Modul 7: Hukum Kirchoff & Ohm
Modul 7: Hukum Kirchoff & Ohm
Modul 7: Hukum Kirchoff & Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM
TME 142 - Praktikum Fisika
∑ 𝐼𝑘 = 0 (1)
𝑘=1
di mana :
n adalah jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap
titik tersebut.
∑ 𝐼̃𝑘 = 0
(2)
𝑘=1
∑ 𝑉𝑘 = 0 (3)
𝑘=1
di mana :
n adalah jumlah tegangan listrik yang diukur.
∑ 𝐼̃𝑘 = 0 (4)
𝑘=1
B. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah
[3].
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan :
𝑉=𝐼𝑅 (5)
di mana :
o I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan (Amper).
o V adalah beda potensial atau tegangan listrik yang terdapat pada
kedua ujung penghantar dalam satuan Volt.
o R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan Ohm.
Hubungan Pararel
1 1 1 1
= + +⋯+ (6)
𝑅𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛
Hubungan Seri
𝑅𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛 (7)
R4
I3
R1 R2
R3
R5
I1 I2
20,79𝐼2 − 64,49𝐼3 = 0
20,79𝐼2 − (64,49×0,1197557651) = 0
20,79𝐼2 = 7,723049289
𝐼2 = 0,3714790423 𝑚𝐴
Pembuktian :
−𝐼1 + 5,3𝐼2 − 3,3𝐼3 = 0
−1,573644899 + 1,968838924 − 0,3951940248 =
= 2×10−10
2. Buktikan rangkaian pada gambar 7.4 sesuai dengan hukum
Kirchoff arus!
Jawab :
𝐼1 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 1𝐾𝛺
𝐼2 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 3,3𝐾𝛺
𝐼3 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 47𝐾𝛺
𝐼4 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 1𝐾𝛺
𝐼5 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 3,3𝐾𝛺
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝐼1 + 𝐼2 = 𝐼4 + 𝐼5
1,49 + 1,42 = 1,49 + 1,49
2,91 𝑚𝐴 = 2,98 𝑚𝐴
𝜕𝐼1 2 2 𝜕𝐼1 2
𝑆𝐼1 = √( ) 𝑆𝑉1 + ( ) 𝑆𝑅1 2
𝜕𝑉1 𝜕𝑅1
1 2 2 𝑉1 1
𝑆𝐼1 = √( ) 𝑆𝑉1 + ( 2 )2 0 = √( )2 0,00052 + 0
𝑅1 𝑅1 1
= 0,0005 𝑚𝐴
𝑉2 06,01
𝐼2 = = = 0,1278723404
𝑅2 47
𝜕𝐼2 2 𝜕𝐼2 2
𝑆𝐼2 = √( ) 𝑆𝑉2 2 + ( ) 𝑆𝑅2 2
𝜕𝑉2 𝜕𝑅2
1 2 𝑉2 1
𝑆𝐼2 = √( ) 𝑆𝑉2 2 + ( 2 )2 0 = √( )2 0,00052 + 0
𝑅2 𝑅2 47
= 1,131733816×10−10 𝑚𝐴
𝜕𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 2 𝜕𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 2
𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 = √( ) 𝑆𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 2 + ( 2 ) 𝑆𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 2
𝜕𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 𝜕𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖
1 𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖
𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 = √( )2 𝑆𝑉𝑠𝑒𝑟𝑖 2 + (− )2 𝑆𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 2
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 2
1 2 2 6,135 2
𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 = √( ) 0 + (− ) 0,00052
48 482
6,135 2
𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 = √(− ) 0,00052 = 1,772573259×10−12 𝑚𝐴
482
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡(+) = 𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 + 𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡(+)
= 0,1278125 + 1,772573259×10−12
= 0,1278125 𝑚𝐴
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡(−) = 𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖 + 𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡(−)
= 0,1278125 − 1,772573259×10−12
= 0,1278125 𝑚𝐴
𝑆𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = ×100%
𝐼𝑠𝑒𝑟𝑖
1,772573259×10−12
= ×100% = 1,386854384×10−9 %
0,1278125
VI.III. Tabel
VII. ANALISIS
Pada praktikum kali ini, praktikkan melakukan percobaan dalam Hukum
Kirchoff dan Ohm. Dalam melakukan percobaan praktikkan menemukan
beberapa kendala dalam hasil multitester yaitu hasil yang kurang stabil atau
berubah-ubah dalam angka yang tidak jauh berbeda hanya dalam beberapa
desimal pada data yang dihasilkan oleh multitester.
Perbandingan pada hasil percobaan dengan perhitungan yang dilakukan
oleh praktikkan juga ditemukan adanya sedikit perbedaan dan juga dalam
decimal. Pada praktikum kali ini bisa dibilang berhasil yang didukung oleh
hasil perhitungan kesalahan relatif praktikkan adalah dibawah 0.1%.
Hasil perhitungan yang didapatkan oleh praktikkan ada sedikit perbedaan
dengan hasil percobaan yang bisa dikarenakan oleh kurangnya ketelitian
praktikkan dalam menghitung dan menggunakan rumus, karena praktikkan
terkadang masih menggunakan pembulatan beberapa decimal untuk
menghemat tempat dalam tabel dan kurangnya kalibrasi alat karena sudah
terlalu sering digunakan yang mengakibatkan kurangnya keakuratan pada
suatu alat ukur.
VIII. SIMPULAN
• Amperemeter untuk mengukur kuat arus harus dipasang secara seri.
• Voltmeter untuk mengukur besarnya tegangan harus dipasang secara
pararel.
• Rangkaian pararel lebih baik walaupun menggunakan biaya yang lebih.
• Perbedaan hasil percobaan dengan hasil perhitungan praktikkan
dipengaruhi oleh kelalaian perhitungan yang dilakukan oleh praktikkan dan
kurangnya kalibrasi alat ukur dalam melakukan percobaan.
• Persentase kesalah yang dilakukan oleh praktikkan tidak mencapai 0.1%.