LP Vertigo
LP Vertigo
LP Vertigo
DISUSUN OLEH:
Weni Marsela
NIM : 123080211
VERTIGO
Ketidakcocokan
Informasi Aferen
Kepusat kesadaran
Gangguan
Nyeri kepala Nutrisi Nausea Risiko jatuh
Sumber :Asmada,doni,2018
F. Klasifikasi
Vertigo dapat dibagi menjadi (Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI, 2012)
1. Vertigo Vestibular
Timbul pada gangguan sistem vestibular, menimbulkan sensasi berputar
timbulnya episodic, diprovokasi oleh gerakan kepala dan bisa disertai rasa
mual/muntah.
Berdasarkan letak lesinya dikenal ada 2 jenis vertigo vestibular (Kelompok Studi
Vertigo PERDOSSI, 2012).
a. Vertigo vestibular perifer
Terjadi pada lesi di labirin dan nervus vestibularis. Vertigo vestibular perifer
timbulnya lebih mendadak setelah perubahan posisi kepala, dengan rasa berputar
yang berat, disertai mual/muntah dan keringat dingin. Bila disertai gangguan
pendengaran berupa tinnitus atau ketulian dan tidak disertai gejala neurologis
fokal seperti, hemiparesis, diplopia perioral parastesia, penyakit paresisfasialis.
Penyebabnya antara lain adalah begin paroxysmal positional vertigo (BPPV),
penyakit miniere, neuritisvesti oklusia, labirin, labirinitis.
b. Vertigo vestibular sentral
Timbul pada lesi di nucleus vestibularis di batang otak atau thalamus sampai ke
korteks serebri. Vertigo vestibular sentral timbulnya lebih lambat, tidak
terpengaruh oleh gerakan kepala. Rasa berputarnya ringan jarang disertai rasa
mual/muntah, atau kalau ada ringan saja. Tidak disertai gangguan gangguan
pendengaran. Penyebabnya antara lain migraine, CVD, tumor, epylepsi
demielinisasi dan degenerasi.
2. Vertigo nonvestibular
Timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau sistem visual menimbulkan
sensasi bukan berputar, melainkan rasa melayang, goyang berlangsung konstan
/kontinu, tidak disertai rasa mual/muntah, serangan diasanya dicetuskan oleh gerakan
objek disekitarnya, misalnya di tempat keramaian atau lalu lintas macet. Penyebab
antara polineuropati,meliopati artrosis servikalis trauma leher, presinkope, hipotensi,
ortostatik, hiperventilasi tension, headache, hipoglikemi, penyakit sistemik.
G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik umum (tanda-tanda vital, heart rate dan ritme jantung, palpasi
arteri karotis dan auskultasi arteri karotis).
b. Pemeriksaan neurologis (kesadaran, nervus kranalis, sistem saraf motorik dan
sistem saraf sensorik)
c. Tes Romberg
Pemeriksaan berada dibelakang pasien, pasien berdiri tegak dengan kedua tangan
didada, kedua mata terbuka, dia amati selama 30 detik setelah itu pasien diminta
menutup mata dan diamati selama 30 detik, jika dalam keadaan mata terbuka
pasien sudaah jatuh menandakan kelainan pada serebelum, jika dalam keadaan
mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi menandakan kelainan
vestibular/propioseptif.
d. Tes Romberg di pertajam
Pemeriksaan berada di belakang pasien, lalu tumit pasien berada di depan ibu jari
kaki yang lainnya, kemudian pasien di amati dalam keadaan mata terbuka selama
30 detik, lalu pasien menutup mata dan diamati selama 30 detik, interpretasi sama
dengan tes Romberg.
e. Tes jalan tandem (tandem gait)
Pasien di minta berjalan dengan sebuah garis lurus, dengan menempatkan tumit di
depan jari kaki sisi yang lain secara bergantian. Pada kelainan serebelum : pasien
tidak dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi. Pada kelainan
vestibular : pasien akan mengalami deviasi ke sisi lesi.
f. Tes fukuda
Pemeriksaan bearada di belakang pasien, lalu tangan di luruskan ke depan, mata
pasien ditutup, pasien diminta berjalan di tempat 50 langkah. Tes fukuda di
anggap normal jika deviasi ke satu sisi >30 derajat atau maju/mundur >1 meter.
Tes fukuda menunjukkan lokasi kelainan di sisi kanan atau kiri.
g. Tes past pointing
Pada posisi duduk, pasien di minta untuk mengangkat satu tangan dengan jari
mengarah ke atas, jari pemeriksa di letakkan di depan pasien, lalu pasien di minta
ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa beberapa kali dengan mata terbuka,
setelah itu di lakukan dengan mata tertutup. Pada kelainan vestibular : ketika mata
tertutup maka jari pasien akan deviasi kea rah lesi. Pada kelainan serebelum : akan
terjadi hipermetri atau hipometri.
h. Head thrust test
Pasien di minta memfiksasikan mata pada hidung/dahi pemeriksa setelah itu
kepala di gerakkan secara cepat ke satu sisi, pada kelain- nan vestibular perifer
akan di jumpai adanya sakadik.
2. Pemeriksaan Penunjang (Kelompok Studi Vertigo PERDOSSI, 2012) :
a. Laboratorium pada stroke dan infeksi
b. EEG pada kasus vestibular epilepsi
c. EMG pada kasus neuropati
d. EKG pada kasus serebrovaskular
e. TCD pada kasus serebrovaskular
f. CT Scan/MRI pada kasus stroke, infeksi dan tumor
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (SDKI, 2016).
Diagnosa keperawatan yang muncul Menurut Asmada, Doni, 2018 adalah:
a. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, nyeri seperti tertusuk tusuk, klien
mengatakan nyeri saat beraktivitas, klien tampak meringis, tampak memegangi
kepalanya Skala nyeri 7 ( 1-10), klien tampak gelisah dan nafsu makan berubah.
b. Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial
Klien mengeluh mual, klien mengatakan ingin muntah, klien mengatakan tidak
minat makan, klien tampak pucat, Takikardi dan Pupil Dilatasi.
c. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan
Klien mengatakan sangat lemas, sulit tidur, klien mengatakan tidak puas tidur,
klien mengatakan istirahat tidak cukup, klien tampak kelelahan dan terdapat
kantung mata didaerah mata klien.
d. Risiko jaatuh b.d faktor risiko Gangguan Keseimbangan
e. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan Pendengaran
Klien mengatakan terganggu dalam mendengar, klien tampak distorsi sensori
respons tidak sesuai dan konsentrasi buruk.
f. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
Klien menanyakan masalah yang di hadapi, klien menunjukkan perilaku yang
tidak sesuai dengan anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
menjalani pemeriksaan yang tidak tepat dan menunjukkan perilaku berlebihan
(misalnya apatis, bermusuhan, agitasi dan hysteria).
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan
(Dermawan, 2012). Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan
tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan,
tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung,
2011).
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
(Nursing Outcome Classification) (Nursing Intervention Classificarion)
1 Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis Kontrol Nyeri ( 1605) Menajemen Nyeri (1400)
Data Subjektif ( DS) 1. Mengenali kapan nyeri terjadi (5) 1. lakukan pengkajian nyeri komperhensif
a. Klien mengatakan nyeri pada bagian 2. Penggambarkan faktor penyebab (5) meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
kepala 3. Menggunakan tindakan pencegahan (5) frekuensi, intensitas dan faktor pencetus
b. Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk 4. Menggunakan tindakan pencegahan 2. Gali pengetahuan dan kepercayaan klien
tusuk (nyeri) tanpa analgesik (5) mengenai nyeri
c. Klien mengatakan nyeri saat 5. Melaporkannyeri yang terkontrol (5) 3. Berikan informasi mengenai nyeri, berapa
beraktivitas Data Objektif ( DO) Tingkat Nyeri ( 2102) lama nyeri yang dirasakan dan antisipasi
a. Klien tampak meringis 1. Nyeri yang dilaporkan (5) dari ketidaknyamanan
b. Klien tampak memegangi kepalanya 2. Mengerang dan menangis (5) 4. Ajarkan klien untuk menggunakan teknik
c. Skala nyeri 7 ( 1-10) 3. Ekspresi nyeri wajah (5) non farmakologi
d. Klien tampak gelisah 4. Frekuensi nafas (5) 5. Dukung istirahat atau tidur yang adekuat
e. Nafsu makan beruba 5. Denyut nadi (5) untuk mambantu penurunan nyeri.
6. Tekanan Darah (5) Pemberian Analgesik (2210)
1. Cek perintah pengobatan
2. Monitor tekanan darah sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
Berikan analgesic sesuai tambahan
( ketorolac, sucralfat)
2
2 Mual b.d peningkatan tekanan intrakranial Kontrol Mual dan Muntah (1618) Manajemen Mual (1450)
1. Mendeskripsikan faktor-Faktor 1. Identifikasi faktor-faktor penyebab
DS :
penyebab (1) terjadinya mual
a. Klien mengeluh mual
2. Mengenali pencetus stimulasi muntah 2. Kendalikan lingkungan yang mungkin
b.klien mengatakan ingin muntah
(1) membangkitkan mual
c. klien mengatakan tidak minat makan
3. Menggunakan langkah-langkah 3. Ajarkan penggunaan teknik non
DO :
pencegahan (1) farmakologi (mis.hipnosis, relaksasi,
a. Klien tampak pucat
4. Menghindari bau yang tidak Imajinasi terbimbing, terapi musik)
b. Takikardi
menyenangkan (1) 4. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup
c. Pupil Dilatasi
untuk memfasilitasi pengurangan mual
5. Lakukan kebersihan mulut sesering
mungkin untuk meningkatkan kenyamanan
6. Instruksikan kepada klien mengenai diet
tinggi karbohidrat dan rendah lemak
7. Dorong pola makan dengan porsi Sedikit
makanan yang menarik bagi pasien yang
mual
8. Memberikan obat antiemetic yang sesuai
3 Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Tidur ( 0004) Pengaturan Posisi ( 0840)
Lingkungan 1. Jam tidur (5) 1. Atur posisi tidur yang disukai klien
Data Subjektif ( DS) 2. Pola tidur (5) 2. Tinggikan bagian tubuh yang sakit
a. Klien mengatakan sangat lemas 3. Kualitas tidur (5) dengan tepat
b. Klien mengatakan sulit tidur 4. Tidur dari awal sampai habis dimalam 3. Posisisikan pada kesejajaran tubuh
c. Klien mengatakan tidak puas tidur hari secara konsisten (5) dengan tepat
d. Klien mengatakan istirahat tidak cukup 5. Perasaan segar setelah tidur (5) 4. Tepatkan objek yang sering digunakan
Data Objektif ( DO) 6. Tempat tidur yang nyaman (5) dalam jangkauan
a. Klien tampak kelelahan 7. Suhu ruangan yang nyaman (5 klien) Peningkatan Tidur ( 1850)
b. Terdapat kantung mata didaerah mata 1. Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
2. Monitor pola tidur klien dan jumlah jam
tidur
3. Sesuaikan lingkungan (mis.cahaya,
kebisingan, suhu dan tempat tidur) untuk
meningkatkan tidur
4. Monitor makanan dan minuman yang
dapat menganggu tidur
5. Terapkan langkah langkah kenyamanan
seperti pijat, pemberian posisi dan sentuhan
afektif
6. Ajarkan keluarga mengenai faktor yang
berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur
(seperti faktor lingkungan, pola hidup,
psikologis dan fisiologis)
4 Risiko jatuh d.d Gangguan Keseimbangan Kejadian Jatuh ( 1912) Menajemen lingkungan keselamatan
1. Jatuh saat berdiri (5) (6486)
2. Jatuh saat berjalan (5) 1. Identifikasi hal-hal yang membahayakan
3. Jatuh dari tempat tidur (5) dilingkungan
4. Jatuh saat ke kamar mandi (5) 2. Bantu klien untuk melakukan
perpindahan kelingkungan yang aman
3. Sediakan alat untuk beradaptasi seperti :
kursi pijakan untuk pegangan
Pencegahan jatuh ( 6490)
1. Sarankan menggunakan alas kaki yang
nyaman
2. Gunakan teknik yang tepat dalam
memindahkan klien dari kursi roda ke
tempat tidur atau ke toilet
3. Lakukan program latihan fisik rutin yang
meliputi berjalan Sediakan alas kaki yang
tidak licin untuk memfasilitasi kemudahan
Klien
6 Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar Pengetahuan :Proses Penyakit (1803) Pengajaran:Proses Penyakit (5602)
informasi 1. Karakter spesifik penyakit (5) 1. Jelaskan mengenai proses penyakit
DS: 2. Faktor-faktor penyebab dan faktor yang 2. Identifikasi faktor penyebab
a. Klien menanyakan masalah yang di hadapi berkontribusi (5) 3. Berikan informasi pada klien mengenai
DO: 3. Tanda dan gejala penyakit (5) kondisinya
a. Klien menunjukkan perilaku yang tidak 4. Proses perjalanan penyakit (5) 4. Instruksikan klien mengenai tindakan
sesuai dengan anjuran 5. Srategi untuk meminimalkan untuk mencegah meminimalkan efek
b. Menunjukkan persepsi yang keliru perkembangan penyakit (5) samping penanganan penyakit
terhadap masalah 6. Manfaat menajemen penyakit (5) 5. Edukasi klien mengenai tindakan Untuk
c. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat 7. Sumber informasi penyakit spesifik mengontrol/meminimalkan gejala
d. Menunjukkan perilaku berlebihan yang terpercaya (5) 6. Berikan informasi mengenai pemeriksaan
(mis.apatis, bermusuhan, agitasi dan diagnostic yang tersedia
hysteria)