Template Dokumen Portofolio Ppds
Template Dokumen Portofolio Ppds
Template Dokumen Portofolio Ppds
II TAHUN 2022
Mohon perhatian bagi peserta Seleksi Tahap 2 PPDS Periode II Tahun 2022
Universitas Sebelas Maret bahwa :
1. Seluruh Peserta Seleksi Tahap 2 PPDS Periode II Tahun 2022 wajib menyusun portofolio
dengan sistematika penulisan seperti dalam panduan di bawah ini di kertas folio bergaris
dengan tulisan tangan. Tidak ada batasan jumlah kata / halaman.
2. Portofolio scan pdf dan diupload melalui web spmb.uns.ac.id pada tanggal 23 November s/d 3
Desember 2022. Berkas Portofolio Asli dikumpulkan ketika Psikotes tanggal 3 Desember 2022.
3. Berkas asli persyaratan seleksi (yg diupload ketika mendaftar), sertifikat pelatihan, sertifikat
penghargaan yang dipunyai dll sebagai dokumen pendukung, dibawa pada saat wawancara.
PORTOFO
LIO
A. IDENTITAS
Agama : Budha
Nomor HP : 081282416288
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Transfer Buku (NGO dengan tujuan untuk transfer ilmu) 2017 – 2018
LEBISABI MOVEMENT (NGO dengan visi untuk mengurangi polusi melalui tindakan kecil dan
mudah) 2020 – sekarang
E. SIMPOSIUM/WORKSHOP
PIK PDPI 2022: Strategy for Emerging Diseases: Key Role for Lung Health in
Conjunction with The 2nd Indonesian Chronic Lung Diseases International Meeting
(ICLIME) – 2022
F. KARYA/PENGHARGAAN
Akademis:
Publikasi Ilmiah:
1. “Asthma and Fatty Acid Imbalance: Is the Omega-3 Supplement Beneficial in Asthma?”2022
2. “Efek Hepatoprotektif Ekstrak Likopen pada Mus musculus C57BL/6J yang Diinduksi D-
galaktosa dan AlCl3” – 2017
Non-akademis:
Sebutkan karya / penghargaan yang diperoleh mulai saat pendidikan S1, dilampiri bukti pendukung
G. REFLEKSI DIRI
“We do not learn from experience, we learn from reflecting on experience”, salah satu pepatah oleh
John Dewey ini cukup menginspirasi saya. Setelah berbagai langkah, rintangan, dan pengalaman
hidup yang telah saya lewati, saya menyadari bahwa berbagai tahapan kehidupan tersebut baik yang
menyenangkan maupun yang sempat terasa sulit menjadi pengalaman berharga yang mengajarkan
saya untuk kembali merefleksikan diri, terus belajar, dan menjadi lebih baik lagi.
Saya merupakan tipe orang yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, saya senang mencari tahu
dan belajar berbagai hal. Sedari kecil, saya memiliki ketertarikan mengenai bagaimana proses
pernapasan manusia bisa terjadi dengan begitu spontan. Ketika di sekolah, beberapa teman saya ada
yang memiliki penyakit asma sehingga sering tidak bisa mengikuti kegiatan olahraga di sekolah. Saat
itu, saya masih belum paham betul, “Apa itu asma?” “Mengapa kalau asma tidak boleh ikut
berolahraga?”
Rasa keingintahuan dan ketertarikan ini pun akhirnya mendorong saya untuk menempuh
pendidikan kedokteran. Memulai pendidikan kedokteran pada tahun 2014 dan memulai koas pada
tahun 2018, kecintaan saya terhadap ilmu paru pun semakin meningkat. Sayangnya, saat itu, di rumah
sakit pendidikan utama tempat saya koas, memang belum ada dokter spesialis paru sehingga kami
masih dibimbing oleh dokter spesialis penyakit dalam. Beruntungnya, saya mendapat setengah stase
di salah satu rumah sakit di Yogyakarta, dimana saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman dari
dokter spesialis paru. Saat itu, saya melihat bahwa ilmu paru sangat luas, terdiri dari ilmu klinis dan
tindakan yang sangat menarik untuk dipelajari.
Setelah lulus menjadi dokter, saya sempat mengikuti ajang duta lingkungan dan disana saya
banyak belajar mengenai kondisi polusi udara yang memerlukan perhatian khusus. Kondisi polusi ini
dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit paru.
Saya kemudian melanjutkan pengabdian sebagai dokter internship dan saat itu, kasus COVID-19
sempat melambung tinggi. Pada saat itu, saya sempat membantu warga yang terkena COVID untuk
berkonsultasi mengenai keluhannya, memberikan tujuan rujukan ke pusat isolasi atau rawat inap dan
pemberian obat serta vitamin yang tepat. Ucapan terima kasih dan senyum puas para pasien tersebut
sungguh memberikan saya semangat lebih untuk terus membantu dan membawa manfaat bagi orang
lain.
Terdapat pepatah yang mengatakan “Choose a job you love, and you will never have to work a day
in your life”. Dari cerita pengalaman senior, PPDS bukanlah proses yang mudah, dibutuhkan
kegigihan, perjuangan, dan kerja keras. Saya merasa ketertarikan saya terhadap ilmu pulmonologi
respirasi mendorong saya untuk mencintai berbagai proses yang saya jalani, dimulai dari proses
pembelajaran yang lebih komprehensif, hingga di masa saya bekerja kelak (apabila diizinkan untuk
menjadi dokter spesialis paru). Sehingga, meskipun tidak menutup kemungkinan akan ada rintangan
yang terjadi, saya akan tetap bahagia dalam menjalaninya dengan sepenuh hati karena ini bukan
merupakan sebuah pekerjaan, melainkan passion dan kecintaan saya.
Uraian ringkas dari/mulai saat pendidikan S1 atau bekerja sampai memutuskan untuk mengambil
pendidikan dokter spesialis, termasuk motif, motivasi (internal dan eksternal), pendukung, dan
referensi terkait PPDS.
H. REKOMENDASI STUDI
Jelaskan siapa saja pemberi rekomendasi studi, dilampiri bukti pendukung
- Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) – Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta
- IDI Cabang Jakarta Pusat
Setelah lulus pendidikan, dengan bertambahnya pengetahuan saya dan semakin besarnya
kepercayaan yang diberikan kepada saya dalam keilmuan pulmonologi dan kedokteran respirasi,
saya berharap akan menjadi lebih bermanfaat untuk pasien, dengan:
- Membimbing adik-adik koas di asal FK saya (karena belum ada dosen tetap dokter spesialis
paru).
- Berperan dalam berbagi informasi dan edukasi masyarakat umum melalui sosial media dan
webinar awam untuk tindakan preventif, monitoring, kedisiplinan terapi penyakit paru, dan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan penggunaan obat, terutama antibiotik (untuk penyakit
infeksi paru) yang tepat guna mendukung program G20 di bidang kesehatan, yaitu pencegahan
antimicrobial resistance.
LAMPIRAN
Bukti pendukung (foto, rekaman, sertifikat, rekomendasi, dll). Harus dibawa pada saat wawancara.