Makalah Uji Paired T-Test (Mata Kuliah Biostatistik)
Makalah Uji Paired T-Test (Mata Kuliah Biostatistik)
Makalah Uji Paired T-Test (Mata Kuliah Biostatistik)
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai Assesment mata kuliah Biostatistik
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
Makalah dengan judul “Uji Paired T Test” sebagai bentuk pemenuhan tugas
Assesment mata kuliah Biostatistik dengan baik dan tepat waktu.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan
sebaik-baiknya. Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan dan masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................39
B. Saran..............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data yang digunakan adalah
numeric dankategorik (dua kelompok
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Uji t-Test?
2. Bagaimana analisis Uji t-Test terhadap 2 perlakuan?
3. Bagaimana Uji t-Test berpasangan?
4. Bagaimana Uji t-Test tidak berpasangan?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk :
1. Membahas Pengertian Uji t-Test
2. Mengetahui analisis Uji t-Test terhadap 2 perlakuan
3. Mengetahui Uji t-Test berpasangan
4. Mengetahui Uji t-Test tidak berpasangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian UJI T
Sebagai salah satu tes statistik parametrik, Tes “t” mula pertama
dikembangkan oleh William Seely Gosset pada 1915. Pada waktu itu ia menggunakan
nama samaran Student, dan huruf “t” yang terdapat dalam istilah Tes “t” itu
diambilkan huruf terakhir dari nama beliau. Itu pula sebabnya mengapa Tes “t” sering
juga disebut dengan nama atau istilah Student t.
Tes “t” atau “t” Test, adalah salah satu tes statistik yamg dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara
dua buah Mean Sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Uji Paired T test adalah uji beda parametris pada
dua data yang berpasangan. Itulah pengertian uji paired t test oleh statistikian.
Sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya diteliti, yang
dipilih atau ditetapkan untuk keperluan analisis. Dengan meneliti sampelnya saja
peneliti berharap akan dapat menarik kesimpulan tertentu yang akan dikenakan
terhadap populasinya. Menarik kesimpulan secara umum terhadap populasi dengan
hanya menggunakan sampel inilah yang kita kenal dengan istilah: generalisasi. Sudah
barang tentu agar penarikan kesimpulan (inferensi) itu tidak terlalu jauh menyimpang
dari populasinya, pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara sembrono,
melainkan dengan kecermatan dan kesengajaan serta keyakinan tertentu, sehingga
pengaruh faktor “kebetulan saja” (by chance) dapat diestimasikan (dapat
diperkirakan). Salah satu tugas statistik inferensial adalah memperkirakan atau
membuat estimasi seberapa jauhkan kiranya hasil pengukuran yang dilakukan
terhadap sampel menyimpang dari hasil pengukuran yang dilakukan terhadap populasi
(jika seandainya terhadap populasi itu dilakukan pengukuran).
Pemakaian uji t ini bervariasi. Uji ini bisa digunakan untuk objek studi yang
berpasangan dan juga bisa untuk objek studi yang tidak berpasangan. Namun sebelum
menghitung uji – t terlebih dahulu kita analisis dengan Uji Normalitas dan Uji
3
Hogenitas. Dalam Uji – t terdapat istilah uji satu arah ( one tail ) dan uji dua arah ( two
tail )
1. Uji dua arah. pada hipotesis awal tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata1 dan rata-rata2.sedangkan pada hipotesis alternatif sebaliknya
yaitu terdapat perbedaan rata-rata 1 dan rata-rata 2.
2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok/sampel 1 memiliki rata-
rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan
hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih kecil dibandingkan dengan rata-
rata kelompok 2.
Atau
4
Namun, apabila asumsi ini tidak dimiliki, dengan kata lain, peneliti tidak tahu
apakah rata-rata IQ mahasiswa univ.X lebih dari atau kurang dari 140, maka akan
tepat jika menggunakan uji 2-pihak.
Ciri khas dari uji 1-pihak atau 2-pihak adalah tanda pertidaksamaan yang
digunakan dalam penulisan HIPOTESIS 1. Dari kasus di atas, maka
H0 : µ = 140
H1 : µ > 140
Hal ini berarti, rata-rata IQ mahasiswa univ.X lebih besar dari 140
H0 : µ = 140
H1 : µ ≠ 140
Hal ini berarti, rata-rata IQ mahasiswa univ.X tidak sama dengan 140, entah itu lebih
besar atau lebih kecil dari 140.
Keterangan :
Hipotesis awal ditolak, bila:
t hitung| > t tabel
atau:
Hipotesis awal diterima, bila:
t hitung| ≤ t tabel
5
B. Analisis Uji – t Terhadap 2 Perlakuan
Penggunaan uji t test yang termasuk dalam uji parametric, sehingga menganut
pada asumsi-asumsi data berdistribusi normal, sebaran data homogeny dan sampel
diambil secara acak. Penggunaan uji t test independent, sering digunakan dalam
pengujian rancangan eksperimen, yang bertujuan untuk membandingkan nilai rata-rata
dari dua perlakuan yang ada. Data yang digunakan dal pengujian t test adalah data
interval maupun data rasio.
Dalam penelitian biasanya test yang diberikan disebut dengan pretest (test
sebelum mengadakan perlakuan) dan posttest (setelah sampel diberi perlakuan).
Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan
perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Dalam melakukan pemilihan
uji, seorang peneliti harus memeperhatikan beberapa aspek yang menjadi syarat
sebuah uji itu digunakan. Peneliti tidak boleh sembarangan dalam memilih uji,
sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan. Adapun dasar penggunaan
paired sample t test adalah satu sampel yang diberikan dua perlakuan yang berbeda,
merupakan data kuantitatif (interval-rasio), dan sample yang digunakan harus dalam
kondisi yang sama atau homogen dan berasal dari popoulasi yaang telah terdistribusi
secara normal. Hal ini dapat diketahui setelah melakukan uji asumsi yaitu uji
normalitas dan uji homogenetas pada data tersebut.
Setelah data yang dimiliki memenuhi syarat diatas, maka pemilihan uji statistik
harus memperhatikan pertanyaan dari penelitian. Setelah melihat pertanyaan peneltian
6
seorang peneliti kemudian melakukan pemilihan uji yang tepat untuk menganalisis
data yang dimiliki untuk menjawab pertanyaan penelitian yang disusun.
Contoh data yang dapat diuji menggunakan Paired sampleT Test adalah
Pengaruh Media iMainMapping pada Materi Sistem Pernafasan terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas XI SMAN 1 Makassar. Maka, sebelum peneliti menggunakan media
iMainMapping di dalam kelas, peneliti terlebih dahulu memberikan test awal (pretest)
untuk melihat pengetahuan awal dari siswa terkait dengan materi sistem pernafasan.
Setelah memperoleh data pretest, peneliti akan memberikan perlakuan kepada
kelompok siswa yang telah mengisi prestest dengan menggunakan media iMainMap
dalam pembelajaran. Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:
Adapun contoh data hasil belajar siswa pada aplikasi Microsoft Excell
7
5 70 75
6 60 70
7 70 75
8 70 75
9 80 80
10 75 80
a. Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki
distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik ( statistik
inferensial ). Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji kenormalan data, sebelum
menggunakan statistik uji parametrik, perlu dilakukan. Hal ini disebabkan karena
statistik-statistik uji parametrik diturunkan dari sebaran normal. Tentu saja, data yang
akan dianalisis juga harus menyebar normal agar data yang dianalisis relevan dengan
alatnya (statistik uji parametrik). Namun, apabila menggunakan statistik uji
nonparametrik, TIDAK PERLU mempertimbangkan mengenai kenormalan data sama
sekali.
Uji statistik normalitas yang dapat digunakan adalah Chi Square dan Metode
Lilliefors
1) Chi Square
Persyaratan Metode Chi Square (Uji Goodness of fit Distribusi Normal)
- Data tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribus
frekuensi.
- Cocok untuk data dengan banyaknya angka besar ( n > 30 )
Signifikansi
- Signifikansi uji, nilai X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel (Chi-
Square).
- Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak.
8
- Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka maka Ho ditolak ; Ha diterima.
1. Menyusun data tersebut ke dalam distribusi frekuensi, dan menentukan nilai rat-
rata serta standar deviasi :
ΣO i X i
Rata – rata = ΣOi
ΣOi ( X i− X )2
Standar Deviasi = √
2. Menentukan nilai Chi Square
ΣO i
2
k
( Oi−E i )
X 2= Σ Z=
X i−X
i=1 Ei SD
Dapat dilakukan dengan menyusun data ke dalam tabel seperti berikut ini
2
Batas Interval X −X P-value Pi Oi Ei = Pi x ∑Oi (Oi – Ei)2 ( Oi−E i )
Z= i Ei
Kelas SD
Jumlah
Keterangan :
X2 = Nilai Chi-Square
SD = Standar deviasi
9
Z = Nilai Z dengan tabel z
Contoh 1 :
Penyelesaian :
1. Menyusun data tersebut ke dalam distribusi frekuensi, dan menentukan nilai rat-
rata serta standar deviasi :
ΣO i X i
Rata – rata = ΣOi
10
ΣOi ( X i− X )2
Standar Deviasi = √ ΣO i
2
Batas Interval X −X P-value Pi Oi Ei = Pi x ∑O (Oi – Ei) ( Oi−E i )
Z= i Ei
Kelas SD
10,5 – 14,5 -3,1784 – -2,22250,4993 – 0,48680,0125 2 0,5000 2,2500 4,500
14,5 – 18,5 -2,2225 – -1,26660,4868 – 0,39800,0888 1 3,5520 6,5127 1,8335
18,5 – 22,5 -1,2666 – -0,31070,3980 – 0,12170,2763 9 11,0520 4,2107 0,3810
22,5 – 26,5 -0,3107 – 0,6452 0,1217 – 0,24220,3639 20 14,5560 29,6371 2,0361
26,5 – 30,5 0,6452 – 1,6011 0,2422 – 0,44520,2030 6 8,1200 4,4944 0,5535
30,5– 34,5 1,6011 – 2,5571 0,4452 – 0,49480,0439 2 1,9840 0,0003 0,0001
Jumlah 40 9,3042
11
Nilai Chi-Square hitung = 9,3042 < Nilai Chi-Square tabel = 11,070, berarti Ho
diterima.
6. Kesimpulan :
Data berdistribusi normal.
Note : Penolakan Ho jika Nilai Chi-Square Hitung > Nilai Chi-Square tabel dan
sebaliknya Ho diterima.
Contoh 2 :
Diambil tinggi badan mahasiswa di suatu perguruan tinggi tahun 1990
Tinggi Badan Jumlah
140 – 144 7
145 – 149 10
150 – 154 16
155 – 159 23
160 – 164 21
165 – 169 17
170 – 174 6
Jumlah 100
Selidikilah dengan α = 5%, apakah data tersebut di atas berdistribusi normal? ( Mean=
157.8; Standar deviasi = 8.09 )
Penyelesaian :
1. Hipotesis :
Ho : Populasi tinggi badan mahasiswa berdistribusi normal
H1 : Populasi tinggi badan mahasiswa tidak berdistribusi normal
2. Nilai α
Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05
3. Rumus Statistik penguji
2
k
( Oi−E i )
X 2= Σ
i=1 Ei
12
2
Batas Interval X −X P-value Pi Oi Ei = Pi x ∑O (Oi – Ei) ( Oi−E i )
Z= i Ei
Kelas SD
139,5 – 144,5 -2,26 – -1,64 0,4881 – 0,44950,0386 7 3,86 9,85 2,55
144,5 – 149,5 -1,64 – -1,03 0,4495 – 0,34850,1010 10 10,1 0,01 0,00099
149,5 – 154,5 -1,03 – -0,41 0,3485 – 0,15910,1894 16 18,94 8,64 0,45
154,5 – 159,5 -0,41 – 0,21 0,1591 – 0,08320,0759 23 7,59 237,4 31,28
159,5 – 164,5 0,21 – 0,83 0,0832 – 0,29670,2135 21 21,35 0,12 0,005
164,5 – 169,5 0,83 – 1,45 0,2967 – 0,42650,1298 17 12,98 16,16 1,24
169,5 – 174,5 1,45 – 2,06 0,4265 – 0,48030,0538 6 5,38 0,38 0,07
Jumlah 100 80,2 35,59
2
2
k
( Oi−E i )
X =Σ
i=1 Ei
( 7−3 ,86 )2 ( 10−10 ,1 )2 ( 16−18 ,94 )2 (23−7 , 59 )2 ( 21−21 ,35 )2 ( 17−12 ,98 )2 ( 6−5 , 38 )2
= + + + + + +
3 , 86 10 ,1 18 , 94 24 , 23 21 ,35 12 , 98 5 ,38
( 3 .14 )2 (−0. 1 )2 (−2, 94 )2 ( 15 , 41 )2 (−0 , 35 )2 ( 4 , 02 )2 ( 0 , 62 )2
= + + + + + +
3 , 86 10 ,1 18 , 94 7 , 59 21 , 35 12 , 98 5 , 38
9, 85 0 . 01 8, 64 237, 46 0 ,12 16,16 0 ,38
= + + + + + +
3, 86 10 ,1 18, 94 24 , 23 21,35 12, 98 5 ,38
=35,59
4. Derajat Bebas
Df = N - 1 = ( 7 - 1 ) = 6
5. Nilai tabel
Nilai tabel X2 ; α = 0,05 ; df = 6 ; = 12.59. (Lihat Tabel X2 (Chi-Square))
35,59| ˃ |12,59| ; berarti Ho ditolak, Ha diterima
Kesimpulan : Populasi tinggi badan mahasiswa tidak berdistribusi normal α =
0,05.
2) Metode Lilliefors
13
Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel
distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan
kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal.
Persyaratan
•Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)
•Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi
•Dapat untuk n besar maupun n kecil.
Signifikansi
Signifikansi uji, nilai | F (x) - S (x) | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel
Lilliefors.
Jika nilai | F (x) - S (x) | terbesar < nilai tabel Lilliefors, maka Ho diterima ; Ha
ditolak.
Jika nilai | F(x) - S(x) | terbesar > dari nilai tabel Lilliefors, maka Ho ditolak ; Ha
diterima.
SD=√ ∑ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
Xi = Angka pada data
Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal
Sd = Standar Deviasi
F(x) = Probabilitas komulatif normal (lihat dari tabel distribusi normal kumulatif Z)
14
S(x) = Probabilitas komulatif empiris
Rumus S(x):
¿
S(x) = banyaknya angka sampai angka ke ∋ banyaknya seluruh angka pada data ¿
Contoh 1:
Berdasarkan data ujian statistik dari 18 mahasiswa didapatkan data sebagai berikut;
46, 57, 52, 63, 70, 48, 52, 52, 54, 46, 65, 45, 68, 71, 69, 61, 65, 68. Selidikilah dengan
α = 5% dan standar deviasi 9,22, apakah data tersebut di atas diambil dari populasi
yang berdistribusi normal ?
Penyelesaian :
1. Hipotesis
Ho : Populasi nilai ujian statistik berdistribusi normal
H1 : Populasi nilai ujian statistik tidak berdistribusi normal
2. Nilai α
Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05
3. Statistik Penguji
X́ =
∑ Xi = 1052 =58,44
n 18
No. Xi X i− X́ F(x) S(x) | F (x) - S (x) |
Z=
SD
1. 45 -1,4577 0,0721 0,0556 0,0165
2. 46 -1,3492 0,0885 0,1667 0,0782
3. 46 -1,3492
4. 48 -1,1323 0,1292 0,2222 0,0930
5. 52 -0,6985 0,242 0,3889 0,1469
6. 52 -0,6985
7. 52 -0,6985
8. 54 -0,4816 0,3156 0,4444 0,1288
9. 57 -0,1562 0,4364 0,5000 0,0636
10. 61 0,27766 0,6103 0,5556 0,0547
11. 63 0,49458 0,6879 0,6111 0,0768
12. 65 0,7115 0,7611 0,7222 0,0389
13. 65 0,7115
14. 68 1,03688 0,8485 0,8333 0,0152
15. 68 1,03688
16. 69 1,14534 0,8749 0,8889 0,0140
15
17. 70 1,2538 0,8944 0,9444 0,0500
18. 71 1,36226 0,9131 1,0000 0,0869
Nilai | F (x) - S (x) | tertinggi sebagai penguji normalitas, yaitu 0,1469.
6. Derajat Bebas
Df tidak diperlukan
7. Nilai tabel
Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05 ; N = 18 yaitu 0,200. (Lihat Tabel
Lilliefors)
| 0,1469 | < | 0,200| ; berarti Ho diterima; Ha di tolak.
8. Kesimpulan
Populasi nilai ujian statistik berdistribusi normal.
Contoh 2:
Selidikilah dengan α = 10% pada data ujian pemecahan masalah matematika dari 10
mahasiswa. Didapatkan data sebagai berikut; 50, 60, 70, 70, 35, 41, 35, 45, 41, 45, 45.
Apakah data tersebut di atas diambil dari populasi yang berdistribusi normal ?
Penyelesaian :
1. Hipotesis
Ho : Populasi nilai ujian pemecahan masalah matematika berdistribusi normal
H1 : Populasi nilai ujian pemecahan masalah matematika tidak berdistribusi
normal
2. Nilai α
Nilai α = level signifikansi = 10% = 0,01
3. Statistik Penguji
X́ =
∑ x = 762 =76,2
n 10
Mencari SD :
Xi ( Xi− X́) ¿
35 -41,2 1697,44
35 -41,2 1697,44
41 -35,2 1239,04
45 -31,2 973,44
16
45 -31,2 973,44
45 -31,2 973,44
50 -26,2 686,44
60 -16,2 262,44
70 -6,2 38,44
70 -6,2 38,44
Jumlah 8580,4
SD=√ ∑ ¿ ¿ ¿
8580,4
¿
√ 10−1
8580,4
¿
√ 9
¿ √ 953,3778
=30,876
17
b. Uji Homogenitas Variansi
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.
Contoh 1 :
Data tentang Pengukuran Penguasaan kosakata(X) dan kemampuan membaca (Y):
X Y
75 68
18
78 72
38 63
94 74
83 68
91 81
87 72
91 74
38 58
68 58
Jumlah 743 688
X Y X² Y² XY
75 68 5625 4624 5100
78 72 6084 5184 5616
38 63 1444 3969 2394
94 74 8836 5476 6956
83 68 6889 4624 5644
91 81 8281 6561 7371
87 72 7569 5184 6264
91 74 8281 5476 6734
38 58 1444 3364 2204
68 58 4624 3364 3944
Jumlah 743 688 59077 47826 52227
2
√
SD x 2= n . ∑ X −¿¿ ¿
19
10 ×59077−743²
¿√ =√ 430,23 = 20,74
10 ( 10−1 )
2
√
S Dy2= n . ∑ y −¿ ¿ ¿
10 × 47826−688²
¿√ =√ 54,62 = 7,39
10 ( 10−1 )
Kesimpulan : Fhitung ( 2.81 ) < Ftabel ( 3.18 ), hal ini berartidata variabel X dan Y
Homogen
Contoh 2 :
20
Penyelesaian
Ho : µ1 = µ 2
Ha : µ 1 ≠ µ 2
2. Cari Fhitung :
VariansTerbesar
Fhitung =
Varians Terkecil
37.2
=
24,7
= 1.506
3. α = 0.05
4. Kriteria :
Jika F hitung < F tabel, berarti homogen
Maka,
Pengujian Fhitung < Ftabel, 1.506 < 3.07 Maka H0 Diterima. Sehingga H0 Diterima
( Homogen )
21
5. Kesimpulan : Ha Yang Berbunyi Bahwa Terdapat Perbedaan Varians 1 Dengan
Varians 2 ( Ditolak ( Tidak Homogen ) ). Sebaliknya H 0 Berbunyi Bahwa
Tidak Terdapat Perbedaan Varians 1 Dengan Varians 2 ( Diterima
( Homogen ) )
Ho : µ1 = µ 2
H1 : µ1 ≠ µ2
22
D = Differences
∑X
❑❑=
N
∑Y
❑❑=
N
∑ D 2−[ ( ∑ D )2 ] / np
SD=
√ np−1
Keterangan :
SD = standar deviasi
D = differences
np = n populasi
1 = nilai konstan
23
7. Menguji taraf nyata dan Db / Df
Db / df = N - 1
Contoh kasus 1 :
Data sampel terdiri atas 10 pasien pria mendapat obat captopril dengan dosis 6,25 mg.
pasien diukur dengan tekanan darah sistolik sebelum pemberian obat dan 60 menit
sesudah pemberian obat. Peneliti ingin mengetahui apakah pengobatan tersebut efektif
untuk menurunkan tekanan darah pasien-pasien tersebut. Dengan α = 0,05. Adapun
hasil pengukuran sebagai berikut:
Sebelum : 175 179 165 170 162 180 177 178 140 176
Sesudah : 140 143 135 133 162 150 182 150 175 155
Penyelesaian :
1. H0 = Tidak ada perbedaan tekanan
darah sistolik setelah diberikan obat dibanding sebelum diberi obat
Ha = Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan obat dibanding
sebelum diberi obat
24
2. H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
5 162 162 0 0
7 177 182 -5 25
∑ X 1702
❑❑= = =170,2
N 10
∑ Y 1525
❑❑= = =152,5
N 10
4. Standar Deviasi
∑ D 2−[ ( ∑ D )2 ] / np
SD=
√ np−1
25
8065−[ ( 177 )2 /10 ]
SD=
√ 10−1
8065−31329/10
SD=
√ 9
8065−3132,9
SD=
√ 9
4932,1
SD=
√ 9
SD=√ 548,0111
SD=23,40
5. Menghitung besar SE
23,40
SE=
√ 10
=1,529
uji t= −¿ ¿
SE
170,2−152,5
uji t= =11,576
1,529
7. α = 5% = 0,05
Db = 10 - 1 =10 – 1 = 9
26
Jadi t hitung > t tabel ; Ha diterima Ho ditolak; signifikan
9. Kesimpulan :
Ada perbedaan tekanan darah sistolik setelah diberikan obat dibanding sebelum diberi
obat
Contoh kasus 2 :
Seorang guru ingin menguji efektifitas model pembelajaran statistik dengan studi kasus.
Maka dilakukan pre test dan post test dari 10 siswanya. Berikut datanya:
Penyelesaian :
1. Hipotesis :
H0 : Tidak efektif metode studi kasus untuk diterapkan pada pembelajaran
sattistik.
Ha : efektif metode studi kasus untuk diterapkan pada pembelajaran statistika.
27
2. Hipotesis statistik
H0 : M 1 = M 2
Ha : M 1 ≠M 2
2 83 89 -6 36
3 75 70 5 25
4 76 75 1 1
5 60 79 -19 361
6 66 80 -14 196
7 77 89 -12 144
8 90 90 0 0
9 75 83 -8 64
10 75 70 5 25
∑ X 753
❑❑= = =75,3
N 10
∑Y 804
❑❑= = =80,4
N 10
4. Standar Deviasi
( ∑ D )2
√
2
∑ D −[ ]
np
SD=
np−1
(−51 )2
√ [ ] 2601
SD=
861−
10−1
10
=
861−
√9
[ ]
10
=¿
861−260,1 = √ 66,77=8,17
9 √ ¿
28
SD=8,17
5. besar SE
8,17
SE=
√ 10
=0,817
7. db = n -1
db = 10 -1 = 9
t tabel 5%, = 2,26
t tabel 1% = 3,25
10. Kesimpulan :
29
berhubungan. Contoh jika kita akan membandingkan perbedaan tinggi rata-rata
antara perempuan dan laki-laki .
Sampling secara random, sampel diambil dari populasi yang berdistribusi
normal, menganut prinsip homogenitas (varian populasi sama), observasi
dilakukan secara independen (skor dalam tiap sampel tidak terikat satu sama
lainnya).
Langkah – Langkah Uji T tidak berpasangan :
Keterangan :
❑1 = rata-rata skor kelompok 1
❑2 = rata-rata skor kelompok 2
Jk1 = jumlah deviasi kuadrat kelompok 1
Jk2 = jumlah deviasi kuadrat kelompok 2
30
N1 = jumlah subjek penelitian pada kelompok 1
N2 = jumlah subjek penelitian pada kelompok 2
F = frekuensi
Contoh soal 1:
1. Misalnya Anda ingin meneliti apakah siswa usia 8 sampai 10 tahun yang
diajarkan menghitung dengan sistem sempoa lebih memiliki kecepatan
menghitung matematis dibandingkan dengan siswa usia 8 sampai 10 tahun
yang tidak diajarkan menghitung dengan sistem sempoa. Nah, setelah
pengumpulan data dilakukan didapat hasil sebagai berikut
No 1 2 3 4 5 6
X1 10 6 8 4 9 7
X2 7 3 2 4 1 2
a. Rumuskan hipotesis
b. Ujilah dengan taraf nyata 5%
c. Berikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut
31
Penyelesaian :
1. Hipotesis :
H0 : Siswa usia 8 sampai 10 tahun yang tidak diajarkan menghitung sistem sempoa
tidak lebih cepat menghitung matematis
Ha : Siswa usia 8 sampai 10 tahun yang diajarkan menghitung sistem sempoa lebih
memiliki kecepatan menghitung matematis
2. Hipotesis statistik
H0 : µ1 ≤ µ2
H1 : µ1 > µ2
∑ X 1 44
❑1= = =7,33
N 6
2( ∑ X )2 44 2
Jk 1=∑ X − =346− =23,3333
N 6
∑ X 2 19
❑2= = =3 ,167
N 6
( ∑ X )2 192
Jk 2=∑ X 2− =38− =23,8333
N 6
5. Jika sudah menemukan hasil rerata dan jumlah kwadrat, langkah selanjutnya
adalah menghitung nilai uji t ind
32
X́ 1− X́ 2
Ujit ind=
Jk 1 + Jk 2
√[ ( N 1+ N 2) −2 ][
7,333−3,167
1
+
1
N1 N2 ]
¿
23,333+23,833 1 1
√[ ( 6+ 6 )−2 ][ ]
+
6 6
4,166
= 47,166
√[ 10 ]
[ 0,33 ]
4,166
=
√ [ 4,7166 ][ 0,33 ]
4,166
=
√1,556
4,166
=
1,247
= 3,339
6. Menentukan taraf nyata dan Db / Df
Taraf nyata (α) = 5% = 0,05
Db / df = (N1 + N2) – 2 = (6 + 6) – 2 = 10
Maka ttabel = 1,833
7. Jadi t hitung = 3,358 ; ttabel = 1,833
t hitung > t tabel, H0 ditolak Ha diterima => Signifikan
8. Kesimpulan.
Terdapat perbedaan kecepatan berhitung matematis siswa usia 8 sampai 10 tahun
yang diajarkan menghitung dengan sistem sempoa dangan yang tidak diajarkan
menghitung dengan sistem sempoa, yaitu Siswa usia 8 sampai 10 tahun yang
diajarkan menghitung sistem sempoa lebih memiliki kecepatan menghitung
matematis
Contoh soal 2 :
33
2. Menjelang tahun ajaran baru ook buku Saputra menjual berbagai macam merk
buku tulis. Dari berbagai merk yang ada, ada 2 merk yang sangat laris, yaitu merk
Cerdas dan Ganteng. Pemilik toko ingin menguji apakah antara kedua merk
tersebut sama larisnya atau salah satu lebih laris dari yang lain. Dari catatan
penjualan yang ada selama sebulan diperoleh data jumlah buku yang terjual
sebagai berikut :
1 255 250
2 240 248
3 238 240
4 225 215
5 195 200
6 200 205
7 203 198
8 208 190
9 214 199
10 216 225
Penyelesaian :
1. Hipotesis :
H0 : Kedua merk sama laris
Ha : Kedua merk tidak sama laris
2. Hipotesis statistik
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
34
3. Tabel distribusi frekuensi
Hari ke Merk Cerdas ( X1) Merk Cantik ( X2) X12 X22
∑ X 2 2170
❑2= = =217
N 10
( ∑ X )2
2 2170 2
Jk 2=∑ X − =475384− =4494
N 10
5. Jika sudah menemukan hasil rerata dan jumlah kwadrat, langkah selanjutnya
adalah menghitung nilai uji t ind
35
❑1−❑2
Uji t ind=
Jk 1+Jk 2 1 1
√[ ( N 1+ N 2 )−2 ][ +
N1 N2 ]
219,4−217
¿
3480,4+ 4494 1 1
√[ ( 10+10 ) −2 ][ +
10 10 ]
¿ 0,25
6. Menentukan taraf nyata dan Db / Df
Taraf nyata (α) = 5% = 0,05
Db / df = (N1 + N2) – 2 = (10 + 10) – 2 = 18
Maka ttabel = 2,101
7. Jadi t hitung = 0,25 ; ttabel = 2,101
T hitung < t tabel maka non signifikan; Ha ditolak, Ho diterima
8. Kesimpulan.
Penjualan kedua merk tersebut sama larisnya
BAB III
PENUTUP
36
A. Kesimpulan
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistik yang
dipergunakanuntuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang
menyetakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara ra
ndom dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan signifikan (dalam
Sudijono,2009: 278).Sampel berpasangan ialah dua kelompok sampel
yang karena duakelompok itu memiliki sifat-sifat serupa, dalam penelitian,
kedua kelompok itu dipasangkan. Pemasangan itu dilakukan mungkin
karena usianya sama,kecerdasannya sama, keturunan sama, dan lain-
lain.Dengan uji T ini, kita dapat menguji rerata dua sampel bebas
danvariasi populasinya kedua-duanya diketahui, pengujian rerata dua
sampel bebas dan kedua variasi populasinya tidak diketahui, tetapi diasum
sikansama, dan pengujian dua sampel bebas dan kedua variasi populasinya
tidak diketahui.
B. Saran
1. Saran Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan yang ada, serta mampu memahami mengenai konsep
dasar teori tentang uji T test
2. Saran Bagi Pendidikan
a. Diharapkan agar pendidikan atau institusi dapat meningkatkanmutu
sumber daya manusia atau mahasiswa maupun mahasiswiSTIKes
Yarsi Mataram
b. Diharapkan agar pendidikan atau institusi dapat
meningkatkan pengalaman didalam pembelajaran keperawatan ata
u kesehatanyang lebih luas dan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
37
Herrhyanto, Nar., Hamid, Akib. 2009. Statistik Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://clickyhun.blogspot.co.id/2013/08/tabel-statistik-product-momen.html diakses
pada tanggal 24 Oktober 2015.
http://www.statistikian.com/2014/07/independen-t-test-dengan-minitab.html diakses
pada tanggal 24 Oktober 2015.
38