Makalah Biostatistik Kelompok 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOSTATISTIK

UJI PAIRED SAMPEL T TEST

DISUSUN OLEH :

RIMA MELATI DWI UTAMI 2020132033


RISKI RAHMAD HIDAYAT 2020132034
RISKI YAHYA 2020132035
SHINTA NUR HERAWATI 2020132036
TARADIVA LINTANG K 2020132037
TERESIA AVILLA BANDUT 2020132038

DIII FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN PERMATA INDONESIA

YOGYAKARTA

2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut yang diambil. Seandainya
sampel yang diambil merupakan sampel yang saling berhubungan, maka akan timbul
suatu permasalahan bagaimana cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang
digunakan. Salah satu uji statistik
parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.
T- test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset
pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji t yang digunakan untuk
pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2
sempel. Bila duhubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan
(khusus bagi uji t dengan 2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk
sampel bebas (independent) dan
uji t untuk sampel berpasangan (paired).
Uji t - test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi.Fungsi
dari t-test dependent adalahuntuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan.Syarat jenis uji t – test
dependent adalah:
(a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok data adalah dependen (saling
berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah numeric dan
kategorik (dua kelompok).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah uji t – test dependent?
2. Apakah fungsi dari penggunaan t – test dependent ?
3. Bagaimana syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent?
4. Bagaimana konsep hipotesis dalam statistika?
5. Bagaimana langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Membahas pengertian uji t – test dependent.
2. Membahas fungsi dari penggunaan uji t – test dependent.
3. Membahas syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent.
4. Membahas konsep hipotesis dalam statistika.
5. Membahas langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent.

D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi
pembacanya dalam memahami dan mengimplementasikan konsep hipotesis dalam
perhitungan statistika yang berguna dalam melakukan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dari Uji T – Test Dependent


Tes t atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada
tahun 1915. Awalnya William Seely Gosset menggunakan nama samaran Student, dan
huruf t yang terdapat dalam istilah uji “t” dari huruf terakhir
nama beliau. Uji t disebut juga dengan nama student t.(Ridwan, 2006)
Uji t (t – test) merupakan statistik uji yang sering kali ditemui dalam masalah – masalah
praktis statistika. Uji t merupakan dalam golongan statistika parametrik.Statistik uji ini
digunakan dalam pengujian hipotesis, uji t digunakan ketika informasi mengenai nilai
variance (ragam) populasi tidak diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan (menyakinkan) dari dua
mean sampel (dua buah
variabel yang dikomparasikan). Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji t yang digunakan
untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2
sampel. Bila duhubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan
(khusus bagi uji t dengan 2 sampel), maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk
sampel bebas (independent) dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).(Ridwan, 2006)

B. Pengertian dari Uji T-Test Dependent


T-test dependent atau sering diistilakan dengan Paired Sampel t-Test, adalah jenis uji
statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.(Sugiyono, 2010)
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah pengujian
yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel
yang berpasangan atau berkolerasi.

Sampel berpasangan dapat berupa :


1. Satu sampel yang diukur dua kali misalnya sebelum sampel diberi iklan dan sesudah
diberi iklan. Yang diukur selanjutnya adalah apakah setelah diberi iklan anggota sampel
yang membeli barang lebih banyak daripada anggota sampel sebelum diberi iklan atau
tidak.
2. Dua sampel berpasangan diukur bersama, misalnya sampel yang satu diberi iklan,
sampel yang lain tidak. Yang diukur selanjutnya adalah apakah anggota sampel yang
diberi iklan memberi barang lebih banyak atau tidak dari pada yang tidak diberi iklan.

C. Fungsi dari Uji T-test dependent


Fungsi dari t-test dependent adalahuntuk membandingkan rata-rata dua grup yang
saling berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subjek yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Selain itu untuk menguji
efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang ingin ditentukan,
misalnya untuk mengetahui
efektifitas metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dari
responden.(Ridwan, 2009)

D. Syarat – Syarat Penggunaan Uji T - Test Dependent


Syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent, terdiri dari :
1. Uji komparasi antar dua nilai pengamatan berpasangan, misalnya: sebelum
dan sesudah
2. Digunakan pada uji parametrik dimana syaratnya sebagai berikut:
a. satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan)
b. merupakan data kuantitatif (rasio-interval)
c. Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d yang
berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
(Sugiyono, 2010)

E. Jenis Hipotesis pada Uji T - Test Dependent


1. Uji dua arah. Pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-
rata1 dan rata-rata 2, sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya yaitu terdapat
perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.

2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata
sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis
alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.

3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis awal kelompok
atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih kecil dengan rata-rata
kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
Hipotesis awal ditolak, bila:
|t hitung| > t tabel( terdapat perbedaan / Ha) atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
|t hitung| <= t tabel (tidak terdapat perbedaan / Ho)

F. Rumus

Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu : Statistik


hitung (t hitung):

Dimana:

Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.

G. Langkah Menggunakan Uji T – Test Dependent


Menurut Ratih (2014), Langkah-langkah pengujian signifikansi (hipotesis) dalam
Pengujian Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan:
1. Tetapkan H0 dan H1
2. Tetapkan titik kritis (tingkat kepercayaan 95 %) atau (tingkat kepercayaan 99
%) yang terdapat pada tabel “t”.
3. Tentukan daerah kritis, dengan db = n -1.
4. Tentukan t hitung dengan menggunakan rumus.
5. Lakukan uji signifikansi dengan membandingkan besarnya “ t” hitung dengan “t” tabel.

H. Contoh Kasus dalam Pengerjaan Pengujian Signifikansi (hipotesis)


Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan metode “ABG”
sebagai metode baru untuk mengajarkan mata kuliah Statistika Dasar. Dalam rangka uji
coba terhadap efektifitas atau keampuhan metode baru itu, dilaksanakan penelitian
lanjutan dengan mengajukan Hipotesis Nol (Nihil) yang mengatakan : Tidak terdapat
perbedaan yang signifikan nilai Statistika Dasar antara sebelum dan sesudah di
terapkannya metode “ABG” sebagai metode mengajar mahasiswa UIB semester 6. Dalam
rangka pengujian ini diambil sampel sebanyak 20 mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan
95 % (alfa=5% ) untuk menguji pernyataan (Hipotesis) tersebut.
Datanya Sebagai berikut:

Nilai Statistika II
Nama Sebelum Sesudah
A 78 75
B 60 68
C 55 59
D 70 71
E 57 63
F 49 54
G 68 66
H 70 74
I 81 89
J 30 33
K 55 51
L 40 50
M 63 68
N 85 83
O 70 77
P 62 69
Q 58 73
R 65 65
S 75 76
T 69 86
Langkah -langkah yang dilakukan:
1. Menentukan Hipotesis yang digunakan, yaitu:
Ho:Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan sesudah
Ha:Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah

2. Menetapkan titik kritis yaitu alfa 5%


3. Menentukan daerah kritis, dengan db = n -1=20-1=19
4. Menentukan t hitung

a) Memulai dengan menghitung selisih D.


b) Menghitung Standar Deviasi:

c) Menghitung t hitung:

d) Melakukan uji signifikansi


Diketahui t tabel = 2,093. Sehingga |t hitung| > t tabel.
Sehingga dapat disimpulkan:
Ho ditolak , sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar statistika II sebelum dan sesudah diterapkannya Metode “ABG”.
Sumber :Setiawan, 2013
Contoh Mengoperasikan SPSS

Ada sebuah kasus seperti berikut: Seorang guru mapel matematika berhipotesis bahwa
skor nilai rata-rata mapel matematika yang akan diperoleh peserta didiknya jauh berbeda
dari yang sebelumnya (sebelum diajar). Untuk membuktikan hipotesis tersebut, guru itu
mengadakan tes (pre-tes) pada 30 siswa, dimana 30 siswa itu kemudian diajar selama 1
bulan. 1 bulan kemudian guru tersebut mengadakan tes lagi (post-tes) pada 30 siswa itu
dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini. Dengan taraf kesalahan 5% apakah
hipotesis guru dapat diterima? (dengan catatan data berdistribusi normal dan homogen)

Tabel 1

No. N-Pretes N-Postes


1 63 65
2 75 75
3 60 75
4 76 85
5 63 85
6 78 80
7 88 85
8 73 70
9 58 85
10 68 85
11 73 90
12 75 70
13 68 85
14 85 75
15 68 75

a. Hipotesis
a) H0 : N-Pretest = N-Postes (Skor rata-rata hasil belajar tidak ada
perbedaan.)
b) H1 : N-Pretest ≠ N-Postes (Skor rata-rata hasil belajar ada perbedaan.)
b. Mengoperasikan SPSS
a) Buka aplikasi SPSS yang antum miliki seperti pada uji normalitas dan
homogenitas variansi, sehingga muncul tampilan seperti pada gambar 1 di bawah
ini.

Gambar 1. Tampilan awal SPSS

b) Klik variable view yang ada di pojok kiri bawah dari spss seperti
pada ujinormalitas, sehingga akan muncul seperti gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Variable view yang belum diisi


c) Buatlah lapak dengan ketentuan seperti di bawah ini:
ü Name: Isi dengan nama variable anda (terserah mau diberi nama apa saja biasanya
dalam bentuk singkatan), dalam hal ini saya mengisinya dengan kata “NPretes” untuk
baris 1 dan “NPostes” untuk baris 2.
ü Type: Pilih Numeric
ü Width: Isi dengan angka “8”
ü Decimal: Isi dengan angka “0”
ü Label: Isi dengan kepanjangan dari name di atas, dalam hal ini saya mengisinya dengan
“Nilai Pretes” untuk baris 1 dan “Nilai Postes” untuk baris 2.
ü Value: pilih none
ü Missing: Pilih none
ü Columns: Isi dengan angka 8
ü Align: Pilih right (terserah user) ü
Measure: Pilih scale

Gambar 3 Tampilan varible view yang sudah di isi

d) Kalau sudah selesai klik data view (sebelahnya variable view)


e) Masukkan data nilai NPretes dan NPostes ke dalam kolom yang sudah
disediakankan di spss dengan di ketik atau copas.
Gambar 4. Tampilan data view yang sudah di isi

f) Klik menu analyze- pilih compare means – pilih Independent-sample T test

Gambar 5. Langkah-langkah pengoperasian

g) Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini

Gambar 6. Kotak dialog paired sample T test


h) Pindahkan semua variable (NPretes dan NPostes) ke kolompaired variabel dengan
cara klik variable kemudian klik tanda panah yang mengarah ke paired variabel (è).
Klikoption – isikan 95% pada kolom convidence interval. Klikcontinue.

Gambar 7. Kotak dialog paired sample Ttes

i) Klik ok
j) Output

Gambar 8. Output

k) Pengambilan keputusan
ü Jika sig. lebih besar dari 0,05 maka terima H0 (N-Pretest = N-Postes) ü Jika
sig. kurang dari 0,05 maka terima H1 (N-Pretest ≠ N-Postes)

3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil hitung spss diperoleh t -2,656 df 14 dan signifikansi 0,019. Karen sig.
(2-tailed) < 0,05 dengan demikian maka disimpulkan terima H1 yang berarti bahwa skor
rata-rata hasil belajar mapel matematika sebelum dan sesudah diajar terdapat perbedaan
yang signifikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistic yang dipergunakan untuk menguji kebenaran
atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang
diambil secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan signifikan (dalam
Sudijono, 2009: 278).
Dengan uji T ini, kita dapat menguji rerata dua sampel bebas dan variasi populasinya kedua-
duanya diketahui, pengujian rerata dua sampel bebas dan kedua variasi populasinya tidak
diketahui, tetapi diasumsikan sama, dan pengujian dua sampel bebas dan kedua variasi
populasinya tidak diketahui.
Daftar Pustaka

Nasrul, Setiawan.2013. “Uji t Perbedaan Rata‐rata Dua kelompok berpasangan (dependent)


parametrik” (online),
(http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/Pengujian-Perbedaan-Rata- rata-
Dua-kelompok-berpasangan-dependent-parametrik.html, diakses
tanggal 1 Desember 2014)

Ridwan. 2006. Dasar – Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta Ridwan.


2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Ridwan. 2009.

Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2010. Statistika


untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2009. Statistika untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Ismed, Basuki dan Sudarmono. 2014. Pengujian Hipotesis (ppt 6 pengujian hipotesis).
Surabaya

Hasan, Iqbal. 1999. Pokok-poko Materi Statistik . Jakarta: PT. Bumi Aksara Hanafiah, Kemas
Ali. 2010. Dasar-dasar Statistika : aneka bidang ilmu pertanian dan

hayati. Jakarta: Rajawali Pers


Hamang, Abdul. 2005. Metode Statistika. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai