LP Kom Kehilangan Dan Cemas
LP Kom Kehilangan Dan Cemas
LP Kom Kehilangan Dan Cemas
PENGERTIAN
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta
saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Keseimbangan
yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam
mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya.
Sebagai makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan, mereka harus membina
hubungan interpersonal positif. Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk
kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman
nyaman. Bila individu kehilangan kebutuhan tersebut atau tidak terpenuhi, akibatnya dapat
berupa perasaan atau perilaku yang tidak diharapkan.
Seperti kehilangan dan kecemasan. Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian dan
keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu
selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Sedangkan Ansietas merupakan
reaksi emosional terhadap penilaian individu yang subyektif, yang dipengaruhi oleh alam bawah
sadar tidak diketahui secara khusus penyebabnya.
Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan seharihari yang
menggambarkan keadaan khawatiran, gelisah yang tak menentu, kecemasan, takut tidak tentram,
kadang-kadang disertai keluhan fisik. Maka dari itu, kelompok akan membahas tentang asuhan
keperawatan pada klien kecemasan dan kehilangan.
PEMBAHASAN
2.1 Kehilangan
A. Definisi Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian dan keseluruhan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan,
sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda.
B. Proses kehilangan
1) Stressor internal atau eksternal – Gangguan dan kehilangan – individu memberi makna
positif – melakukan kompensasi kegiatan positif – perbaikan ( beradaptasi dan merasa
nyaman).
2) Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu member makna –
merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekspresikan ke dalam diri – muncul
gejala sakit fisik.
3) Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna –
merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi - diekspresikan ke dalam diri –
kompensasi dengan perilaku konstruktif – perbaikan (beradaptasi dan merasa nyaman).
4) Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna –
merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi - diekspresikan ke dalam diri –
kompensasi dengan perilaku destruktif – merasa bersalah – ketidakberdayaan. Inti dari
kemampuan seseorang agar dapat bertahan terhadap kehilangan adalah pemberian makna
(personal meaning) yang baik terhadap kehilangan (husnudzon) dan kompensasi yang
positif ( konstruktif).
Mekanisme koping : Koping yang sering dipakai oleh individu dengan respon
kehilangan anatara lain: denial, represi, intelektualisasi, regresi, disosiasi, supresi dan proyesi
yang digunakan untuk menghindari intesitas stress dirasakan sangat menyakitkan. Regresi dan
disosiasi sering di temukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan patologis
mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat.
B. Diagnosa keperawatan
1. Potensial proses berduka yang tidak terselesaikan sehubungan dengan kematian ibu.
2. Fiksasi terbuka pada fase depresi sehubungan dengan amputasi kaki kiri.
3. Potensial respon berduka yang berkepanjangan sehubungan dengan proses berduka
sebelumnya yang tidak tuntas.
C. Perencanaan Tujuan jangka panjang : agar individu berperan aktif melalui proses berduka
secara tuntas, Tujuan jangka pendek: pasien mampu:
1. Mengungkapkan perasaan duka.
2. Menjelaskan makna kehilangan orang atau objek.
3. Membagi rasa dengan orang yang berarti.
4. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai.
5. Membina hubungan baru yang bermakna dengan objek atau orang yang baru.
D. Prinsip tindakan keperawatan pada pasien dengan respon kehilangan
1. Bina dan jalin hubungan saling percaya.
2. Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yang menyakitkan
dengan pemberian makna positif dan mengmbil hikmahnya.
3. Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka.
4. Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka.
5. Beri dukungan terhadap respon kehilangan pasien.
6. Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga.
7. Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious therapy.
8. Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase
Tujuan Tindakan keperawatan Tujuan jangka panjang: Anak dapat menyelesaikan masa
berkabung dengan tuntas.
fase wajar
yang mengalami kehilangan. Membantu pasien untuk memakai mekanisme koping yang lain
seperti menangis/ bicara. Mengikutsertakan orang yang berarti bagi pasien untuk menjelaskan
apa yang telah terjadi. Meningatkan kesadaran pasien secara bertahap tentang kenyataan
kehilangan yang dihadapi. Member dukungan atas usaha pasien untuk mencoba menerima
kenyataan. Membantu pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya. Menjawabkan semua
pertanyaan pasien dengan singkat dan jelas. Member dukungan secara non verbal.
H. Evaluasi :
a. apakah pasien sudah dapat mengungkapkan perasaannya secara spontan?
b. Apakah pasien dapat menjelaskan makna kehilangan tersebut terhadap
kehidupannya ?
c. Apakah pasien mempunyai sistem pendukung untuk mengungkapkan perasaanya
(teman, keluarga, lembaga atau perkumpulan lain) ?
d. Apakah pasien menunjukkan tanda-tanda penerimaan ?
e. Apakah pasien sudah dapat menilai hubungan baru dengan orang lan objek lain ?
PENUTUPAN
Kesimpulan Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian dan keseluruhan. Fase
kehilangan terdiri dari fase pengingkaran, fase marah, fase tawar menawar, fase depresi dan fase
penerimaan.
Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang
menggambarkan keadaan khawatiran, gelisah yang tak menentu, kecemasan, takut tidak tentram,
kadang-kadang disertai keluhan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Yani, Achir. 2015. Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Yosep, Iyus.
2013. Keperawatan Jiwa. Bandung : Rafika Aditama