Tugas 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Hakikat demokrasi

&
Sistem demokrasi pancasila

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
- William

Safriadi

Ahmad Rifai

Dimas aji

Redi Gunawan

Hamad sulthon

Jonathan

MAPEL :PPKN
KELAS :XI.LAS UMUM

KELOMPOK :1(SATU)

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa mengisi perbincangan berbagai lapisan
masyarakat mulai dari masyrakat bahwa masyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik,
birokrat, pemerintahan, took masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat,
cendekiawan, maha siswa dan kaum professional lainnya.

Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dari Yunani yaitu: “demos” yang
berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau
kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:


1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook demokrasi adalah bentuk pemerintahab dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasi merupakan suatu system
pemerintahan dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-
tindakan mereka diwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak secara 3 tidak
langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah
terpilih.
Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara
B. Komponen Komponen Penegak Demokrasi
Tegaknya demokrasi sangat terkait dengan komponen-komponen yang mengawantahkan
tegaknya demokrasi antara lain:
1. Negara Hukum
Konsepsi Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan
perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas
dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia.
Adapun cirri-ciri sebagai berikut
: a Adanya perlindungan HAM
b Adannya supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintah.
c Adanya pemisahan dan kekuasaan Negara.
D Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandi
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani dengan cirinya sebagai masyarakat terbuka, masyarakat yang beb
as dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara, masrakat yang berpartisipasi
aktifsertamasyarakat egaliter merupakan bagian yang integral dalam menegakkan
demokrasi. Selain itu masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan dalam
membangun demokrasi sebagaimana yang dikatakan oleh Soetandyo wignyosoebroto,
Adi Suryadi Culla, Muhammad AS. Hikam, Ryaas Rasyid, Samsuddin Haris sebagai
prasyarat demokrasi. Sebab salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah
terciptanya partisipasi masyarakat secara aktif dalam prosesproses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh Negara atau pemerintahan.
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur politik yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan kelompok
penrkanan. Partai politik adalah struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama yaitu memperoleh kekuasaan
politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya.
Begitu pula aktivitas yang dilakukan oleh kelompok gerakan dan kelompok penekanan
merupakan perwujutan adanya kebebasan berorganisasi, kebebasan menyampaokan
pendapat dan melakukan oposisi terhadap Negara dan
4. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab
Sebagai institusi penegak demokrasi, pres mempunyai peran yang sangat strategis.
Salah satu peranan strategis pres adalah sebagai penyedia informasi bagi masyarakat
yang berkaitan dengan kehidupan kenegaraan dan pemerintahan 5 maupun masalah
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Menurut Kencana prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut :
1. Adanya pembagian kekuasaan (Sharing Power)
Untuk timbulnya iklim dan budaya demokratis, kekuasaan (power) dipisahkan atau
dibagi-bagi antara pembuatan undang-undang dengan pelaksanaan undang-undang,
agar terjadi pengawasan atau control ( checking power with power )
2. Adanya pemilihan umum yang bebas ( general election )
Untuk terpilihnya pemerintahan yang dikehendaki oleh rakyat atau anggota-anggota
perwakilan yang akan mewakili suara rakyat itu sendiri diperlukan pemilihan umum
yang jujur adil, bebas, dan demokratis dilakukan oleh lembaga independen.
3. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
Untuk tidak terciptanya Negara tirai besi yang kaku dan otoriter , perlu
keikutsertaan rakyat dalam menilai pemerintahan. Hal tersebut terwujud bila
manajemen pemerintahan dilakukan secara transparan , menerapkan akuntabilitas
public.
4. Adanya kebebasan individu
Untuk membuktikan bahwa rakyat tidak dihantui rasa ketakutan, setiap lapisan
masyarakat mesti memilki kebebasan berbicara, beribadah, dan kebebasan mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Apabila mahasiswa, wartawan, aktivis partai
resmi yang bersuara lantang lalu diciduk , hal ini sama sekali tidak demokratis.
5. Adanya peradilan bebas
Untuk tidak ikut campurnya aparat pemerintah ( dalam arti sempit) dalam
peradilan umum dan penegakan hukum , maka aparat pengadilanharus bebas dari
pengaruh eksekutif , sehingga keluarga pejabat pemerintah itu sendiri dapat diproses
di pengadilan dan dapat diputuskan hukumannya dengan adil.
6. Adanya pengakuan hak minoritas
Untuk adanya perlindungan terhadap kelompok minoritas , mesti ada pengakuan baik
terhadap agama yang minoritas penganutnya atau terhadap golongan ekonomi lemah
seperti pedagang kaki lima.
7. Adanya pemerintah yang berdasarkan hukum
Untuk tidak timbulnya Negara yang berdasarkan kekuasaan belaka ( machtsstaat),
maka hukum di tempatkan pada rujukan tertinggi. Dengan demikian warga Negara
sama kedudukannya di depan hukum dan lembaga peradilan.
8. Adanya pers yang bebas Secara konseptua kebebasan pers akan mememunculkan
pemerintahan yang cerdas, bersih, dan bijaksana. Untuk menjamin tegaknya demokrasi, per
situ sendiri harus bebas menyuarakan hati nurani rakyat, baik penyampaian kritik terhadap
kebijakan dan pelaksanaan pemerintah maupun terhadap diri seorang pejabat public juga
dalam penyampaian informasi pembangunan lainnya. Informasi yang disampaikan pers
hendaknya didukung oleh akurasi data.
9. Adanya multi partai politik
Untuk tidak timbulnya dictator partai atau system monolitik partai politik, system
demokrasi memberikan ruang tumbuhnya multi partai politik bebas dan
mengemukakan dan mengartikulasikan kepentingan masyarakat untuk disampaikan
kepada Negara atau pemerintahan. Dalam alam demokrasi, partai politik berkompetisi
dalam pemilu untuk mendapat dukungan mayoritas rakyat. Karena itu ada partai yang
mendapat suara dan dukungan mayoritas dan ada yang mendapat dukungan minoritas.
Partai politik yang mendapat dukungan mayoritas berkesempatan memimpin
pemerintahan , sedangkan partai politik yang mendapat dukungan minoritas berada
dalam parlemen atau diluar parlemen sebagai kelompok oposisi ( penyeimbang )
pemerintah, sehingga akan timbul check and balance.
10. Adanya musyawarah Untuk menyelesaikan konflik secara damai seperti timbulnya protes
dan demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat hendaklah diselesaikan dengan musyawarah
atau negoisasi (syur), bukan dengan penekanan dan intimidasi apalagi dengan kekerasan
senjata. Dengan demikian dalam system demokrasi konflik baik vertical mupun konflik
horizontal bukan sesuatu yang menakutkan , melainkan sesuatu yang harus diselesaikan
dengan damai.
11. Adanya persetujuan parlemen
Untuk menjalankan roda pemerintahan, pihak eksekutif terutama pengambilan
keputusan dan kebijakan yang menyangkut kepentingan orang banyak, dalam Negara
demokrasi dibutuhkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak legislative dan
refresentasi rakyat. Sehingga segala kebijakan dan keputusan eksekutif dapat
dikontrol oleh pihak legislative.
12. Adanya pemerintah yang konstituonal
Untuk tidak timbulnya Negara yang bersifat absolutism, yaitu kekuasaan yang tidak
terbatas, maka pemerintah harus berdasarkan atas system konstitusi ( hukum
dasar ). Karena konstitusi sebagai aturan dasar dalam penyelenggaraan Negara.
13. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
Untuk terciptanya system demokratis dalam kehidupan kenegaraan, diperlukan
adanya ketentuan tentang pendemokrasian yaitu UndangUndang Dasar suatu
Negara mesti tercantumkan secara tertulis ,bahwa kedaulatannya berada di tangan
rakyat
14. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
Untuk terciptanya manajemen dan organisasi pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan ( accountable ) dalam mencapai tujuan nasional yaitu
kesejahteraan masyarakat seutuhnya dan kemerdekaan secara damai, mutlak
dibutuhkan adanya pengawasan terhadap jalannya danpengaturan administrasi
public itu sendiri
D. Sejarah dan Perkembangan di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam dua tahapan yaitu
tahapan pra kemerdekaan dan tahapan pasca kemerdekaan. Seperti dikemukakan oleh
Jimly Asshiddiqie telah tumbuh praktik yang dapat dikaitan dengan gagasan kedaulatan
rakyat ( penulis menyebut gagasan demokrasi ) di wilayah nusantara ini terutama yang
terjadi di pedesaan. Dengan demikian bangsa Indonesia tradisi berdemokrasi
sebenarnya telah dimulai sejak zaman kerajaan Nusantara. Karena itu potensi
tumbuhnya alam demokrasi sangat besar.
1. Demokrasi periode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer. Sistem
demokrasi parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan dan diperkuat dalam Undang-undang Dasar 1945 dan 1950,
ternyata kurang cocok untuk Indonesia, meskipun dapat berjalan secara
memuaskan pada beberapa Negara Asia lain. Persatuan yang dapat digalang
selama menghadapi musuh bersama menjadi koridor dan tidak dapat dibina
menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai.
Karena lemahnya benih-benih demokrasi system parlementer memberi
peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya system parlementer
dimana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara
konstitusional ( constitutional head ) beserta mentri-mentrinya yang mempunyai
tanggung jawab politik
Salah satu hal yang penting dalam periode ini adalah adanya perdebatan
yang tidak berkesudahan yang dilakukan oleh anggota parlemen dari partai
yang berbeda. Karena seperti diketahui bahwa pada periode ini tumbuh era
multi partai. Era multi partai diikuti oleh adanya alam kebebasan ( tumbuhnya
paham liberalism ) yang tumbuh pada periode ini.
Ir. Soekarno sebagai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang menentukan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945. Keluarnya
Dekrit Presiden tersebut merupakan intervensi presiden terhadap parlemen.
Dengan demikian sejak Dekrit Presiden keluar masa demokrasi berdasarkan
system parlemen berakhir.
2. Demokrasi Periode 1959-1965
Ciri system politik pada periode ini adalah dominasi peranan presiden,
terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis
dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Dalam praktik
pemerintahan, pada periode ini telah banyak melakukan distorsi terhadap
praktik demokrasi.
Pada periode ini ada kekeliruan besar dalam demokrasi terpimpin Soekarno,
yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi. Demokrasi terpimpin
Soekarno sebenarnya bukan system demokrasi yang sebenarnya melainkan
sebagai suatu bentuk otoriterian. Karena itu pada periode ini sebenarnya alam
dan iklim demokrasi tidak muncu, karena yang sebenarnya terjadi dalam
praktik pemerintahan adalah rezim pemerintah sentralistik otoriter Soekarno.
Demokrasi terpimpin ala Soekarno berakhir dengan lahirnya Gerakan 30
September 1965 yang didalangi oleh PKI ( Partai Komunis Indonesia).
3. Demokrasi periode 1965-1998
Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30 september
yang dilakukan oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah Pancasila, Undang
Undang Dasar 1945 serta ketetapan MPRS. Semangat 10 yang mendasari
kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan memurnikan pelaksanaan
pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara
murni dan konsekuen.
Namun demikian “ Demokrasi Pancasila” dalam rezim orde baru hanya
sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada tatanan praksis atau
penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini
sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi. Seperti dikatakan
oleh M. Rusli Karim rezim orde baru ditandai oleh ; dominan peranan ABRI,
Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian peran
dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan
partai politik dan public, Masa mengambang, Monolitisasi idologi Negara,
Inkorporasi lembaga nonpemerintahan. Tujuan cir tersebut menjadikan
hubungan Negara versus masyarakat secara berhadap-hadapan dan subordinat,
dimana Negara atau pemerintah sangat mendominasi. Dengan demikian
kejadian pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi juga terjadi dalam
demokrasi Pancasila pada masa rezim Soeharto.
4. Demokrasi 1998-sekarang dengan Sistem Demokrasi Pancasila ( Orde Reformasi)
Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang
berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga Negara. Demokrasi
yang dikembangkan pada masa reformasi ini adalah demokrasi dengan
mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan
pelaksanaannya dan perbaikan peraturanperaturan yang dianggap tidak demokratis,
meningkatkan peran lembagalembaga tinggi Negara dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan ,
dan tata hubungan yag jelas antara lembaga-lembaga eksekutif , legislatif, dan
yudikatif. Demokrasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR-MPR
hasil Pemilu 1999 yang telah memilih Presiden dan Wakil 11 presiden serta
terbentuknya lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dalam perkembangannya,
pemerintah fokus pada pembagian kekuasaan antar Presiden dan Parpol dalam DPR,
sehingga rakyat diabaikan.

A. Kesimpulan
1. Pengertian demokrasi, secara etimologi terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu : “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu
tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi “demos-
cratos”
atau demokrasi adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,
pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.
2. Komponen Penegak Demokrasi
a. Negara Hukum
b. Masyarakat Madani
c. Infrastruktur Politik
d. Pers yang bebas dan bertanggungjawab
3. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Adanya pembagian kekuasaan
b. Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
c. Adanya kebebasan Individu
d. Adanya peradilan yang bebas
e. Adanya pengakuan hak minoritas
f. Adanya pemerintah yang berdasarkan huum
g. Adanya pers yang bebas
h. Adanya multi partai politik
i. Adanya musyawarah
j. Adanya persetujuan parlemen
k. Adanya pemerintah yang constitutional
l. Adanya ketentuan pendukung tentang system demokrasi
m. Adanya pengawasan terhadap administrasi public
4. Perkembangan demokrasi di Indonesia, terdiri dari empat periode, yaitu :
a. Demokrasi periode 1946-1959
b. Demokrasi periode 1959-1965
c. Demokrasi periode 1965-1998
d. Demokrasi 1998 – sekarang
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM
& Masyrakat Madani, Jakarta : IAIN Jakarta Press, 2000

I Putu Ari Astawa , Demokrasi Indonesia, Jakarta : Universitas Udayana press, 2017

Nurtjahyo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006


Subiakto, Henry, Komunikasi Politik Media dan Demokrasi, Jakarta : Kencana Prenada media
grup , 2012

Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI), Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018

Abdulkarim A. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas XII SMA. Cet.1. Bandung:
Grafindo Media Pratama.Hlm25-27.
DAFTAR ISI
A.PENGERTIAN............................................................................................

B.KOMPONEN PENEGAK DEMOKRASI......................................................

C.PRINSIP PRINSIP DEMOKRASI...............................................................

D.SEJARAH PERKEMBANGAN DI INDONESIA..........................................

KESIMPULAN................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

Anda mungkin juga menyukai