Bab 1-4
Bab 1-4
Bab 1-4
PENDAHULUAN
Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Infodatin, 2016).
Proses menuanya pada lansia di tandai dengan hilangnya kemampuan jaringan untuk
mempertahankan struktur dan fungsi pada tubuh sehingga tidak dapat tahan terhadap suatu
penyakit. Secara umum, kemunduran biologi yang terjadi pada lansia antara lain, kulit mulai
mengendur, rambut mulai memutih dan gerakan menjadi sangat lambat serta kurang lincah.
Kisaran umur lansia adalah pra lansia (45-49) dan lansia (60 ke atas). Lansia akan mengalami
perubahan dalam diri baik fisik maupun psikis. Perubahan yang terjadi akan memberikan
pengaruh dari setiap aspek kehidupan terutama pada kesehatan lansia sendiri. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki penduduk yang usia harapan hidup (UHH) dari
Berdasarkan data tahun 2010-2014 UHH di Indonesia mencapai 70,73 tahun yang mana usia
harapan hidup di masyarakat Indonesia tahun 2010-2014 rata-rata sampai usia 70-an (Badan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa jumlah penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 2016 mencapai 8,69% dari populasi penduduk. Pada tahun 2020, jumlah
lansia mengalami peningkatkan mencapai 9,92% atau 26,82 juta jiwa. Pemerintah mencatat Jawa
Timur merupakan salah satu kota yang memiliki penduduk lansia tertinggi di Indonesia
diperkirakan mencapai 13,38% dari jumlah penduduk. Di Kabupaten Malang, jumlah lansia pada
tahun 2020 mencapai 14,20 juta jiwa dari jumlah penduduk (BPS, 2020). Meningkatnya jumlah
1
populasi lansia membuat pemerintah perlu membuat suatu kebijakan dan program yang
ditujukan pada kelompok lanjut usia sehingga dapat berperan dalam membangun kesehatan
masyarakat. Salah satu program pemerintah yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan di
Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di wilayah
tertentu. Posyandu lansia sangat efektif di gunakan sebagai sarana dan fasilitas kesehatan lansia
untuk bisa memonitor kesehatan agar semakin meningkat. Tujuan dari posyandu lansia adalah
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat serta mendorong lansia untuk
tetap aktif, produktif, dan mandiri serta meningkatkan komunikasi diantara masyarakat lansia
(Erpandi, 2015). Jumlah posyandu lansia di Kota Jawa Timur sebanyak 54.522. Di Kabupaten
Malang, jumlah posyandu lansia sebanyak 1.715 posyandu (Infodatin, 2016). Kegiatan posyandu
dilaksanakan setiap satu kali sebulan dalam satu tahun. Pelayanan kesehatan pada lansia terdiri
dari 5 upaya kesehatan, yaitu promotif, preventif, diagnosa dini dari pengobatan, serta
pembatasan kecatatan dan pemulihan (Dahlan dkk, 2018). Kegiatan yang dilakukan pada saat
posyandu antaranya pengukuran BB dan TB, tendi dan nadi, serta urine (reduksi, protein), serta
motivasi, keluhan fisik dan keaktifan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingakat
pengetahuan lansia tentang manfaat posyandu masih kurang, sebagian besar responden kurang
mendapatkan dukungan keluarga, motivasi lansia juga kurang, dan keluhan fisik lansia lebih
banyak dalam keluhan sedang. Lansia yang terdaftar diposyandu lansia tidak aktif mengikuti
kegiatan posyandu sebanyak 60% dan yang aktif 40%, dan dibuktikan dengan data bahwa faktor
2
dukungan keluarga merupakan faktor paling kuat yang dapat mempengaruhi keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Citra
(2014) yang menyatakan bahwa ada pengaruh peran kader terhadap rendahnya pemanfaatan
posyandu lansia dengan nilai p-value = 0,005, ada pengaruh pengetahuan lansia terhadap
rendahnya pemanfaatan posyandu lansia dengan nilai p-value = 0,009, serta ada pengaruh
dukungan keluarga terhadap rendahnya pemanfaatan posyandu lansia dengan nilai p-value =
0,006. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pengaetahuan, dukungan
Dalam penelitian ini, peneliti ingin membahas lebih dalam tentang pengetahuan lansia,
dukungan keluarga, dan peran kader dalam tingkat partisipasi lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia di masa pandemi covid-19. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Terdapat 6 tingkatan dalam
suatu pengetahuan, yaitu tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah di
seseorang yang telah memahami suatu materi atau objek dapat menggunakan atau
mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui, analisis merupakan suatu kemampuan seseorang
untuk menjabarkan materi atau objek tertentu ke dalam komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu masalah dan berkaitan satu sama lain, sintesis merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian suatu objek tertentu ke dalam
bentuk keseluruhan yang baru, dan evaluasi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang
di lakukan oleh Suseno (2012), hasil penelitian mengenai pengetahuan lansia, tentang manfaat
3
posyandu lansia menunjukan tingkat pengetahuan responden kurang dikarekan terbatasnya
informasi mengenai manfaat posyandu lansia, kurang optimalnya kader dalam memberikan
informasi, imbauan, bujukan dan ajakan terhadap lansia yang tidak aktif membuat responden
semakin tidak aktif untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Dari 12 kali pertemuan dalam
setahun, responden sebagian besar berkunjung kurang dari 6 kali. Hasil penelitian Citra (2014),
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh
keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, penghargaan, informasi, dan instrumental.
Terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga, yaitu dukungan emosi mencakup ungkapan
empati, kepedulian dan perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan, dukungan informasi keluarga sebagai sebuah kolektor dan
sebuah sumber pertolongan praktis dan kongkrit, dan dukungan penghargaan, keluarga bertindak
sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan mempengaruhi pemecahan masalah
dan sebagai sumber dan validatoridentitas (Friedman, 1998). Berdasarkan hasil penelitian Suseno
(2012), hasil penelitian tentang dukungan keluarga menunjukan keluarga tidak meluangkan
waktu untuk mengantar lansia ke posyandu lansia, dan juga jarak tenpat diadakannya posyandu
dengan rumah lansia yang jauh yang membuat para lansia tidak aktif. Hasil penelitian dari Citra
(2014) juga menunjukan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia. Hal ini disebabkan karena keluarga tidak
memberikan informasi yang berupa sarana pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara
4
memecahkan masalah antara lain keluarga mengetahui anggota keluarga yang menghadapi
masalah penyakit.
Kader posyandu adalah tenaga inti dalam posyandu yang bertujuan menyebarkan inovasi
kesehatan modern kepada masyarakat. Ada tiga peran antaranya penggerakan masyarakat,
penyuluhan, dan pemantauan. Hasil penelitian Citra (2014), ada pengaruh peran kader kesehatan
terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Hal ini disebabkan karena para kader kurang aktif dalam
responden (56%) memiliki keluhan fisik sedang. Faktor dukungan keluarga merupakan faktor
yang paling kuat mempengaruhi keaktifan responden dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia
dengan nilai koefisien faktor 0,326 dengan P= 0,04. Hasil penelitian Citra (2014) menunjukan
bahwa : Ada pengaruh peran kader terhadap rendahnya pemanfaatan posyandu lansia X 2 hitung
sebesar 10,749 dengan nilai p-value = 0,005, ada pengaruh pengetahuan lansia terhadap
rendahnya pemanfaatan posyandu lansia dengan X2 hitung sebesar 9,431 dengan nilai p-value=
0,009, dan ada pengaruh dukungan keluarga terhadap rendahnya pemanfaatan posyandu lansia
Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mendapat data bahwa dari
tahun 2019 sampai tahun 2020 tidak diadakan kegiatan posyandu lansia dikarenakan adanya
pandemic covid-19. Jumlah lansia yang ada di posyandu permadi lansia RW 02 Tlogo suryo
adalah sebanyak 140 orang. Pada tahun 2021, kegiatan posyandu lansia hanya di laksanakan
5
pada bulan juni, dan lansia yang ikut dalam kegiatan tersebut sebanyak 35 orang. Lansia yang
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik untuk mengambil judul : Analisis
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah apa saja faktor-
mengikuti posyandu .
posyandu.
posyandu.
