Contoh Karya Ilmiah Komunikasi Yg Kuantitatif
Contoh Karya Ilmiah Komunikasi Yg Kuantitatif
Contoh Karya Ilmiah Komunikasi Yg Kuantitatif
Abstrak
Artikel ini berisi tentang hubungan komunikasi organisasi dengan semangat kerja pegawai
pada kantor Kelurahan Pasar Pagi Kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan menggunakan format eksplanasi. Populasi dalam penelitian ini
ada 20 orang dan yang menjadi sempel merupakan semua dari populasi. Skala yang
digunakan ialah skala likert dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment
dengan hasil perhitungan thitung = 2796 dan harga ttabel untuk 20 responden pada tingkat
kepercayaan 95% dan alpha 0,05 dengan test dua sisi (two-tailed test) adalah 0,424. Jadi
terlihat bahwa thitung lebih besar daripada rtabel yaitu 2796 ≥ 0,424 dengan demikian hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan komunikasi organisasi dengan semangat
kerja pegawai pada kantor Kelurahan Pasar Pagi Kota Samarinda. Dari hasil uji korelasi
antara variabel komunikasi organisasi dan variabel semangat kerja pegawai dapat
disimpulkan berdasarkan nilai interpretasi koefisien korelasi bahwa arah hubungan yang
terdapat antara variabel Komunikasi Organisasi adalah tergolong sedang.
Latar Belakang
Komunikasi organisasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, pesan informasi
yang dipertukarkan diantara masing-masing anggota pada gilirannya harapan-harapan yang
menjadi keinginan setiap anggota organisasi akan terealisasi dengan baik guna untuk
mencapai satu tujuan yang baik untuk kepentingan bersama. Komunikasi organisasi
merupakan suatu cara untuk menghubungkan orang-orang dengan perantara ide-ide, fakta,
pikiran-pikiran dan nilai-nilai sehingga mereka dapat membagi apa yang mereka rasakan.
Dalam suatu organsasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja
organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi memerlukan kerjasama yang baik antar
komponen di dalamnya. Untuk itu diperlukan sekali adanya komunikasi yang baik antar
anggota didalamnya, peran komunikasi dalam suatu organisasi dapat menciptakan
hubungan kerja yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Komunikasi
yang sehat dan lancar yang terjalin dan terjadi diantara pegawai dapat menimbulkan
keselarasan dan keserasian bagi para pegawai dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan
dan bagi organisasi hal ini merupakan suatu kondisi yang dapat memperlancar kerjasama
guna mencapai tujuan organisasi.
1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219
Kelurahan pasar pagi kota samarinda merupakan salah satu kelurahan yang bergerak
di bidang pelayanan, mempunyai visi memberikan pelayanan yang baik guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dan tepat waktu, kualitas dan kuantitas, serta dengan kerja yang
profesional dan efisien. Dalam upaya mewujudkan visi dan misi tersebut tentunya harus
didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas. Sebagai instansi yang bergerak di
bidang jasa senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat,
pelayanan ini senantiasa terus ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
agar mendapatkan kepuasan dari pelayanan yang diberikan oleh kelurahan pasar pagi kota
samarinda. Dalam upaya mencapai harapan tersebut, Kelurahan pasar pagi kota samarinda
dihadapkan pada beberapa masalah yang berkaitan dengan perilaku pegawai berhubungan
dengan upaya peningkatan kinerja pegawai maupun organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, dalam usaha meningkatkan semangat kerja pegawai
maka perlu dilakukan penelitian tentang “Hubungan komunikasi organisasi dengan
semangat kerja pada kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda.”
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau
prilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. (Onong,2004, p.5).
Teknik komunikasi adalah cara atau „seni‟ penyampaian suatu pesan yang dilakukan
seseorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada
komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan
pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran,
dan sebagainya (onong, 2004, p.6).
Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa
umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga
lambang lain yang di yang dipergunakan, antara lain kial- yakni gerakan anggota tubuh –
210
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)
gambar, warna, mencibirkan bibir, atau menganggukan kepala adalah kial yang merupakan
lambang untuk menunjukan perasaan atau pikiran seseorang.
Fungsi Komunikasi
Erlina Hasan (2005:22) menyebutkan komunikasi dikatakan memiliki peran
dominan kehidupan manusia, sehingga fungsi komunikasi adalah mencapai tujuan peran
tersebut, yaitu antara lain Mencapai pengertian satu sama lain, Membina kepercayaan,
Mengkoordinir tindakan, Merencanakan strategi, Melakukan pembagian pekerjaan,
Melakukan aktifitas kelompok dan Berbagi rasa.
Robbins (dalam Erlina Hasan (2005:23) mensyaratkan bahwa komunikasi memiliki
empat fungsi utama dalam suatu organisasi atau dalam kelompok tertentu, yaitu fungsi
pengawasan, fungsi semangat, fungsi pengungkapan emosional dan fungsi informasi.
Fungsi – fungsi komunikasi tersebut diatas merupakan bagian integral dari fungsi –
fungsi organisasi dan apabila masuk pada bidang pemerintahan, fungsi tersebut ditambah
adanya pemberdayaan. Oleh sebab itu perlu adanya kemampuan aplikatif dalam
mengoperasionalisasikan urusan – urusan pemerintah.
Tujuan komunikasi
Apapun yang dilakukan sesorang pasti akan bermuara pada hasil akhir yang hendak
dicapai. Jadi karena komunikasi juga dipahami sebagai suatu proses maka sudah tentu ada
tujuan yang hendak dicapai. Guna memperoleh pemahaman tentang tujuan komunikasi,
berikut ini dikutip beberapa pendapat pakar komunikasi tentang tujuan komunikasi.
Berlo (dalam Erliana Hasan (2005:26-27) mengemukakan tujuan komunikasi dapat
ditinjau dari dua aspek, yakni aspek yang bersifat umum dan spek spesifik. Tujuan
komunikasi dilihat secara umum melipti hal – hal berikut; (1) informative, (2) persuasive,
dan (3) entertaiment.
Sutarto (1991:80) mengemukakan tujuan komunikasi yang bersifat spesifik
diartikan sebagai: Suatu kondisi yang tidak kontradiktif secara logika atau tidak konsisten
dengan komunikasi itu sendiri; Berpusat pada prilaku yaitu diekspresikan dalam pengertian
perilaku manusia, Cukup relevan bagi kita untuk dapat menghubungkannya dengan perilaku
komunikasi yang aktual, Konsisten dengan cara orang – orang berkomunikasi.
211
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219
212
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)
213
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang harus diuji
secara empiris. Dari kerangka pemikiran diatas didapatkan hipotesis sebagai berikut :
Ha : Tidak adanya hubungan komunikasi organisasi dengan semangat kerja pegawai pada
kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda
Ho : Adanya hubungan komunikasi organisasi dengan semangat kerja pegawai pada kantor
kelurahan pasar pagi kota samarinda
Definisi Konsepsional
Konsep merupakan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau
menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain.
Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sample dan hipotesis (Bungin, 2005. P.38).
Generalisasi adalah proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang
berasal dari literatur dan empiris (Bungin, 2005, p.38). Definisi konsepsional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi Organisasi adalah Komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi baik
yang dilakukan dari bawahan keatasan, untuk mengetahui kemajuan pekerjaan kantor
tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas/pekerjaan, seperti diadakannya rapat dan
pemberian laporan kepada kepala bagian direksi. Yang berperan dalam komunikasi ini
adalah antara bagian – bagian pelaksana dengan direksi, dan kepala bagian masing –
masing staf dengan kepala bagian pelaksana di kantor kelurahan pasar pagi kota
samarinda.
2. Semangat kerja adalah sikap kejiwaan dan perasaan yang menimbulkan kesediaan pada
pegawai untuk bekerjasama dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan giat dan
menghasilkan prestasi kerja yang lebih baik demi terciptanya tujuan yang diinginkan
bersama – sama di kelurahan pasar pagi kota samarinda.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Menurut Sulistyo (2006:93) “metode penelitian merupakan cara teknis tentang
metode yang digunakan dalam penelitian”. Adapun pengertian menurut Mardalis “metode
penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memerlukan sistematika dan prosedur yang
harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur komponen yang
diperlukan dalam suatu penelitian.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan format
eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menggambarkan suatu generalisasi atau
menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya, karena itu penelitian
eksplanasi menggunakan hipotesis dan menguji hipotesis maka digunakan statistik
inferensial (Bungin, 2005,p38). Dalam penelitian ini format eksplanasi digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa ada korelasi komunikasi organisasi dengan
semangat kerja pegawai pada kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda.
Definisi Operasional
Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka variabel yang diamati adalah :
214
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)
1. Variabel bebas (X) yaitu dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah
komunikasi organisasi, yang meliputi:
A. Komunikasi Organisasi
a) Komunikasi Vertikal
- Komunikasi dari pimpinan ke pegawai
- Komunikasi dari pegawai ke pimpinan
b) Komunikasi Horizontal
2. Variabel terikat (Y) yaitu dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah
Peningkatan semangat kerja pegawai yang diukur dengan indikator faktor – faktor yang
menunjukan adanya peningkatan semangat kerja pegawai pegawai, sebagai berikut:
a. Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan tata tertib perusahaan
b. Meningkatnya Keluhan Mengenai Pekerjaan Pegawai
c. Kurangnya perhatian kepada sesama pekerja
215
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219
Ti 50 10
xi x
Dengan S=
n. fxi 2 ( fxi) 2
dan x
fx
s n(n 1) n
Keterangan :
Ti = Skor baku ke – i
Xi = Skor mentah ke – i
𝑋 = Rata-rata (mean)
S = Standar deviasi bergolong
216
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)
n = Jumlah responden
(Sugiyono, 2007:212)
Kuat tidaknya antar variabel dalam korelasi. Nilai koefisien dapat diperoleh dari
rumus Korelasi Pearson Product Moment, nilai r yang diperoleh bertanda positif
menunjukan korelasi antara x dan y positif dan sebaliknya jika r yang diperoleh bertanda
negatif menunjukan korelasi antara x dan y negatif. Bila hubungan antara dua variabel itu
mempunyai koefisien korelasi = 1 atau = -1 maka hubungan tersebut sempurna.
Kriteria Uji :
Jika t hitung ≥ t tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Jika t hitung ≤ t tabel, terima Ha artinya tidak signifikan
Kesimpulan :
Dengan taraf signifikansi sebesar 5% dapat disimpulkan bahwa model di atas
dinyatakan berarti. Dengan demikian Ho diterima. Ternyata Thitung = (2796) > Ttabel (0,424)
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian perhitungan statistik telah
membuktikan bahwa terdapat adanya hubungan komunikasi organisasi dengan semangat
pegawai pada kantor kelurahan pasar pagi kota samarinda.
Kemudian dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Analisis
Korelasi Person Product Moment didapatkan hasil sebesar 0.424 yang artinya tingkat
hubungan komunikasi organisasi terhadap semangat kerja pegawai dikategorikan sedang.
Ini menunjukan bahwa komunikasi organisasi di kantor kelurahan pasar pagi cukup adanya
komunikasi yang baik. Kemudian hasil uji signifikansi pada thitung didapatkan hasil sebesar
2,796 dan t tabel 1,325 maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan
pada komunikasi organisasi terhadap semangat kerja pegawai yaitu Ho diterima thitung
(2796) > ttabel (1325)
217
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2 Nomor 4, 2014 209-219
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan yaitu :
1. Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis mengenai hubungan komunikasi organisasi
terhadap semangat kerja pegawai, yaitu berdasarkan hasil perhitungan person product
moment (r) diketahui thitung (hasil perhitungan) lebih kecil dari ttabel yaitu 2.796 > 1.325.
Yang menunjukan adanya hubungan ( Ho diterima dan Ha ditolak). Jadi dapat dikatakan
bahwa semakin baik komunikasi organisasi yang dilakukan oleh pegawai maka tingkat
semangat kerja yang dimiliki pegawai akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, pegawai
yang kurang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi di dalam kantor maka tingkat
semangat kerja nya juga akan rendah.
2. Dari hasil penelitian 20 responden yaitu seluruh pegawai pada kantor kelurahan pasar
pagi kota samarinda, berdasarkan hasil hipotesis (Uji t) diketahui nilai T hitung 2.796
lebih besar dari nilai T tabel yaitu 1.325 pada tingkat ɑ = 0,5 untuk tes dua sisi.
Saran
Perlunya menciptakan suatu kondisi komunikasi yang akrab, nyaman, harmonis dan
penuh rasa kekeluargaan, baik di antara para karyawan dengan rekan kerjanya maupun
dengan atasanya, dan dengan siapapun yang ada di sekitar lingkungan pekerjaanya hal itu
dapat dilakukan dengan cara memberikan perhatian pada kehidupan sosial pegawai pada
saat bekerja. Kehidupan sosial yang dimaksud dalam hal ini yaitu berkenaan dengan sikap,
pandangan, dan gaya hidup dilingkungan kerja serta interaksi antar orang-orang yang
bekerja dalam suatu organisasi baik dengan Atasannya maupun dengan rekan kerja.
Pada umumnya setiap pegawai bekerja untuk mencapai apa yang menjadi keinginan
atau tujuan bersama, sedangkan suatu organisasi dibentuk dan dijalankan adalah karena
adanya tujuan bersama yang ingin dicapai. Maka dari itu dibutuhkanya komunikasi, baik
komunikasi dari pimpinan ke pegawai maupun dari pegawai ke pimpinan, bertujuan untuk
menyampaikan pesan – pesan yang berkenaan dengan tugas – tugas pekerja yang
berhubungan dengan pengarahan tujuan yang disampaikan oleh pimpinan ke pegawai,
perintah dan kebijaksanaan pimpinan dengan memberikan pujian kepada pegawai beserta
teguran untuk menyelesaikan masalah – masalah yang ada dalam pekerjaan agar didalam
suatu organisasi dapat saling menghormati serta saling bekerjasama yang akan
mendapatkan hasil yang baik sesuai apa yang diharapkan.
Ada baiknya pula pimpinan menciptakan suasana yang kondusif di ruang lingkup
kantor. Dengan seringnya Atasan memberikan perhatian, pujian kepada bawahan maka
pegawai akan merasa senang dalam melaksanakan pekerjaan kantor.
Daftar Pustaka
Anonim, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Bungin, Burhan, 2005. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, komunikasi, ekonomi,dan
kebijakan publik serta ilmu sosial lainnya, Surabaya.
Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi, penerbit Alumni,
Bandung.
218
Komunikasi Organisasi Dengan Semangat Kerja (Nur Rizki Arifiani)
219