Contoh Jurnal Filsafat Abad 18 Bagus

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA


PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu:
Imam Mushafak, M.Pd.I

Disusun oleh:

KELOMPOK 11 TMT 1C

1. Rina Mir’atul Husna NIM : 1860204222127


2. Ulfa Nurhidayahtul H NIM : 1860204222128

TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SATU TULUNGAGUNG
AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya.
Sholawat serta salam, mari kita panjatkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi
Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafaat beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya
Rabbal Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Pendidikan semester satu dengan judul makalah ini adalah “Manajemen
Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Imam Mushafak, M.Pd.I. selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan, dan semua pihak yang sudah membantu
dalam penulisan makalah ini dari awal hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah. Untuk itu,
kami juga sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca sebagai bahan
pertimbangan perbaikan makalah selanjutnya.

Tulungagung, 18 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat.............................5
B. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidkan dengan Masyarakat.....................7
C. Bentuk-bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat..........................11
D. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat.............................................13
BAB 3.......................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
KESIMPULAN....................................................................................................................15
SARAN.................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan sekolah merupakan bagian dari masyarakat seperti umumnya
lembaga-lembaga pendidikan lainnya, adanya lembaga pendidikan sekolah adalah untuk
membina anak-anak dan para remaja dari masyarakat bersangkutan. Sekolah adalah milik
masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat. Sebab itu sekolah tidak boleh
mengisolasi diri dari masyarakat. Sebaliknya sekolah harus menyatu dengan masyarakat
dan sekaligus menjadi agen pembaharu masyarakat. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
pendidikan dan masyarakat adalah faktor pendidikan yang saling mempengaruhi karena
keduanya memiliki timbal balik yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut Finc bahwa pendidikan harus merupakan bagian dari masyarakat. Sebab
program tenaga kerja diambil dari masyarakat, juga dukungan dana dan tempat bekerja.
Karenanya sekolah daan masyarakat harus memiliki keterkaitan erat.
Esensi hubungan lembaga pendidikan adalah untuk meningkatkan keterlibatan,
kepedulian, kepemilikan dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan
finansial. Dalam arti yang sebenarnya hubungan lembaga pendidikan sekolah dan
masyarakat adalah untuk menjalin kerjasama untuk bersama-sama bertanggung jawab
terhadap keberhasilan dan kemajuan pendidikan, sehingga akan dibutuhkan peningkatan
intensitas dan ekstensitas hubungan lembaga pendidikan sekolah dengan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat?
2. Apa konsp dasar Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat?
3. Sebutkan jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat?
4. Bagaimana bentuk-bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat?
5. Bagaimana peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat?

4
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan pengertian hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat. Untuk memahami konsep dasar hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat. Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan
hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, Untuk mengetahui bentuk-bentuk
kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, serta bagaimana peningkatan dan
pendayagunaan partisipasi masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat


Secara sederhana “hubungan” atau “communication” dapat diartikan sebagai “process
by wich  a person transmits a message to another” yang berarti proses penyampaian
berita dari seseorang kepada orang lain. Hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-
tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk
kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah
untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah
tersebut bisa tetap eksis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses komunikasi
antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang
kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk
masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan
Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga
dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian
antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.
Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:
1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyarakat. Masyarakat
memerlukan sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus
akan dapat hidup lebih baik, demikian pula sekolah.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam
pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian

5
masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun
dalam perbaikan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui
komunikasi dua arah yang efisien.
Dasarnya, manajemen hubungan masyarakat adalah fungsi tertentu yang diperlukan
oleh lembaga pendidikan. Hubungan masyarakat merupakan suatu kegiatan yang
digunakan oleh organisasi ataupun individu dalam upaya menciptakan atau
memepertahankan respons baik dari pihak luar terhadap keberadaan organisasi tersebut.
Sekolah sebagai penggerak dalam mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten,
sekolah harus berupaya untuk menciptakan peserta didik yang mampu berkompetisi
dibidangnya. Sedangkan masyarakat dalam keterlibatanya di dalam lembaga pendidikan
adalah sebagai penentu tujuan dan juga strategi dalam pelaksanaan suatu kebijakan
sebagai suatu bentuk kepedulian masyarakat dalam proses pengembangan suatu bangsa.
Karena itu program yang diterapkan oleh humas harus berjalan dengan baik agar terjadi
hubungan baik dan harmonis dengan masyarakat.

B. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat


Organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai sistem
terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan dengan
lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk
menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati.
Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang terus-
menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau kepunahan. Ini berarti
hidup atau matinya sistem itu sebagian terbesar ditentukan oleh usaha lembaga itu
sendiri. Konsep ini bisa dicocokkan dengan praktek-praktek pendidikan yang telah
terjadi. Sekolah yang tidak memiliki nama baik di mata masyarakat dan akhirnya mati,
adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik dengan masyarakat
pendukungnya. Dengan berbagai sebab masyarakat enggan menyekolahkan putra-
putrinya ke sekolah itu, hal tersebut yang membuat sekolah itu tidak mempunyai siswa,
dan sebaliknya.
Sejalan dengan konsep diatas, pemerintah menyerukan bahwa pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Dengan
demikian tampaklah bahwa lembaga pendidikan itu bukanlah badan yang berdiri sendiri

6
dalam membina pertumbuhan dan perkembangan putra-putri bangsa, melainkan ia
merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas.
Lembaga pendidikan sekolah tidak lepas dari masyarakat. Namun ini tidak berarti
sekolah harus melebur diri di masyarakat secara keseluruhan, melainkan tetap
menunjukkan identitasnya sebagai lembaga pendidikan yang dapat mempengaruhi
pendidikan dan pembangunan masyarakat. Ada hubungan saling memberi dan saling
menerima antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga
pendidikan merealisasi apa yang dicita-citakan oleh masyarakat tentang pengembangan
putra-putri mereka. Disamping layanan terhadap masyarakat berupa pendidikan dan
pengajaran, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaru atau
penerang bagi masyarakat. Disamping itu pendidikan di sekolah akan dapat berjalan
dengan baik bila terdapat dukungan dana, sarana dan nara sumber dari masyarakat.
Dukungan dari masyarakat adalah wujud dari rasa terima kasih masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan sekolah.
Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat memudahkan
organisasi pendidikan tersebut mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
lingkungannya. Lembaga pendidikan lebih mudah menempatkan dirinya di masyarakat
dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari milik warga masyarakat. Lembaga
pendidikan dapat mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya.
Pendekatan situasional memang diperlukan oleh lembaga pendidikan sebagai sistem
terbuka. Pendekatan ini mengharuskan lembaga-lembaga itu menaruh perhatian kepada
masyarakat dan mengamati aspirasi mereka, kebutuhan mereka, kemampuan, dan kondisi
mereka. Dengan melakukan pendekatan, tentu sangat berperan dalam menentukan arah
yang akan di hadapinnya dalam menyelesaikan masalah atau persoalan yang dihadapi
dalam mengembangkan lembaganya sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat, sesuai
dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dengan adanya humas dalam sebuah
lembaga pendidikan sangat berperan penting dalam rangka mempertahankan eksistensi
lembaga, karena masyarakat memandang lembaga pendidikan sebagai suatu lembaga
yang kompeten dan berupaya sebagai generasi penerus bangsa.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, mengikuti perubahan-
perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional, memungkinkan lembaga itu tetap
berdiri. Sebab ia berada dalam hidup bersama masyarakat dan sekaligus

7
penerang/inovator bagi masyarakat. Inilah yang perlu diusahakan oleh manajer
pendidikan.
Secara terperinci manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:
Bagi lembaga pendidikan yakni:
a. Memudahkan memperbaiki pendidikan
b. Memperbesar usaha meningkatkan profesi pengajar
c. Konsep masyarakat tentang guru/dosen menjadi benar
d. Mendapatkan koreksi dari kelompok masyarakat
e. Mendapat dukungan moral dari masyarakat
f. Memudahkan meminta bantuan dari masyarakat
g. Memudahkan pemakaian media pendidikan masyarakat
h. Memudahkan pemanfaatan narasumber
Bagi masyarakat yakni:
a. Tahu hal-hal persekolahan dan inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah
diwujudkan
c. Menyalurkan kebutuhan berpatisipasi dalam pendidikan
d. Melakukan usul-usul terhadap lembaga pendidikan
Seperti yang sudah diuaraikan diatas, sekolah memanfaatkan hubungan dengan
masyarakat ialah untuk melangsungkan atau mempertahankan hidupnya dan sebagian
untuk melayani masyarakat. Manfaat diatas dapat diperoleh jika manajer pendidikan
mampu mengadakan komunikasi dan kerjasama yang baik dengan masyarakat.
Komunikasi dan kerjasama yang baik ini sekaligus membuat pandangan masyarakat yang
keliru tentang guru/dosen menjadi benar. Bahwa guru/dosen tidak hanya mengajar, tetapi
juga mendidik mereka tidak mementingkan gaji tetapi mereka adalah mengabdi demi
kepentingan yang dididik maupun yang diajar.
Sama halnya dengan pertahanan hidup, layanan tehadap masyarakat juga akan
semakin meningkat bila hubungan lembaga pendidik dengan masyarakat semakin baik.
Masyarakat akan puas karena banyak warga yang diperhatikan, lembaga terbuka bagi

8
para warga masyarakat yang ingin berpatisipasi dalam pendidikan, termasuk mengajukan
usul tentang hal-hal yang mereka inginkan terjadi atau dilaksanakan di lembaga.

C. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat


Menurut Don Begin (1984), public relations dibedakan menjadi external public
relations (humas ke luar) dan internal public relations (humas ke dalam). Oleh karena itu,
di sekolah dikenal adanya kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik atau masyarakat di
luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung
(tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan tatap muka misalnya rapat bersama,
berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani kunjungan tamu dan
sebagainya. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu, seperti:
a. Penyebaran informasi melalui televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi sebagai alat media publisitas sekolah,
tergantung pada program yang telah disiapkan sebelumnya di dalam program itu
disusun hal-hal atau pokok-pokok yang akan disajikan kepada penontonnya.
Maka dari itu, informasi melalui televisi memerlukan persiapan yang lebih cermat
daripada informasi melalui radio. Informasi melalui televisi dapat dilaksanakan
dengan cara ceramah biasa, wawancara, ceramah dengan alat-alat peraga, diskusi,
sandiwara, acara cerdas tangkas, kegiatan kesenian dan sebagainya.
b. Penyebaran informasi melalui radio
Radio merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau publik
yang luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya
dari radio ini untuk kepentingan publisitas. Beberapa hal yang penting seperti
kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data sekolah dapat
diinformasikan ke luar melalui radio
c. Penyebaran informasi melalui media cetak
Yang dimaksud media cetak adalah surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya.
Kadang-kadang semuanya ini disebut pers dalam arti sempit. Dalam hubungannya
dengan kegiatan humas, pers dapat dikatakan sebagai penyalur informasi yang
menguntungkan.
9
d. Pameran sekolah
Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukkan hasil pekerjaan para siswa serta
masyarakat pada umumnya.
2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya tidak lain adalah warga
sekolah yang bersangkutan yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa.
Pada prinsipnya, kegiatan internal bertujuan untuk:
a. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah, situasi dan
perkembangannya.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam
hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar
warga sekolah sendiri.
Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung dan tidak langsung.
Kegiatan langsung ini dapat berupa, antara lain:
a. Rapat dewan guru
b. Upacara sekolah
c. Karyawisata/rekreasi bersama
d. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya pada pertemuan
arisan, syawalan dan sebagainya.
Sedangkan mengenai kegiatan yang tidak langsung dapat berupa:
a. Penyampaian informasi melalui surat edaran
b. Penggunaan papan pengumuman di sekolah
c. Penyelenggaraan majalah dinding
d. Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga sekolah
e. Pemasangan iklan/pemberitahuan khusus melalui media massa pada kesempatan-
kesempatan tertentu
Pada era di mana terjadi salah kaprah mengenai hubungan antara lembaga pendidikan
dan masyarakat ini, hendaknya kaum akademisi mulai menjelaskan kembali bagaimana
hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat yang sebenarnya harus terjadi. Pada masa
ini, sekolah dianggap hanya sebagai “penjara akademik” atau sarana untuk

10
menyampaikan hal-hal yang bersifat akademis kepada peserta didik. Dengan demikian
kebanyakan orang menganggap cukup dengan adanya komite sekolah dan bagian humas,
maka hubungan antara sekolah dan masyarakat sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Padahal, arti hubungan antara sekolah dan masyarakat sendiri jauh lebih luas daripada itu
dan mencakup beberapa bidang. Bidang-bidang tersebut adalah bidang-bidang yang ada
hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya.
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
a. Hubungan Edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak. Cara
kerja sama tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan pertemuan yang
direncanakan secara periodik antara guru-guru di sekolah dengan para orang tua
murid. Di samping itu, dapat pula dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke
rumah peserta didik di luar waktu sekolah untuk mengenal lingkungan di mana
peserta didik berkembang. Jika hal tersebut tidak dimungkinkan, dapat pula
dilakukan pertemuan antara guru dengan orang tua peserta didik per kelas untuk
mengadakan dialog terbuka mengenai masalah-masalah pendidikan yang sering
terjadi dalam keluarga, dan bagaimana cara mengatasinya.
b. Hubungan Kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-
metode pengajarannya. Oleh karena itu, tidak mustahil bahwa untuk menjelmakan
para peserta didik untuk menbantu dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh masyarakat di luar lingkunngan sekolah. Kegiatan-kegiatan kerja sama
semacam itu berarti mendidik para peserta didik untuk berpartisipasi dan turut
bertanggung jawab tehadap masyarakat dan lingkungannya.
c. Hubungan Institusional, yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah,

11
seperti hubungan kerja sama antara sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya,
kepala pemerintah setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang
berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Sebagai kesimpulan data dikemukakan bahwa dengan dilaksanakannya ketiga
hubungan tersebut, diharapkan sekolah tidak lagi selalu ketinggalan dengan perubahan
dan tuntutan masyarakat yang senantiasa berkembang. Sehingga meskipun digerus oleh
arus globalisasi, sekolah tidak lagi hanya menjadi penyalur informasi akademik. Maka
dari itu, untuk kembali mendapatkan fungsinya yang sebenarnya, sekolah harus
merupakan salah satu pusat belajar dari banyak pusat belajar yang kini dikategorikan
sebagai pendidikan nonformal.
Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses belajar
yang berlaku di sekolah mengalami perubahan, dari proses belajar dengan cara
“menyuapi” dengan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses belajar
yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan partisipatoris. Proses belajar yang
inovatif ini tidak hanya “belajar memecahkan masalah”, tetapi justru yang terpenting
adalah mengidentifikasi, mengerti, dan bila perlu merumuskan kembali masalah itu.
Peserta didik dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat,
dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan datang tempat mereka akan
hidup dan terlibat di dalamnya setelah mereka dewasa.

D. Bentuk-bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat


a. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat. Bentuk hubungan
ini bisa individual, bisa pula organisatoris:
1. Secara individual:
Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan
masalah anaknya. Secara sukarela orang tua datang ke sekoah menyampaikan
saransaran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah. Sebagai contoh:
seseorang pensiunan Pustakawan secara sukarela datang ke sekolah untuk
“pembenahan” perpustakaan sekolah.
2. Secara Organisasi melalui BP3
Organisasi ini akan lebih efektif bila sekolah mampu menggerakkan dan
memanfaatkan potensi yang ada di kalangan orang tua umpamanya:

12
Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk mendirikan poliklinik
sekolah
Para insinyur untuk memberikan saran-saran dalam pembanguna sekolah
Para Profesional pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan dengan sukarela
membantu sekolah demi kepentingan anak-anaknya.
Para pemuka agama untuk peningkatan Imtaq ( iman dan taqwa )
b. Hubungan Sekolah dengan Alumni
Dari para alumni, sekolah memperoleh masukan tentang kekurangan sekolah
yang perlu dibenahi, upayaupaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Juga melalui
alumni dapat dihimpun dana bagi peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan
maupun perbaikan pembangunan sekolah . Bahkan mengundang para alumni itu
sendiri untuk menyampaikan pengalaman keberhasilannya untuk motivasi atau
menularkan pengetahuannya untuk penyegaran dan tambahan wawasan bukan hanya
untuk para siswa tetapi juga para guru dan warga sekolah lainnya.
c. Hubungan dengan Dunia Usaha/ Dunia Kerja
Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan
konseling. Pelaksanaannya:
Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah
Keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi semua pihak untuk berbuat yang
serupa.
Mengirim para ank didik ke dunia usaha/dunia kerja. Tentu saja ini menguntungkan
kedua belah pihak. Dunia kerja memperoleh tenaga yang murah sedangkan para
siswa mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
d. Hubungan dengan Instansi lain
Hubungan dengan Sekolah lain:
Hubungan kerjasama ini dapat juga dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M.
Hubungan dengan Lembaga/Badan-Badan Pemerintahan Swasta. Sebagai contoh:
kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar menabung” pelajar.
Begitu juga kerjasama dengan pertamanan dalam rangka penghijauan.

13
E. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat
Masyarakat memandang sekolah (lembaga pendidikan) sebagai cara yang
menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa atau mahasiswa, karena itu
masyarakat berpatisipasi dan setia kepadanya. Namun hal ini tidak otomatis terjadi
terutama dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena
banyak warga yang belum paham akan makna lembaga pendidikan, lebih-lebih bila
kondisi ekonomi mereka rendah, merek hampir tidak hirau akan lembaga pendidikan.
Pusat perhatian mereka adalah kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk mengikut sertakan warga masyarakat ini dalam membangun pendidikan
disekolah maupun perguruan tinggi, sudah sepatutnya para manajer pendidikan melalui
tokoh-tokoh masyarakat aktif menggugah perhatian mereka. Para manajer dapat
mengundang para tokoh ini untuk membahas bentuk-bentuk kerjasama dalam
meningkatkan pendidikan. Keputusan diambil secara musyawarah untuk memperoleh
alternatif yang terbaik.
Yang paling menarik bagi masyarakat adalah bila lembaga pendidikan itu sanggup
mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya bila lulusan itu baik mereka sebagai tenaga
menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak membutuhkan latihan lagi sebelum bekerja,
melainkan secara langsung dapat melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara relatif
baik. Untuk mewujudkan lulusan seperti ini memang merupakan tantangan berat bagi
para manajer pendidikan.
Bila manajer berhasil, biasanya imbalannya dari warga masyarakat cukup besar.
Mereka secara antusias akan mendukung lembaga pendidikan bersangkutan baik secara
moral maupun material. Makin banyak orang tua yang merasakan kepuasan itu, makin
banyak dan makin besar pula partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan itu.
Inilah beberapa contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan:
Dalam bentuk partisipasi antara lain :
a. Dewan Pendidikan
b. Komite Sekolah
c. Persatuan orang tua siswa
d. Perkumpulan olahraga
e. Perkumpulan Kesenian
f. Organisai-organisasi yang lain

14
Dalam bidang partisipasi antara lain:
a. Kurikulum terutama yang lokal
b. Alat-alat belajar
c. Dana
d. Material untuk bangunan gedung
e. Auditing Keuangan
f. Kontrol terhadap kegiatan-kegiatan sekolah dan sejenisnya.
Dalam cara partisipasinya antara lain:
Ikut dalam pertemuan
Datang ke sekolah
Lewat surat
Lewat telepon
Ikut malam kesenian dan sejenisnya
Inilah beberapa contoh partisipasi masyarakat dari hal bentuk, bidang dan cara
berpatisipasi dalam pendidikan.
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah di atas masih memiliki kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar para pembaca makalah
memberikan kritik/ saran. Penulis pun akan melakukan perbaikan terhadap makalah
berdasarkan kritik dan saran membangun dari pembaca serta berbagai sumber lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Z. (2008). Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, Konsep, Fenomena,
dan Aplikasinya. UMM Press.

15

Anda mungkin juga menyukai