6
1.4 Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah acuan, sumber informasi, dan bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya agar bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut adalah orang yang telah mencapai umur 55 tahun ke atas dan usia 55 tahun
dijadikan batas pensiun bagi seorang pekerja, akan tetapi menurut pasal 1 ayat (2),(3),(4)
UU No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun. Pada lanjut usiaakan terjadi proses menghilangnya
fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
Menurut Mickey (2006) proses menjadi tua disebabkan faktor biologik yang terdiri
dari 3 fase yaitu fase progresif, fase stabil, dan fase regresif. Dalam fase regresif
mekanisme lebih kearah kemunduran yang dimulai dalam sel, komposisi terkecil tubuh
manusia. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus menerus dan berkesinambungan
yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada
jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multidimensional yang
dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan system.
siklus kehidupan. Lansia juga merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
8
oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak
dapat dihindari.
menurunya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada
system kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan , pencernaan, endokrin dan lain
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut
pada umumnya berpengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan
kelompok yaitu :
2. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masausia lanjut
3. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative (usia > 65
tahun)
9
2. Usia lanjut (erderly), ialah kelompok antara usia 60-70 tahun.
3. Usia lanjut tua (old), ialah kelompok antara usia 70-75 tahun.
4. Usia sangat tua (very old), ialah kelompok usia diatas 90 tahun.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia diwilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat untuk mendapat
pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah bentuk dari pelayanan kesehatan yang
bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat sekitar.
kaum lansia, yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usia yang menitik beratkan pada
pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa pos pelayanan terpadu (Posyandu) lanjut usia
adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses
diposyandu lanjut usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,
10
keterampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut
usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi
diri.
garis besar untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
6. Mendorong dan memfasilitasi lansia untuk tetap aktif, produktif, dan mandiri serta
tahun ke atas (Depkes, 2002). Tiga upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara
lain:
11
1. Upaya meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap
dukungan nutrisi, latihan, keamanan didalam dan sekitar rumah, manajemen stress
a Pertahanan lingkungan
kebijakan program (Depkes, 2000), sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut
1. Sasaran langsung, meliputi pra lansia (usia 45- 59 tahun), lansia (usia 60-69 tahun)
2. Sasaran tidak langsung, antara lain a.) keluarga lansia; b.) masyarakat lingkungan
lansia; c.) organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan lansia; d.)
petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia; e.) petugas lain yang menangani
12
Sedangkan jenis pelayanan kesehatan pada posyandu lansia menurut Depkes RI
dasar dalam kehidupan seperti makan atau minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik
turun tempat tidur, buang air besar atau kecil dan sebagainya.
dilakukan karena proses mental lansia sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya
mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru, juga merasa
tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah
tertidur dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
6. Pemeriksaan adanya gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
13
9. Penyuluhan bila dilakukan di dalam maupun diluar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan gizi sesuai dengan masalah kesehatan
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok lansiayang
tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Public Health
Nursing).
pihak lain untuk suatu kegiatan. Mardikanto dan Soebiato (2017:81), menyatakan bahwa :
Partisipasi, khusunya partisipasi yang tumbuh karena pengaruh atau karena tumbuh
adanya rangsangan dari luar, merupaka gejala yang dapat diindikasikan sebagai proses
partisipasi adalah : “ keterlibatan mental atau pikiran dan perasaan seseorang di dalam
situasi kelompok yang mendorong untuk memberi sumbangan kepada kelompok dalam
usaha mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang
bersangkutan.
mengikuti suatu kegiatan tertentu yang berkaitan dengan lansia. Kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan posyandu lansia. Dimana masyarakat yang berumur 60 tahun ketas ikut
serta ambil bagian dalam kegiatan posyandu yang telah diselenggarakan. Prinsip
partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan
program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perecanaan, pelaksanaan, dan
14
pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk
alamiah lansia itu mengalami kemunduran baik dari fisik, biologis, maupun mentalnya.
Hal ini tidak terlepas dari masalah ekonomi, sosial dan budaya sehingga perlu adanya
peran serta dan dukungan dari keluarga dalam penanganannya. Sebab dukungan keluarga
merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari efek
stress yang buruk, ikatan kekeluargaan yang sangat kuat membantu ketika lansia
menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat hubungannya
dengan lansia. Dukungan keluarga akan berpengaruh kepada lansia, hal tersebut
kemiskinan, dan tingkat pendidikan yang rendah anggota keluarganya, keluarga tidak
meu direpotkan dengan berbagai permasalahan dan penyakit yang umumnya diderita oleh
Menurut Kuntjoro (2002) dukungan yang diberikan keluarga pada lansia dalam
merawat dan meningkat status kesehatan adalah memberikan pelayanan dengan sikap
adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk
mengacu pada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai suatu
yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. Dukungan bisa atau tidak digunakan
15
tapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Beberapa tugas dari sebuah
terjadi dikeluarga.
2. Mampu mengambil keputusan yang tepat bila menemukan masalah pada keluarga
tersebut.
4. Memelihara lingkungan.
Anggota keluarga memandang bahwa orang yang besifat mendukung, selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Terdapat empat dimensi dari
menyelesaikan masalah yang dihadapi maka dukungan ini diberikan dengan cara
16
tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat
kongkrit (Friedman, 1998). Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan
kongkrit yang mencangkup dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan, waktu
validatoridentitas anggota (Cohen, 1999). Terjadi lewat ungkapan hormat atau positif
untuk pasien, misalnya : pujian atau reward terhadap tindakan atau upaya
sebagai sesuatu yang dapat di akses diadakan untuk keluarga (dukungan bisa atau tidak
digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan keluarga
dapat berupa dukungan keluarga internal, seperti dukungan dari suami istri atau dukungan
dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal. Menurut Friedman (1998)
dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan. Sifat
dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan siklus kehidupan.
Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga membuat
17
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal sebagai akibatnya. Hal
Dalam posyandu ada satu komponen yang sangat penting peranannya yakni kader
disamping komponen yaitu dokter dan para medis. Dalam kader disebut agent change
(agen pembaharu). Agen pembaharu adalah orang agen yang aktif berusaha menyebarkan
inovasi kedalam suatu system sosial. Dia adalah tenaga profesional (petugas) yang
masyarakat dengan jalan menyebarkan ide-ide baru yaitu kesehatan modern kepada
masyarakat desa. Singkatnya agen pembaharu itu adalah orang yang mempengaruhi
putusan inovasi system sosial menurut arah yang diingikan oleh lembaga pembaharu
yakni posyandu.
Salah satu agen pembaharu adalah kader kesehatan. Kader posyandu adalah mata
rantai yang menghubungkan posyandu dengan masyarakat. Agen pembaharu itu bisa
orang pemerintah, swasta atau tenaga sukarela seperti kader posyandu. Kader posyandu
adalah tenaga inti dalam posyandu yang bertujuan menyebarkan inovasi kesehatan
(2001) ada tujuh tugas utama yang harus ditempuh oleh seorang agen pembaharu (kader)
18
4. Menciptakan keinginan perubahan dikalangan klien.
Bagi seorang kader dalam mendifusikan inovasi kesehatan modern penting dalam
kesehatan modern. Agar lansia mengetahui dan sadar akan pentingnya kesehatan. Kader
menjelaskan kesehatan modern, agar tumbuh minat dan mencari informasi misalnya
Kader menarik diri setelah lansia mampu menjadikan kesehatan sebagai bagian yang
2.4.3 Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008) kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah melihat (menyaksikan,
sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang
dialaminya.
dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek.
19
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera pendengaran,
merupakan segala sesuatu yang dilihat, dikenal, dimengerti terhadap suatu objek
2. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah
dipelajari dan diterima dari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah
bullying secara benar yakni bullying verbal, fisik dan psikologis. Untuk
20
2) Memahami (comprehension)
paham terhadap suatu materi atau objek harus dapat menyebutkan, menjelaskan,
perilaku bullying (verbal, fisik dan psikologis), tetapi harus dapat menjelaskan
3) Aplikasi (application)
tersebut pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya,
seseorang yang telah paham tentang proses penyuluhan kesehatan, maka dia
seterusnya.
4) Analisis (analysis)
masalah dan berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada
21
objek tertentu. Misalnya, dapat membedakan antara bullying dan school
bullying, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
6) Evaluasi (evaluation)
terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian itu didasarkan pada suatu
ada. Misalnya, seorang guru dapat menilai atau menentukan siswanya yang rajin
atau tidak, seorang ibu yang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana,
seorang bidan yang membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak
3. Sumber Pengetahuan
mengerti atau mengenali terlebih dahulu suatu ilmu pengetahuan agar dapat
terdiri dari:
22
1) Pengetahuan Wahyu (Revealed Knowledge)
Pengetahuan wahyu diperoleh manusia atas dasar wahyu yang diberikan oleh
Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, pada saat dia
berusaha melalui pemikiran dan perenungan yang konsisten terhadap suatu objek
rasio atau akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa-
peristiwa faktual. Contohnya adalah panas diukur dengan derajat panas, berat
23
penglihatan, pendengaran, dan sentuhan-sentuhan indera lainnya, sehingga
memiliki konsep dunia di sekitar kita. Contohnya adalah seperti orang yang
memegang besi panas, bagaimana dia mengetahui besi itu panas ? dia
mengetahui dengan indera peraba. Berarti dia mengetahui panasnya besi itu
lain yang telah mempunyai pengalaman dalam bidang tersebut. Apa yang
dikerjakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang, kita terima
sebagai suatu kebenaran. Misalnya, seorang siswa akan membuka kamus untuk
Indonesia maka orang akan melihat laporan biro pusat statistik Indonesia.
seseorang, yaitu :
1) Tingkat Pendidikan
24
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk memenuhi
langsung. Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih
3) Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Dengan
bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola pikir seseorang akan lebih
4) Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Minat
5) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang pada masa lalu.
pengetahuan yang didapatkan. Dalam hal ini, pengetahuan ibu dari anak yang
pernah atau bahkan sering mengalami diare seharusnya lebih tinggi daripada
pengetahuan ibu dari anak yang belum pernah mengalami diare sebelumnya.
6) Lingkungan
25
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam
7) Informasi
baru.
melalui mata dan telinga. Pengetahuan di dapat dari pengalaman langsung maupun
pengalaman orang lain. Pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan
bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami (Mubarak, 2011).
seseorang atau sekelompok secara berulang-ulang yang dapat merugikan diri sendiri
maupun orang lain. Contoh perilaku bullying antara lain mengejek, menyebarkan
bahwa perilaku bullying adalah hal sepele atau bahkan normal dalam tahap
bullying jika dilakukan secara terus menerus pada akhirnya akan menimbulkan
26
dampak serius dan fatal (Novan, 2013). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat
bullying yang didapat setelah seseorang tersebut melihat, mengenal dan mengerti
melalui mata dan telinga. Pengukuran pengetahuan bullying dapat dilakukan dengan
tertulis (angket) yang menanyakan tentang materi bullying yang ingin diukur dengan
1. Pendekatan fisik
kebutuhan, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa
dicapai dan dikembangkankan, serta penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresifnya. Pendekatan fisik pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu lanjut usia
yang masih aktif dan lanjut usia yang pasif. Dimana lansia mengalami keterbatasan
fisik, kemunduran fisik akibat proses penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh
terhadap gangguan atau infeksi dari luar. Tindakan tidak selalu menunggu adanya
keluhan dari lansia, karena tidak jarang lansia menghindari kontak yang terlalu sering
dengan tenaga kesehatan. Hal itu dapat diantisipasi dengan pengamatan yang cermat
terhadap kondisi lansia dan pendekatan fisik ini lebih ditekankan untuk pemenuhan
dasar lansia.
27
2. Pendekatan Psikis
Pada pendekatan psikis ini perawat memiliki peran penting untuk mengadakan
dapat juga sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab karena
lansia sangat membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungan.
3. Pendekatan Sosial
tukar pikiran dan bercerita yang merupakan upaya untuk melakukan pendekatan
sosial. Selain itu perawat juga bisa memberi kesempatan untuk berkumpul bersama-
sama lansia yang berarti menciptakan sosialisasi mereka. Lansia juga harus diberikan
4. Pendekatan Spiritual
kepuasan batin dalam berhubungan dengan tuhan. Pada pendekatan spiritual ini
peristiwa kematian dan perawat bisa memberikan support pada lansia dalam
menghadapi kematian.
BAB III
28
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Faktor predisposisi
a. Pendidikan
b. Nilai/ kepercayaan
c. Budaya
d. Umur
e. Jenis kelamin
f. Pengetahuan lansia
g. Sikap lansia
Faktor penguat
a. Motivasi
b. Peranan media masa
c. Peran kader
d. Dukungan keluarga
Ket :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Pengaruh
Gambar 3.1 : kerangka konsep faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi lansia dalam
posyandu.
H1: Ada pengaruh dukungan keluarga dengan tingkat partisipasi lansia dalam mengikuti
posyandu.
H1: Ada pengaruh peran kader dengan tingkat partisipasi lansia dalam mengikuti
posyandu
BAB IV
30
METODE PENELITIAN
analitik. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang merupakan
Populasi
Jumah lansia di Posyandu PERMADI LANSIA sebanyak 60 lansia
Teknik sampling
Simple random sampling
Sampel
Lansia di Posyandu PERMADI sebanyak 37 lansia
Pengolaan Data
Coding, editing, entry, cleaning
4.3.1 Populasi
31
Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi pada penelitian ini
4.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini lansia. Teknik sampling dalam
penelitian ini simple random sampling. Besar sampel (sample size) ditentukan
N
n= 2
1+(N (e ) )
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = tingkat kesalahan.
A. Kriteria Inklusi
32
1. Lansia yang berumur 60 tahun ke atas
B. Kriteria Eksklusi
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk menjadi sampel dari
populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2013). Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik probability sampling yaitu sampel yang memberi peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 60 lansia dan sampel yang digunakan adalah 37
33
Variabel bebas merupakan Variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel terikat, jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Variabel dependent penelitian ini adalah
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Arikunto, 2015).
penelitian, sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
34
Pengetahuan Tingkat Kuesioner 1. Tahu Ordinal Mengisi pernyataan
(x1) pemahaman 2. Memahami dengan pilihan
lansia dalam 3. Apikasi jawaban :
pemeliharaan 4. Analisis 1. salah
kesehatan 5. Sintesis 2. benar
6. Evaluasi Dengan total 10 item,
dengan skor nilai :
Skor tertinggi:
20
Skor terendah :
10
Jumlah dari
pernyataan benar dan
salah dikategorikan :
Baik : 16-20
Kurang : 10-15
Dukungan Dukungan Kuesioner 1. Dukunga Ordinal Mengisi pernyataan
keluarga (x2) dari keluarga instrument dengan pilihan
yang 2. Dukungan jawaban
mendorong informasi 5= sangat setuju
lansia untuk 3. Dukungan 4= setuju
selalu aktif penilaian 3= kurang setuju
4. Dukungan 2= tidak setuju
emosional 1= sangat tidak setuju
Dikategorikan :
Baik : 76-100%
Cukup : 51-75%
Kurang: ≤50%
Peran kader Adanya peran Kuesioner 1. Penggerak Ordinal Mengisi pernyataan
(x3) kader yang masyarakat dengan pilihan
meliputi 2. Penyuluhan jawaban :
anjuran atau 3. Pemantauan 5= sangat setuju
ajaran kepada 4= setuju
lansia untuk 3= kurang setuju
mengikuti 2= tidak setuju
kegiatan 1= sangat tidak setuju
posyandu
Dengan total 5 item,
dengan skor nilai :
35
Skor tertinggi:
35
Skor terendah :
7
Jumlah dari
pernyataan benar dan
salah dikategorikan :
Baik : 76-100%
Cukup : 51-75%
Kurang: ≤50%
Tahap-tahap prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebai berikut:
1. Meminta surat izin dari kampus untuk diberikan kepada pemimpin Posyandu
PERMADI Lansia.
penelitian ini kepada sampel penelitian, bagi yang setuju berpatisipasi dalam
consent).
ditandatangani.
36
4.7.2 Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian.
Untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara memberikan kuesioner dengan
3. Jika responden setuju, maka peneliti akan menjelaskan tentang cara pengisian
kuesioner
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak Posyandu Lansia Permadi dan
Kader setempat.
Sebelum data dianalisa, data tersebut harus terlebih dahulu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Data yang sudah valid dan reliable bisa digunakan untuk analisa data
selanjutnya. Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan
kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kusioner yang
telah dipersiapkan dengan melihat nilai koefisien korelasi item pertanyaan dengan total
nilai pertanyaan pada setiap variabel (corrected item total correlation). Item pertanyaan
dalam kusioner dikatakan valid apabila nilai corrected item total correlation> nilai r tabel
(0,444) pada signifikasi 5%. Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian
maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kusioner yang telah dipersiapkan dengan formula
37
cronbach alpha. Item pertanyaan dalam kusioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbach
Seluruh data yang terkumpul baik data primer maupun sekunder menggunakan sistem
1. Mengkode Data (data coding)
Kode data dilakukan dengan memberi kode pada tiap jawaban responden. Pemberian
Pada tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan data yang telah terkumpul.
dijawab.
Daftar pertanyaan yang telah dilengkapi dengan pengisian kode jawaban selanjutnya
Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak
ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut siap diolah dan dianalisis.
1. Analisis Univariat
penelitian ini bersifat kategorik maka analisis univariat yang digunakan adalah
38
distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat yaitu uji terhadap variabel yang diduga berhubungan atau
tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji statistik.
Karena data penelitian berskala nominal dan ordinal maka uji statistik menggunakan
Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value) dan nilai α
1. Analisis Multivariat
variabel (lebih dari satu) independen dengan satu atau beberapa variabel dependen
(umumnya satu variabel dependen). Dalam analisa multivariat akan diketahui variabel
(Arikunto, 2011). Analisa multivariat dalam penelitian ini adalah regresi logistik.
antara beberapa variabel independen dengan sebuah variabel respon dikotomus atau
biner. Variabel biner dalam penelitian ini adalah faktor yang berpengaruh terhadap
kunjungan lansia di posyandu , variabel respon (Y) pada metode regresi logistic
dikatakan biner karena terdiri atas dua kategori yaitu 0 dan 1.Regresi logistik
bebas kontinu dan kategorik (Agresti, 1990). Dianalisa dengan menggunakan sistem
39
komputerisasi (SPSS).
yang meliputi:
nama (Anomity) responden pada lembar observasi dan hanya menuliskan kode atau
inisial responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
berupa informasi atau hal-hal yang terkait dengan responden harus dijaga
kerahasiaannya. Peneliti juga harus mengatakan yang sebenarnya dan tidak boleh
berbohong (Truth Telling) dalam menyampaikan informasi pada setiap responden dan
untuk meyakinkan responden dalam mengisi instrumen penelitian. Peneliti juga harus
Menghormati Privasi (Privacy) dan tidak boleh menyinggung hal pribadi responden
maleficence) merupakan segala tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada responden
40
3. Justice
sama dalam artian setiap orang diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan
hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subyek juga harus seimbang.
benefits)
Mengacu pada pada prinsip-prinsip dasar penelitian tersebut, maka setiap peneliti yang
peradaban manusia, serta terhindar dari segala sesuatu yang menimbulkan kerugian
Pada penelitian ini peneliti selalu menghormati martabat manusia sebagai responden,
memberi kebebasan, kepercayaan, dan rasa nyaman kepada responden. Dalam penelitian
ini peneliti tidak melakukan perlakukan terhadap responden yang bersifat menyakiti, stres
mempertimbangkan asas manfaat dari peneliti bagi responden dengan tetap menjaga
41