6 Bab 2
6 Bab 2
6 Bab 2
A.Pengertian
Pengertian vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari
tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama
dari sistem otonom,yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit (Misbach dkk.,2006). Dengan
demikian,vertigo bukan suatu gejala pusing berputar saja ,tetapi merupakan
suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic
(nistagmus, unstable) otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan muntah),
pusing dan gejala psikatrik. Dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa
gerakan yang umum, tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan perasaan
yang sulit dilukiskan sendiri oleh penderitanya. Pasien sering menyebutkan
sensasi ini sebagai nggilyer Sedangkan giddiness berarti dizziness atau
vertigo yang berlangsung singkat (PARDOSSI,2012).
B. Etiologi Vertigo
Etiologi vertigo dapat dibagi menjadi (Kelompok studi vertigo
PERDOSSI , 2012)
a. Otologi
Ini merupakan 24-61% kasus vertigo (paling sering), dapat
disebabkan oleh BPPV(benign paroxysmal positional Viertigo) penyakit
Miniere, Parese N.VIII (vestibulokoklearis), maupun otitis media.
b. Neurologis
Merupakan 23-61% kasus,berupa:
1) Gangguan serebrovaskular batang otak, serebelum
2) Ataksia karena neuropati
3) Gangguan visus
4) Gangguan serebelum
5) Sklerosis multipel
6) Vertigo servikal
c. Interna
Kurang lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan
kardiovaskuler.Penyebabnya bisa berupa tekanan darah yang naik atau
turun, aritma kordis, penyakit jantung koroner, infeksi, hipoglikemi,
serta intoksikasi obat, misalnya: nifedipin, benzodiazepine dan xanax.
d. Psikiatrik
Terdapat pada lebih dari 50 % kasus vertigo. Biasanya
pemeriksaan klinis dan laboratoris menunjukan dalam batas normal.
Penyebabnya bisa berupa depresi, fobia, anxietas, serta psikosomatis.
e. Fisiologis
Misalnya,vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah saat kita
berada di tempat tinggi.
C. Patofisiologi
Menurut Price, S.A (2007) Vertigo timbul jika terdapat
ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran.
Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler
atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya
ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan
pro prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan
nuklei N.III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Menurut Wilson (2007) Informasi yang berguna untuk
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual,
dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan
yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.Menurut
Wilson (2007) Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba
di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor
vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar,
akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa
penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan
tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya
muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
D. Klasifikasi Vertigo
Vertigo dapat dibagi menjadi ( Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012)
1. Vertigo Vestibular
Timbul pada gangguan sistem vestibular, menimbulkan sensasi
berputar timbulnya episodic, diprovokasi oleh gerakan kepala dan bisa
disertai rasa mual/muntah. Berdasarkan letak lesinya dikenal ada 2 jenis
vertigo vestibular (Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI,2012).
a) Vertigo vestibular perifer
Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis.Vertigo
vestibular perifer timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi
kepala,dengan rasa berputar yang berat,disertai mual/muntah dan
keringat dingin. bila disertai gangguan pendengaran berupa tinnitus
atau ketulian dan tidak disertai gejala neurologis fokal seperti
hemiparesis, diplopia perioral parastesia, penyakit paresisfasialis.
Penyebabnya antara lain aadalah begin paroxysmal positional vertigo
(BPPV), penyakit miniere, neuritisvestioklusia, labirinitis.
b) Vertigo vestibular sentral
Timbul pada lesi di nucleus vestibularis di batang otak atau
thalamus sampai ke korteks serebri. Vertigo vestibular sentral
timbulnya lebih lambat, tidak terpengaruh oleh gerakan kepala. Rasa
berputarnya ringan jarang disertai rasa mual/muntah ,atau kalau ada
ringan saja. Tidak disertai gangguan gangguan pendengaran. Bisa
disertai gejala neurologis fokal. Penyebabnya antara lain migraine,
CVD, tumor, epylepsi demielinisasi dan degenerasi.
2. Vertigo nonvestibular
Timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual
menimbulkan sensasi bukan berputar, melainkan rasa melayang, goyang
berlangsung konstan /kontinu, tidak disertai rasa mual/muntah, serangan
dirasanya dicetuskan oleh gerakan objek disekitarnya, misalnya di
tempat keramaian atau lalu lintas macet. Penyebab antara lain
polineuropati, meliopati artrosis servikalis trauma leher, presinkope,
hipotensi, ortostatik, hiperventilasi tension, headache hipoglikemi,
penyakit sistemik.
PATHWAY PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN VERTIGO
VERTIGO
Nausea
Nyeri Akut
Kurangnya
informasi tentang
penyakitnya
Sumber :Asmada,doni,2018
E. Menifestasi Klinis
Gejala pada vertigo vestibular dengan gejala sensasi rasa berputar tempo
serangan episodik mul atau muntah, gangguan pendengaran gerakan
pencetus gerakan kepala. Vertigo vestibular dibagi menjadi 2 yaitu vertigo
perifer dengan gejala bangkitan lebih mendadak, beratnya vertigo berat,
pengaruh gerakan kepala positif mual/muntah/keringatan tanda fokal otak
tidak ada. Vertigo sentral bangkitan lebih lambat beratnya vertigo ringan,
pengaruh gerakan kepala kadang terjadi kadang tidak mual/muntah,
keringatan bisa terjadi gangguan pendengaran kemungkinan tanda fokal
otak. lalu,vertigo nonvestibular dengan gejala sensasi melayang, goyang
tempo serangan kontinu/konstan mual/muntah tidak ada, tidak terdapat
gangguan pendengaran dan gerakan pencetus gerakan objek visual.
Berdasarkan gejala klinis yang menonjol, vertigo dapat pula dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu (PERDOSSI, 2012)
1. Vertigo paroksismal
Ciri khas :serangan mendadak ,berlangsung beberapa menit atau
hari, menghilang sempurna,suatu ketika muncul lagi,dan diantara
serangan penderita bebas dari keluhan. Berdasarkan gejala penyerta
dibagi :
a) Dengan keluhan telinga, tuli, atau telinga berdenging: sindrom
Meniere, arakhnoiditis pontoserebelaris, TIA vertebrobasilar,
kelainan ondontogen, tumor fossa posterior.
b) Tanpa keluhan telinga: TIA vertebrobasilar, epilespsi, migraine,
vertigo anak
c) Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: vertigo posisional
paroksismal benigna.
2. Vertigo kronis
Ciri khas : vertigo menetap lama,keluhan konstan tidak membentuk
serangan-serangan akut. Berdasarkan gejala penyertanya dibagi :
a. Dengan keluhan telinga : otitis media kronis, tumor serebelopontin,
meningitis TB, labirinitis, lues serebri.
b. Tanpa keluhan telinga : kontusio serebri, hipoglikemia, ensefalitis
pontis, kelainan okuler, kardiovaskuler dan psikologis, post
traumatik sindrom, intoksikasi, kelainan endokrin
c. Timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi : hipotensi,
orthostatic, vertigo servikalis.
a. Vertigo yang serangannya akut,berangsur-angsur berkurang
tetapi tidak pernah bebas serangan .
Berdasarkan gejala penyertanya dibagi:
- Dengan keluhan telinga: neuritis
N.VIII,trauma labirin,pendarahan
labirin,herpes zoster otikus.
- Tanpa keluhan telinga: neuritis
vestibularis,sclerosis multipel,oklusi arteri serebeli
posterior,ensefalitis vestibularis,sclerosis
multipel,hematobulbi.
F. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Fisik:
1) Pemeriksaan fisik umum ( tanda-tanda vital, heart rate dan
ritme jantung,palpasi arteri karotis dan auskultasi arteri
karotis).
2) Pemeriksaan neurologis (kesadaran,nervus kranalis ,sistem
saraf motorik dan sistem saraf sensorik)
3) Tes Romberg
Pemeriksaan berada dibelakang pasien,pasien berdiri tegak dengan
kedua tangan didada,kedua mata terbuka,dia amati selama 30 detik
setelah itu pasien diminta menutup mata dan diamati selama 30
detik,jika dalam keadaan mata terbuka pasien sudaah jatuh
menandakan kelainan pada serebelum,jika dalam keadaan mata
tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi menandakan kelainan
vestibular/propioseptif.
4) Tes Romberg di pertajam
Pemeriksaan berada di belakang pasien,lalu tumit pasien berada di
depan ibu jari kaki yang lainnya,kemudian pasien di amati dalam
keadaan mata terbuka selama 30 detik,lalu pasien menutup mata dan
diamati selama 30 detik,interpretasi sama dengan tes Romberg.
5) Tes jalan tandem (tandem gait)
Pasien di minta berjalan dengan sebuah garis lurus,dengan
menempatkan tumit di depan jari kaki sisi yang lain secara
bergantian.Pada kelainan serebelum:pasien tidak dapat melakukan
jalan tandem dan jatuh ke satu sisi.Pada kelainan vestibular:pasien
akan mengalami deviasi ke sisi lesi.
6) Tes fukuda
Pemeriksaan bearada di belakang pasien,lalu tangan di luruskan ke
depan,mata pasien ditutup,pasien diminta berjalan di tempat 50
langkah.Tes fukuda di anggap normal jika deviasi ke satu sisi >30
derajat atau maju/mundur >1 meter.Tes fukuda menunjukkan lokasi
kelainan di sisi kanan atau kiri.
7) Tes past pointing
Pada posisi duduk,pasien di minta untuk mengangkat satu tangan
dengan jari mengarah ke atas,jari pemeriksa di letakkan di depan
pasien,lalu pasien di minta ujung jarinya menyentuh ujung jari
pemeriksa beberapa kali dengan mata terbuka,setelah itu di lakukan
dengan mata tertutup.Pada kelainan vestibular : ketika mata tertutup
maka jari pasien akan deviasi kea rah lesi.Pada kelainan
serebelum:akan terjadi hipermetri atau hipometri.
8) Head thrust test
Pasien di minta memfiksasikan mata pada hidung/dahi pemeriksa
setelah itu kepala di gerakkan secara cepat ke satu sisi,pada kelain-
nan vestibular perifer akan di jumpai adanya sakadik.
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium pada stroke dan infeksi
2) EEG pada kasus vestibular epilepsi
3) EMG pada kasus neuropati
4) EKG pada kasus serebrovaskular
5) TCD pada kasus serebrovaskular
6) CT Scan/MRI pada kasus stroke,infeksi dan tumor
G. Penatalaksanaan Vertigo
Terapi vertigo meliputi beberapa perlakuan yaitu pemilihan
medikamentosa rehabilitasi dan operasi(Luxon,2004;Huin &
Uddin,2003).
Pilihan terapi vertigo mencakup(Kelompok Studi
Vertigo PERDOSSI,2012)
a. Terapi simtomatik,melalui farmakoterapi
b. Terapi kausal,mencakup:
-farmakoterapi
- prosedur reposisi partikel (pada BPPV)
- bedah ( karena vertigo yang disebabkan oleh
tumor,spondilosis servikalis dan impresi basilar).
c. Terapi rehabilitatif ( metode Brandt-Daroff,latihan visual vestibular
latihan berjalan).
Hindari faktor pencetus dan memperbaiki lifestyle pemilihan terapi
vertigo angat tergantung dari tipe dan kausa vertigo ( makanan dan
diit adekuat mencegah minum alcohol dan berlebihan,mengurangi
obat sedative,ototoksik dan opoid)
H. Komplikasi
a. Stoke
b. Obstruksi peredaran darah di labirin
c. Penyakit meniere
d. Infeksi dan inflamasi
B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Abraham maslow dalam (Mubarak & Chayatin 2007)
kebutuhan dasar manusia digambarkan dalam piramida hierarki
kebutuhan dasar maslow pada gambar
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan (SDKI ,2016) .
Diagnosa keperawatan yang muncul Menurut
Asmada,Doni,2018 adalah:
a. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d . Klien mengatakan
nyeri pada bagian kepala, nyeri seperti tertusuk tusuk ,klien
mengatakan nyeri saat beraktivitas, klien tampak meringis, tampak
memegangi kepalanya Skala nyeri 7 ( 1-10), klien tampak gelisah dan
nafsu makan berubah.
b. Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial d.d Klien mengeluh
mual,klien mengatakan ingin muntah,klien mengatakan tidak
minat makan, klien tampak pucat, Takikardi dan Pupil Dilatasi.
c. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan d.d Klien
mengatakan sangat lemas,sulit tidur,klien mengatakan tidak puas
tidur,klien mengatakan istirahat tidak cukup,klien tampak kelelahan
dan terdapat kantung mata didaerah mata klien.
d. Risiko jaatuh d.d faktor risiko Gangguan Keseimbangan
e. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Pendengaran d.d Klien
mengatakan terganggu dalam mendengar,klien tampak distorsi sensori
respons tidak sesuai dan konsentrasi buruk.
f. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Klien
menanyakan masalah yang di hadapi,klien menunjukkan perilaku
yang
tidak sesuai dengan anjuran,menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah menjalani pemeriksaan yang tidak tepat dan menunjukkan
perilaku berlebihan(mis.apatis,bermusuhan,agitasi dan hysteria).
C. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang
akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang
melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan
tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang
akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan
pasien secara spesifik (Manurung, 2011).
Tabel 2.1 Rencana Asuhan Keperawatan Vertigo
2 Mual b.d peningkatan tekanan Kontrol Mual dan Muntah (1618) Manajemen Mual (1450)
intrakranial d.d 1. Mendeskripsikan faktor- 1. Identifikasi faktor-faktor
DS: Faktor penyebab (1) penyebab terjadinya mual
a. Klien mengeluh mual 2. Mengenali pencetus stimulasi 2. Kendalikan lingkungan yang
b.klien mengatakan ingin muntah muntah (1) mungkin membangkitkan mual
c. klien mengatakan tidak minat 3.Menggunakan langkah- 3. Ajarkan penggunaan teknik non
makan langkah pencegahan (1) farmakologi(mis.hipnosis,relaksasi,I
DO: 4.Menghindari bau yang majinasi terbimbing,terapi musik)
a. Klien tampak pucat tidak menyenangkan (1) 4. Tingkatkan istirahat dan tidur
b. Takikardi yang cukup untuk memfasilitasi
c. Pupil Dilatasi pengurangan mual
1 2 3 4
5. Lakukan kebersihan mulut
sesering mungkin untuk
meningkatkan kenyamanan
6. Instruksikan kepada klien
mengenai diet tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
7. Dorong pola makan dengan porsi
Sedikit makanan yang menarik
bagi pasien yang mual
8. Memberikan obat antiemetic yang
sesuai
1 2 3 4
3 Gangguan Pola Tidur b.d Tidur ( 0004) Pengaturan Posisi ( 0840)
Hambatan Lingkungan d.d 1. Jam tidur (5) 1. Atur posisi tidur yang disukai
Data Subjektif ( DS) 2. Pola tidur (5) klien
a. Klien mengatakan sangat 3. Kualitas tidur (5) 2. Tinggikan bagian tubuh yang
lemas 4. Tidur dari awal sampai habis sakit dengan tepat
b. Klien mengatakan sulit tidur dimalam hari secara konsisten 3. Posisisikan pada kesejajaran
c. Klien mengatakan tidak puas (5) tubuh dengan tepat
tidur 5. Perasaan segar setelah tidur (5) 4. Tepatkan objek yang sering
d. Klien mengatakan istirahat 6. Tempat tidur yang nyaman (5) digunakan dalam jangkauan
tidak cukup 7. Suhu ruangan yang nyaman (5)
Data Objektif ( DO) Peningkatan Tidur ( 1850)
a. Klien tampak kelelahan 1. Jelaskan pentingnya tidur yang
b. Terdapat kantung mata cukup
didaerah mata klien 2. Monitor pola tidur klien dan jumlah
jam tidur
3. Sesuaikan lingkungan
(mis.cahaya,kebisingan,suhu dan
tempat tidur) untuk meningkatkan
tidur
4. Monitor makanan dan minuman
yang dapat menganggu tidur
5. Terapkan langkah langkah
kenyamanan seperti pijat, pemberian
posisi dan sentuhan afektif
6. Ajarkan keluarga mengenai faktor
yang berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur
( seperti faktor lingkungan,pola
hidup,psikologis dan fisiologis)
4. Risiko jatuh d.d Gangguan Kejadian Jatuh ( 1912) Menajemen lingkungan keselamatan
Keseimbangan 1. Jatuh saat berdiri (5) (6486)
2. Jatuh saat berjalan (5) 1. Identifikasi hal-hal yang
3. Jatuh dari tempat tidur (5) membahayakan dilingkungan
4. Jatuh saat ke kamar mandi (5) 2. Bantu klien untuk melakukan
perpindahan kelingkungan yang
aman
3. Sediakan alat untuk beradaptasi
seperti: kursi pijakan untuk
1 2 3 4
4. pegangan
Pencegahan jatuh ( 6490)
1. Sarankan menggunakan alas kaki
yang nyaman
2. Gunakan teknik yang tepat dalam
memindahkan klien dari kursi roda
ke tempat tidur atau ke toilet
3. Lakukan program latihan fisik rutin
yang meliputi berjalan Sediakan alas
kaki yang tidak licin untuk
memfasilitasi kemudahan klien
5. Gangguan Persepsi Sensori b.d Fungsi Sensori:Pendengaran (2401) Peningkatan Komunikasi:Kurang
Gangguan Pendengaran 4. Ketajaman pendengaran bagian Pendengaran (4974)
DS: kiri (5) 5. Bersihkan serumen berlebih
a.Klien mengatakan terganggu 2. Ketajaman pendengaran bagian dengan ujung kain atau lap
dalam mendengar kanan (5) yang dipelintir sambil
DO 3. Mendengan bisikan enam inci menurunkan daun telinga
a.Klien tampak distorsi sensori dari telinga kiri (5) 2. Hindari lingkungan yang berisik
b. Respons tidak sesuai 4. Mendengar bisikan enam inci Saat berkomunikasi
1 2 3 4
c. Konsentrasi buruk dari telinga kanan (5) 3. Gunakan gerakan tubuh jika
5. Berbalik kea rah suara (5) diperlukan
6. Merespon pada stimulus 4. Fasilitasi menggunakan alat bantu
pendengaran (5) dengar dengan benar
5. Lepaskan dan masukkan alat
bantu dengan benar
6 Defisit Pengetahuan b.d kurang Pengetahuan :Proses Penyakit (1803) Pengajaran:Proses Penyakit (5602)
terpapar informasi d.d 1. Karakter spesifik penyakit (5) 1. Jelaskan mengenai proses penyakit
DS: 2. Faktor-faktor penyebab dan 2. Identifikasi faktor penyebab
a.Klien menanyakan masalah faktor yang berkontribusi (5) 3. Berikan informasi pada klien
yang di hadapi 3. Tanda dan gejala penyakit (5) mengenai kondisinya
DO: 4. Proses perjalanan penyakit (5) 4. Instruksikan klien mengenai
a.Klien menunjukkan perilaku 5. Srategi untuk meminimalkan tindakan untuk mencegah
yang tidak sesuai dengan anjuran perkembangan penyakit (5) meminimalkan efek samping
b.Menunjukkan persepsi yang 6. Manfaat menajemen penyakit (5) penanganan penyakit
keliru terhadap masalah 7. Sumber informasi penyakit 5. Edukasi klien mengenai tindakan
c. Menjalani pemeriksaan yang spesifik yang terpercaya (5) Untukmengontrol/meminimalkan
tidak tepat gejal
1 2 3 4
d.Menunjukkan perilaku 6. Berikan informasi mengenai
berlebihan(mis.apatis,bermusuha pemeriksaan diagnostic yang
n,agitasi dan hysteria) tersedia
5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah satatus kesehatan yang dihadapi
ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan krikteria hasil yang
diharapkan (Suarni dan Apriyani,2017)
6. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dilakukan,berkesinambung-an dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya.Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan,untuk mengetahui pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan
(Suarni dan Apriyani,2017).