Karil Nabila Edit Baru

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian menggunkan Media Realia

oleh Siswa Kelas II UPT SDN Trajeng 1 Gadingrejo, Kota Pasuruan

Tahun 2022

Nabila Maulita Iskahar1*, Tiksno Widyatmoko 2, Rahmad Fauzi 3


1
Program Studi PGSD UT Malang, FKIP, Universitas Terbuka
2
FKIP PGSD Universitas Terbuka
[email protected] 1), [email protected] 2) [email protected] 3)

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh guru yang kurang kreatif dalam menerapkan model
pembelajaran dan yang dilatarbelakangi oleh model pembelajaran yang lama, sehingga minat siswa
dalam kegiatan belajar mengajar kurang aktif dan kondisi pembelajaran yang memburuk khususnya
pada mata pelajaran matematika. bahan reproduksi Oleh karena itu, diperlukan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar
mengajar, yang memungkinkan siswa memahami materi dan terlibat secara fisik tanpa mencapai hasil
belajar yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah siswa kelas 2 UPT SDN Trajeng 1, tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 2 dengan
menambahkan materi dengan Media Realia. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang
dikembangkan tema bangun datar lingkaran. Hasil penelitian ini menunjukkan keberhasilan
peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 50% dari pra siklus ke siklus I kemudian 94%
dari siklus I ke siklus II, meskipun keberhasilan 100% masih belum dapat dicapai. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pembelajaran dengan bantuan Media Realia dapat memberikan pengaruh positif
terhadap prestasi belajar dan motivasi belajar siswa dan model pembelajaran ini dapat dijadikan
salah satu alternatif pembelajaran matematika.

Kata kunci: Hasil Belajar, media realia, materi perkalian

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan banyak usaha dan uang.
Setiap orang atau bangsa mengakui ini untuk kelangsungan hidupnya di masa depan. Begitu
pula Indonesia menaruh harapan besar pada pendidikan untuk masa depan pembangunan
bangsa ini karena di situlah harapan muda bangsa sebagai generasi penerus tumbuh.
Guru harus berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Salah satunya
adalah dengan memilih strategi atau metode pembelajaran mata pelajaran untuk
meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam matematika (penjumlahan atau perkalian
berulang) dengan menggunakan materi yang mengubah bentuk dan wujud benda. Misalnya,
jika Anda dapat membimbing siswa untuk proaktif dalam belajar bersama dan membantu
mereka berkembang sesuai dengan tingkat intelektualnya, maka akan memperkuat
pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Pemahaman ini membutuhkan minat dan
motivasi. Kurangnya minat menunjukkan bahwa siswa tidak termotivasi untuk belajar.
Untuk itu, guru harus memotivasi siswa untuk mengeluarkan siswa dari kesulitan melalui
masalah belajar.
Menurut pengalaman peneliti di bidang ini, kegagalan belajar biasanya dialami oleh
sebagian siswa yang tidak termotivasi. Oleh karena itu, guru harus melakukan kegiatan yang
meningkatkan motivasi belajar siswa, seperti B. Mengarahkan siswa untuk berpartisipasi
langsung dalam kegiatan dimana siswa dan guru menemukan konsep matematika secara
bersama-sama. Motivasi tidak hanya berkaitan dengan kegiatan akademik siswa, tetapi
motivasi juga berperan dalam menentukan berapa lama siswa belajar dari pembelajaran atau
berapa lama mereka menyerap informasi yang disajikan kepadanya. Siswa yang termotivasi
untuk mempelajari sesuatu menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi untuk
mempelajari materi sehingga siswa dapat menyerap dan mengingat materi dengan lebih
baik. Pelajaran diberikan oleh guru penjelas. (hal.6)
Seiring dengan pertumbuhan hasil belajar siswa, maka pembelajaran yaitu tingkat
pemahaman siswa juga meningkat. Penggunaan media benda berwujud juga diterima dengan
baik oleh seluruh siswa. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan benda
konkrit dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian kelas II (Ika
Ratih Sulistiani, 2016)
Seseorang akan bekerja dan belajar dengan giat apabila ia tahu bahwa ia akan mencapai
hasil yang bermanfaat baginya. Oleh sebab itu, guru perlu menetapkan tujuan belajar-
mengajar dan memberitahukan hal itu kepada siswa. Tujuan yang dibuat agar jelas, karena
tujuan yang tidak jelas menyebabkan guru sukar memilih bahan pelajaran yang akan
disajikan dan seterusnya sulit menentukan bahan yang akan diujikan.
Seperti yang telah digariskan pada materi matematika sekolah dasar, tujuannya adalah
agar siswa mampu melakukan operasi penjumlahan atau perkalian secara berulang-ulang,
khususnya matematika yang melibatkan materi perkalian.
Tujuan jurusan matematika tampaknya dengan bantuan realiamedia, siswa dibimbing untuk
menguasai konsep-konsep matematika pada materi perkalian.
(Menurut Ida Sri Astutik, M.Pd.1 (2018): “Memilih metode pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa juga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, mulai dari
mengenalkan konsep perkalian dan pembagian hingga nilai rendah.” (hal. .682 ) ).
Guru harus mengatasi masalah di atas. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebesar-
besarnya, peran guru sangatlah penting. Guru dituntut untuk memiliki cara mengajar yang
baik, kemampuan memilih metode pembelajaran yang tepat dan mengajarkan mata pelajaran
sesuai dengan konsepnya.
Ketika siswa mempelajari matematika (penjumlahan atau penjumlahan berulang),
pembentukan konsep biasanya merupakan hasil percobaan. Jadi konsep matematika
(penjumlahan atau penjumlahan berulang) tidak terbentuk hanya melalui pengetahuan dan
penjelasan. Konsep tidak bisa begitu saja ditransfer dari satu orang ke orang lain. Metode
pembentukan konsep yang dikemukakan secara tegas di atas termasuk dalam kurikulum
sekolah dasar yang mengutamakan pengajaran matematika, maka perlu dipilih media yang
dapat membangkitkan minat dan mengaktifkan siswa sedemikian rupa sehingga menimbulkan
sikap belajar mengajar yang mendorong, seperti eksperimen. metode. , demonstrasi dan debat.
Dengan metode ini diharapkan siswa dapat menguasai konsep matematika dan
hubungannya serta mampu menggunakan media nyata untuk menyelesaikan masalah. Dalam
pembelajaran matematika yang dipelajari siswa UPT SDN Trajeng 1, khususnya pada materi
perkalian, guru masih menggunakan metode ceramah tanpa perbedaan dengan metode dan
model pembelajaran lainnya, yang memungkinkan siswa cepat memahami materi dan
mencapai hasil belajar. . yang memenuhi persyaratan. KKM.
Sementara itu, model dan media pembelajaran yang berbeda yang digunakan oleh
guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat berperan sebagai alat dan fasilitator yang
memfasilitasi belajar siswa dan mengatasi masalah yang disebabkan oleh hasil belajar yang
buruk. Menggunakan. Media Realia merupakan cara yang sederhana dan rasional untuk
mengatasi masalah tersebut, diimplementasikan sebagai solusi dari tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan penelitian adalah penerapan Media
Realia pada pembelajaran matematika siswa Kelas II UPT SDN Trajeng 1 untuk
meningkatkan hasil belajar materi narasi matematika. Tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian menggunakan Media Realia di UPT
SDN Trajeng 1. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru mata pelajaran ini sebagai bahan
kajian/referensi dan informasi yang meningkatkan kemampuan . Guru memanfaatkan media
nyata untuk memecahkan masalah pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar melalui
penerapan pembelajaran berbantuan media nyata.
METODE
Subjek Penelitiannya yaitu siswa kelas II UPT SD Negei Trajeng 1 Tahun Pelajarn
2021-2022 dengan pokok bahasan keliling bangun datar. Penelitian ini berlangsung di kelas II
UPT SDN Trajeng 1, Kecamatan Gadingrejo-Kota pasuruan. Adapun waktu penelitian
dilakukan pada semester I (Satu) pada bulan November 2022. Di minggu pertama tanggal 09
bulan November dilaksanakan siklus I dan tanggal 16 November dilaksanakan siklus II.
Pengumpulan data dan pengolahan data penelitian akan dilakukan pada minggu keempat
November 2022.
Pembelajaran Lanjutan dirancang dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu: (1) perencanaan; (2) paksaan; dan (3) observasi dan pengumpulan data; dan
(4) refleksi.
PERENCANAAN

Pada tahap ini, penulis melakukan observasi awal dengan melihat hasil belajar
keterampilan siswa sebelumnya dan mencatat permasalahan yang ada. Langkah selanjutnya
peneliti merumuskan pertanyaan, tujuan dan rencana, termasuk instrumen penelitian tindakan
dan perangkat pembelajaran, yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang muncul
selama proses pembelajaran. Kegiatan yang disiapkan bertujuan untuk meningkatkan dan
meningkatkan suasana belajar siswa.

PELAKSANAAN

Selama tahap pelaksanaan tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran dengan


menggunakan media dunia nyata yang direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Sesuai dengan rencana awal, peneliti melakukan kegiatan untuk memperoleh
hasil belajar yang sesuai dengan KKM, yang sekaligus memastikan bagaimana kondisi atau
situasi siswa mulai dari tingkat pemasaran, norma belajar, pemahaman teori. siklus kedua.
Ikuti metode demo yang digunakan untuk implementasi.
PENGAMATAN / OBSERVASI

Peneliti melakukan observasi untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi dan
mengamati hasil belajar siswa dari pelaksanaan pembelajaran tuntas serta dampak
penggunaan media Reality pada pembelajaran materi perkalian matematika kelas II.

Refleksi

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, peneliti menelaah, memandang dan


mempertimbangkan hasil atau dampak dari model yang dipelajari sebagai pemecahan masalah
yang dilanjutkan dengan refleksi. Jika selama siklus ini ada bagian yang dianggap kurang dan
perlu perbaikan, maka dilakukan tindakan pada siklus berikutnya. Misalnya defisit pada siklus
pertama digunakan pada siklus kedua, dan seterusnya. Jika hasil refleksi menunjukkan bahwa
diperlukan siklus berikutnya, maka perlu diperhatikan penyesuaian apa yang perlu dilakukan
dan dijadikan dasar tindakan siklus berikutnya.
Observasi dilakukan dalam beberapa putaran yang masing-masing mengikuti alur kegiatan
yang sama dan membahas suatu topik, diakhiri dengan lembar kerja kelompok pada akhir
setiap putaran. Diusulkan dalam beberapa putaran, bertujuan untuk memperbaiki sistem
pedagogik yang sudah diterapkan.

Teknik Analis Data


Penelitian tindakan bersifat regional yaitu perencanaan dengan pendataan, dilanjutkan
dengan analisis dan interpretasi data, restrukturisasi, pengoperasian dan pendataan kembali,
dsb. Analisis data dari informasi yang dikumpulkan selama melakukan penelitian tindakan
kelas dapat dilakukan selama proses berlangsung. Penyajian informasi tentang informasi yang
diperoleh dan kenyataan yang sebenarnya terjadi, sesuai dengan fokus materi penelitian dan
data yang disajikan dalam penelitian, tentunya merupakan data yang berkaitan dengan
pembahasan materi yang berkaitan dengan pokok bahasan.
Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis segala kegiatan
pembelajaran Matematika di kelas II UPT SDN Trajeng 1 yang difokuskan pada penerapan
penggunaan media realia terhadap materi perkalian.
HASIL PENELITIAN
Hasil prasiklus

Analisis hasil belajar siswa pada tahap pra siklus menunjukkan bahwa dari 23 siswa, 5 siswa
(20% siap) mencapai 70 dan 18 siswa (70% siap) di bawah 70. tingkat pengelolaan
pembelajaran siswa pada siklus sebelumnya belum memenuhi target/standar yang ditetapkan
yaitu. H. Kesempurnaan belajar 85% untuk hasil yang dijadikan acuan dan dapat dibawa
bersama Anda. Pertimbangkan Siklus I dalam perencanaan dan pelaksanaa
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan analisis hasil belajar, siswa mengalami kemajuan. Hal ini tercermin dari
persentase hasil belajar siswa yang berubah dari pra semester ke semester pertama berkisar
antara 20% hingga 60,87%. Analisis hasil belajar siswa siklus I menunjukkan bahwa dari 23
siswa, 14 siswa (60,87% lulus) mendapat nilai 70 dan 9 siswa (39,1% lulus) mendapat nilai <
70. Berdasarkan hasil penyempurnaan klasikal, tingkat pengelolaan pembelajaran siswa pada
siklus sebelumnya belum memenuhi tujuan/standar yang ditetapkan yaitu. H. 85% tingkat
pengelolaan pembelajaran dapat dijadikan acuan dan refleksi untuk perencanaan dan
pelaksanaan Siklus II.
Nilai Siswa Rata-Rata Prosentase Ketuntasan
Siklus
Tertinggi Terendah Kelas Belum Tuntas Tuntas
Siklus I 100 20 66 39,1% 60,87%

Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Berdasarkan analisis hasil belajar, siswa mengalami pertumbuhan. Hal ini tercermin dari
persentase siswa yang meningkat dari Siklus I ke Siklus II sebesar 60,87%. menjadi 91,30%.
Analisis hasil belajar siswa pada Siklus II menunjukkan bahwa dari 23 siswa, 21 siswa
(91,30% tuntas) mendapat nilai 70-100 dan 2 siswa (0,86 satuan) mendapat nilai kurang dari
70. Berdasarkan hasil tersebut pengelolaan pembelajaran siswa siklus II mencapai
tujuan/kriteria yang telah ditetapkan yaitu. H. 85% pengelolaan pembelajaran. Belajar harus
berhasil.
Nilai Siswa Rata-Rata Prosentase Ketuntasan
Siklus
Tertinggi Terendah Kelas Belum Tuntas Tuntas
Siklus II 100 60 82 0,86% 91,30%
PEMBAHASAN

Penggunaan media realia pada pokok bahasan Materi perkalian kelas II UPT SDN
Trajeng 1 Gadingrejo Kota Pasuruan Periode I dan II peningkatan menunjukkan peningkatan
prestasi, prestasi dan prestasi siswa yang baik. Hal ini berpengaruh positif terhadap
pemahaman matematis siswa terhadap integritas individu (individu) atau klasik (seluruh
kelas).
Berdasarkan skor Siklus I menunjukkan bahwa 60,87% siswa mampu menyelesaikan
latihan soal hasil belajar siswa. Itu karena siswa antusias dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan media Realia. Sehingga, suasana belajar menjadi menyenangkan dan
siswa bisa menyerap materi dengan baik meskipun masih ada kelemahan dalam proses
pembelajaran tersebut seperti masih adanya kegaduhan, malu bertanya apabila menemui
kendala, dan masih ada beberapa siswa yang masih tidak percaya diri dalam menjawab
pertanyaan sesuai dengan kemampuannya.
Hasil siklus II menunjukkan bahwa 91,30% siswa mampu menuntaskan hasil tes belajar
siswa. Pada periode kedua terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 30,34%. Hal ini
dikarenakan siswa dapat memahami dengan jelas penjelasan guru saat menggunakan Media
Realia. Siswa mudah memahami materi, dan karena siswa dijelaskan secara detail dan
menarik pada siklus I, maka siswa lebih mudah menyerap materi dengan baik pada siklus II.
Hasil penggunaan media realia untuk meningkatkan pembelajaran sejalan dengan
temuan penelitian aqwa Nur Ibad dan Maisyatus Sarifah (2021) yang menyatakan bahwa
Media realia adalah semua media material yang terdapat pada suatu tempat, baik yang
dibudidayakan maupun dilestarikan di alam. Ada pro dan kontra dalam menggunakan media
Realia. Keunggulan Media Realia (a) Siswa mendapatkan pembelajaran langsung. (b) Reality
media memungkinkan siswa menggunakan dua indra yang berbeda untuk mengeksplorasi
suatu objek. (c) Siswa dapat melihat, menyentuh, mencium bahkan merasakan objek yang
akan dipelajari. (d) Media dianggap paling mudah diakses dan menarik perhatian, (e) mampu
merangsang imajinasi

Kesimpulan

Berdasarkan hasil peningkatan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa penggunaan media


realia untuk mata pelajaran materi perkalian oleh siswa kelas II UPT SDN Trajeng 1 Pasuruan
Kota II tahun pelajaran 2021/2022 mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
dan kelengkapan materi perkalian.
(saran/saran tindak lanjut). Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran tersebut, disarankan
hal-hal sebagai berikut:
(1) Guru menggunakan media nyata untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien
dan terarah, yaitu H. mencapai hasil belajar secara efektif, menggunakan waktu, tenaga dan
sumber daya secara efektif dan fokus pada pencapaian tujuan. tujuan studi tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. (2) ......... dst.
DAFTAR PUSTAKA

Shipa Faujiah1*, Nurafni2 (2022) “Analisis Pemahaman Konsep Perkalian Pada


Pembelajaran Matematika Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar” Universitas
Muhammadiyah Prof.Dr Hamka,Majalengka

J M Sumilat* (2018) Pemanfaatan Media Pembelajaran Matematika Interaktif Untuk


Meningkatkan Hasil, Belajar Siswa di SD Negeri 2 Tataran. Arsip / Vol 2 NO. 1 (2018):
Inventa: Jurnal Pendidikan Sekolah /

Ida Sri Astutik, M.Pd.1 (2018) Pengembangan Media Belajar “Kalingga” Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Perkalian dan Pembagian. Indonesian
Digital Journal of Mathematics and Education Volume 5 Nomor 9 Tahun 2018

Nur Azizah1 *, Sulis Windari2 , Alda Khoirunnisa3 , Lidya Oktavia Putri4 , Reskiana5 (2021)
Peran Guru Kelas terhadap Pembelajaran Matematika Kelas 2 di Sekolah Dasar pada Masa
Pandemi Covid-19. Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Rokania

Ika Ratih Sulistiani (2016) Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media Benda
Kongkret (Manik-manik dan Sedotan) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas 2 SD
Dinoyo 1 Malang. Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma

Maisyatus Sarifah (2021) Penggunaan Media Realia dalam peningkatan pengalaman Belajar
Siswa. Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Lumajang, Indonesia

Nur Rahmah (2013) Hakikat Pendidikan Matematika. Prodi Pendidikan Matematika Jurusan
Tarbiyah STAIN Papopo

Ihsan Maulana 1, Yaswinda2, Nurhamidah Nasution3 (2020) Pengenalan Konsep Perkalian


Menggunakan Media Rak Telur Rainbow pada Anak Usia Dini. Universitas Negersaya
Padang

Nur Indah Kurniawati, Nazaruddin Wahab, Riyanto M Taruna (2014) Pengaruh Media
Realia terhadap Hasil Belajar Siswa. Bandar Lampung
DAYANTI (2021) PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BATANG PERKALIAN PADA MURID TUNANETRA
KELAS V DI SLB-A YAPTI MAKASSAR. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai