WOC Parestesia

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nabila Aulia

P1337420619052
Poltekkes Semarang
DEFINISI PARESTESIA
Parestesia (kesemutan) adalah suatu
PENATALAKSANAAN
kondisi yang terjadi dimana anggota
 Injeksi kortikosteroid, untuk
tubuh mengalami sensasi panas ETIOLOGI menurunkan peradangan dan
seperti tertusuk jarum, mati rasa atau  Kekurangan vitamin B12. menghilangkan rasa nyeri sementara
kebas pada bagian tubuh tertentu.  Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS, herpes  Antidepresan trisiklik, obat untuk
Parestesia bisa terjadi di bagian tubuh zoster, hepatitis B, dan hepatitis C menurunkan rasa sakit
mana pun, tetapi paling sering terjadi
 Penyakit sistem kekebalan tubuh, seperti  Gabapentin, fenitoin, atau pregabalin,
di tangan, kaki, dan kepala. Muncul
lupus obat jenis anti kejang yang dapat
secara tiba – tiba, dan biasanya
 Efek samping obat-obatan kemoterapi, menurunkan gejala parestesia
disertai nyeri
obat anti kejang, dan obat untuk  Pembedahan, untuk menghilangkan
HIV/AIDS. kompresi pada urat saraf yang
 Penyakit saraf mengenyebabkan parestesia menjadi
TANDA GEJALA parah
 Mati rasa
 Kaku DATA PENUNJANG
 Merasa lemah pada anggota KOMPLIKASI
 Tes darah, untuk memeriksa kadar elektrolit, vitamin,
badan  Kejang
hormon, dan zat kimia dalam darah.
 Sensasi menggelenyar atau  Infeksi sendi
 Pemeriksaan fungsi saraf, meliputi tes aktivitas listrik
geli pada anggota badan  Kerusakan urat saraf
otot (elektromiografi) dan tes kecepatan hantar saraf
tersebut (nerve velocity test).  Nyeri
 Rasa terbakar  Pencitraan, seperti foto Rontgen, CT scan, atau MRI.  Gangguan aktivitas
 Dingin  Pemeriksaan lumbal pungsi (spinal tap), yang dilakukan
 Terasa tertusuk – tusuk pada dengan mengambil sampel cairan saraf tulang belakang
anggota badan tertentu  Biopsi, yang dilakukan dengan mengambil sampel
jaringan kulit atau saraf untuk diperiksa di laboratorium
Tindihan pada Diabetes, hipertensi, Oksida : rokok,
bagian tubuh trauma, peradangan alkohol, narkotika

Saraf tertindih Gangguan sistem Antioksidan tidak


peredaran darah dapat mengimbangi
oksidan dari luar
Impuls saraf dan aliran tubuh
darah terhambat Nutrisi tidak dapat
tersalurkan secara maksimal Melemahkan antioksidan
ke sel dan jaringan dalam tubuh

Sel saraf kekurangan Stress oksidatif


vit B12

Sampai saraf
Gangguan nutrisi
pada sistem saraf

Neuropati perifer

PARESTESIA

Kebas/mati rasa Kecemasan pada Kurang mengerti Nyeri seperti


keadaannya tentang penyakitnya tertekan/tertusuk jarum

Mobilisasi terganggu
Ansietas Defisit pengetahuan Nyeri akut
(SDKI, D. 0080) (SDKI, D. 0111) (SDKI, D.
Gangguan Tingkat Ansietas Menurun Tingkat Pengetahuan Tingkat Nyeri Menurun
mobilitas fisik (SLKI, L. 09093) (SLKI, L. 12111) (SLKI, L. 08006)
(SDKI, D. 0054)

Terapi Relaksasi Edukasi Kesehatan Manajemen Nyeri


Mobilitas Fisik Meningkat (SIKI, I. 09326) (SIKI, I. 12383) (SIKI, I. 08238)
(SLKI, L. 05042)

Observasi Observasi Observasi


Dukungan Ambulasi 1. Periksa ketegangan otot, 1. Identifikasi kesiapan dan 1. Mengkaji nyeri (lokasi,
(SIKI, I. 06171) frekuensi nadi, tekanan darah, kemampuan menerima durasi, skala, frekuensi,
dan suhu sebelum dan sesudah informasi instensitas nyeri)
latihan 2. Identifikasi faktor yang 2. Identifikasi pengetahuan
Observasi 2. Monitor respons terhadap terapi dapat meningkatkan dan dan keyakinan tentang nyeri
1. Identifikasi adanya nyeri atau relaksasi menurunkan motivasi Terapeutik
keluhan fisik lainnya Terapeutik perilaku hidup bersih dan 1. Berikan teknik non
2. Identifikasi toleransi fisik 1. Berikan informasi tentang sehat farmakologis (misal. Terapi
melakukan ambulasi persiapan dan prosedur teknik Terapeutik musik, terapi pijat, relaksasi
3. Monitor frekuensi jantung dan relaksasi 1. Sediakan materi dan media nafas dalam, pengalihan
tekanan darah sebelum 2. Gunakan pakaian longgar pendidikan kesehatan fokus)
memulai ambulasi 3. Gunakan relaksasi sebagai 2. Jadwalkan pendidikan 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Terapeutik strategi penunjang dengan kesehatan sesuai 3. Pertimbangkan jenis dan
1. Fasilitasi aktivitas ambulasi analgetik atau tindakan medis kesepakatan sumber nyeri
dengan alat bantu (mis. tongkat, lain, jika sesuai 3. Berikan kesempatan untuk Edukasi
kruk) Edukasi bertanya 1. Jelaskan strategi pereda
2. Libatkan keluarga untuk 1. Jelaskan tujuan, manfaat, Edukasi nyeri
membantu pasien dalam batasan, dan jenis, relaksasi 1. Jelaskan faktor resiko yang 2. Jelaskan penyebab, periode,
meningkatkan ambulasi 2. Anjurkan mengambil psosisi dapat mempengaruhi dan pemicu nyeri
Edukasi nyaman kesehatan 3. Ajarkan teknik non
1. Jelaskan tujuan dan prosedur 3. Anjurkan rileks dan merasakan 2. Ajarkan perilaku hidup farmakologis untuk
ambulasi sensasi relaksasi sehat dan bersih mengurangi nyeri
2. Anjurkan melakukan ambulasi 4. Demonstrasikan dan latih 3. Ajarkan strategi yang dapat Kolaborasi
dini teknik relaksasi (mis. napas digunakan untuk Kolaborasi pemberian
3. Ajarkan ambulasi sederhana dalam, pereganganm atau meningkatkan perilaku analgetik, jika perlu
(mis. berjalan dari tempat tidur imajinasi terbimbing ) hidup sehat dan bersih
ke kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi) Sumber:
https://www.alodokter.com/parestesia
https://www.analisis.id/parestesia-informasi-penyakit
Tim PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
Tim PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai