SK Kebijakan HPK Final
SK Kebijakan HPK Final
SK Kebijakan HPK Final
NOMOR : 3311/HK.02-RSKK
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bandung
Pada Tanggal 03 Agustus 2022
DIREKTUR UPTD
RSUD KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT
1. Dalam peraturan Rumah Sakit Umum Daerah Kesehatan Kerja Provinsi Jawa
Barat ini yang dimaksud dengan:
a. Hak Pasien dan Keluarga adalah hak yang dimiliki oleh pasien dan
keluarga yang berobat di rumah sakit, dan harus dipahami oleh pimpinan
dan staf rumah sakit.
b. Kebijakan adalah Peraturan Direktur Rumah Sakit yang berlaku di rumah
sakit yang dipimpinnya.
c. Pasien adalah orang yang datang ke rumah sakit untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.
d. Keluarga adalah orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan atau
perwalian dengan pasien.
e. Panduan adalah cara-cara untuk melaksanakan suatu kebijakan, program
atau kegiatan.
f. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah langkah-langkah kegiatan
yang terstandar untuk melaksanakan suatu kegiatan.
g. Form. adalah formulir isian yang melengkapi panduan atau Standar
Prosedur Operasional.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup
a. Tujuan pengaturan Hak Pasien dan Keluarga adalah untuk menjamin
dilaksanakannya hak-hak pasien sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien.
b. Ruang lingkup Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Daerah
Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat mengatur pengelolaan Hak Pasien
dan Keluarga, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi serta tindak lanjut.
3. Rumah Sakit mengidentifikasi, melindungi dan mempromosikan hak - hak
pasien.
4. Rumah Sakit menginformasikan pasien tentang hak-hak mereka.
5. Rumah sakit melaksanakan Hak Pasien dan Keluarga sejak asesmen awal
sampai pasien meninggalkan rumah sakit.
6. Rumah sakit menyiapkan dokumen dan atau brosur/leaflet atau informasi lain
untuk mendukung pasien dan keluarga memahami dan mengetahui hak dan
kewajibannya.
7. Rumah sakit menetapkan hak istimewa pasien untuk menentukan informasi
apa saja yang berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan
kepada keluarga atau pihak lain.
8. Rumah Sakit melibatkan keluarga pasien, bila perlu, dalam keputusan tentang
perawatan pasien.
9. Rumah Sakit mendapatkan persetujuan (inform consent).
10. Pelaksanaan Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit Umum Daerah
Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat dilaksanakan mengacu pada Panduan
Hak dan Kewajiban Pasien dan Keluarga.
11. Tata tertib umum, penunggu dan pengunjung pasien ditetapkan sesuai
ketentuan dalam formulir informasi dan tata tertib umum, penunggu, dan
pengunjung pasien di rumah sakit.
12. Pelayanan kerohanian yang diperlukan disiapkan mengacu pada panduan,
prosedur dan format yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
13. Rumah sakit melaksanakan privasi pasien dalam anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemberian terapi dan transportasi. Pelaksanaan pelayanan kebutuhan
privasi pasien dilaksanakan mengacu pada Panduan Pelayanan Kebutuhan
Privasi Pasien.
14. Rumah sakit menetapkan batasan tanggung jawab terhadap barang milik
pasien sebagaimana panduan perlindungan barang milik pasien.
15. Rumah sakit menetapkan tempat dan kelompok berisiko dan melindungi
pasien dari kekerasan fisik sebagaimana panduan dan SPO perlindungan
pasien terhadap kekerasan fisik. Rumah sakit menetapkan untuk tidak atau
belum melaksanakan pelayanan rawat inap kepada bayi, anak-anak, dan
pasien dengan gangguan jiwa.
16. Petugas rumah sakit terkait perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik
melaksanakan pemantauan pengamanan berkala.
a. Setiap pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Kesehatan Kerja Provinsi
Jawa Barat wajib memakai kartu identitas pegawai.
b. Pengunjung pasien di luar jam kunjungan harus diidentifikasi dan wajib
memakai kartu identitas pengunjung pasien.
c. Pengunjung/tamu manajemen rumah sakit wajib memakai kartu identitas
tamu rumah sakit.
d. Vendor dan pegawai kontrak/unit kerja sama wajib memakai identitas.
13. Rumah Sakit akan memberikan perlindungan yang layak untuk keselamatan
pasien terhadap pasien-pasien yang teridentifikasi kelompok beresiko seperti
perlindungan dari penyiksaan, kelalaian asuhan, tidak dilaksanakannya
pelayanan atau bantuan dalam kejadian kebakaran dengan memberikan
pengelolaan yang sesuai panduan perlindungan pasien berisiko tinggi.
14. Kerahasiaan informasi pasien
a. Rumah sakit wajib menjaga kerahasiaan informasi medis dan non medis
pasien.
b. Rumah sakit wajib menjelaskan kepada pasien tentang persetujuan
pembukaan dan kerahasiaan informasi medis dan non medis kepada pihak
lain dan atau keluarga tertentu.
c. Rumah sakit tidak memasang daftar nama pasien di ruang informasi atau
ruang perawatan.
d. Rumah sakit meminta persetujuan pasien untuk semua prosedur
pelayanan medis yang akan dilaksanakan.
e. Pelaksanaan kerahasiaan informasi pasien mengacu pada panduan
perlindungan terhadap kerahasiaan informasi.
14. Rumah sakit mendukung dan mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya
dalam proses pelayanan sebagaimana panduan komunikasi efektif untuk
mendorong keterlibatan pasien dan keluarga dalam pelayanan dan panduan
permintaan second opinion baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
15. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
a. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) wajib menjelaskan penyakit,
rencana pengobatan dan atau tindakan yang akan diberikan kepada
pasien dan atau keluarga.
b. DPJP memberi penjelasan tentang rencana operasi dan atau tindakan
medis khusus.
c. Rumah sakit wajib meminta persetujuan pasien untuk setiap tindakan
medis yang akan dilakukan.
d. Daftar tindakan medis yang memerlukan persetujuan khusus, serta form
informasi dan persetujuan tindakan medis ditetapkan oleh rumah sakit.
e. Pelaksanaan pelayanan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan mengacu
pada Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan.
15. Hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.
a. Rumah sakit harus menjelaskan tentang hak pasien dan keluarga untuk
menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.
b. Pasien atau keluarga wajib menandatangani form. penolakan
perawatan/pengobatan.
c. Rumah sakit wajib menjelaskan kondisi kritis dan atau kondisi terminal
pasien serta kemungkinan tindakan resusitasi dan tindakan lain mengacu
pada Panduan Penolakan Resusitasi (DNR) sebagaimana telah ditetapkan
oleh rumah sakit.
d. Pasien dan atau keluarga wajib menandatangani form penolakan
resusitasi, jika menolak tindakan resusitasi.
16. Manajemen nyeri
a. Rumah sakit menetapkan panduan manajemen nyeri.
b. Petugas rumah sakit wajib melaksanakan asesmen nyeri dengan
memperhatikan pengaruh pribadi, budaya dan sosial.
17. Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
penuh hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya mengacu pada
panduan pelayanan pasien tahap terminal.
18. Penanganan komplain/keluhan pasien dan keluarga
a. Rumah sakit menetapkan panduan penanganan komplain/keluhan pasien.
b. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang proses menyampaikan
keluhan.
18. Mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan keluarga
a. Rumah sakit mewajibkan staf untuk memahami peran mereka dalam
mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien maupun keluarganya.
b. Staf melaksanakan hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kebutuhan
kerohanian.
19. Informasi tentang hak pasien dan keluarga
a. Semua informasi tentang hak pasien dan keluarga yang disampaikan
kepada pasien wajib disampaikan secara lisan dan tertulis.
b. Petugas yang bertanggung jawab atas penyampaian informasi sesuai
perannya.
20. Rumah sakit melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang
pelayanan yang diterimanya dengan mengacu pada panduan dan prosedur
persetujuan tindakan medik (informed consent).
21. Rumah sakit menetapkan untuk tidak atau belum melaksanakan Penelitian
Klinis, pemeriksaan/investigasi klinis, dan percobaan klinis.
22. Dalam keadaan tertentu, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan
atau Institusi Pendidikan Kedokteran rumah sakit dapat digunakan untuk
pelaksanaan penelitian klinis; setelah memenuhi persyaratan.
a. Penelitian klinis harus melalui dan lulus penilaian etika penelitian dari
Panitia Etika Penelitian Rumah sakit.
b. Peneliti wajib memberi informasi yang tepat tentang maksud dan tujuan
penelitian kepada pasien dan keluarganya.
c. Pasien dan atau keluarga yang akan berpartisipasi harus mendapat
penjelasan tentang prosedur yang harus diikuti dan diberi kesempatan
untuk memilih berpartisipasi atau menolak ikut berpartisipasi dengan
mengisi form yang tersedia.
DIREKTUR UPTD
RSUD KESEHATAN KERJA
PROVINSI JAWA BARAT