2 PB
2 PB
2 PB
ABSTRAK
Penanganan pasca panen kentang di kawasan agropolitan Merbabu Desa Sumberejo Kabupaten
Magelang diperlukan guna mengoptimalkan kuantitas maupun kualitas, sehingga menguntungkan
produsen maupun konsumen. Produksi kentang yang berlimpah memiliki potensi untuk diolah
menjadi keripik kentang dan menjadi icon oleh-oleh wisatawan di lereng Merbabu. Introduksi
Teknologi Tepat Guna ini sebagai upaya peningkatan daya saing produk olahan kentang di daerah
lereng Merbabu dengan berbagai kegiatan seperti fasilitasi peralatan produksi keripik kentang,
introduksi mesin kentang stick dan slice, pelatihan pengolahan kentang untuk UKM, perbaikan
desain kemasan, pengurusan legalitas usaha berupa P-IRT, dan fasilitasi timbangan. Hasil kegiatan
ini mampu meningkatkan kapasitas produksi keripik kentang 17-20% per bulan. kualitas keripik
kentang lebih seragam dan memperpanjang umur produk. Diversifikasi produk dihasilkan dengan
usaha olahan kentang menjadi “Donat Kentang Merbabu” dan “Cake Kentang Merbabu”. Secara
keseluruhan peningkatan omset penjualan produk olahan kentang, meningkatnya daya saing produk
dapat meningkatkan pendapatan kelompok petani kentang Agro Lestari Merbabu.
ABSTRACT
Potato post-harvest handling in the Merbabu agropolitan area of Sumberejo Village, Magelang
Regency was needed in order to optimize both quantity and quality, so both producers and consumers
were benefit. Abundant potato production was potentially being processed into potato chips and
become an icon of tourist souvenirs on the Merbabu mountain slopes. The introduction of this
Appropriate Technology is an effort to increase the competitiveness of processed potato products in
the Merbabu slope area with various activities such as facilitation of potato chip production
equipment, introduction of potato stick and slice machines, potato processing training for SMEs,
improvement of packaging design, management of business legality in the form of P-IRT, and
facilitation of the balance. The results of this activity were able to increase the production capacity
of potato chips 17-20% per month, to increase the quality of potato chips which is more uniform and
to extend product shelflife. Product diversification was produced by processing potatoes into
"Merbabu Potato Donuts" and "Merbabu Potato Cake". Overall increasing in sales turnover of
processed potato products and increasing product competitiveness could increase the income of the
Agro Lestari Merbabu potato farmers group.
konsumennya karena hampir semua orang kentang donat kentang, kentang frozen, dan
menyukai kentang. Namun pada kenyataannya aneka cake, serta introduksi alat pengiris dan
usaha Keripik Kentang Merbabu dan kelompok perajang kentang mulai dari pengenalan
tani kentang ini masih menemui beberapa komponen dan masing-masing fungsinya, cara
kendala baik dari sisi produksi maupun pengoperasian hingga perawatannya.
pemasaran. Dari sisi produksi, permasalahannya Untuk melihat sejauh mana tingkat
pada keterbatasan alat produksi dan masih keberhasilan kegiatan dilakukan kegiatan
tradisionalnya proses pengolahan yang monitoring sebanyak tiga kali yaitu pertama
menyebabkan rendahnya produktivitas dilaksanakan pada 2 minggu pasca kegiatan
(kuantitas) dan kualitas produk, disamping itu pelatihan untuk melihat hasil produksi olahan
kentang yang berasal dari kelompok tani juga kentang donut kentang dan hasil test pasarnya.
belum tersortir sehingga menyebabkan ukuran Monitoring kedua dilaksanakan 1 bulan pasca
keripik berbeda-beda. Sedangkan permasalahan kegiatan pelatihan untuk melihat perkembangan
pemasaran lebih pada keterbatasan modal kuantitas dan kualitas produk keripik kentang
sehingga efisiensi biaya pengemasan tidak dan monitoring ketiga dilakukan 2 bulan pasca
tercapai dan belum adanya legalitas usaha yang kegiatan pelatihan untuk melihat perkembangan
menyebabkan kurangnya kepercayaan respon pasar terhadap produk keripik premium
konsumen. Diharapkan dengan diversifikasi dan produk lainnya serta melakukan pengecekan
produk yaitu usaha olahan kentang dan memiliki apakah terdapat kendala dalam penggunaan dan
legalitas usaha seperti Produk Industri Rumah perawatan alat.
Tangga (P-IRT) diharapkan dapat meningkatkan
omset penjualan dan meningkatkan pendapatan HASIL DAN PEMBAHASAN
petani kentang.
Penanganan Pasca Panen Kentang
METODE Kentang (Solanum tuberosum L)
merupakan salah satu bahan pangan pokok di
Kegiatan ini mengikutsertakan mitra tanah air, bahkan di beberapa negara. Berbagai
UMKM yaitu Keripik Kentang Merbabu dan variasi olahan makanan berbasis kentang oleh
petani kentang Agro Lestari Merbabu yang masyarakat banyak kita jumpai mulai dari
berada di kawasan Agropolitan Merbabu, di pencampur sop, dicampur dengan sayur lain,
Kragon Rt 1 Rw 3, Sumberejo, Ngablak, aneka lauk seperti perkedel, kentang goreng,
Magelang. Kegiatan Program Kemitraan hingga berbagai olahan modern seperti keripik
Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan meliputi kentang, stik kentang, donat dan aneka cake
penanganan pasca panen kentang berupa berbahan dasar kentang (Kartasapoetra, 1994).
fasilitasi peralatan produksi, perbaikan desain Pemanenan kentang akan lebih baik jika pada
kemasan, introduksi alat perajang slice kentang, cuaca cerah, kemudian dibiarkan beberapa jam
pelatihan diversifikasi olahan kentang, perijinan dibawah sinar matahari, supaya mudah dalam
P-IRT serta monitoring dan evaluasi kegiatan. pembersihan tanah kering yang menempel pada
Kegiatan penanganan pasca panen dengan umbi kentang. Pembersihan umbi dari tanah
memberikan solusi dari sisi produksi dalam dilakukan dengan mengusap menggunakan
bentuk introduksi teknologi alat pengiris kentang tangan, sekaligus berfungsi untuk sortasi antara
semi otomatis yang dapat mengiris kentang umbi kentang yang besar, mulus dipisahkan
dengan ketebalan yang seragam dan dengan yang sedang dan yang kecil mulus.
menghasilkan irisan yang jauh lebih banyak Kentang yang rusak atau cacat tetapi tidak busuk
dibandingkan dengan pengirisan sebelumnya dapat dipisahkan dan digunakan sebagai bahan
yang dilakukan secara manual. Disamping itu pembuatan kering kentang goreng. Kentang
juga diberikan bantuan fasilitas peralatan yang tidak segera dipasarkan dapat disimpan
produksi dengan tujuan meningkatkan kuantitas pada ruang yang dilengkapi dengan sistem aerasi
dan kualitas produk serta pelatihan untuk yang cukup. Jika memungkinkan dengan
meningkatan keterampilan SDM dan dari sisi pengaturan temperatur dan kelembapan ruangan.
manajemen dengan pengajuan legalitas usaha Selama dua minggu pertama temperatur gudang
dan perbaikan kemasan. Diawali dengan sekitar 60–70 0F dengan kelembapan sekitar
pelatihan pentingnya penanganan pasca panen, 90%. Guna mencegah tumbuhnya tunas pada
diversifikasi produk olahan berbasis kentang, kentang dalam penyimpanan yang lama,
pengenalan dan cara pembuatan berbagai olahan misalnya lebih dari 2 bulan, maka dapat
dilakukan pengaturan temperatur pada suhu 34 sebuah wajan dengan diameter 36 cm, 4 buah
0
F secara tetap sampai dua minggu sebelum baskom plastik dan stainless ukuran 20 cm,
pemasaran. Penempatan kentang tidak secara timbangan dapur digital merek camri, wakul
bertumpukan serta pembalikan letak umbi pada saringan 2 buah, kursi pendek 2 buah dan kursi
waktu tertentu sangat direkomendasikan. plastik tinggi kerja 4 buah, sebuah mixer Philip
Memilih kentang yang baik tentu dapat untuk pembuatan adonan donat kentang, serta
dilihat dari umbinya yang keras, permukaannya container box 2 buah. Berikut gambaran
rata, kulitnya mulus, tidak bernoda, dan tidak penyerahan peralatan produksi yang diserahkan
terdapat tunas. Disarankan tidak memilih kepada perwakilan kelompok pemuda-pemuda
kentang yang terdapat bercak hijau sebab di Desa Sumberejo. Bantuan peralatan produksi
merupakan indikasi adanya solanin (racun) yang ini diberikan karena selama ini proses produksi
menyebabkan rasa pahit dan dapat bereaksi menggunakan peralatan rumah tangga yang
dalam saluran pencernaan. digunakan untuk memasak setiap harinya.
Tersedianya peralatan produksi secara khusus,
Fasilitasi Peralatan Produksi tentu membuat kelancaran proses produksi dapat
Penambahan fasilitasi peralatan produksi berjalan lancar, karena tidak mengganggu rumah
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tangga yang digunakan sebagai tempat produksi.
terbatasnya peralatan produksi yang Demikian juga anggota kelompok yang akan
menyebabkan terbatasnya produksi. Peralatan melaksanakan produksi dapat melakukan setiap
produksi yang diberikan (Gambar 1) meliputi: waktu, kualitas produk juga lebih terjamin
sebuah kompor 1 tungku, tabung elpiji dan dengan penggunaan alat yang tidak tercampur
regulator, seperangkat alat pemasak berupa dengan produk lain.
makanan yang mulai banyak disukai masyarakat pembuatan keripik ataupun gaplek, pengirisan
Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin cara manual perlu waktu dan tenaga kerja cukup
banyaknya gerai donat maupun toko di berbagai besar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
pelosok kota maupun desa. Varian donat di diperlukan mesin pemotong atau mesin pengiris
pasaran yang semakin beragam menambah bukti semi otomatis yang berkapasitas lebih tinggi
perkembangan donat yang baik, khususnya (Pangihutan et al., 2016). Tujuannya adalah
terkait dengan pemanfaatan pangan lokal pada pengiris dan pemotong mengecilkan ukuran
produk donat. Salah satu produk pangan lokal bahan, memperpendek waktu penyiapan bahan
yang digunakan yaitu kentang (Wahyuningtyas untuk proses penanganan selanjutnya.
dan Bahar, 2018). Di Indonesia sudah banyak Introduksi alat perajang kentang ditujukan
masyarakat menggunakan kentang sebagai untuk meningkatkan daya saing produk. Karena
bahan dalam pembuatan donat. Tekstur donat dengan alat pemotong, potongan kentang yang
kentang lembut dan empuk sehingga menjadi dihasilkan ketebalannya seragam, cepat dalam
pilihan konsumen. Kentang mengandung pemotongan dan bentuk kentang yang lebih baik
karbohidrat, protein, mineral, ditambah vitamin dan utuh. Pada awal pengajuan kegiatan, alat
C dan B1 (Samadi, 2007). yang diajukan hanya berskala rumah tangga,
namun seiring kebutuhan mitra maka alat
perajang yang diberikan berkapasitas lebih besar
dengan sumber energi listrik. Spesifikasi mesin
perajang slice sebagai berikut:
Energi yang digunakan : Listrik
Spek mesin : ¼ HP; 220 Volt; 50 Hz; 2,36
A; 1400 RPM
Kapasitas pemrosesan : 100 kg/jam
Dimensi panjang x lebar : 70 x 40 cm
Ukuran output dapat diatur secara manual
Kegunaan dari alat perajang ini adalah
untuk memotong kentang sehingga berbentuk
Gambar 2. Perbaikan kemasan keripik kentang lembaran tipis dengan ketebalan yang seragam
“Pikebu” untuk keripik ketebalannya 2 mm. Adapun
manfaat yang dirasakan oleh UKM adalah
Introduksi Alat Perajang Slice Kentang mempercepat pekerjaan, menghemat waktu dan
Proses pemotongan atau mengiris hasil tenaga (efisiensi proses produksi), meningkatkan
pertanian seperti umbi umbian jika jumlahnya daya saing produk. Gambaran alat perajang
kecil dapat dikakukan secara manual kentang yang diintroduksikan seperti Gambar 3.
menggunakan pisau atau alat pemotong lain.
Namun jika jumlahnya cukup besar, seperti pada
Proses pengirisan diawali dengan listrik guna menghidupkan motor listrik sebagai
mengatur pisau pengiris untuk menetukan penggerak pisau, dilanjutkan kentang yang akan
ketebalan irisan yang diinginkan biasanya 2 mm diiris dimasukkan ke dalam lubang atau hoper.
dan memastikan baut pengunci sudah terpasang Kentang didorong menggunakan kayu yang
dengan kuat. Kemudian menghubungkan aliran sudah didesain khusus ke arah pisau, sambil
menghidupkan saklar listrik yang menggerakkan online. Disamping itu juga dilakukan pelatihan
piringan berisi pisau secara memutar dan diversifikasi produk olahan kentang supaya
memotong umbi dengan ketebalan yang konsumen mendapatkan beberapa alternatif
seragam. Begitu seterusnya jika kentang dalam jajanan sebagai buah tangan.
hoper habis terus diisi sampai kentang yang
sudah dikupas habis. Hasil kentang yang sudah Pelatihan Diversifikasi Olahan Kentang
terpotong ditampung pada bagian bawah pisau Pelatihan olahan kentang dilakukan
dengan menggunakan baskom, dan siap untuk selama 2 hari yaitu tanggal 16-17 Agustus 2019
ditambahkan bumbu serta digoreng. Proses dengan peserta sejumlah 25 orang yang terdiri
perajangan dengan slicer kentang telah dari para pemuda anggota Karang Taruna di desa
menghemat waktu dan tenaga. Sebelumnya Sumberejo. Pada hari pertama diberikan materi
untuk mengiris 100 kg kentang diperlukan waktu tentang 1) proses pengolahan produk kentang
4 jam dengan 3 orang perajang. Kapasitas slicer seperti donat, kentang goreng, dan keripik
kentang ini 100 kg per jam. Namun belum kentang, 2) pengemasan produk dan 3) potensi
dimanfaatkan secara optimal, karena akses pasar dan strategi pemasaran olahan kentang.
pemasaran produk kripik kentang masih terbatas Pada hari kedua difasilitasi praktek langsung
pada daerah wisata Kopeng, Magelang dan pembuatan produk. Peserta diajak langsung
sekitarnya. untuk melakukan proses produksi dan diberikan
Berdasarkan monitoring yang dilakukan, tutorial atau pendampingan mulai dari
setelah menggunakan alat perajang slicer pengupasan, perendaman, penggunaan mesin
kentang, terdapat peningkatan hasil pemasaran pengiris/slice kentang, penggunaan spinner
77-80% atau setiap bulan kentang yang dirajang sampai dengan pengemasan.
1750-1800 kg. Hal ini antara lain disebabkan Peserta sangat antusias dan memberikan
ketebalan irisan kentang yang seragam, respon positif terhadap materi yang diberikan
penampakan yang lebih menarik, dan kualitas ditandai dengan adanya pertanyaan dan
kripik kentang yang lebih baik. Seperti ketertarikan dalam pembuatan produk dan
permasalahan pada UKM lainnya setelah penggunaan teknologi dalam produksi selama
berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pelatihan. Berikut gambaran pelaksanaan
produknya, persoalan berikutnya adalah pelatihan diversifikasi olahan kentang yang
bagaimana dapat memasarkan produksinya. diikuti oleh pemuda-pemudi di Desa Sumberejo
Oleh karena itu UKM juga diberikan strategi Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang
akses perluasan pasar mulai dari kerjasama (Gambar. 4).
dengan pusat oleh-oleh, hingga penjualan secara