Bab 3 Struktur Sosial Masyarakat Desa
Bab 3 Struktur Sosial Masyarakat Desa
Bab 3 Struktur Sosial Masyarakat Desa
A. Pendahuluan
Masyarakat dipandang sebagai sistem sosial, yaitu pola interaksi sosial yang terdiri atas
komponen sosial yang teratur dan melembaga. Karakteristik sebuah sistem sosial, yaitu
struktur sosial yang mencakup susunan status dan peran yang ada di satuan sosial yang
memunculkan nilai-nilai dan norma yang akan mengatur interaksi antarstatus dan peran sosial
tersebut. Pembahasan mengenai struktur tidak hanya berkaitan dengan aspek sosial, tetapi
juga mencakup aspek fisik dan biologis. Struktur dipahami sebagai susunan, sedangkan struktur
sosial diartikan sebagai pola yang mapan dari organisasi internal setiap kelompok sosial
Struktur sosial di pedesaan berkaitan dengan pola hubungan sosial, interaksi yang terjalin
secara intens, dan menciptakan interdependensi yang berlangsung secara terus-menerus, yang
kemudian akan membentuk pola yang terorganisasi serta fungsi dan peranan yang ada pada
struktur sosial pedesaan. Pada dasarnya struktur sosial terbagi menjadi dua, yaitu: (1) struktur
sosial statis yang menyangkut cara masyarakat tersebut terbentuk secara vertikal dan
horizontal. Vertikal berupa stratifikasi sosial kepemilikan tanah, kepemilikan hewan ternak,
kesalehan beragama, dan barang. Adapun horizontal berbentuk kelompok sosial tertentu
(kelompok ternak), comunity of feeling; (2) struktur sosial dinamis, yaitu pola hubungan yang
terorganisasi (pattern).
B. Proses dan Interaksi Sosia
l 1. Apa itu Proses dan Interaksi Sosial?
Pada dasarnya, interaksi sosial merupakan inti dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi
sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Tokoh sosiologi, George Simmel yang
mengatakan bahwa suatu masyarakat akan ada jika di dalamnya terdapat suatu interaksi
antarindividu di masyarakat. Bertemunya orang per seorangan secara fisik saja tidak akan
menghasilkan suatu pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup tersebut
baru akan terjadi apabila setiap individu dalam kelompok manusia bekerja sama, saling
berbicara, dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama, mengadakan persaingan,
pertikaian, dan sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial
merupakan dasar proses sosial dan menunjuk pada hubungan-hubungan yang dinamis.
Menurut H.M. Arifin,3 interaksi sosial dapat diartikan sebagai bentuk hubungan antara dua
orang atau lebih yang tingkah laku seseorang diubah oleh tingkah laku orang lain.
W.A. Gerungan, 4 merumuskan interaksi sosial sebagai hubungan antara dua manusia atau
lebih, yang perilaku individu yang satu memengaruhi yang lainnya atau sebaliknya. Definisi ini
menggambarkan berlangsungnya hubungan timbal balik antara dua manusia atau lebih.
Dari kedua definisi tersebut, terlihat bahwa interaksi sosial merupakan pola hubungan timbal
balik masyarakat antarindividu dengan individu, antara individu dengan kelompok atau
antarkelompok dalam suatu komunitas masyarakat yang satu sama lain saling
memengaruhi.Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hubungan satu dengan
yang lainnya (interaksi sosial). Dalam interaksi sosial, manusia mempunyai dua fungsi, yaitu
sebagai keuntungan yang besar bagi manusia sebab dapat menimbulkan subjek dan sebagai
objek. Hal ini sebenarnya merupakan suatu kemajuan dalam hidup bermasyarakat. Jika
manusia sebagai objek semata, hidupnya tidak mungkin lebih tinggi dari benda mati
Jadi, jelas bahwa hidup individu dan bermasyarakat tidak dapat dipisahkan dan selalu
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
2. Faktor-faktor Penyebab Interaksi Sosial
Pertama, imitasi, yaitu meniru perilaku dan tindakan seseorang atau orang lain. Hal ini
dilakukan sejak bayi yang terus berkembang dalam keluarga, lingkungan tetangga hingga pada
pergaulan sosial yang lebih luas. Proses imitasi dapat berarti positif, yaitu untuk
mempertahankan norma dan nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
Kedua, sugesti, yaitu rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan oleh seseorang
kepada individu lain, sehingga yang menerimanya menuruti atau melaksanakan apa yang
disugestikan tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional.6 Sugesti terjadi atau berlangsung
apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya sendiri, yang
kemudian diterima oleh pihak lain.
Ketiga, identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain.8 Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya secara tidak
sadar ataupun sengaja karena seseorang memberikan contohcontoh ideal dalam
kehidupannya. Segala sikap, pandangan ataupun cara-cara berperilaku seseorang sangat
menjiwai orang yang mengidentifikasi untuk kemudian diikutinya.
Keempat, simpati, yaitu perasaan tertariknya seseorang terhadap orang yang lain. Simpati
timbul tidak atas dasar rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan orang yang tiba-tiba
merasa dirinya tertarik kepada orang lain.
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi
atau tidak mempunyai dua syarat berikut.
a. Kontak Sosial Kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan fisik. Meskipun demikian, orang
dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya.10 Kontak sosial dapat
terjadi dalam tiga bentuk, yaitu: (a) kontak antara individu, (b) kontak antara individu dengan
kelompok manusia atau sebaliknya, (c) kontak antara kelompok manusia dengan kelompok
manusia yang lainnya. Kontak sosial dapat bersifat positif ataupun negatif. Kontak positif akan
mengarah pada kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif akan mengarah pada
pertentangan. Kontak sosial juga dibagi menjadi dua, yaitu: 1) kontak sekunder langsung, yaitu
kontak yang terjadi kontak primer. Kontak ini terjadi apabila seseorang mengadakan hubungan
langsung atau bertatap muka dengan orang lain; 2) kontak sekunder, yaitu kontak yang
dilakukan melalui perantara. Kontak ini meliputi kontak: (a) antara kedua belah pihak melalui
alat tertentu, (b) kontak sekunder tidak langsung, kontak dengan melalui orang lain.
b. Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin, comminicare yang artinya berhubungan.
Komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih,
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipelajari dan dipahami. Komunikasi tidak selamanya
menghasilkan kerja sama, tetapi dapat juga menimbulkan pertikaian sebagai akibat
kesalahpahaman dan kurang pengendalian diri.
4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Soerjono Soekanto menyatakan dua bentuk umum dari interaksi sosial, yaitu asosiatif dan
disosiatif. a. Proses asosiatif, yaitu proses yang cenderung untuk bersatu serta meningkatnya
rasa solidaritas anggota kelompok. Proses ini meliputi sebagai berikut.
1) Kerja sama
Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial
yang pokok. Sebagian lain menganggap bahwa kerja sama merupakan proses utama.