menggunakan
skala Likers yaitu nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga
mencapai nilai total. dalam kueisoner yang disebarkan tersebut responden diminta untuk
memberikan tanda silang (X) pada alternatif jawaban sesuai dengan skala yang telah
dicantumkan untuk masing – masing pertanyaan.

215
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219

Kriteria penilaian untuk masing – masing indikator yang ditanyakan melalui


pertannyaan dalam kuesioner adalah sebagai berikut:
a. Untuk pilihan jawaban a, maka diberi skor 5
b. Untuk pilihan jawaban b, maka diberi skor 4
c. Untuk pilihan jawaban c, maka diberi skor 3
d. Untuk pilihan jawaban d, maka diberi skor 2
e. Untuk pilihan jawaban e, maka diberi skor 1
(Riduan, 2004:87).
Dalam menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel
dijabarkan lagi menjadi indikator – indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator –
indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang
berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.Untuk keperluan analisis kuantitatif,
skor jawaban responden/skor mentah yang berbentuk data ordinal diubah ke dalam data
interval dengan formula Riduwan (2003:155) yaitu :

Ti  50  10
xi  x
Dengan S=
n. fxi 2  ( fxi) 2
dan x 
 fx
s n(n  1) n
Keterangan :
Ti = Skor baku ke – i
Xi = Skor mentah ke – i
𝑋 = Rata-rata (mean)
S = Standar deviasi bergolong

Teknik Analisis Data


Penulis memakai statistik inferensial dengan data interval karena memiliki jarak
sama atau tidak ada perbedaan. Data-data yang diperoleh dari pengukuran data interval
selanjutnya akan dihitung dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Setelah itu dalam pengujian hipotesis menggunakan hipotesis asosiatif. Hipotesis ini
dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan sebab
akibat (kausal).
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner akan diolah
dengan menggunakan penghitungan manual. Sedangkan metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Rumus korelasi
Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :
𝑛 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
2
𝑛 𝑥 − 𝑥 2 𝑛 𝑦2 − 𝑦 2
Keterangan :
rxy = Nilai koefisien korelasi
 x = Total skor untuk variabel bebas (x) yaitu Komunikasi organisasi
y = Total skor untuk variabel terikat (y) yaitu Semangat kerja pegawai
 xy = Total skor untuk variabel x dan y

216
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)

n = Jumlah responden
(Sugiyono, 2007:212)
Kuat tidaknya antar variabel dalam korelasi. Nilai koefisien dapat diperoleh dari
rumus Korelasi Pearson Product Moment, nilai r yang diperoleh bertanda positif
menunjukan korelasi antara x dan y positif dan sebaliknya jika r yang diperoleh bertanda
negatif menunjukan korelasi antara x dan y negatif. Bila hubungan antara dua variabel itu
mempunyai koefisien korelasi = 1 atau = -1 maka hubungan tersebut sempurna.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian yang berupa data yang telah diuraikan dalam Bab IV.
Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis, dimana hasil dari analisis ini nantinya akan
digunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis maupun menarik kesimpulan apakah
hipotesis diterima atau ditolak. Dan analisis data yang digunakan adalah :
Koefisien korelasi person product moment (r).
Adapun tahapan atau langkah untuk menghitung korelasi antara komunikasi
organisasi dengan semangat pegawai, yaitu :
𝑛 ( 𝑋𝑌)−( 𝑋)( 𝑌)
r hitung =
2 2
𝑛 . 𝑋 2 −( 𝑋)2 𝑛 . Y − ( 𝑌 )
20 (50584)−(998)(51457)
r hitung =
2
20.50584−(998)2 20 .51457 − (1007 )
1011680 −51354086
r hitung =
1010−1028
50342
r hitung = = 2796
18

Uji signifikansi dengan rumus t hitung :


𝑟 𝑛−2 2796 20−2 1186
t hitung = = = = 0.424
𝑛−𝑟 2 20−27962 2791

Kriteria Uji :
Jika t hitung ≥ t tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Jika t hitung ≤ t tabel, terima Ha artinya tidak signifikan

Kesimpulan :
Dengan taraf signifikansi sebesar 5% dapat disimpulkan bahwa model di atas
dinyatakan berarti. Dengan demikian Ho diterima. Ternyata Thitung = (2796) > Ttabel (0,424)
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian perhitungan statistik telah
membuktikan bahwa terdapat adanya hubungan komunikasi organisasi dengan semangat
pegawai pada kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda.
Kemudian dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Analisis
Korelasi Person Product Moment didapatkan hasil sebesar 0.424 yang artinya tingkat
hubungan komunikasi organisasi terhadap semangat kerja pegawai dikategorikan sedang.
Ini menunjukan bahwa komunikasi organisasi di kantor kelurahan pasar pagi cukup adanya
komunikasi yang baik. Kemudian hasil uji signifikansi pada thitung didapatkan hasil sebesar
2,796 dan t tabel 1,325 maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan
pada komunikasi organisasi terhadap semangat kerja pegawai yaitu Ho diterima thitung
(2796) > ttabel (1325)
217
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219

Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan yaitu :
1. Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis mengenai hubungan komunikasi organisasi
terhadap semangat kerja pegawai, yaitu berdasarkan hasil perhitungan person product
moment (r) diketahui thitung (hasil perhitungan) lebih kecil dari ttabel yaitu 2.796 > 1.325.
Yang menunjukan adanya hubungan ( Ho diterima dan Ha ditolak). Jadi dapat dikatakan
bahwa semakin baik komunikasi organisasi yang dilakukan oleh pegawai maka tingkat
semangat kerja yang dimiliki pegawai akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, pegawai
yang kurang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi di dalam kantor maka tingkat
semangat kerja nya juga akan rendah.
2. Dari hasil penelitian 20 responden yaitu seluruh pegawai pada kantor kelurahan pasar
pagi kota samarinda, berdasarkan hasil hipotesis (Uji t) diketahui nilai T hitung 2.796
lebih besar dari nilai T tabel yaitu 1.325 pada tingkat ɑ = 0,5 untuk tes dua sisi.

Saran
Perlunya menciptakan suatu kondisi komunikasi yang akrab, nyaman, harmonis dan
penuh rasa kekeluargaan, baik di antara para karyawan dengan rekan kerjanya maupun
dengan atasanya, dan dengan siapapun yang ada di sekitar lingkungan pekerjaanya hal itu
dapat dilakukan dengan cara memberikan perhatian pada kehidupan sosial pegawai pada
saat bekerja. Kehidupan sosial yang dimaksud dalam hal ini yaitu berkenaan dengan sikap,
pandangan, dan gaya hidup dilingkungan kerja serta interaksi antar orang-orang yang
bekerja dalam suatu organisasi baik dengan Atasannya maupun dengan rekan kerja.
Pada umumnya setiap pegawai bekerja untuk mencapai apa yang menjadi keinginan
atau tujuan bersama, sedangkan suatu organisasi dibentuk dan dijalankan adalah karena
adanya tujuan bersama yang ingin dicapai. Maka dari itu dibutuhkanya komunikasi, baik
komunikasi dari pimpinan ke pegawai maupun dari pegawai ke pimpinan, bertujuan untuk
menyampaikan pesan – pesan yang berkenaan dengan tugas – tugas pekerja yang
berhubungan dengan pengarahan tujuan yang disampaikan oleh pimpinan ke pegawai,
perintah dan kebijaksanaan pimpinan dengan memberikan pujian kepada pegawai beserta
teguran untuk menyelesaikan masalah – masalah yang ada dalam pekerjaan agar didalam
suatu organisasi dapat saling menghormati serta saling bekerjasama yang akan
mendapatkan hasil yang baik sesuai apa yang diharapkan.
Ada baiknya pula pimpinan menciptakan suasana yang kondusif di ruang lingkup
kantor. Dengan seringnya Atasan memberikan perhatian, pujian kepada bawahan maka
pegawai akan merasa senang dalam melaksanakan pekerjaan kantor.

Daftar Pustaka
Anonim, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Bungin, Burhan, 2005. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, komunikasi, ekonomi,dan
kebijakan publik serta ilmu sosial lainnya, Surabaya.
Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi, penerbit Alumni,
Bandung.

218
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)

Eilers, Franz Josef, 2001. Berkomunikasi Dalam Masyarakat, Pengantar Komunikasi


Sosial/Oleh Franz-josef Eiler, SDV; diterjemahkan Frans Obon&Eduard
Jebarus, Penerbit: Nusa Indah, Semarang
Fathoni, Abdurrahmat, 1996. Organisasi dan managemen. Garut, Fakultas Ilmu Sosial
Dan Politik Universitas Garut (UNIGA)
Gitosudarmo, Indriyo, 2000. Perilaku keorganisasian. Yogyakarta
Harun, Rochajat, 2008. Komunikasi Organisasi, Bandung.
Hasibuan, H. Malayu S.P, 2008. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan
Produktifitas, Penerbit; PT Bumi Askara, Jakarta.
Hasan, Erlina, 2005. Komunikasi Pemerintahan. Penerbit; PT. Refika Aditama,
Bandung.
Komala, Lukiati, 2007. Komunikasi massa, pengantar oleh Karlinah siti&Ardianto
Elvinaro, Diterbitkan oleh; Simbiosa Rekatama Media, Bandung
Krisyanto, Rachmat, 2010. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta.
Machfoedz, Mas‟ud M.B.A, 2006. Kewirausahaan, Metode, Manajemen, Dan
Implementasi, Penerbit; BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.
Muhammad, Arni, 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta.
Nimran, Umar, 2009. Perilaku organisasi, Malang.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung.
Reilly, O‟Ronald. 2003. Faktor-Faktor Efektivitas Kerja.
Riduwan, M. B. A, 2005. Belajar Mudah Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Siagian, Sondang P, 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta.
Silalahi, Ulbert,2007. Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan Dimensi,
Penerbit; Sinar Baru Algensindo, Bandung.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Streers, Richard M. 1980. Efektivitas Organisasi, Kaidah Tingkah Laku. Jakarta:
Erlangga.
Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta.
Wursanto, Ig. 2002. Dasar – Dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta.

219

Anda mungkin juga menyukai