Materi Resiko Usaha Baru Turnitin 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

A.

Resiko Usaha Baru

Pada hakikatnya, resiko adalah sebuah hal yang

melekat dalam seluruh aspek kehidupan manusia,

begitupun dengan usaha. “High turn high risck” adalah

sebuah istilah yang sering di dengar di dunia

kewirausahaan. Istilah itu muncul dikarenakan di dalam

sebuah proses usaha, resiko adalah sebuah faktor

yang tak dapat dihindarkan. Bahkan seringkali didapati

besar kecil keuntungan sebuah usaha dipengaruhi oleh

besar kecilnya resiko usaha tersebut.

Resiko erat kaitannya dengan kemungkinan-

kemungkinan peristiwa yang tidak pernah diharapkan

apabila para pengusaha menanamkan modalnya untuk

mendirikan sebuah usaha/bisnis

Maka dari itu, seseorang yang tengah

merancang sebuah usaha baru harus siap menghadapi

setiap resiko yang akan dihadapi ke depannya.Resiko-

resiko tersebut yang akan menjadi teman perjalan


seorang pebisnis/wirausahawan dalam proses

tumbuhnya usaha yang dia miliki.

Setiap wirausahawan, terlebih lagi yang memiliki

usaha yang relatif baru, harus memahami konsep

resiko. Dengan memahami konsep resiko tersebut

seorang wirausahawan akan dapat meminimalisir

resiko-resiko yang akan muncul dalam usahanya

tersebut. Dengan memahami hal tersebut, kita dapat

merancang perencanaan yang matang dalam upaya

pencegahan resiko, kemudian melakukan persiapan

menyeluruh dan pola pengambilan sikap ketika resiko

tersebut tetap muncul dalam proses usaha kita.

1.Pengertian Resiko

Resiko dapat kita pahami sebagai sesuatu

kejadian yang membawa kita pada keadaan yang tidak

sesuai dengan hasil yang diinginkan, atau lebih parah

bahkan dapat merugiakan. Resiko dapat datang dari

berbagai arah, menurut KMK Nomor 577/KMK.01/2019,


resiko ialah sebuah keungkinan yang bisa saja

munculnya sebuah peristiwa yang akan berdampak

terhadap target pencapaian ataupun sasaran organisasi

dan dapat berdampak negatif terhadap organisasi

tersebut1. Secara sederhana, resiko dapat dipahami

sebagai suatu kejadian yang memberikan dampak

kerugian ataupun kemungkinan penyelewengan hasil

yang akan diperoleh dari yang diharapkan sebelumnya.

Di dalam bukunya, H. Abbas Salim menjelaskan

bahwa resiko merupakan sebuah ketidakpastian antar

uncertainly yang mungkin melahirkan kerugian.

Menurut Martono dan Agus Harjito, resiko merupakan

sebuah penyimpangan hasil (return) yang diperoleh dari

rencana hasil yang diharapkan. Secara sederhana,

resiko adalah penyimpangan hasil actual dari hasil yang

diharpkan terjadi.2.

1
Kementerian Keuangan RI. 2019. KMK Nomor 577/KMK.01/2019 tentang
Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan
2
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1998) cet ke-1 h. 75
Resiko dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu

resiko yang murni, yaitu resiko yang memiliki kerugian

dan dapat memberikan kerugian tetapi juga

memberikan keuntungan.

2.Konsep Resiko Usaha

Sebuah tindakan yang memperkirakan suatu

kejadian merugikan yang akan muncul secara tak

terduga dan tak diharapkan akan terjadi di dalam

sebuah usaha disebut sebagai resiko usaha. Begitu

banyak faktor yang dapat menjadi pemicu munculnya

resiko di dalam sebuah bisnis/usaha, baik itu dari faktor

manajemen hingga strategi-strategi yang masih kurang

baik dalam perusahaan. Namun, resiko usaha tidak

hanya akan muncul dari hal-hal tersebut saja, faktor

individu dan sumber daya manusia juga bisa dapat

menjadi faktor resiko usaha tersebut.

Berikut kosep resiko yang dijelaskan secara

sedehana:
Tabel 1

Hazard Peril Losser

(sumber: http://www.akademiasuransi.org/)

Hazard ialah keadaan berbahaya yang

berkemungkinan dapat memperbesarkeungkinan

terjadinya peril (bencana)

Peril ialah sebuah kejadian atau peristiwa yang

berkemungkinan memunculkan kerugian.

Losser ialah kerugian yang didapatkan

dikarenakan terjadinya sebuah keadaan yang tidak

diinginkan3.

3.Macam-Macam Resiko Usaha

3
Muhyidin. 2019. Pengertian dan Konsep Risiko.
Menurut sidatnya, resiko usaha dapat

dikategorikan menjadi lima, hal tersebut terdiri dari:

1.Resiko Mumi, ialah sebuah resiko yang pasti

memunculkan kerugian. Salah satu contohnya yaitu

musibah.

2.Resiko spekulatif, ialah sebuah resiko yang datang dari

kesengajaan pihak yang bersangkutan agar bisa

memperoleh keuntungan. Contohnya seperti bursa

efek, pengkreditan, dsb.

3.Resiko fundamental, ialah resiko yang dapat muncul

dikarenakan alam ataupun lingkugan. Dampak resiko

ini relative besar, contohya tsunami, gempa, angina

topan, banjir bandang, dsb.

4.Resiko khusus, ialah sebuah resiko yang timbul karena

sebab-sebab khusus ataupun peristiwa tunggal/mandiri.

Resiko jenis ini cukup mudah diketahui penyebabnya.

Contohnya pesawat jatuh, kapal tenggelam, dsb.

5.Resiko dinamis, ialah resiko yang penyebabnya adalah

kemajuan teknologi. Resiko ini sering muncul


dikarenakan oleh kurangnya pembaharuan metode

dalam usaha yang dimiliki.

Resiko usaha juga diklasifikasikan berdasarkan

sumber dan penyebab terjadinya. Dalam hal ini, resiko

usaha dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1.Resiko internal, yaitu sebuah resiko usaha yang

muncul/bersumber dari dalam perusahaan sendiri. Hal

ini biasanya ditengarai oleh hal-hal teknis atau

semacamnya. Contohnya kerusakan alat atau bahan,

gagal fungsi peralatan, kegagalan pembayaran, dsb.

2.Resiko eksternal, yaitu sebuah resiko yang munculnya

disebabkan oleh pengaruh luar perusahaan. Contohnya

terbitnya sebuah peraturan baru yang mempengaruhi

perusahaan, politik, bencana alam, dsb.

4.Manajemen Resiko

Manajemen resiko ditujukan untuk menagani

resiko-resiko yang bermunculan sehingga pada


akhirnya kita dapat melakukan penanganan dan

memperoleh hasil seoptimal mungkin. Menurut KMK

Noor 577/KMK.01/2019, tujuan dari manajemen resiko

ialah untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian visi

sekaligus misi serta sasaran organisasi, juga untuk

peningkatan kualitas kerja hingga melindungi dan

meningkatkan nilai tambah sebuah organisasi 4.

Manajamen risiko sendiri sangatlah penting diterapkan

oleh seorang pengusaha untuk bisa tetap berakselerasi

menghadapi iklim bisnis yang penuh ketidakpastian dan

kemungkinan. Hal ini ditujukan agar, kita mampu

meminimalisir setiap perrmasalahan dan hambatan

yang nantinya akan terjadi, sehingga memungkinkan

usaha atau bisnis yang dibangun tidak rentan gagal.

Beberapa tujuan dari manajamen risiko sendiri adalah

sebagai berikut.

1.Menjaga Daya Tahan Usaha/Bisnis

4
Kementerian Keuangan RI. 2019. KMK Nomor 577/KMK.01/2019 tentang
Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan
Konsep dasar dari manajamen risiko adalah untuk

melindungi usaha/bisnis dari berbagai tantangan dan

masalah yang dapat memberikan dampak yang

berbeda-beda terhadap keberlangsungan usaha.

2.Meningkatkan Kinerja Usaha/Bisnis

Adanya manajemen risiko, menjadikan setiap pelaku

usaha bisnis menjadi lebih proaktif untuk mengurangi

potensi terjadinya risiko-risiko. Dengan sistem kontrol

yang terus berjalan, memudahkan pelaku usaha

menemukan setiap masalah yang terjadi dilapangan

agar menjadi bahan evaluasi demi peningkatan kinerja

usaha/bisnis.

3.Alarm pengingat bagi Pelaku Bisnis

Manajemen resiko menjadi pengingat bagi setiap

pelaku usaha/bisnis agar tetap berhati-hati dalam

menjalankan usaha.

Dalam penerapannya, manajemen resiko dibagi

menjadi 4 macam yaitu :


1.Manajemen Resiko Operasional

Manajemen upaya operasional merupakan sebuah

upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam proses

kerja. Manajemen resiko operasional umumnya

memiliki sanksi-sanki tertentu guna mencegah faktor-

faktor penyebab resiko kerja.

2.Manajemen Resiko Hazard

Manajemen resiko hazart ialah sebuah manajemen

resiko yang muncul dikarenakan adanya resiko yang

dapat mengakibatkan kerugian besar pada

usaha/bisnis. Paling tidak ada 3 macam hazard yang

menjadi perhatian manajemen risiko sebagai berikut.

 Legal Hazard

 Physical Hazard

 Moral Hazard

3.Manajemen Resiko Finansial

Manajemen resiko yang bertujuan untuk melindungi hak

milik, keuntungan, ekuitas sebuah perusahaan.


4.Manajemen Resiko Strategis

Manajemen resiko strategis ditujukan sebagai bentuk

pencegahan munculnya resiko-resiko yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi atau bahkan

mengurangi kemampuan pemilik bisnis atau

manajemen untuk menjalankan strategi yang telah

direncanakan. 

B. Analisa Aspek

Penting untuk mengetahui, atau lebih jauh,

mengenali besaran resiko yang akan ataupun sedang

dihadapi, hal tersebut juga menunjukkan seberapa baik

atau sempurnanya kita dalam mendapat informasi.

Informasi yang baik akan mengantarkan kita pada

keputusan-keputusan yang baik pula, sehingga kita

pada akhirnya dapat mengetahui seberapa besar resiko

yang ada. Hal tersebut dapat kita ketahui melalui

analisa aspek resiko.


Aspek-aspek yang sering muncul di dalam

usaha, terlebih lagi usaha baru adalah:

a. Biaya

Menurut Harnanto (2017) analisis biaya penting

urusannya untuk menginterpretasikan informasi

besaran biaya yang dihasilkan melalui sistem akutansi

sehingga dapat di pakai sebagai dasar pertimbangan

dalam pengambilan keputusan, merencanakan dan

mengendalikan kegiatan. Hasil analisis biaya sangat

dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pemahaman

terhadap konsep dan metode yang digunakan di dalam

penentuan biaya.

b. Penerimaan

Menurut Boediono (2002), revenue atau dalam istilah

bahasa Indonesiana disebut sebagai penerimaan ialah

penerimaan produksi yang diperoleh dari hasil

penjualan dan luarannya. Agar kita dapat mengetahui

penerimaan total, diperlukan informasi mengenai


penerimaan total dari luaran ataupun hasil produski

dikali dengan harga jual luaran.Secara sistematis dapat

ditulis sebagai berikut

TR = P x Q

Dimana :

TR = penerimaan total

P = harga jual

Q = jumlah output/produk yang dihasilkan

Sehingga, agar kita dapat mengetahui jumlah

penerimaam total produksi, maka harga jual haruslah

dikali dengan jumlah luaran atau produk yang

dihasilkan. Dari hal tersebut akan didapati total

penerimaan produk/barang tersebut.

c. Keuntungan

Sebuah perusahaan ditujukan untuk dapat mencapai

laba semaksimal mungkin. Laba dapat dipahami

sebagai operasional sebagai sebuah perbedaan antara

pendapatan yang nyata di lapangan yang didapat dari


satu jangka/periode waktu tertentu degan pengeluaran

ataupun biaya-biaya yang berkenaan dengan hasil

pendapatan tersebut.

Menurut pendapat Harahap, laba ialah suatu angka

yang penting dalam laporan keuangan. Dikarenakan

satu dan lain hal, laba dijadikan dasar dalam

perhitungan pajak, pegangan dalam hal menentukan

kebijakan investasi dan penarikan keputusan, hingga

sebagai hal elementerial terkait perkiraan laba hingga

keadaan ekonomi sebuah perusahaan di masa depan

nantinya.

Laba juga dipergunakan sebagai indicator

perhitungan juga penilaian keefesienan pada proses

penjalanan perusahaan serta menjadi dasar penilaian

pencapaian perusahaan tersebut. 5

d. Profitabilitas

5
Analisis Manajemen Risiko Bisnis (Studi pada Cuanki Asoy Jember), Jurnal
akuntansi Universitas Jember, Vol.18 No.1 (2020)
Profitabilitas merupakan kemampuan sebuah

usaha/bisnis dalam menghasilkan laba yang bersifat

kontiniu, yang dihasilkan dari modal. Teori profitabilitas

sebagai salah satu acuan dalam mengukur seberapa

besar laba yang mampu dihasilkan menjadi sangat

penting untuk diketahui sebagai upaya untuk

mengetahui apakah sebuah usaha/bisnis telah

dijalankan secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru

dapat diketahui setelah membandingkan laba yang

dihasilkan dengan jumlah modal yang menghasilkan

laba tersebut. Tujuan akhir yang ingin dicapai dari

sebuah usaha/bisnis adalah memperoleh laba atau

keuntungan sebesar-besarnya. Ini merupakan sifat

dasar atau karakter yang harus dimiliki sebuah

usaha/bisnis.

Rasio profitabilitas memiliki tujuan yang tidak

hanya dapat dirasakan oleh pemilik usaha atau

komponen internal dalam sebuah usaha saja, tetapi

juga bagi komponen-komponen di luar perusahaan,

terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau


kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan

profitabilitas bagi sebuah usaha atau bisnis sebagai

berikut.

1. Untuk menghitung laba yang dihasilkan dari sebuah

usaha/bisnis dalam satu periode waktu tertentu.

2. Untuk mengukur nilai posisi laba sebuah usaha/bisnis

dari tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana yang

telah digunakan baik modal sendiri maupun modal

investor.

5. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana

perusahaan yang telah digunakan.

6. Dan manfaat serta tujuan lainnya.

Profitabilitas memiliki manfaat tidak hanya bagi

pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga

bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak – pihak

yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan

perusahaan. Sementara itu manfaat yang diperoleh dari

rasio profitabilitas adalah sebagai berikut :


1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri

5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan

yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal

sendiri

6. Manfaat lainnya

e. Risiko Usaha

Risiko usaha merupakan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberlangsungan sebuah usaha/bisnis.

Faktor-faktor tersebut berupa faktor internal dan faktor

eksternal. Sejatinya, resiko usaha menjadi perhatian

besar bagi setiap pelaku usaha. Sebab, bila tidak

diperhatikan ini menjadi masalah besar yang


mengakibatkan kerugian baik finansial ataupun ekuitas

sebuah usaha/bisnis. Risiko sendiri merupakan

kerugian yang diderita dengan memproduksi satu

macam produk yang dapat ditutupi dari kemungkinan

mendapatkan keuntungan dari produk lainnya.

f.Efisiensi

Efisiensi merupakan aspek terpenting dalam

mengukur skala produksi dari sebuah usaha/bisnis,

termasuk kinerja produksi. Sehingga skala tersebut

dapat dijadikan sebagai acuann dalam menentukan

skala produksinya. Seorang produsen tidak mungkin

menambah inputnya jika tambahan output yang

dihasilkan tidak menghasilkan keuntungan atau dinilai

tidak efisien. Kemudian menurut Miller dan Mainers

(2000), efisiensi lebih terfokus pada hubungan diantara

input dan output. Efisiensi usaha dihitung dari

perbandingan antara besarnya penerimaan dengan

jumlah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan

produksi.
Dalam terminologi ilmu ekonomi menurut

Soekartawi (2005) efisiensi dibagi menjadi 3 macam

yaitu :

1. Efisiensi Teknis, yaitu efisiensi yang dinilai jika

penggunaan faktor produksi yang dipakai menghasilkan

jumlah produksi yang maksimum.

2. Efisiensi alokatif, yaitu efisiensi yang menerangkan

tentang hubungan biaya yang digunakan dalam

produksi dan output dari hasil produksi. Efisiensi harga

tercapai jika suatu usaha/bisnis mampu

memaksimalkan keuntungan dengan menyamakan nilai

produksi marjinal dari harga setiap faktor produksi.

3. Efisiensi ekonomis, yaitu suatu peristiwa dimana

tercapainya efisiensi teknis serta efisiensi harga dalam

produksinya.

C. Data Hasil Analisa


Data hasil analisa pada usaha pembuatan tempe

kedelai sebagai berikut.

 Analisis Biaya

Analisis biaya merupakan analisis yang memiliki tujuan

untuk menghitung semua biaya yang harus digunakan

dalam usaha pembuatan tempe.

No. Jenis Biaya Rata-rata Persentase

Total Biaya Total (%)

(Rupiah/Bulan)

1. Biaya Tetap 58.183,95 2,92

2. Biaya 1.857.011,67 97,8

Variabel

Jumlah 2.014.195,59 100


Gambar. 1

Biaya Tetap Biaya Variabel

(sumber: http://www.akademiasuransi.org/)

 Penerimaan
Penerimaan merupakan perkalian antara total produk

yang terjual dengan harga persatuan produk.

N Uraian Tempe

o. (Bungkus Kecil)

1 Rata-rata produksi 12.017

2 Rata-rata harga/bungkus
187
(Rupiah)

Rata-rata penerimaan
2.187.005
(Rupiah)

 Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dari usaha pembuatan

tempe

No Uraian Rata-rata / perajin (Rp)

1 Penerimaan 2.165.005,00

2 Biaya Total 2.067.184,59

Keuntungan 148.869,41

 Profitabilitas

No Uraian Rata-rata / pengusaha


1 Rata-rata biaya total (Rp) 2.154.185,59

Rata-rata keuntungan
2 168.829,41
(Rp)

Profitabilitas (%) 7,59

Profitabilitas merupakan

hasil bagi keuntungan

usaha dengan total biaya

yang dinyatakan persen.

 Resiko usaha serta

hubungan antara besarnya

resiko dengan keuntungan

No Uraian Rata-rata / pengusaha


1 Keuntungan (Rupiah) 147.859,40

2 Simpangan baku (Rupiah) 210.392,25

3 Koefisien Variasi 1,75

Batas bawah keuntungan


4 -258.953,69
(Rupiah)

 Efisiensi

Besarnya Efisiensi adalah

dengan membandingkan

total penerimaan dan total


biaya yang telah

dikeluarkan.

No Uraian Rata-rata / pengrajin

(Rp)

1 Penerimaan (Rupiah) 2.165.015,00

2 Biaya Total (Rupiah) 2.017.175,69

Efisiensi Usaha 1,27


D. Diagram Analisis

Diagram Analisis Resiko


350
300
250
200
150 287.11
Series 1
Aspek

100
50 Series 2
40 60 60 40 35
0 2.89 12.015 4.4
a n n s i
ay aa ga ta ha ns
Bi ir m un ili Us
a
s ie
t ab Efi
ne un ofi
t iko
Pe Ke Pr Re
s

Presentase

(sumber: http://www.akademiasuransi.org/)

Diagram ini menunjukkan bilangan dari keenam aspek

yang ada. Dari sini, dapat dilihat bahwa biaya adalah

aspek dengan pengaruh paling signifikan terjadi dalam

usaha baru. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan

dalam poin-poin pembahasan sebelumnya.


E. Rangkuman

Resiko adalah sebuah hal yang melekat dalam

seluruh aspek kehidupan manusia. Resiko dapat

dipahami sebagai suatu kejadian yang memberikan

dampak kerugian ataupun kemungkinan penyimpangan

kemungkinan hasil yang akan diperoleh dari yang

diharapkan sebelumnya.

Resiko sendiri dibagi menjadi dua, yaitu resiko

murni, yakni resiko yang memiliki kerugian dan dinilai

tidak memiliki kemungkinan keuntungan; dan resiko

spekulatif, yakni resiko yang dapat menghasilkan

sebuah kerugian tetapi juga memberikan keuntungan.

Konsep resiko ialah sebuah tindakan yang

memperkirakan suatu kejadian merugikan yang akan

muncul secara tak terduga dan tak diharapkan akan

terjadi di dalam sebuah usaha.


Manajemen resiko ditujukan untuk menagani

resiko-resiko yang bermunculan sehingga pada

akhirnya kita dapat melakukan penanganan dan

memperoleh hasil seoptimal mungkin.

Paling tidak, resiko usaha dapat digolongkan

dalam tiga hal, yaitu menurut sifatnya, menurut

konsekuensinya, dan menurut sumber/penyebabnya.

Resiko usaha menurut sifatnya meliputi: resiko

murni, resiko spekulatif, resiko fundamental, resiko

khusus, dan resiko dinamis; sedangkan resiko usaha

menurut konsekuensi meliputi: resiko yang tidak bisa

diterima, resiko yang tidak diinginkan, resiko yang bisa

diterima, dan resiko yang bisa diabaikan/dipedulikan;

kemudian, macam-macam resiko menurut

sumber/penyebabnya yaitu: resiko internal dan resiko

eksternal.

Manajemen resiko merupakan sebuah metode

yang sistematik yang dapat digunakan untuk


mengidentifikasi, mengawasi, menetapkan sebuah

solusi dan melaporkan setiap solusi yang terjadi pada

setiap aktivitas yang dapat dilakukan mengelola

organisasi sebagai upaya untuk menangani resiko.

Manajemen resiko memilik aspek-aspek yang menjadi

nilai utama dalam penilainnya. Beberapa aspek yang

dapat memperngaruhi resiko ialah:

 Aspek Biaya

 Aspek Penerimaan

 Aspek Keuntungan

 Aspek Profitabilitas

 Aspek Resiko

 Aspek Efisiensi

Anda mungkin juga menyukai