Sediaan Obat Tetes Mata Kel 14

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEDIAAN OBAT TETES MATA


Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Farmasetika II
Dosen Pengampu : Apt. Aries Woerijanti, S.Farm

Disusun oleh:

SALSA FADILA / 620210060


PUTRI NURJANNAH / 620210053

KELOMPOK 14 / 3B

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS SAINS FARMASI


DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR
BANTEN TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, sehingga kami dapat menyusun makalah
mengenai pokok bahasan dari Obat Tetes Mata.

Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan khususnya
pada Teknologi Sediaan Steril. Makalah ini berjudul “Obat Tetes Mata” yang memuat tentang
lebih lanjut mengenai sediaan tetes mata serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Farmasetika II.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
Meski telah disusun secara maksimal, Namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian. besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana
membantu bagi pembaca.

Saketi, 30 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Sediaan Obat Tetes Mata................................................................................5
2.2 Syarat-syarat dan komposisi Tetes Mata...........................................................................5
2.3 Metode Pembuatan Tetes Mata.........................................................................................7
2.4 Pewadahan Dan Cara Sterilisasi Tetes Mata.....................................................................7
2.5 Keuntungan Dan Kerugian Sediaan Obat Tetes Mata..............................................8
2.6 Cara Menggunakan Obat Tetes Mata................................................................................8
2.7 Contoh Sediaan Obat Tetes Mata......................................................................................9
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam lingkaran
bertulang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal dan sebagai pertahanan yang baik dan
kokoh. Mata mempunyai pertahanan terhadap infeksi karena secret mata mengandung enzim
lisozim yang menyebabkan lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeleminasi organism dari
mata. Obat mata dikenal terdiri atas beberapa bentuk sediaan dan mempunyai mekanisme kerja
tertentu. Obat mata dibuat khusus. Salah satu sediaan mata adalah obat tetes mata. Obat tetes mata
ini merupakan obat yang berupa larutan atau suspensi steril yang digunakan secara local pada mata.

Sediaan mata merupakan produk steril yang secara esensial bebas dari partikel asing, senyawa
dan pengemasannya sesuai untuk pemakaiannya dalam mata. Sediaan mata sama dengan produk
steril lainnya yaitu steril dari bahan partikulat. Tetes mata merupakan sediaan steril berupa larutan
atau suspensi yang digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata. Tetes mata dimasukkan kedalam mata yang luka karena kecelakaan atau
pembedahan yang lebih potensial walaupun lebih berbahaya dibandingkan injeksi intravena. Selain
obat tetes mata digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan kondisi pada mata, dapat juga
digunakan untuk menghilangkan ketidak nyamanan pada mata. Menurut khasiatnya, obat mata
dikenal antara lain sebagai anestetik topikal, anestetik lokal untuk suntikan. midriatik &
sikloplegik, obat-obat yang dipakai dalam pengobatan glaukoma, kortikosteroid topikal, campuran
kortikosteroid & obat anti-infeksi, obat-obat lain yang dipakai dalam pengobatan konjungtivitis
alergika, dan obat mata anti infeksi. Sediaan pengobatan dapat berupa larutan dan suspensi dengan
cara meneteskannya pada mata.

Karena mata merupakan organ yang paling peka dari manusia maka pembuatan larutan obat
mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan
akan dapar, kebutuhan akan pengawet, sterilisasi dan kemasan yang tepat. Hal-hal yang
berkaitan dengan syarat tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini, .
Berdasarkan uraian diatas maka dalam makalah ini akan dibahas lebih terperinci lagi tentang tetes
mata.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu obat tetes mata?


2. Apa syarat-syarat dan komposisi tetes mata

3
3. Bagaimana metode pembuatan tetes mata?
4. Bagaimana pewadahan dan cara sterilisasi tetes mata?
5. Bagaimana keuntungan dan Kerugian Sediaan Obat Tetes Mata?
6. Bagaimana cara Menggunakan Obat Tetes Mata?
7. Apa contoh sediaan obat tetes mata?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami sediaan obat tetes mata


2. Mengetahui syarat-syarat dan komposisi tetes mata
3. Mengetahui metode pembuatan tetes mata
4. Megetahui dan memahami pewadahan dan cara sterilisasi tetes mata
5. Mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan obat tetes mata
6. Mengetahui cara menggunkan obat tetes mata
7. Mengetahui contoh sediaan obat tetes mata

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat Tetes Mata

Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi digunakan pada mata dengan
cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata atau bola mata. Larutan mata
merupakan cairan steril atau larutan berminyak dari alkaloid, garam-garam alkaloid, antibiotik atau
bahan-bahan lain yang ditujukan untuk dimasukkan kedalam mata. Ketika cairan, larutan harus
isotonis larutan mata digunakan untuk antibakterial, anestetik, midriatik, miotik atau maksud
diagnosa larutan ini disebut juga tetes mata dan collyria (singular collyrium). Tetes mata adalah
cairan steril atau larutan berminyak atau suspensi yang ditujukan untuk dimasukkan kedalam
succos konjungtival. Dapat mengandung bahan-bahan AM seperti AB, bahan anti inflamasi seperti
kortikosteroid, obat miontik seperti fisostigmin sulfat atau obat midriasis seperti atropin sulfat.
Bahan obat diteteskan kedalam mata harus diformulasi dengan tepat dan disiapkan dengan
pemberian pertimbangan antara lain tonisitas, pH, kestabilan kekentalan dan sterilitas. Tetes mata
sering diteteskan kedalam mata yang terluka akibat kecelakaan atau operasi dan tetes mata
kemudian secara potensial lebih berbahaya dibandingkan injeksi intravena. Tetes mata adalah suatu
sediaan steril yang mengandung air maupun minyak harus bebas dari partikel asing baik dalam
bentuk alkalk atau garamnya atau bahan lain, digunakan dengan cara meneteskan pada konjungtiva
mata dengan memperhatikan stabilitasnya.

2.2 Syarat-Syarat dan Komposisi Sediaan Obat Tetes Mata

- Syarat-syarat sediaan obat tetes mata


Faktor-faktor dibawah ini sangat penting dalam sediaan larutan mata :
 Ketelitian dan kebersihan dalam penyiapan larutan.
 Sterilitas akhir dari collyrium dan kehadiran bahan antimikroba yang efektif untuk
menghambat pertumbuhan dari banyak mikroorganisme selama penggunaan dari sediaan.
 Isotonisitas dari larutan.
 pH yang pantas dalam pembawa untuk menghasilkan stabilitas yang optimum.

- Komposisi sediaan obat tetes mata

a. Pengawet
Sebagaimana yang telah dikatakan, bahan ini digunakan untuk mencegah perkembangan
mikroorganisme yang mungkin terdapat selama penggunaan tetes mata. Bahan pengawet yang
5
dianjurkan adalah nipagin, nipasol, klorbutanol, fenil etil alkohol, timerosol fenil raksa (II) nitrat
atau fenil raksa (II) serat 0,002% b/v, klorheksidina asetat 0.01% b/v. Dengan catatan bahan
pengawet tidak boleh ditambahkan pada sediaan larutan mata untuk pembedahan, karena dapat
menimbulkan iritasi pada jaringan mata.

b. Pengental
Bahan pengental harus bebas dari partikel yang dapat terlihat, yang dapat ditambahkan untuk
meningkatkan kekebalan sehingga obat lebih lama kontak jaringan. Bahan pengental yang
digunakan yaitu hidroksidaprofilmetilselulosa atau polivinil alkohol.

c. Pendaparan
Pendaparan bertujuan untuk mencegah kenaikan ph yang disebabkan oleh pelepasan lambat ion
hidroksil dari wadah kaca. Kenaikan ph dalam mengganggu larutan dan stabilitas obat. Air mata
normal memiliki ph 7,4 ( dalam beberapa hal, pH dapat berkisar antara 3,5,-8,5) dan mempunyai
kapasitas dapar tertentu.

d. Pembawa
Beberapa larutan pembawa yang digunakan untuk obat tetes mata yaitu :
1. Pembawa asam borat
Pembawa asam borat dibuat dengan pelarut 1,9 gram,asam borat dalam air secukupnya
sampai 100 ml. Pembawa ini bersifat isotonis terhadap mata. Mempunyai ph sedikit
dibawah 5
2. Pembawa asam barat khusus
Pembawa asam borat khusus dibuat dengan melarutkan 100 mg Na-sulfit anhidrat dalam
pembawa asam borat secukupnya sampai 100 ml. Larutan pembawa ini cocok untuk
melarutkan zat-zat yang mudah teroksidasi, misalnyanepinerin, fisostigmin.
3. Pembawa fosfat isotonik
Pembawa fosat isotonik dibuat denga cara mencampurkan Na-hidrogen fosat anhidrat 0,8%
b/v, larutan Na-fosfat anhidrat 0,947% b/v dan Na-klorida secukupnya sampai didapat
larutan yang isotonik. Pembawa ini bersifat dapar, yang dengan mengatur perbandingan
volume larutan Na- hidrogen fosfat anhidrat dengan Na-fosfat, akan didapat pH larutan
yang di inginkan.
4. Pengkhelat
Ketika ion-ion dan logam berat dapat menyebabkan peruraian obat dalam larutan digunakan
bahan pengkhelat yang bertujuan untuk memikat ion dalam kompleks organik yang akan
memberikan perlindungan. Etilenadiaminetetraasetat (EDTA) telah digunakan dalam
kondisi seperti itu untuk khelasi ion logam kalsium

6
2.3 Metode Pembuatan Tetes Mata

Tetes mata berair umumnya dibuat dengan menggunakan cairan pembawa berair yang
mengandung zat pengawet seperti fenil raksa (II) nitrat atau fenil raksa (II) asetat 0,002% b/v,
benzalkonium klorida 0.01% b/v, klorheksidin asetat 0.01% b/v, yang pemilihannya didasarkan
atas ketercampuran zat pengawet dengan obat yang terkandung didalamnya selama waktu tetes
mata itu dimungkinkan untuk digunakan. Benzalkonium klorida tidak cocok untuk tetes mata yang
menganndung anastetik lokal.

Pembuatan obat tetes mata, jika tidak dinyatakan lain adalah sebagai berikut (FI III):

1) Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa yang mengandung salah satu zat pengawet tersebut
diatas, lalu larutan dijernihkan dengan penyaringan. masukkan kedalam wadah, tutup kedap
dan sterilkan dengan sterilisasi A/B yang tertera pada injectiones
2) Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu zat pengawet
tersebut diatas, kemudian larutan disterilkan dengan cara sterilisasi C yang tertera pada
injectiones, masukkan kedalam wadah steril secara aseptik dan ditutup kedap
3) Obat dilarutkan kedalam cairan pembawa tak berair yang steril (yang disterilkan pada 150 °C
dalam oven), dimasukkan kedalam wadah steril secara aseptik dan ditutup kedap.

Obat tetes mata yang digunakan untuk pembedahan mata tidak boleh mengandung
pengawet karena dapat menimbulkan iritasi pada jaringan mata. Menurut FI IV, pembuatan larutan
mata (larutan oftalmik) memerlukan perhatian khusus seperti pada larutan hidung dan telinga,
dalam hal:

1) Toksisitas bahan obat


2) Nilai isotonisitas
3) Kebutuhan bahan pengawet
4) Sterilitas
5) Kemasan yang tepat

Secara ideal larutan mata mempunyai nilai isotonisitas sama dengan larutan NaCI P 0.9%,
tetapi mata tahan terhadap nilai isotonisitas yang setara dengan larutan NaCl P 0,6-2,0%. Beberapa
larutan obat mata perlu hipertonis untuk: meningkatkan daya serap dan menyediakan kadar zat
aktif yang cukup tinggi sehingga menghasilkan efek obat yang cepat dan efektif.

2.4 Pewadahan dan Cara Sterilisasi Tetes Mata

Wadah untuk larutan mata sebaiknya digunakan dalam unit kecil, tidak pernah lebih besar
dari 15 mL dan lebih disukai yang lebih kecil. Botol 7,5 mL adalah ukuran yang menyenangkan
untuk penggunaan larutan mata. Penggunaan wadah kecil memperpendek waktu pengobatan akan
dijaga oleh pasien dan meminimalkan jumlah pemaparan konteminasi. Botol plastik untuk larutan
7
mata juga dapat digunakan. Sterilisasi larutan mata yang digunakan untuk mata yang luka sangan
penting. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan penyaring membran steril atau penyaring
bakteri secara aseptis, atau jika pemanasan tidak memengaruhi stabilitas sediaan, maka sterilisasi
obat dalam wadah akhir dengan cara autoklaf dapat dianjurkan.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Obat Tetes Mata

Keuntungan :

1. Tidak mengganggu penglihatan ketika digunakan


2. USP XXI menggambarkan larutan mata, dengan definisi semua bahan-bahan adalah
lengkap dalam larutan, keseragaman tidak menjadi maslah, hanya sedikit pengaruh sifat
fisika dengan tujuan ini.
3. Salep mata umumnya menghasilkan bentuk yang lebih besar daripada larutan berair, Secara
umum larutan berair lebih stabil daripada salep, meskipun salep dengan obat yang larut
dalam lemak diabsorpsi lebih baik dari larutan, salep yang obat-obatnya larut dalam air.

Kerugian :

Kerugian yang prinsipil dari larutan mata adalah waktu kontak yang relatif singkat antara obat dan
permukaan yang terabsorpsi Bahan aktif obat mata diakui buruk jika larutannya digunakan secara
topikal untuk kebanyakan obat kurang 1-3% dari dosis yang dimasukkan melewati kornea. Sampai
kurang interior. Sejak BA obat sangat lamvat, pasien yang mematuhi aturan dari tekhnik
pemakaian yang tepat.

2.6 Cara Menggunakan Obat Tetes Mata

Berikut langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan ketika menggunakan obat tetes mata:

1. Cek botol kemasan obat tetes mata yang akan digunakan. Obat tetes mata harus dalam
kondisi steril ketika digunakan. Cek juga masa pakai obat yang tertera pada kemasan.
2. hingga bersih sebelum menggunakan obat tetes mata.
3. Kocok botol obat tetes mata pelan-pelan sebelum digunakan. Dongakkan wajah, kemudian
tarik kelopak mata bagian bawah dengan perlahan.
4. Tekan kemasan untuk meneteskan obat ke kelopak mata bagian bawah. Kemudian,
kedipkan mata agar obat tetes mata itu menyebar ke seluruh bagian mata.
5. Jangan sampai ujung botol atau kemasan obat tetes mata menyentuh permukaanmata. Hal
ini perlu diperhatikan untuk mencegah masuknya bakteri ke dalam botol obat tetes mata.
6. Jika perlu menggunakan beberapa jenis obat tetes mata bersamaan, beri jeda waktu selama
sekitar lima menit.
7. Untuk dosis penggunaan, lihat label kemasan produk atau sesuai dengan rekomendasi
dokter.
8
8. Jika obat mata yang diperoleh tersebut dari resep dokter, mintalah penjelasan dokter lebih
lanjut mengenai hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan, saat menggunakan obat tetes
mata

2.7 Contoh-Contoh Sediaan Obat Tetes Mata

1. Golongan obat tetes mata Kortikosteroid


Kortikosteroid yang digunakan secara lokal atau secara oral dan sistemik memiliki
peranan penting dalam pengobatan inflamasi segmen anterior, termasuk yang disebabkan
oleh pembedahan. Tiga risiko yang berhubungan dengan penggunaan kortikosteroid yakni:
mata merah, glaukoma steroid dan katarak steroid.Peradangan pada mata sering juga
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur dan alergi. Gejala yang dirasakan pasien
misalnya mata berair dan gatal, tampak kemerahan, adanya secret/kotoran mata,
silau,buram atau kelopak mata bengkak.

( Contoh sediaan obat tetes mata golongan kortikosteroid )

2. Golongan Obat Tetes Mata Antiseptic dan Antiinfeksi


Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena
adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata
luka/ulkus.

( Contoh sediaan obat tetes mata golongan antiseptic dan antiinfeksi )

3. Golongan Obat Tetes Mata Miotik dan Anti Glaukoma


Glaukoma adalah kelainan yang ditandai dengan kehilangan pandangan penglihatan yang
berhubungan dengan kerusakan pada optic disc dan saraf mata. Kondisi ini sering tanpa gejala dan
9
pederita kehilangan penglihatan secara bermakna. Hanya obat yang dapat menurunkan tekanan
intraokular yang dapat digunakan dalam pengobatan glaukoma; obat tersebut bekerja melalui
mekanisme berbeda. Beta-blocker topikal atau analog prostaglandin umumnya merupakan obat
pilihan pertama. Obat ini perlu dikombinasikan dengan obat lain seperti miotik, simpatomimetik,
dan inhibitor anhidrase karbonik untuk mengontrol tekanan intraokular. Miotik digunakan dengan
tujuan konstriksi/memperkecil pupil mata.

( Contoh sediaan obat tetes mata miotik dan anti glaukoma )

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, yang digunakan untuk mata
dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes
mata merupakan obat yang paling umum diberikan pada mata, tetes mata berupa larutan yang harus
steril, harus jernih serta bebas partikel asing, serat dan benang. Jika harus menggunakan dapar.
sebaiknya obat tetes mata didapar pada pII 7,4 hal ini karena mengingat waktu kontak obat tetes
mata dengan mata relatif singkat.

Beberapa syarat tetes mata adalah jernih, steril, isotonik, isohidris, dan tepat. Pemberian etiket
pada sediaan obat mata harus dicantumkan tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah
ditutup. Jadi yang paling penting adalah tetes mata harus mendekati isotonik. Mata merupakan
organ yang paling peka dari manusia. Oleh karena itu sediaana obat mata memerlukan kualitas
yang lebih tajam. Komposisi bahan tambahan untuk sediaan obat tetes mata terdiri dari 4 yaitu
pengawet, pengental, pendapar,dan pembawa.

Dalam metode pembuatan sediaam tetes mata harus sesuai dengan syarat obat tetes mata yang
baik, biasanya metode pembuatan tetes mata yaitu, Tetes mata berair umumnya dibuat dengan
menggunakan cairan pembawa berair yang mengandung zat pengawet seperti fenil raksa (II) nitrat
atau fenil raksa (II) asetat 0,002% b/v, benzalkonium klorida 0.01% b/v, klorheksidin asetat 0.01%
b/v, yang pemilihannya didasarkan atas ketercampuran zat pengawet dengan obat yang terkandung
didalamnya selama waktu tetes mata itu dimungkinkan untuk digunakan.

Pewadahan untuk larutan tetes mata lebih baik menggunakan wadah dalam unit kecil, tidak
pernah lebih besar dari 15 mL dan lebih disukai yang lebih kecil. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan menggunakan penyaring membran steril atau penyaring bakteri secara aseptis, atau jika
pemanasan tidak memengaruhi stabilitas sediaan, maka sterilisasi obat dalam wadah akhir dengan
cara autoklaf dapat dianjurkan.

Cara menggunakan obat tetes mata harus dilakukan sesuai dengan lagkah langkah yang
baik dan benar, untuk menghindari kesalahan dalam penggunaanya yang dapat berakibatkan fatal
bahkan bisa sampai mengalami kebutaan pada bagian mata jika penggunaanya tidak sesuai dengan
langkah atau prosedur yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astalos, J. P. (2012). Eye Drops Preservative as The Cause of Corneal Band Keratopathy in Long-
Term Pilocarpine Hydrochloride Treatment. Acta Clin Croat. Vol 51 (1).

Gennaro, A.R. (2000). Remington The Science and Practice of Pharmacy, 20th Edition. Publishing
AS.

Patel. A. Kishore C. Vibhuti A dan Ashim K.M. (2013). Ocular Drug Delivery Systems: An
Overview World Journal of Pharmacology , Vol 2 (2).

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.

Ditjen POM.. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,.
Jakarta.

Rashesh, K.K dan Mangi Ravi K. (2013). Advances In Opthalmic Drug Delivery System. Pharma
Science Monitor An International Journal Of Pharmaceutical. Vol 4 (4).

Syamsuni. (2006). ilmu resep. Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai