Skripsi Kualitatif
Skripsi Kualitatif
Skripsi Kualitatif
DI KABUPATEN MAROS
SKRIPSI
Oleh
Ayyun Saimah
E12113322
adalah ketika kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi
kenyataan. Bagi penulis, skripsi ini adalah salah satu impian yang
sampai pada saat ini Penulis dapat menyelesaikan studi serta seluruh
Keluarga Besar yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu atas segala
bantuan dari berbagai pihak dan oleh sebab itu maka kesempatan ini
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu M.A, selaku Rektor
Universitas Hasanuddin
staf.
4. Ibu Dr. Hj. Nurlinah, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
6. Kepada para penguji penulis mulai dari Ujian Proposal hingga Ujian
Unhas, terima kasih atas didikan dan ilmu yang diberikan selama
perkuliahan.
8. Seluruh staf tata usaha pada lingkup Departemen Ilmu Politik dan
Unversitas Hasanuddin.
skripsi ini semoga kita semua bisa membanggakan kedua orang tua
11. Kepada Annas Arif Bachtiar Amanullah, S.H yang dengan penuh
Lala, Wiwi, Rum, dan Uli , rumah kecil dengan beribu kebahagiaan
didalammnya terima kasih telah berbagi rumah kecil itu. Dan buat
kala apapun, .
Alif, Anti, Azura, Cana, Jusna, Dewi, Suna, Ulfi, Uceng, Karina,
Immang, Hanif, Dias, Zul, Yun, Febi, Irez, Yeyen, Erik, Ekki, Salfia,
Uni, Sundari, Icha, Tami, Afni, Oskar, Kaswandi, Fahril, Ekka, Yani,
Fitri, Syarif, Babba, Juwita, Dede, Aqil, Dana, Ade, Adit, Dika, Rian,
Uma, Sube, Ugi, Mega, Dina, Hendra, Fitra, Beatrix, Mia, Haeril,
Edwin, Wulan, Hasyim, Hillary, Mustika, Ike, Ina, Irma, Jay, Maryam,
Herul, Aksan, Najib, Reza, Rosandi, Supe, Sani, Uli, Wahid, Wahyu,
merdeka militan tetap kita jaga, and see you on top guys.
masih bersama.
yaitu Kakak Lukman, Amril, Fatur, Ime, Mirza, Dirga, Bapak Agus
dan Ibu ida yang sudah menjadi seperti orang tua sendiri selama di
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
Warahmatullahi Wabarakatuh.
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... ii
INTISARI ...................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.4 Gerakan Perempuan dalam perspektif sejarah.. ....................... .28
iv
4.3 Kepemimpinan perempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan
bawahan………………………………………………......75
Bawahan………………………………………………….89
v
4.4.3.3 Menciptakan kesejahteraan dan ramah ligkungan
kerja………………………………………………………..97
oriented leadership)…………………………………………..100
efektif…………………………………………………… 104
organisasi……………………………………………...106
4.5.1.1 Kemampuan/Skill…………………..…………………112
4.5.2.1Lingkungan kerja………………………………………….119
BAB V PENUTUP
vi
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
peran putra putri bangsa. Seperti yang tertuan dalam kesepakatan yang
kita kenal dengan wujud sumpah pemuda, maka dapat kita cermati
1
pendidikan sampai ke jenjang pendidikan formal tertentu. Sepanjang
tetapi realita yang terjadi bahwa semua itu belumlah cukup untuk
banyak landasan hukum yang dibuat baik formal maupun tidak formal,
2
Negara Republik Indonesia 1945, CEDAW (Convention on the
perempuan.
salah satu langkah nyata untuk mencapai kondisi yang adil bagi
tanpa hal itu akan mustahil seseorang untuk memimpin suatu organisasi.
3
Ibaratnya semakin sulit mencari pemimpin yang baik Kesuksesan atau
tetapkan.
Mallawa, yang hingga saat ini saat ini terdapat 14 wilayah kecamatan.
4
Masing-masing wilayah kecamatan tersebut memiliki potensi tersendiri
metropolitan.
5
peneliti tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dalam judul
KABUPATEN MAROS.
1.2 RumusanMasalah
maros ?
di Kabupaten Maros.
6
1.4 Manfaat penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
8
anggota, kapan dilakukan, dimana melaksanakannya, dan
kepercayaan bersama.
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia
dan bujukan.
9
Pada dasarnya kepemimpinan tidak membedakan siapa pelakunya,
visi dan misi yang kuat, hal tersebut tidak terbatas dalam menjadikan
laki. Hal terpenting bukanlah tentang siapa yang memimpin tetapi apa
(periode 1932-1948).
10
2. Kepemimpinan sebagai kepribadian dengan efek-efeknya. Konsep
1926-1935).
(periode 1929-1961)
fakta bahwa persuasi itu merupakan satu instrumen yang sangat kuat
11
8. Kepemimpinan sebagai satu instrumen untuk mecapai tujuan. “...
arti penting dalam suatu kelompok jika terjadi suatu konflik atau
tertentu untuk ditaati agar konflik tidak terulang lagi. Di sini orang-orang
12
dibutuhkan, dan konflik perlu dihindari. Dalam hal ini peranan pemimpin
sangat dibutuhkan.
urusan rumah tangga yang bekerja sama dengan suami sebagai kepala
sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. Tetapi untuk dapat
yang lebih memadai agar dapat berpartisipasi aktif dalam dunia publik.
13
Setelah mempelajari berpuluh-puluh definisi mengenai
(periode 1932-1948).
(periode 1926-1935).
1959).
(periode 1929-1961)
14
kuat untuk membentuk harapan dan kepercayaan, khususnya
1948).
1960).
15
Gaya kepemimpinanyaitu suatu pola perilaku yang konsisten yang
kita tunjukkan dan diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha
setiap saat dan dipelajari oleh pihak lain untuk mengenal kita sebagai
mengharap dan bahkan bisa meramalkan jenis perilaku tertentu dari kita.
keduanya.
pemimpin yaitu;
16
melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa
keputusan.
menyenangkan bawahannya.
(Sulistiyani, 2008:13)
17
kelompok atau birokrasi, pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas kerja
kedudukannya.
18
2) Gaya Pencinta Pengembangan, yaitu pemimpin memberikan
tugas.
kerja.
kompromi.
(8)Gaya demokratis
19
1. Gaya Karismatis
2. Gaya Peternalistis
dikembangkan.
20
c. Dia jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
untuk berinisiatif.
3. Gaya Militeristis
Gaya ini sifatnya semi militer. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, gaya ini
21
b. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
dari bawahannya.
4. Gaya Otokrasi
22
eksklusivisnme. Pemimpin otokrasi ini senantiasa ingin berkuasa
lingkungannya.
6. Gaya Populistis
23
Professor Peter Worsley dalam bukunya The Third World
24
teknologi, industry, manajemen modern dan perkembangan social
ditengah masyarakat.
8. Gaya Demokratis
kelompok.
25
a. Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan
kerja.
26
sebagai pemimpin, perempuan mempunyai karakteristik, yaitu percaya
diri, disiplin, memimpin orang lain bukan menguasai orang lain, bersikap
memainkan peran sebagai istri dan ibu. Kedua peran itu menuntut
objek atau liyan dalam bentuk apa pun. Perempuan yang sedang meniti
27
hadapi sementara biasanya untuk kegiatan domestik mendapat bantuan
orang lain, seperti menitipkan anak kepada orangtua atau pekerja rumah
perempuan.
kelompok dan organisasi, baik sadar atau tidak sadar yang menaruh
28
Sebagian pengkaji gerakan perempuan melihat bahwa kelahiran
perempuan.
29
dari gagasan bahwa perempuan berada di belakang karena mereka
berbagai kritik yang dipelopori oleh kaum feminis Selatan dan jaringan
30
2.5 Pemerintahan
sesuatu
memerintah
31
undang-undang, dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan
jasa publik dan layanan civil. Pemerintah adalah organ yang berwenang
bahwa hak itu dapat terpenuhi dengan sendirinya atas kesadaran dan
dan legitimacy dari yang diperintah. Dengan perkataan lain, janji dan bukti
dari pemerintah, dan imbalannya trust dari yang diperintah. Dalam sistem
demokrasi, legitimacy dan trust itu datang dari pihak yang diperintah, baik
32
berjalan dan berhubungan positif dengan kondisi pihak yang di perintah.
ekonomi, politik dan sosial yang di perintah, dalam arti, semakin tinggi
pembangunan.
bahwa hak itu dapat terpenuhi dengan sendirinya atas kesadaran dan
33
dinamik antara pemerintah dengan yang diperintah. Keseimbangan yang
34
2.6 Kerangka Konseptual
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan direktif (directive
Faktor-faktor yang
mempengaruhi leadership)
leadership)
Penyelenggaraan Pemerintahan
35
BAB III
Metode Penelitian
yaitu kantor kecamatan, kepala desa dan kelurahan yang terkait untuk
daerah tersebut.
36
• Observasi yaitu pengumpulan data dalam kegiatan penelitian
penelitian.
37
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
2. Observasi
yang sebenarnya.
3. Dokumentasi
hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
4. Wawancara
38
tujuan untuk menggali informasi lebih mendalam tentang berbagai
langsung.
• Kepala Dinas
• Kepala Kelurahan
• Kepala Desa
39
bentuk pertanyaan-pertanyaan, tanggapan-tanggapan, serta tafsiran
bersamanya.
a) Kemampuan / Skill
b) Pengalaman Kerja
40
c) Lingkungan Kerja
kelola pemerintahan
menyenangkan bawahannya
41
agar bawahan berusaha mencapai tujuan tersebut secara
tuntutan bawahannya.
42
BAB IV
Diklat Kabupaten Maros. Adapun subjek penelitian pada skripsi ini yaitu
kerajaan tetangga seperti Gowa, Bone, Luwu dll. Keadaan berubah ketika
43
masuknya intervensi kolonial kompeni belanda. Seiring kekalahan
pasal, dan salah satunya mengatakan ” bahwa semua negeri yang telah
Arung Bakke, Arung Appanang dan Arung Bila atas nama Arung Palakka
yang merupakan sekutu dari kompeni, secara otomatis ikut pula dikuasai
Yunus Karaeng Marusu VII. Saat itu kerajaan Marusu tidak lagi menjadi
belanda. Selain itu , wilayah kerajaan Marusu yang cukup luas terpecah
44
menjadi beberapa kerajaan kecil, seperti : kerajaan Bontoa, Tanralili,
dala marusu adik kandung dari karaengta barasa sultan muhammad ali
pihak lain terutama dari pihak belanda. Pada awalnya ajakan dari La
45
Secara umum, wilayah Kabupaten Maros memiliki peranan yang
46
3) Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, yakni dengan
47
Sammang tersebut telah tersebar diseluruh nusantara
48
Maros adalah 1.619,12km2 atau 2.3% dari luas Wilayah Provinsi
49
dengan batasan luas 4 mil dari bibir pantai Karakteristik pantai di
4.1.3 Geologi
keseluruhan 55.359Ha;
50
2) Batuan sedimenyang penyebarannya juga hampir
dan
4.1.4 Kependudukan
jenis kelaminnya paling besar yakni 103, hal ini menunjukkan jumlah
51
di Kecamatan Mallawa dengan jumlah 11.346jiwa. Jumlah penduduk di
52
4.1.5 Sarana Pendidikan
memanfaatkan teknologionline.
oleh anak sekolah dengan sekali klik. Sebanyak 23 ribu jenis buku akan
Maros.
jenjang mulai dari SD,SMP dan SMA Untuk tingkat SMA/SMK terdapat 36
Sumber:BadanPusat StatistikKabupatenMaros2014
53
terpencil. Dapat dilihat pada tabel statistik kesehatan di kabupaten maros
dibawah ini:
Tahun 2011-2014
Dokter Umum 44 43 39 36
Dokter Gigi 30 29 31 30
Bidan 131 118 137 146
Perawat 156 132 131 139
Apoteker 20 25 16 24
Sumber: BadanPusat StatistikKabupatenMaros2014
dan 2012 jumlah tempat berobat yakni 445 unit yang terdiri dari rumah
ditahun 2013 mengalami pengurangan menjadi 431 unit dan ditahun 2014
416 unit. Lain halnya dengan tenaga kerja yang mengalami peningkatan
54
dari 347 orang ditahun 2012 dan meningkat menjadi 354 orang di tahun
orang.
4.1.7 Agama
55
4.1.8 Visi Misi Kabupaten Maros
Visi:
dalam waktu sekarang lebih baik dari waktu masa lalu, dan
waktu sekarang.
56
dalam keadaan aman, damai, tertib, dan tentram. Tetapi memiliki
57
lokal, (3) mengedepankan prinsip interkoneksitas untuk
58
Misi :
perekonomian;
pendidikan;
gizi masyarakat;
pembangunan;
Visi :
Berbasis Kompetensi”
59
Misi:
kopetensinya;
60
pengendalian dan informasi kepegwaian, pengajian,
hukum pegawai ;
tugasnya.
berikut :
61
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan yang berkaitan
lancar;
62
i. Menyelenggaraan pembinaan teknis, pengawasan, dan
dan kabupaten;
arsip kepegawaian;
maros;
63
p. Memberikan saran, pertimbangan dan rekomendasi teknis
berlaku;
kebijakan;
kepemimpinan pemerintahan.
64
Jumlah pemimpin perempuan dalam rana desa kelurahan dan
secara adil dan merata. Perwujudan hal tersebut, tentunya hanya bisa
65
tenaga kerja. Kontribusinya terhadap suatu daerah sangat ditentukan oleh
tingkat partisipasi kerja. Kabupaten maros sendiri tidak lepas dari hal
mempunyai peluang yang sama dalam dunia publik khusunya dunia politik
Kabupaten maros
birokrasipemerintahan.
66
jumlah mereka dalam pemerintahan tidak terlalu mendominasi tapi
kepemimpinan tersebut.
dalamnya terdapat satu Kepala Dinas, tiga Kepala Kelurahan, dan enam
ketiga pemimpin perempuan ini yang dianggap lebih dominan atau lebih
berhasil dari pemimpin – pemimpin yang lain yaitu ibu Kepala Dinas ibu
Dra.Hj. Nuraeni Wahid penulis memilih ibu kepala kepala dinas karena
67
jabatan tersebut karena belum ada pengganti dari Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak. dan untuk kelurahan yang saya pilih
yaitu kelurahan ada tongeng kcamatan turikale yang di pimpin oleh ibu
kecamatan turikale hal ini di apresiasi langsung oleh bapak bupati karena
bupati atas penggunaan ADD (Alokasi Dana Desa ) yang jujur di gunakan
68
kepemimpinan yang mempunyai hubungan yang positif dengan kepuasan
khusus (otokrasi).
dan sangat terbatasnya bahkan sama sekali tidak ada peranan anak buah
69
keputusan yang di keluarka mutlak dari atasan tanpa campur tangan
bawahan sedikitpun.
pada indikator ini sebab ibu kadis menggunakan cara kekeluargaan dalam
digunakan dan kondisi tepat akan menjadikan hal yang efektif seorang
70
saran-saran. Jadi bisa kita lihat bahwa dalam indikator gaya
bahwa
wewenang mutlak berada ditangan pemimpin itu tidak berlaku pada ibu
dalam hal ini Pemimpin Perempuan sendiri. Dan tidak memberikan ruang
71
Di bagian ciri kepemimpinan ini, peneliti juga melakukan
wawancara oleh ibu lurah adatongeng ibu Rosmiati, S.STP tentang cara
dapat dilihat bahwa dalam inidikator ini tdak sesuai dengan gaya
merekake dalam situasi atau iklim kerja yang solid dan harmonis guna
mencapai tujuan bersama. Jadi pada point ini tidak sejalan atau tidak
kepemimpiannya.
72
Selanjutnya pernyataan ibu lurah diatas juga di perkuat oleh
73
Hasil wawancara yang di lakukan ibu Darawati S.PD dalam
Hal ini merupakan faktor manusia yang mengikat suatu kelompok untuk
mengatakan bahwa:
ini bisa dinilai bahwa ibu kepala desa simbang dalam kepemimpinannya
74
menyelesaikan masalah. Pernyataan-pernyataan yang dinyatakan oleh
hubungan timbal balik yang dimana keputusan atau kebijakan yang akan
dibuat rembukkan terlebih dahulu dan di bicarakan agar tidak terjadi yang
bawahan.
Adapun wawancara yang dikemukakan oleh salah satu staf ibu kadis yaitu
75
Pernyataan yang di keluarkan oleh bapak yahya memperlihatkan
bahwa sosok ibu kadis selalu berkoordinasi dengan stafnya sehingga hal
mungkin.
Inti dari pemaparan diatas menjelaskana bahwa dalam point ini ibu
selaku kepala dinas tidak termasuk dalam indikator ini karena dalam
pekerjaan baik dari atasan kebawahan dan bawahan keatasan karena hal
76
itu merupakan sesuatu efektif untuk mendapatkan hasil kerja yang
maksimal.
Penyataan diatas pula di perkuat oleh bapak udi selaku staf ibu
yang melaksanakan.
Jadi pada indikator ini dalam kepemimpinan ibu kepala desa tidak
77
dalam bekerja, dan di sisi lain beliau menggunakan hubungan timbal balik
balik dimana atasan dan bawahan saling menerima saran serta masukan-
dengan bawahannya.
ketat.
yang keluar dari jalur yang di tetapkan semua harus mengikuti prosedur
sangat kaku dikarenakan segala hal harus bersumber dari pimpinan untuk
Dan wawancara oleh staf ibu kadis yaitu ibu hasna yang
mengatakan bahwa :
78
pekerjaan keputusan selalu melibatkan bawahan sesuai dengan
tupoksi, dan selalu memantau hasil kerja dari bawahan dan
selalu meminta pendapat dari bawahan” (senin 27 februari 2017)
hasil pembahasan, dapat dilihat bahwa dalam indikator ini sesuai dengan
disiplin kerja yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri yang dikenal cukup
Dan hal yang di sampaikan juga oleh bawahan ibu yaitu bapak fajar
mengatakan bahwa :
79
“ibu lurah tegas dalam pengambilan keputusan tapi ramah
dalam hal menjalin hubungan dengan bawahan-bawahannya,
dia memang perempuan tapi dia tau cara memprlakukan orng
dengan baik tidak banyak menuntut tapi dalam pekerjaan
mengarahkan bawahan Beliau tidak semata-mata melakuan
sesuatu tanpa di rembukkan terlebih dahulu dengan
bawahannya.dan dalam kepemimpinannya dia selalu
memberikan seutuhnya hak-hak bawahannya entah dalam
bentuk apapun jika itu memang hak-hak kami beliau tidak
memotong sedkitpun ” senin 27 februari 2017).
bawahannya.
simpulkan bahwa dari indikator ini dalam kepemimpinannya ibu lurah tidak
80
hasil penyataan wawancara ibu Raodah diperkuat selaku staf di
yang ada karena pada wawancara yang dikatakan bahwa memang dalam
melibatkan bawahannya.
secara ketat yaitu ibu kadis sedangkan dua diantaranya yaitu ibu kepala
81
lurah dan ibu kepala desa tidak sesuai indikator yang ada, pemimpin
pengawasan yang di lakukan tidak begitu ketat. Dalam hal ini disimpulkan
hal memimpin
Kepemimpinan Partisipatif
maupun kelompok
82
Pemimpin harus mampu bekerja sama dengan bawahannya dalam
dengan baik.
Hasil wawancara ibu Noor bisa kita lihat bahwa dalam gaya
83
kerja yang baik antara atasan dan bawahan agar tercipta hubungan kerja
Kemudian hasil wawancara dari staf ibu lurah yaitu ibu herawati
mengatakan bahwa:
indikator ini sesuai dengan gaya beliau dalam memimpin, ibu selaku
dahulu untuk menentukan keputusan apa yang akan di ambil. Beliau juga
bersikap ramah dan memiliki sifat humoris sehingga hal itu membuat
beliau disukai oleh bawahannya tetapi dalam hal pekerjaan beliau sangat
handal.
Dan kemudian oleh staf ibu desa yaitu bapak H. Sadollah yang
mengatakan bahwa:
84
kantor malu kepada ibu dan beliau selalu membicarakan segala
sesuatu terhadap kami bawahannya.(senin 27 februari 2017)
contoh yang baik pada bawahannya, disiplin dan besikap terbuka pada
bawahan.
85
memang mampu bekerjasama dengan bawahannya serta dapat menjaga
membangun
Penyataan yang sama juga di keluarkan oleh staf ibu kadis yaitu
Dari pernyataan bapak yahya diatas dapat dilihat bahwa ibu kadis
masuk dalam indikator ini karena dalam kepemimpinan ibu kadis selalu
86
dengan sebaik-baiknya, demi kepuasan masyarakat. Pemimpin juga
Inti dari pemaparan diatas bahwa ibu lurah masuk dalam indikator
87
atau aparatur desa dalam mewujudkan tujuan organisasi.tujuan
Dan dalam Wawancara staf ibu desa yaitu bapak udin menyatakan
bahwa :
Dapat kita ketahui dari hasil penuturan bapak udin selaku staf
diatas bahwa dalam indikator ii ibu desa menerima masukan saran serta
yang ada.
88
memberikan dorongan untuk turut aktif melaksanakan semua keputusan
yang maksimal.
Kemudian tanggapan salah satu staf perempuan ibu kadis yaitu ibu
89
kualitas birokrasi kita tercermin dari kualitas aparatur Negara Sedangkan
mengatakan :
pekerjaan serta turut aktif dalam pekerjaan serta pemberian semgat kerja
kepada bawahan.
90
menggerakkan orang lain melakukan usaha bersama guna mencapai satu
sasaran tertentu.
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan
Hal ini sejalan dengan penyataan staf ibu lurah yaitu ibu raodah
yang mengatakan ;
Dari penuturan ibu raodah jelas bahwa indikator ini di gunakan oleh
ibu lurah karena terlepas dari pengambilan keputusan dia tetap menjaga
91
Petikan semua wawancara menjelaskan bahwa para pemimpin
berpendapat bahwa gaya ini lebih efektif dan efesien terhadap organisasi
92
4.4.3 Kepemimpinan suportif (supportive leadership)
harmonis agar tercipta kondisi yang tidak kaku antara pemimpin dan
anggota.
Dalam wawancara dikatakan oleh staf ibu kadis ibu noor yang
mengatakan :
93
“ibu dalam memimpin dalam hal pekerjaan beliau sangat
baik menjaga hubungan kepada bawahan beliau sangat mudah
di ajak kerjasama selalu menerima pendapat dan saran dari
kami”(jumat 24 februari 2017)
Dari pernyataan ibu noor diatas hal ini indikator yang ada
menyatakan:
94
Dari pernyataan di atas dalam kepemimpinannya ibu lurah selaku
ini sesuai yang di lakukan oleh ibu lurah karena selalu memberikan
karena baik dalam pekerjaan maupun tidak ibu sebagai kepala desa tetap
95
saja yang dibutuhkan setiap anggotanya guna meningkatkan kinerja
Berikut pernyataan oleh staf ibu lurah ibu hanin yang menyatakan:
dan fasilitas bawahan tapi tidak keseluruhan masih ada yang tidak
terfasilitasi. Jadi pada indikator ini ibu lurah selaku pemimpin di katakan
tidak sesuai karena belum semua yang mendapatkan fasilitas guna untuk
96
Kemudian penytaan oleh staf ibu desa yaitu bapak udin yang
mengatakan bahwa :
di perhatikan.
Dalam indikator ini dari tiga pemimpin hanya satu yang memenuhi
anggotanya.
97
Berikut penyataan wawancara staf ibu kadis ibu hasna yang
mengatakan bahwa :
kewajibannya.
98
kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan
mengatakan:
Dan kepemimpinan ini juga masuk dalam indikator ini terlihat dari
baik, dan menciptakan lingkungan kerja yang stabil serta gesit dalam
pekerjaan.
Dan berikut Pernyataan staf ibu desa ibu raodah dalam wawancara
mengatakan:
dapat dilihat kepemimpinan ibu desa termasuk dalam indikator ini karena
99
bawahannya dan mudah di ajak bekerja sama dalam menciptaka
indikator di atas ada dua indikator yang terpenuhi oleh ketiga pemimpin
tim hanya satu yang di penuhi yaitu kepla dinas sedangkan kelurahan
adalah upaya untuk mengembangkan diri yang dapat dilihat pada bidang-
bidang yang memberi pengaruh luas di sektor publik meliputi politik dan
sektor pemerintahan.
oriented leadership)
100
kepemimpinan orientasi prestasi kepemimpinan yang mengajukan
kerja. Dan adapun ciri – ciri dari gaya kepemimpina ini ialah :
organisasi.
sesuai dengan gaya kepemimpinan yang di lakukan ibu kadis jadi dapat di
101
kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya
bawahan dan atasan, akan tetapi juga dalam hubungan dengan pihak-
Sedangkan hasil wawancara dari ibu herawati staf dari ibu lurah
mengatakan bahwa:
tidak sesuai dengan gaya yang di lakukan ibu lurah karena dalam
maupun kelompok cenderung tidak memiliki arah, tidak puas dan kurang
termotivasi.
102
Demikian dengan hasil wawancara bapak H. sadollah
dan gairah bekerja. Sehingga hal ini akan berpengaruh pula pada prestasi
kerja bawahan.
ada yang masuk pada indikator ini karena pernyatan dari para staf para
pencapaian tujuan.
103
4.4.4.2 Mendorong anggota berusaha mencapai tujuan tersebut
secara efektif
Berikut hasil wawncara staf ibu kadis yaitu bapak yahya yang
gunakan dalam dalam gaya kpemimpinan ibu kadis terlihat pada cara ibu
kadis membuat pelatihan hal ini dilakukan tiap bulannya untuk dorongan
104
Kemudian hasil wawancara staf ibu keluarahan yaitu ibu hanin
Pernyataan staf ibu kadis diatas menunjukan indikator ini di pakai pada
individu.
mengatakan bahwa :
105
Jadi pada proses pencapaian tujuan indikator ini masuk atau
sesuai dengan gaya yang dilakukan ibu desa diaman beliau melakukan
untuk mencapai tujuan. Prestasi kinerja yang tinggi penting bagi suatu
tujuan.
106
Pernyataan ibu hasna staf ibu kadis dalam wawancara mengatakan
sesuai dengan yang di terapkan ibu selaku kepala dinas dimana beliau
adalah prestasi atau pelaksanaan kinerja dari pegawai. Ada banyak cara
dan kecakapan pribadi, juga membutuhkan motivasi yang cukup pada diri
sebaik-baiknya
pernyataan bahwa :
107
pekerjaan sehingga dalam mengerjakan pekerjaan kami tidak asal
mengerjakan sesuatu dan pencapaian pekerjaan bisa
terpenuhi”(senin 27 februari 2017)
memerhatikan para bawahan dalam bkerja dan ini yang membuat para
108
Bentuk motivasi dilakukan dengan pemberian dorongan agar
berorientasi pada prestasi ini trpenuhi dilihat dari tiga indikator yang ada
antaranya tidak sesuai dalam indikator ini. Maka dalam hal ini dapat
109
hasil dari 4 gaya yang telah di jelaskan di atas pada gaya Directif dari 3
110
4. 5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Perempuan di
kabupaten Maros
dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan,
111
pemerintahan. Beberapa faktor yang dimaksud tersebut antara lain
4.5.1.1 Kemampuan/Skill
Ibu Dra. Hj. Nuraeni Wahid sebagai Kepala Dinas dikenal sebagai
112
Pemberdayaan Perempuan, dapat dilihat kempuan yang ada pada
ibu kadis bahwa dia tidak di ragukan” (jumat 27 februari 2017).
pengalaman kerjanya.
yang sama juga disampaikan oleh ibu herawati yang mengatakan bahwa:
beliau.
113
memimpin serta kerja keras membangun desa sambueja beliau telah di
baik, Penerimaan Dana Alokasi Desa (DAD) untuk tahap pertama pada
150 m dengan lebar jalan 4 m,serta jalan feving blok sepanjang 270 m
Selain itu dana DAD itu digunakan untuk perbaikan pos kamling
114
memadai. Dan kinerja Kepala Desa beserta perangkat memang di
orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.
115
- Tahun 1982 Kepala Urusan Penyusunan Program dan Laporan
- Tahun 1989 Pj. Kepala Sub Bagian Tata Usaha di Sub Bagian Tata
- Tahun 1997 Kepala Sub Bagian Tata Usaha di Sub Bagian Tata
- Tahun 2001 Kepala Sub Bagian Tata Usaha di Sub Bagian Tata
Berencana Daerah.
Berencana.
116
Ibu kepala dinas telah banyak belajar dari beberapa jabatan yang
mengatakan bahwa :
tahun 2004, kemudian pada tahun 2014 beliau diangkat menjadi Kepala
117
Ibu Rosmiati S.STP melakukan banyak terobosan dan perbaikan
menjadi kepala desa beliau hanya lulusan salah satu di universitas negeri
tentang pemerintahan dari sang suami, suami ibu Darawati S.PD adalah
mantan kepala desa, karena sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri
sebagai kepala desa maka ibu Darawati yang mencalonkan diri sebagai
kepala desa dengan pengalaman dan bekal dari suami selama menjabat
sebagai kepala desa, dengan latar pendidikan yang memadai hal ini tidak
ibu Darawati S.SP untuk menjadi kepala desa. Hal tersebut di katakana
ingin daerahnya semakin baik. Hal itu bisa terjadi apabila pemimpin
118
tersebut memiliki kualitas yang dibutuhkan, baik dalam penerimaan saran
119
Dalam penelitian ini pada proses kepemimpinan adapun
lokasi atau tempat desa ini cukup jauh dari kota Maros, dengan jalanan
dan hutan-hutan kecil, letak desa ini memang tidak terlalu jauh dengan
penerangan jalanan yang minim tidak. Hal ini disampaikan pula pada
pejabat yang ada di kota Maros tentu kepala desa ini harus pergi kekota
pengurusannya di malam hari, ini semakin menjadi sulit karena jarak serta
120
dalam perjalanan untuk pergi kekota Maros. Jadi inilah salah satu
seseorang dalam belajar. Hambatan adalah suatu hal atau peristiwa yang
121
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
122
kemampuan/skill dan pengalaman kerja, sedangkan faktor
5.2 Saran
pemerintahan.
kepemimpinannya.
123
Daftar Pustaka
Buku :
Pustaka Pelajar.
RajaGrafindo Persada.
124
Sulistiyani, A.T.2008.Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership
Rajawali Pers.
Perundang-Undangan :
Peranan Wanita.
125
Lampiran Dokumentasi Wawancara
126
127
Ibu kelurahan Adatonggeng beserta stafnya
128
129
Ibu Kepala Desa Sambueja beserta stafnya
130
131
132
Lampiran Dokumentasi Wawancara