Skripsi Pendapatan Daearh Kab. Bone
Skripsi Pendapatan Daearh Kab. Bone
Skripsi Pendapatan Daearh Kab. Bone
SKRIPSI
OLEH:
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Maha Pengasih dan Bijaksana atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-
Hasanuddin.
risalah suci Islam dari zaman jahiliyah menuju zaman yang bertaburkan
iv
sekiranya ada masukan dan kritikan dari pembaca yang bersifat
telah membantu dan memberi dukungan serta motivasi. Oleh karena itu
dalamnya terkhusus kepada kedua orang tua, Ibu Rahmatia, dan Ayah
kelancaran studi penulis. Berkat kekuatan doa luar biasa yang setiap saat
disegala urusan, diberi kesehatan dan perlindungan oleh Allah SWT. Tak
akhirat kelak.
Selain itu, ucapan terima kasih dengan penuh rasa tulus dan
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, selaku Rektor Universitas
Hasanuddin
staf.
v
3. Bapak Dr. H. Andi Samsu Alam, M.Si selaku Ketua Departemen
4. Ibu Dr. Hj. Nurlinah, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
mengarahkan penulis.
6. Kepada para penguji penulis mulai dari Ujian Proposal hingga Ujian
Unhas, terima kasih atas didikan dan ilmu yang diberikan selama
perkuliahan.
8. Seluruh staf tata usaha pada lingkup Departemen Ilmu Politik dan
Unversitas Hasanuddin.
vi
mendapatkan informasi dan data – data terkait, penulis ucapkan
10. Adik tersayang, Nur Hikmah yang telah menjadi teman curhat dalam
dari dulu hingga saat ini yang tiada hentinya, selalu memberikan
dan Ike yang selalu ada setiap penulis butuhkan, setia mendengar
keluh kesah, kisah sedih, dan bahagia yang penulis alami dan tidak
Dirga, Jusna, Dewi, Suna, Ulfi, Uceng, Karina, Immang, Hanif, Dias,
Zul, Yun, Febi, Irez, Yeyen, Erik, Ekki, Lala, Icha, Arya, Ayyun, Afni,
Dede, Aqil, Dana, Ade, Adit, Dika, Rian, Uma, Sube, Ugi, Hendra,
vii
Ike, Ina, Irma, Jay, Maryam, Herul, Aksan, Najib, Reza, Rosandi,
Rum, Sani, Uli, Wahid, Wahyu, Wiwi, Wiwin, Yusra, Amel dan Almh.
militan tetap kita jaga. Kenangan bersama kalian mulai dari “zaman
diingatan. Terima kasih atas segala cerita, tangis, canda dan tawa
menjadi sejarah yang takkan pernah lekang dan pudar oleh waktu.
viii
15. KKN Reguler Unhas Gel.93 Kecamatan Rumbia Kab. Jeneponto,
Maryam, Jusna, Imran, Cibal, Irfan, Ikbal, Widya, Ana, Andir, Fariq,
Adnan, Melisa, Muin, Adam, Ekio, Emil, Ilham, Ina, Ippang, Asrul,
Wahyu, Uni, Rosma, Azri, Risman, Azhari, Inov, Renata, Aden, Uci,
buat teman-teman posko Desa Rumbia Isma, Ika, Nisa, Dewo, Amir,
Nur dan mas Druzen. Terima kasih banyak sudah menjadi saudara
berkesan yang tak pernah terlupakan dalam hidup penulis. Tak lupa
pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Caya, Alm.
Pak Sita, dan Kak Didit selaku ibu, bapak, dan kakak kami selama di
Arif, Asdar, Asni, Ayu Andira, Ayu Masyita, Bella, Ina, Kamsina,
Basywar, Imut, Icul, Riki, Ririn, Riska, Rian, Syamsul, Wenni, Ikbal.
Terima kasih atas doa kalian dan semangat yang selalu diberikan
kepada penulis. Terima kasih atas waktu yang sering kalian berikan
ix
17. Untuk sepupu tersayang Reka Ananda Oktaviani dan Trisna Aninda
berbagi kisah kasih dan cerita, canda dan tawa, serta tangis dan
duka.
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah terlibat dan ikut
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
3.3. Teknik Pengumpulan Data ……………………….... 44
xii
4.2.5. Sarana dan Prasarana Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Bone ……………………………… 105
xiii
DAFTAR TABEL
2014-2016 124
xiv
Tabel 13. Formulir Pelayanan PBB-P2 yang Akan Digunakan
xv
DAFTAR GAMBAR
2010-2014 66
Kabupaten Bone 98
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5. Dokumentasi
xvii
INTISARI
xviii
ABSTRACT
xix
BAB I
PENDAHULUAN
tahun memerlukan pembiayaan yang semakin besar pula. Hal ini berarti
1
Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Bagian Laba BUMD dan
bagi pemerintah daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang
2
dengan pasal 155 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
masyarakat di daerah.
3
memiliki kewenangan untuk menentukan pajak daerah dan retribusi
daerah sendiri.
4
daerah itu sendiri sehingga dapat memperlancar penyelenggaraan
daerahnya.
ukur yang riil terjadi di lapangan dan secara konkrit dikehendaki oleh
5
Salah satu upaya pemerintah daerah di Kabupaten Bone dalam
ini mengandung dua aspek yaitu terciptanya nilai (value) yang baru dan
sesuatu yang lebih berharga, atau lebih valuable bagi pihak-pihak lain.
6
Sering kali nilai itu adalah bersifat ekonomik, seperti dalam kasus inovasi
banyak potensi sumber daya alam yang dikelola oleh Pemerintah Daerah
mensejahterakan masyarakat.
mencapai Rp.1,870 triliun lebih atau 98,52 persen dari target yang
pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp.335 miliar lebih atau
21,86 persen.
7
Bone yaitu: 1. Sistem pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah
pajak / subjek retribusi tentang Perda tentang pajak dan retribusi daerah.
kontribusi pendapatan daerah yang lebih besar lagi untuk daerah guna
daerah telah dilakukan sesuai dengan peraturan daerah yang sudah ada
berupa pajak dan retribusi daerah. Anggaran perang semakin besar pada
tidak ada solusi kreatif. Inovasi dibutuhkan dalam kondisi ini untuk
8
menjaga keberlanjutan pemerintahan sekaligus memecahkan the
potensi yang dimiliki maka peluang untuk kemajuan daerah tersebut akan
melihat dari uraian tersebut dan melihat fenomena yang ada sekarang
Bone”.
sebagai berikut:
9
1.3. Tujuan Penelitian
yaitu untuk:
Bone.
Bone.
sebagai berikut :
ekonomi.
10
3. Manfaat metodologis, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna
relevan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Inovasi
luas sebenarnya tidak hanya terbatas pada produk. Inovasi dapat berupa
sesuatu yang baru. Inovasi juga sering dugunakan untuk merujuk pada
perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh masyarakat yang
sifatnya baru. Baru untuk merujuk pada produk yang memang benar-
benar belum pernah ada sebelumnya di pasar dan baru dalam arti ada hal
12
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil”
yang baru. Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada
dari suatu gagasan baru atau dengan kata lain merupakan mobilisasi
perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang
dan lingkungan.
13
produk, proses atau jasa. Inovasi organisasi mendorong individu untuk
inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh
sebuah inovasi dapat berupa produk atau jasa yang baru, tekonologi
proses produk yang baru, sistem struktur dan administrasi baru atau
1. Keuntungan Relatif
2. Kesesuaian
14
Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuain
dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang
lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor
biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari
lebih cepat.
3. Kerumitan
yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya
4. Kemungkinan Dicoba
lama. Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”,
5. Kemudahan diamati
15
Inovasi juga erat kaitannya teknologi dan informasi, khususnya
kebutuhan.
16
b. Merubah perilaku masyarakat: partisipasi yang lebih besar
pembaruan.
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
Dari sudut pandang lain Inovasi merupakan suatu proses atau hasil
17
budaya). Meskipun inovasi telah menjadi kosakata organisasi public,
dan jasa.
tertentu.
18
pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru, ataupun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya.
tujuan yang ingin dicapai terkait sistem inovasi pemerintah daerah yaitu:
19
dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu inovasi institusi, inovasi proses,
Sebuah ide, gagasan, atau pun teori hanya bisa digolongkan ke dalam
a. Khas, ciri utama dari sebuah inovasi adalah khas. Inovasi harus
memiliki ciri khas sendiri yang tidak dimiliki ataupun ada pad aide
atau pun gagasan yang sudah ada sebelumnya. Tanpa ciri khas
20
b. Baru, ciri kedua dari sebuah inovasi adalah baru. Setiap inovasi
d. Memiliki Tujuan, ciri terakhir yang harus ada pada inovasi adalah
objek tertentu).
dihasilkan dari sesuatu yang kecil dan terfokus (Drucker 1985). Drucker
yang harus dilakukan, hal-hal yang harus dilakukan dan tiga persyaratan
21
1) Inovasi yang terarah dan sistematis. Inovasi yang terarah
22
2) Inovator harus membangun inovasi berdasarkan kekuatan
sendiri.
kemasyarakatan.
23
a. Pengetahuan baru (New knowledge) misalnya perkembangan sains
dan teknologi.
24
2.1.2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
sebagai berikut :
25
Untuk definisi pemerintah, W.S. Sayre mengatakan bahwa :
pemerintahan daerah.
26
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana
daerah otonom.
27
Sebagai realisasi asas desentralisasi kepada Daerah, diserahkan
bidang pemerintahan.
tidak terlepas dengan pihak yang diperintah. Kedua unsur ini harus
28
yang tidak dapat dikerjakan oleh pemerintah pusat maupun daerah
kabupaten/kota.
daerahnya.
sebagai berikut:
29
tersebut guna mencapai harapan daerah dalam rangka memperkuat
kesatuan bangsa.
30
“Dalam pemerintahan modern dewasa ini Rasyid membagi fungsi
pemerintahan menjadi empat bagian, yaitu pelayanan (public
service), pembangunan (development), pemberdayaan
(empowering), dan pengaturan (regulation). Dengan mengutip
Franklin D. Rosevelt, Rasyid mengemukakan bahwa untuk
mengetahui suatu masyarakat lihatlah pemerintahannya.”
penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah hasil
31
Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah
yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut Lukman H, dalam
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu
Pemerintahan Daerah).
32
Pengeritan pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang No.
28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah
daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil
peraturan daerah.
33
“Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-
undanga yang berlaku yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah.”
Pada umumnya pajak daerah mempunyai peranan ganda yaitu:
(Budgetary)
34
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan.”
menyatakan bahwa:
35
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah ialah pendapatan-
c. Pendapatan bunga,
pekerjaan,
36
h. Pendapatan denda pajak,
pelatihan,
Dana Perimbangan :
Indonesia No. 104 Tahun 2000 tentang “Dana Perimbangan” yang dikutip
37
1. Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan
daerah (PAD) yang digali atau dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan
38
yang merupakan pendapatan daerah yang sah, dengan demikian dapat
tangganya sendiri. Mampu dalam arti sempit adalah sejauh mana daerah
pemerintah pusat.
intensifikasi.
2.1.6.1. Intensifikasi
39
1. Intensifikasi perundang-undangannya
perkembangan teknologi
pengawasan melekat.
2.1.6.2. Ekstensifikasi
40
2.2. Kerangka Pikir
yang sah.
41
Untuk lebih jelasnya, penulis menggambarkan secara singkat melalui
Gambar 1.
Skema Kerangka Pikir
DISPENDA
INOVASI PENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Faktor-faktor yang
mempengaruhi : EKSTENSIFIKASI
INTENSIFIKASI
SUMBER PAD
SUMBER PAD a. Faktor pendukung
- Kebijakan Pemerintah
- Kerjasama
- Koordinasi
b. Faktor penghambat
- Kualitas SDM yang
kurang
- Pemahaman
masyarakat yang
kurang
- Kualitas Petugas
Penagih
PENINGKATAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH
42
BAB III
METODE PENELITIAN
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dimana
diperoleh dari arsip/dokumen yang sudah ada atau literatur tulisan yang
43
3.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Wawancara
dengan fokus penelitian merupakan salah satu sumber data yang paling
44
3.4. Informan Penelitian
dalam penelitian ini dipilih karena paling banyak mengetahui atau terlibat
langsung.
dilakukan.
1) Bupati Bone
Kabupaten Bone
45
3.5. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder :
a. Data Primer
Salah satunya kepala bagian atau instansi yang terkait dalam penelitian.
b. Data Sekunder
dan laporan yang bersumber dari lembaga terkait yang relevan dengan
melakukan penelitian. Maka dari itu disusun definisi konsep yang dapat
46
1. Inovasi intensifikasi adalah memiliki makna penekanan dalam
retribusi lainnya.
ada.
terdiri dari :
47
koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu
daerah.
48
BAB IV
alam dan hayati, aspek sosial dan budaya serta Dinas Pendapatan
sejarah di masa lalu, memang sulit untuk dapat dibuktikan secara logika,
tetapi justru karena seiring dengan perjalanan sejarah dari masa ke masa,
maka lebih sulit lagi untuk ditolak atau ditiadakan keberadaannya, sebab
itulah akar dari pada sejarah itu sendiri. (Sumber: Situs Resmi Kabupaten
Bone, Bone.go.id).
49
Kedatangan Manurunge Ri Matajang sekitar tahun 1326
tahun 1951 (Raja Bone Terakhir) ± 631 tahun lamanya. Menurut cerita
sudah ada 7 (tujuh) Wanua (negeri kecil) yang dipimpin oleh orang yang
Masa itu disebut masa kegelapan (sianre Bale Tauwe) artinya siapa yang
kuat, maka dialah yang berhak bertahan untuk hidup dan berkuasa. Asal
Kerajaan Bone, selama ± 631 tahun ada 33 (tiga puluh tiga) generasi yang
Bone.go.id).
50
Sebagai konsekuensi Proklamasi 17 Agustus 1945, sistim
Pancasila dan UUD 1945 yang berakar dari nilai-nilai luhur kepribadian
UUD 1945, inipun ternyata belum sesuai. Kemudian di Era Reformasi, uji
Pancasila yang murni seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
negara lain bisa saja kita kembali mengalami masa kegelapan yang
modern dan lebih canggih dari pada masa kegelapan yang dialami 7
Latenri Tatta Toa Patunru Arung Palakka pada waktu baginda masih
51
Pada tahun 1905 Kerajaan Bone jatuh ke tangan penjajah dan
Karaeng Sigeri, tahta Kerajaan Bone tidak terisi maka atas usaha Belanda
pada tahun 1931 diangkat La Tenri Sukki (Andi Mappanyukki) putra dari
Bone ke-32 (1931-1946). Oleh karena itu Raja Bone ke-32 tidak menerima
keberadaan NICA maka pada awal tahun 1946, menarik diri dari tahta
tahun 1951
1957
52
6. Andi Djamuddin (Pejabat Bupati Kepala Daerah) pada tahun
1966-1966
1969
1982
1982-1983
1983-1988
1988-1993
1993-1998
1998-2003
16. H. Andi Muh. Idris Galigo (Bupati Bone) pada tahun 2003-
2008
17. H. Andi Muh. Idris Galigo (Bupati Bone) pada tahun 2008-
2013
53
18. H. Andi Fahsar Mahdin Padjalangi (Bupati Bone) pada tahun
Tahun 1990 tanggal 15 Februari 1990 ditetapkan Hari Jadi Bone pada
tanggal 6 April 1330. Dengan demikian Hari Ulang Tahun Bone ditetapkan
dan mencapai target realisasi hanya 2 kali yaitu pada tahun 1989 di
a. Letak Geografis
54
terletak pada posisi 4º13’-5º6’ LS dan antara 119º42’-120º40’BT dengan
Kabupaten Barru.
55
Gambar 2. Peta wilayah Kabupaten Bone
(Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone)
b. Iklim
Wilayah Kabupaten Bone terbagi menjadi dua tipe hujan: tipe hujan
Moonson dan tipe Hujan lokal. Tipe pertama hujan Moonson memiliki
curah hujan tertinggi saat bertiup angin moonson Asia yaitu bulan Januari
dan Februari. Tipe ini mencakup wilayah Kabupaten Bone bagian Barat.
Tipe kedua jadi pada bulan Mei-Juni. Tipe ini mencakup sebagian besar
56
Selain kedua wilayah tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu
wilayah Barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Jumlah curah
sebesar 201,25 mm. Curah hujan tertinggi terjadi di Bulan Juni yaitu 638
c. Ketinggian Tempat
mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1000 meter dari
57
- Ketinggian 250-750 meter seluas 62.640,6 Ha (13,74%)
Tabel 1.
Ketinggian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bone 2015
Ketinggian Wilayah
No Kecamatan
(meter dpal)
1. Bonto Cani 100 ˃ 1.000
2. Kahu 25 1.000
3. Kajuara 0 500
4. Salomekko 0 500
5. Tonra 0 500
6. Patimpeng 25 1.000
7. Libureng 100 1.000
8. Mare 0 1.000
9. Sibulue 0 500
10. Cina 0 500
11. Barebbo 0 500
12. Ponre 25 1.000
13. Lappariaja 25 1.000
14. Lamuru 25 1.000
15. Tellu Limpoe 100 ˃ 1.000
16. Bengo 25 1.000
17. Ulaweng 100 500
18. Palakka 25 500
19. Awangpone 0 500
20. Tellu Siattinge 0 500
21. Amali 25 500
22. Ajangale 0 100
23. Dua Boccoe 0 500
24. Cenrana 0 100
25. Tanete Riattang Barat 0 100
26. Tanete Riattang 0 100
27. Tanete Riattang Timur 0 25
Sumber: Bappeda Kabupaten Bone 2015
58
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketinggian wilayah
kecamatan Tanete Riattang Timur dan yang berada lebih dari 1000 meter
d. Kemiringan Lereng
: 91.519 Ha (20,07%)
(24,65%)
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah Aluvial
59
didominasi oleh tanah mediteran seluas 67,6% dari total wilayah
f. Hidrologi
11) Sungai Malinrung, 12) Sungai Dekko, 13) Sungai Melle, 14) Sungai
Seko Balle, 15) Sungai Coppo Bulu, 16) Sungai Tanette Buang, 17)
sebagai sarana pembangkit listrik tenaga air, yaitu melalui PLTA dan
60
(PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air akan dilakukan di: 1) PLTA di
sekitar DAS Walane dengan kapasitas 10.000 (sepuluh ribu) mega watt
Tabel 2.
Indikator Klimatologi Kabupaten Bone 2015
Dapat dilihat pada tabel diatas kondisi curah hujan pada bulan Juni
61
4.1.3. Penduduk
penduduk Kabupaten Bone Tahun 2014 adalah 738.515 jiwa, terdiri atas
penduduk Kabupaten Bone adalah 162 jiwa per km². Kabupaten Bone
jumlah penduduk pek km² adalah 162 jiwa. Terkait dengan perannya
ekonomi.
62
Tabel 3.
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Km² Menurut
Kecamatan di Kabupaten Bone Tahun 2015
Kepadatan
Kode Kecamatan Penduduk
Penduduk
(1) (2) (3) (4)
010 Bontocani 15.614 33,70
020 Kahu 38.370 202,48
030 Kajuara 35.905 289,25
040 Salomekko 15.374 181,06
050 Tonra 13.413 66,96
060 Patimpeng 16.315 125,05
070 Libureng 29.693 86,25
080 Mare 26.270 99,70
090 Sibulue 33.761 216,69
100 Cina 26.159 177,35
110 Barebbo 27.238 238,51
120 Ponre 13.678 46,68
130 Lappariaja 23.642 171,32
140 Lamuru 24.780 119,13
141 Tellulimpoe 14.003 171,32
150 Bengo 25.415 154,97
160 Ulaweng 24.664 152,56
170 Palakka 152.56 194,95
180 Awangpone 29.155 263,37
190 Tellusiattinge 39.986 251,01
200 Amali 20.679 173,58
210 Ajangale 27.373 196,93
220 Dua Boccoe 30.134 207,96
230 Cenrana 23.929 166,64
710 Tanete Riattang Barat 46.988 875,34
720 Tanete Riattang 51.118 2148,72
730 Tanete Riattang Timur 42.377 866,96
Kabupaten Bone 738.515 161,99
Sumber : BPS (Statistik Daerah Kabupaten Bone 2015)
penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya lebih kecil dari kelompok
63
penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun. Kondisi tersebut
Kabupaten Bone tahun 2015 tercatat 87.220 orang meningkat dari tahun
64
Setiap kecamatan telah memiliki sekolah dengan berbagai jenjang
tercatat hanya memiliki satu SMK tanpa adanya SMA dan Madrasah
pendidikan SMP, rasio guru terhadap murid terlihat paling banyak, yaitu
11,63. Angka ini mengandung makna secara rata-rata satu orang guru
65
2013. Namun, angka tersebut masih berada di bawah IPM Provinsi
Kabupaten Bone masih tertinggal cukup jauh dari kabupaten lain, tetapi
66
oleh UNDP. Secara umum, terdapat 3 poin yang diperbaiki : (1)
indikator PDB per Kapita dalam dimensi standar hidup menjadi PNB per
Islam yang taat. Kehidupan mereka selalu diwarnai oleh keadaan yang
terdapat gereja dan wihara dalam arti pemeluk agama lain cukup leluasa
satu dengan lainnya. Di samping itu peran pemuka agama terutama para
masyarakat.
67
sebagai unsur budaya nasional dengan berdasarkan pada penerapan
kekayaan budaya beraneka ragam. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah
oleh budaya yang ditinggalkan oleh Kerajaan Bone dan juga budaya
istana.
68
Di samping tantangan akan kurangnya akses dan promosi
terhadap daya tarik wisata, besarnya potensi objek dan daya tarik wisata
Mare.
69
sebagian wilayah Kecamatan Cina, sebagian wilayah Kecamatan
b. Kawasan Pertanian
70
diperuntukan pengembangan ternak besar, ternak kecil dan ternak
unggas.
c. Kawasan Perikanan
d. Kawasan Pertambangan
71
wilayah Kecamatan Sibulue, sebagain wilayah Kecamatan Mare,
e. Kawasan Industri
dan industri rumah tangga. Kawasan industri besar saat ini tersebar
antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal tersebut (gap expectation).
72
pemangku kepentingan Kabupaten Bone dalam berkontribusi kepada
potensi dan faktor strategis yang dimiliki daerah ini serta isu-isu politik
Periode 2013 – 2018 adalah : “Masyarakat bone yang sehat, cerdas, dan
sejahtera”
berkualitas.
73
b. Misi Pemerintah Kabupaten Bone
Selain itu, rumusan misi juga berfungsi sebagai dasar dalam merumuskan
pokok-pokok visi yang tercakup dalam rumusan visi maka misi beserta
berikut :
masyarakat.
KKN.
74
4.2. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah
lebih baik dan prima. Untuk itu daerah harus menyediakan sumber-
75
merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Nomor 54 Tahun 2008 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Kepala
Dinas, Sekertaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi
76
4) Menyiapkan dan mengkoordinasikan bahan penyusunan Anggaran;
a. Visi
ini dijabarkan dalam 6 (enam) Misi. Berkaitan dengan Misi tersebut, Dinas
dan Hukum yang demokratis dan bebas KKN. Implikasi misi pada Dinas
kedepan yang memuat tujuan atau cita cita yang di ingin di capai dimasa
77
kepemerintahan di Kabupaten Bone menjadi lebih baik dan berdaya saing
berikut:
78
menggali, serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan
b. Misi
muat hal hal yang harus dilaksanakan demi untuk mewujudkan apa yang
telah di cita – citakan. Misi yang ditetapkan merupakan suatu hal yang
serta tujuan yang ingin di capai. Adapun Misi Dinas Pendapatan Daerah
79
1. Mengoptimalkan pengelolaan pendapatan daerah baik yang
pendapatan daerah.
dipertanggungjawabkan.
ketentuan perpajakan.
80
merupakan hasil yang akan mencapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
dalam lima tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi Dinas
sebagai berikut :
masyarakat.
jawab.
81
2) Sasaran Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone adalah
sebagai berikut :
daerah.
pendapatan daerah.
pajak.
Bone
82
Kabupaten Bone saat ini terdapat peningkatan dari segi kualitas
yang telah ditetapkan. Dari sekian banyak strategi yang ada dan
1) Strategi
pajak.
pajak.
83
(4) Meningkatkan kapasitas petugas melalui sekolah lanjut
kas daerah.
2) Kebijakan
84
(2) Mengembangkan dan mengukur secara periodic Indeks
normal.
pendapatan.
dipertanggungjawabkan.
dan retribusi.
Daerah
Fungsi dan Tata Kerja Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala
Bone.
85
a. Kepala Dinas
anggaran.
b. Sekretariat
86
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris
Dinas.
87
3) Tugas Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Pendapatan
pengelolaan kepegawaian.
dan terdiri atas tiga Sub bidang yakni Seksi Pendaftaran, Seksi Pendataan
tugas dan fungsi dari Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan adalah
sebagai berikut:
dan Wajib Retribusi Daerah serta pendataan objek dan subjek PBB yang
instansi lain.
88
b. Membuat daftar induk wajib pajak dan retribusi daerah yang
pimpinan.
retribusi daerah.
89
b. Memberikan kartu pengenal NPWPD, menyiapkan arsip
Pembukuan dan Pelaporan juga dikepalai oleh Kepala Bidang dan terdiri
dan tunggakan pajak dan retribusi daerah, PBB dan lain-lain Pendapatan
dalam kartu jeis pajak dan retribusi daerah, kartu wajib pajak
90
pembayaran PBB (KP. PBB 4) dan Daftar Himpunan Pokok
Pembayaran (DHPP).
Benda Berharga.
benda berharga.
91
a. Menyiapkan laporan periodik mengenai realisasi penerimaan
penetapan.
92
b. Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah yang telah
daerah.
penetapan.
93
g. Menghimpun data dan mengelola data sumber-sumber
PBB lain
menyiapkan keputusan.
penagihan.
kepala bidang yang juga terdiri dari Sub bidang yakni Seksi Perencanaan
94
operasional sangat penting dan inti dalam peningkatan pendapatan
daerah.
kerja
95
c. Pembinaan penggunaan sarana dan prasarana perpajakan
pendapatan daerah.
g. Bidang Pasar
Bidang Pasar dipimpin oleh kepala bidang yang juga terdiri dari Sub
bidang pasar.
pasar.
pasar.
96
b. Melaksanakan pengendalian pengelolaan pemungutan
pengembangan pasar.
97
Gambar 4.
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Bone
KEPALA DINAS
UPTD
98
4.2.4. Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah
99
d. Jumlah Pejabat Struktural :
Tabel 4.
Data Pegawai
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone
100
7. H.Tahar 195802081980031006 Kasi Pendataan
dan Penilaian
8. Harifuddin, S.Sos 196305151984101018 Kasi Pendapatan
101
25. Taufik.A 196106091990032004 Staf
102
47. Yulianti, S.Sos 197602012007012017 Staf
103
69. Andi Akkolo 197004102009041001 Staf
104
4.2.5. Sarana dan Prasarana Dinas Pendapatan Daerah
1. Bangunan Kantor
2. Kendaraan Dinas
Tabel 5.
Daftar Inventaris Dispenda Kabupaten Bone
1 Komputer PC 55 Unit
2 Laptop 8 Unit
3 NoteBook 8 Unit
4 Printer 22 Unit
105
7 Meja Kayu Biasa 30 Unit
11 Lemari 20 Unit
12 Televisi 3 Unit
13 AC 10 Unit
15 Speaker 1 Unit
16 Kulkas 1 Unit
17 Handycam 1 Unit
19 Wireless 1 Unit
Daerah, 2016
yang ada di kantor dinas pendapatan daerah. Sarana dan prasarana juga
106
4.3. Inovasi Pemerintah Daerah dalam Peningkatan Pendapatan
peraturan perundang-undangan.
daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli
107
mandat untuk melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam
Pusat telah dikelola oleh Pemerintah Daerah sejak tahun 2014 dalam hal
masyarakat akan pelayanan yang lebih baik dan prima. Untuk itu daerah
penerimaan daerah.
dengan apa yang telah ditargetkan oleh pemerintah daerah dalam hal ini
108
tercapai dan pada tahun 2014 sudah 100 dan tahun 2015 sudah
lebih dari 100 pencapaiannya, pencapaian ini merupakan yang
pertama kalinya”. (Wawancara pada tanggal 7 Maret 2017).
Dari hasil wawancara diatas PAD meningkat pada tahun 2014 yang
mencapai target realisasi 100 persen dan pada tahun 2015 PAD juga
Tabel 6.
Perbandingan Realisasi PAD Tahun 2014 – 2015
3. Hasil Pengelolaan
2.331.537.248,00 2.953.683.329,92 622.146.081,92 26,68
Kekayaan
4. Dipisahkan lain-
101.439.911.818,86 106.438.324.723,16 4.998.412.904,30 4,93
lain PAD yang sah
109
Program peningkatan PAD telah banyak dilakukan oleh
daerah“.
110
ketiga dapat dilakukan dalam bentuk berupa uang, barang, jasa atau
kabupaten bone yang memiliki izin usaha dan dikenakan pajak daerah.
Daerah bahwa:
bone telah banyak investor. Investor yang masuk ke daerah bone memiliki
daerah diberi kewenangan yang sifatnya dibatasi atau tidak boleh melebihi
daerah dan retribusi daerah, disebut sistem tertutup. Di satu sisi banyak
pungutan daerah baik pajak dan retribusi daerah yang memenuhi kriteria
masih relatif kecil dalam mengangkat PAD. Sedangkan di sisi lain banyak
111
daerah yang terlalu kreatif dalam mengembangkan pungutan daerah,
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pada bab III Pajak
bagian kesatu jenis pajak kabupaten/kota terdiri dari: Pajak Hotel, Pajak
Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak
Sarang Burung Walet, PBB-P2 dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
retribusi pada pasal 108 objek retribusi adalah: Jasa umum, jasa usaha
112
hanya lebih keperbaikan sistem pemungutan, perluasan objek pajak dan
Khusus yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah Kab. Bone Tahun
Tabel 7.
Batuan
113
. Sektor Perkotaan 5.918.002.714,00 6.034.648.609,00 101,97
114
terhadap subjek dan objek pajak yang sudah dikenakan sebelumnya
115
Berdasarkan hasil wawancara diatas, daerah sangat sulit
Jika daerah membuat pungutan baru bisa berdampak pada daerah karena
intensifikasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
kurang paham tentang proses pemungutan hasil pajak dan retribusi, dan
tahun 2016 di dukung oleh kegiatan dan program yang dilakukan oleh
retribusi baru, serta kerjasama dengan LSM dan para kolektor. Telah
116
dijelaskan oleh Kasubid Pembukuan Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi
pendapatan asli daerah dimulai dari bawah secara perlahan. Sistem baru
117
1. Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar
Tabel 8.
Rincian Target dan Realisasi PAD Kab. Bone Tahun 2015
pendapatan asli daerah yang sah terealisasi 102,11 persen dari target
yang ditetapkan.
118
Tabel 9.
Rincian Target dan Realisasi PAD Kab. Bone Tahun 2015
Pajak/SDA
dan bagi hasil bukan pajak tidak mencapai target realisasi persentasi
persentasi 100,00%
119
Tabel 10.
Rincian Target dan Realisasi PAD Kab. Bone Tahun 2015
hingga saat ini. Maka dari itu peningkatan PAD dengan cara intensifikasi
120
pemungutan pajak dan retribusi terus dilakukan melalui kerjasama LSM
dan kolektor.
manusia yang ada di dinas pendapatan daerah baik dari pengawasan dan
Benda Berharga Dispenda bahwa kinerja dari sumber daya manusia juga
121
3. Melaksanakan penatausahaan administrasi konvensasi kelebihan
pembayaran PBB-P2;
yang baik agar proses pemungutan yang dilakukan dapat maksimal dan
berikut:
pengurangan denda;
kewajiban perpajakannya;
122
b. Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
(PBB-P2) menjadi pajak daerah pada tahun 2014 yang telah diatur dalam
Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan dengan
123
peraturan maupun sosialisasi”. (Wawancara pada tanggal 12
Januari 2017)
Tabel 11.
Realisasi Penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Bone Tahun 2014-
2016
Tabel 12.
Daftar Pokok Ketetapan Penerimaan PBB-P2 per Kecamatan di
Kabupaten Bone Tahun 2014
124
10. Ulaweng Rp. 503.684.752,00
11. Tellu Limpoe Rp. 202.076.749,00
12. Kajuara Rp. 515.789.596,00
13. Tonra Rp. 359.571.127,00
14. Cina Rp. 628.035.882,00
15. Lappariaja Rp. 450.498.195,00
16. Libureng Rp. 527.970.373,00
17. Palakka Rp. 552.897.917,00
18. Lamuru Rp. 426.543.917,00
19. Amali Rp. 598.561.475,00
20. Awangpone Rp. 705.270.010,00
21. Kahu Rp. 1.122.233.825,00
22. Sibulue Rp. 1.005.924.559,00
23. Dua Boccoe Rp. 1.136.832.327,00
24. Pattimpeng Rp. 340.983.403,00
25. Tanete Riattang Rp. 2.111.689.495,00
26. Cenrana Rp. 746.879.472,00
27. Tanete Riattang Barat Rp. 2.888.850.444,00
Jumlah Rp. 20.499.255.540,00
(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah, 2016)
dengan APBD tersebut tidak terlalu tinggi, hanya 90% dari angka pokok
dalam hal ini dinas pendapatan daerah yang memiliki tanggung jawab
125
Untuk mendukung proses pelayanan dinas pendapatan daerah
Tabel 13.
Formulir Pelayanan PBB-P2 yang Akan Digunakan dalam
Pelayanan Pengelolaan PBB-P2
NO. Nama Formulir Fungsi
Surat Tanda Terima adalah surat bukti pembayaran PBB yang diterima
2.
Setoran (STTS) WP dari tempat pembayaran PBB-P2
Surat Pemberitahuan
adalah surat yang digunakan WP untuk
Objek Pajak (SPOP)
melaporkan data Objek Pajak maupun subjek
3. dan Lampiran Surat
PBB-P2 sesuai dengan ketentuan peraturan
Pemberitahuan Objek
perundang-undangan Pemerintah Daerah
Pajak (LSPOP)
Pada tabel 12. dapat dilihat bahwa pemerintah daerah dalam hal ini
126
Bukan hanya formulir masyarakat sebagai wajib pajak juga harus
berikut ini:
Gambar 5.
Mekanisme Pembayaran PBB-P2
(Sumber: Data Online pada tanggal 9 April 2017)
semi on line, elektronik dan tata caranya, 3.Tata cara pembayaran PBB
127
memadai. Diantaranya gedung khusus pengelolaan PBB-P2, juga harus
Gambar 6.
Sarana dan Prasarana yang Dimiliki Dinas Pendapatan Daerah
Untuk Pengelolaan PBB-P2
yang dimiliki Dispenda dan yang tidak termasuk dalam gambar adalah
printer plotter 1 buah, high speed printer Printronix 2 buah dan network 1
buah.
128
dengan persyaratan ISO 9001 – 2008 Tentang Pelayanan Pajak Bumi dan
menurut hasil survey pada tahun 2014 dinas pendapatan daerah mampu
sebesar 102,12 % dan sampai tahun 2016 masih tetap mencapai 100 %.
c. Sosialisasi
129
memperhatikan hal tersebut, maka Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan
130
PBB-P2 ini dan dengan partisipasi masyarakat dapat meningkatkan PAD
di kabupaten bone.
cara yang digunakan ada 2 yaitu 1). Intensifikasi yang dimaksud adalah
131
mengadakan karcis tempel dan tarif yang dikenakan juga bisa jadi
berbeda.
bahwa:
132
masyarakat yang kurang mengerti pajak dan retribusi dan cara
Daerah bahwa:
133
pendapatan asli daerah, dapat dilihat pada gambar di bawah ini leaflet
Gambar 7.
dan retribusi daerah, sosialisasi ini melalui media massa / media cetak.
134
disampaikan oleh Kasubid Pelaporan dan Pengelolaan Benda Berharga
pada tahun 2016 ini dianggap sangat membantu dalam proses pencarian
Tidak terlepas dari mitra kerja dinas pendapatan daerah yaitu Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang punya peran penting dalam
135
Peraturan Bupati Bone Nomor 89 tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan
136
Pola kemitraan yang dilakukaan cukup membawa dampak
juga tidak hanya sebatas pemecahan masalah saja. Dimana tiap awal
137
Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa peningkatan
baik. Baik itu sumber pendapatan yang berupa pajak daerah, retribusi
daerah, badan usaha milik daerah dan usaha lain yang sah. Inovasi
daerah kabupaten bone dalam hal ini dinas pendapatan daerah yaitu
138
2. Kebijakan Pemerintah Pusat melalui Undang-Undang Nomor 28
139
retribusi daerah yang yang dilaksanakan tidak semata–mata untuk
sebagai berikut:
Pihak Ketiga
daerah.
140
tersebut baik secara pribadi maupun badan yang dapat berupa
barang yang bergerak ataupun yang tidak bergerak ataupun dalam bentuk
program.
141
Persoalan tertib administrasi penagihan pungutan pajak dan
penagihan.
daerah sekaligus wujud nyata kepedulian dan rasa tanggung jawab pihak
undangan. Pada Bab II Asas, Prinsip Dan Tujuan Partisipasi Pihak Ketiga
142
Dinas ESDM dan pada tahun 2016 sumbangan partisipasi pihak
ketiga dari Dinas ESDM, Dinas UPTP, dan Dinas HUTBUN”.
(Wawancara pada tanggal 12 Januari 2017)
Tabel 14.
Sumbangan Partisipasi Pihak Ketiga
Sumbangan
NO Partisipasi Pihak Target Realisasi %
Ketiga
1 Dinas ESDM 2015 Rp.2.000.000.000,00 Rp.1.042.715.000,00 52,14
2 Dinas ESDM 2016 Rp.648.000.000,00 Rp.683.330.000,00 105,45
3 UPTP 2016 Rp.25.000.000,00 Rp.5.400.000,00 21,60
4 HUTBUN 2016 Rp.75.000.000,00 Rp.76.629.500,00 102,17
(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah,2016)
sumbangan partisipasi pihak ketiga hanya satu yaitu dari Dinas ESDM
ketiga yaitu Dinas ESDM, UPTP, dan HUTBUN dengan realisasi yang
cukup besar.
mengatakan bahwa:
143
sumbangan partisipasi pihak ketiga, menurut kami ini wajar karena
ini perda diberlakukannya pertengahan tahun 2014, namun pada
tahun 2016 ada 3 sumbangan partisipasi pihak ketiga dan
penerimaannya juga lumayan besar untuk bisa membantu
meningkatkan pendapatan asli daerah”. (Wawancara pada
tanggal 12 Januari 2017)
b. Rehabilitasi Pasar
Retribusi Jasa Umum pada Bab II Pasal 2 Bagian Keenam Pasal 8 yang
pelataran, lods, kios yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, dan khusus
pelayanan penyediaan fasilitas pasar yang dimiliki dan atau dikelola oleh
Pasar menjadi salah satu objek pendapatan daerah yang harus terus
diperhatikan baik dari kondisi bangunan maupun fasilitas pasar yang ada.
144
perekonomian masyarakat. Seperti yang dikatakan Sekertaris Dinas
Tabel 15.
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
145
Berdasarkan data pada tabel 14. dapat dilihat bahwa dalam
pemerintah daerah:
Tabel 16.
Daftar Pemeliharaan Pasar tahun 2016
146
13. Pasar Muttiara Kec. Lamuru 1 Paket
Jumlah 14 Paket
bahwa:
bone bahwa:
147
kabupaten bone. Sekalipun dilakukan rehabilitasi kita tidak
merubah tariff pungutan yang ada. Tariff pungutan pada retribusi
pelayanan pasar telah diatur dalam perda, dan apabila ada
kenaikan tariff tentu berdampak pada SKPD yang membidangi
pungutan tersebut. Rehabilitasi dilakukan tiap tahun dan di setiap
kecamatan yang memiliki pasar. Sejauh ini juga kami belum
memiliki data subjek pajak karena kebanyakan pasar-pasar tidak
buka setiap hari hanya pada waktu tertentu saja dan banyak
pedagang yang dating menjual tapi tidak tetap di suatu pasar”.
(Wawancara pada tanggal 12 Januari 2017)
yang ada yang dikelola oleh masing-masing SKPD terkait. Berbicara tariff
2011 tentang Retribusi Jasa Umum bagian keenam pasal 28 dapat dilihat
Tabel 17.
Bagian Keenam
Retribusi Pelayanan Pasar
Pasal 28
148
a. Kios Rp.18.000/petak/bln
b. Lods Rp.12.000/petak/hari
Pasar di Luar Pasar Sentral c. Penggunaan pasar
Watampone yang Pelataran Rp.1.000/m²/hari psr
3 melakukan kegiatan pasar d. Kios dan Lods yang Rp.1.000/m²/hari
dengan jadwal 4 sampai 12 menggunakan pasar
kali pasar setiap bulan tempat/areal yang
melebihi batas yang
telah ditentukan
a. Kios Rp.25.000/petak/bln
b. Lods Rp.12.000/petak/bln
c. Penggunaan Rp.1.000/m²/hari
Pelataran pasar
Pasar Bengo dan Pasar
4 d. Kios dan Lods yang Rp.1.000/m²/hari
Uloe
menggunakan pasar
tempat/areal yang
melebihi batas yang
telah ditentukan
1) Radius 200 M dari
pasar sentral:
a. Kios Rp.15.000/petak/bln
b. Jongko-Jongko Rp. 500/m²/hr psr
5 Keramaian Pasar 2) Radius 200 M dari
pasar di luar pasar
sentral:
a. Kios Rp.10.000/petak/bln
b. Jongko-Jongko Rp. 250/m²/hr psr
(Sumber: Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa
Umum, Dinas Pendapatan Daerah, 2016)
tariff yang boleh dikenakan oleh setiap golongan pasar juga berbeda-beda
149
membantu dalam peningkatan PAD, namun dalam hal
ekstensifikasi kami tidak ikut terlibat dalam hal pemungutannya
karena itu merupakan kewenangan yang dimiliki dispenda untuk
menciptkan objek pajak atau retribusi baru maupun merubah tariff
pungutan. Menurut saya ini merupakan internal dispenda untuk
memutuskan suatu objek pungutan baru dengan metode yang
baru. Kami hanya menunggu konfirmasi apakah aka nada
kemitraan dalam ekstensifikasi peningkatan PAD dan instruksi
langsung dari Bupati”. (Wawancara pada tanggal 18 Januari
2017)
Berdasarkan hasil wawancara diatas terkait inovasi ekstensifikasi
DPKAD sejauh ini hanya membantu dalam intensifikasi sumber PAD yang
pemerintah di daerah.
150
Maka inovasi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
ekstensifikasi.
berikut:
1. Kebijakan Pemerintah
151
pembangunan daerah. Pemerintah daerah telah diberikan
mengatakan bahwa:
152
peralihan PBB-P2 juga membawa peningkatan pendapatan asli
2. Kerjasama
153
Kabupaten Bone, tetapi juga bergantung pada beberapa pihak
dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam hal ini KPP Pratama
154
Kabupaten Bone serta terus melakukan pendampingan, melakukan
155
Nomor 973/2739/XII/2013 dan Nomor SKG/1/948/R dengan ruang
3. Adanya Koordinasi
156
penting. Dalam intensifikasi peningkatan pendapatan asli daerah di
kabupaten bone, dalam hal ini pajak daerah dan retribusi daerah
157
Kasubid Pembukuan Penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah
bahwa:
158
faktor pendukung peningkatan pendapatan asli daerah.
berikut:
159
dengan pernyataan yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan
Daerah bahwa:
pengelolaan PBB-P2.
160
Banyaknya SDM yang direkrut dalam Kelompok Kerja
Kabupaten Bone.
SPOP PBB, menerima formulir SPOP yang telah diisi oleh Wajib
161
penelitian kantor dan penelitian lapangan terhadap dokumen
kabupaten bone.
162
“Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat melalui sosialisasi untuk
meningkatkan kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi,
namun kurangnya pemahaman masyarakat ini terus saja
menjadi faktor penghambat dalam peningkatan PAD.
Masyarakat cenderung ingin didatangi untuk melakukan
proses penagihan, padahal kami telah jelaskan tentang
prosedur pemungutannya yaitu bisa melalui camat,lurah
atau bisa langsung ke bank yang sudah di tunjuk tiap
kecamatan”. (Wawancara pada tanggal 12 Januari 2017)
Daerah bahwa:
163
sosialisasi secara langsung terkait PBB-P2 kepada mereka
selaku wajib pajak dan wajib retribusi”. (Wawancara pada
tanggal 12 Januari 2017)
peningkatan.
164
3. Petugas Penagih yang Kurang
165
Bupati/Walikota. Perlu dicermati dan diingat bahwa selama ini
yakni juru sita pajak. Oleh karena itu, pemda juga perlu
166
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
167
pemungutan dan mekanisme pembayaran yang jelas PBB-P2 yang
168
bentuk berupa uang, barang, jasa atau kegiatan dan dapat
169
penagih menyebabkan terhambatnya peningkatan pendapatan asli
daerah.
5.2. Saran
P2.
170
Daerah tentang pajak dan retribusi daerah. Tidak hanya
berbeda-beda.
171
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
172
Muluk, Khairul. Knowledge Management. Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah. Bandung. 2013. Bayumedia Publishing, FIA-
UNIBRAW
173
Peraturan:
174
Data Online:
http://otonomidaerah.com/pengertian-otonomi-daerah/
diakses pada tanggal 11 April 2016
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4425/PendapatanAsliDaerah.htm
diakses pada tanggal 11 April 2016
http://pemerintah.net/pemerintah-daerah/ diakses pada tanggal 12 Mei
2016
http://kaghoo.blogspot.co.id/2010/11/pengertianperanan.html diakses
pada tanggal 11 April 2016 mengambil dari kutipan (Soekanto,
2009:212-213).
175
LAMPIRAN-LAMPIRAN
176
177
178
Lampiran 2. Peraturan Daerah
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
Lampiran 3. Realisasi Pendapatan Asli Daerah
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
Lampiran 4. Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
200
201
202
203
204
205
Lampiran 5. Dokumentasi
206
Wawancara dengan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone
207
Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Bone
208
Wawancara dengan Kasubid Pembukuan Penerimaan Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Bone
209
Wawancara dengan Kasubid Pelaporan dan Pengelolaan Benda Berharga
Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Bone
210
211
Wawancara dengan Kasubid Penggalian dan Peningkatan Pendapatan
Daerah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone
212
Wawancara dengan Sekretaris Dinas Pengelolaan Keeuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Bone
213
Kondisi Bangunan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bone
214