Makalah - KELOMPOK 4 - PENYAKIT TANAMAN TEBU

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT PADA TANAMAN TEBU

MAKALAH

Diajukan untuk melengkapi tugas Praktikum mata kuliah Budidaya Tanaman


Semusim Progam Studi IlmuPertanian Perkebunan

Dosen Pembimbing :
Ir. Sigit Prastowo, MP.

Di susun Oleh:

1. Cindy Nur May Saroh (201510801001)


2. Fajar Kurnia Maulid W. (201510801010)
3. Lestarih (201510801016)
4. Satria Nurul H. (201510801027)
5. Canserlita Puteri H. (201510801029)
6. Robby Antaghfironi (201510801030)
7. Hepniatul Hasanah (201510801031)
8. Vara Valsela (201510801032)

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN PERKEBUNAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman tebu merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak
fungsi dan mendukung sektor industri dan ekonomi. Selain sebagai tanaman
utama penghasil gula, tebu juga dapat menghasilkan biomassa seperti serat, lignin,
dan pentosan yang melalui berbagai proses kimiawi dengan penambahan bahan
kimia tertentu serta biologi dengan memanfaatkan mikroba dapat dikonversikan
menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Pada proses pembuatan gula, tebu
juga dapat menghasilkan by-product seperti bagas dan molase yang dapat diproses
menjadi bioenergy, bioelectricity, dan bioethanol. Oleh karenanya tebu
dibudidayakan di 101 negara dengan luas areal pertanaman lebih dari 26 juta
hektar dan produktivitasnya dapat mencapai 1.83 miliar ton. Namun demikian,
tebu rentan terhadap infeksi patogen seperti jamur Sporisorium scitamineum
(Syd.) M. Piepenbr., M. Stoll and Oberw (Hidayah,2020)
Produksi gula Indonesia saat ini masih kurang bila dibandingkan dengan
tingkat kebutuhan gula nasional. Produksi tebu tahun 2016 yaitu sebesar 73,30 ton
per hektar, dengan tingkat rendemen sebesar 7.04%. Produksi per hektarnya ini
masih jauh dari produksi yang diharapkan yaitu mencapai minimal 100 ton tebu
per hektar. Kendala yang dihadapi saat ini di dalam upaya peningkatan produksi
tanaman tebu yaitu banyaknya serangan hama dan penyakit di areal pertanaman
tebu. Hal ini menyebabkan penurunan produksi gula karena dapat mengurangi
kualitas kadar air gula pada tanaman tebu. Penyakit yang banyak menyerang pada
tanaman tebu dapat disebabkan oleh bakteri, cendawan dan virus. Banyak jenis
cendawan dapat diisolasi dari bahan organik dari limbah tanaman tebu seperti
ampas tebu, blotong dan seresah daun tebu yang bermanfaat untuk digunakan
kembali ketanaman tebu antara lain digunakan sebagai agen hayati, biostimulan,
biofertilizer, bioremediasi maupun sebagai biodekomposer (Rahmad, 2021)
Identifikasi penyakit tebu diperlukan dalam menunjang peningkatan
produksi tebu yang dapat menghasilkan panen optimal dalam masa perubahan
iklim global. Identifikasi penyakit tebu secara manual dilakukan dengan
mengamati gejala yang tampak pada daun. Penyakit karat dapat dideteksi dari
adanya bercak berwarna kuning sampai coklat pada daun. Gejala paling menonjol
dari penyakit mosaik adalah perbedaan warna dari warna daun yang hijau
(normal) dan adanya garis atau area klorotik berwarna hijau pucat sampai dengan
kuning tua (Dewi dan Ginardi, 2014).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui penyakit pada tanaman
tebu.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Hangus

Gambar 1. Penyakit Hangus Pada Tebu

A. Lokasi : Dusun Taman,desa sukosari kecamatan Tanaman Bondowoso dan


Desa Mulyorejo, Kec. Kraton, Kab. Pasuruan, Jawa Timur 67151, Indonesia.
B. Jenis Penyakit : Penyakit Hangus Tebu
C. Gejala :
1. Gejala khas adalah terbentuknya organ mirip cambuk hitam pada pucuk
batang tebu.
2. Cambuk setebal pensil, tidak bercabang , padanya terdapat jutaan
klamidospora diliputi selaput tak berwarna.
3. Klamidospora mirip jelaga, bila selaput pecah dia akan terhambur.
D. Inang : Tanaman yang tergolong Sorgum dan alang-alang
E. Penularan : Klamidospora di sebarkan oleh angin, klamidospora di dalam tanah
dapat di sebarkan oleh air dan miselium pada bahan tanam dan spora pada bibit
yang menyebar penyakit
F. Pengendalian :
1. Menanam varietas tahan seperti PS 851, PS 861, PS 862 & PS 863.
2. Hanya menanam bibit sehat. Perawatan bibit dalam air panas 52º C selama
45 menit dapat membunuh patogen.
3. Perendaman bibit dalam fungisida DIFENOKONAZOL atau
TRIADIMEFON selama 2 jam mampu melindungi bibit dari infeksi sampai
tanaman umur 6 bulan.
4. Tanaman sakit dibongkar.
5. Membersihkan kebun dari gulma inangnya.
6. Pertanaman yg sakit parah tidak dikepras, setelah tebang sisa dongkelan
dibakar, kebun diberakan atau di rotasi tanam.
7. Menanam tidak hanya satu varietas tapi bergantian
2.2 Penyakit Bercak Mata Pada Tebu (Bipolaris sacchari)

Gambar 2. Penyakit Bercak Mata Pada Tebu

A. Lokasi : Desa Balung Kulon Kecamatan Balung Kabupaten Jember.


B. Jenis Penyakit : Bercak Mata (Bipolaris sacchari)
C. Gejala :
1. Pada daun timbul titik-titik halus merah atau coklat kemerahan ,
2. Ttitik bertambah panjang dan lebar sehingga menjadi bercak lonjong
memanjang, berwarna coklat dengan tepi kuning, dan
3. Bercak mempunyai ekor yang menuju ke arah atas.
4. Bercak-bercak ini dapat muncul bersamaan dan membentuk garis panjang
dan bibit tebu dapat mati karena hawar 12-14 hari setelah penaburan dimulai
dan pembusukan bagian atas dalam infeksi berat.
D. Penyebab :
1. Cendawan Bipolaris sacchari,
2. Konidiofor berwarna coklat tua, konidiun berwarna kelabu sampai coklat,
lurus agak bengkok, berdinding tebal, terbagi menjadi 6 sampai 9 sel.
3. Konidium tumbuh dengan membentuk hifa dari sel-sel ujungnya.
E. Pengendalian :
1. Sayangnya, dalam pengendalian hayati tidak ada perlakuan alternatif yang
diketahui mampu melawan bipolaris sacchari.
2. Dalam pengendalian kimiawi, selalu pertimbangkan pendekatan terpadu
berupa tindakan pencegahan bersama dengan perlakuan hayati jika ada.
Penyemprotan daun dengan 0,2% tembaga oksiklorida atau 0,3% mankozeb
dilakukan sebanyak 2 atau 3 kali semprotan dengan interval 10 sampai 15
hari. Semprotan harus dilakukan berdasarkan keparahan penyakit.
F. Pencegahan :
1. Gunakan Varietas tahan yang telah ada di pasaran, ini merupakan cara yang
paling efektif untuk mencegah penyakit ini.
2.3 Penyakit : Busuk Merah (Glomerella Tucumanensis)

Gambar 3. Penyakit Busuk Merah Pada Tebu


A. Gejala : Gejala busuk merah jika dilihat dari luar, tanaman yang sakit tidak
menunjukkan gejala yang jelas. Tetapi kalau batang tebu yang sakit dibelah,
terlihat bahwa satu atau beberapa ruasnya, berwarna merah dan berbau agak
masam.
B. Inang : Tebu dan Sorgum
C. Penyebab : disebabkan oleh jamur Glomerelka tucumanensis yang hanya dapat
bertahan hidup dalam waktu singkat. Spora jamur menyebar dengan
menginfeksi bibit atau benih yang ditanam. Cuaca dingin, basah, lembab
mendukung persebaran penyakit ini.
D. Pengendalian :
1. Hayati : menggunakan jamur trichoderma dan beberapa spesies bakteri
pseudomonas sebagai musuh alami.
2. Kimiawi : menggunakan fungisida (misalnya thiram) pada suhu 50-54°C
selama 2 jam.
E. Pencegahan :
1. Tanam varietas yang memiliki ketahan lebih
2. Gunakan bibir tebu yang sehat
3. Pantau lahan secara teratur
4. Buang dan bakar sisa-sisa tanaman dari panen sebelumnya
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyakit pada tanaman tebu di sebabkan oleh pertumbuhan cendawan. Faktor
lingkungan seperti angin dan udara lembab menjadi faktor pemicu hidupnya
cendawan pada tanaman tebu. Beberapa pengendalian dilakukan seperti
pengendalian secara hayati dan kimiawi untuk menanggulangi penyakit pada
tanaman tebu.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R. K., dan R.H. Ginardi. 2014. Identifikasi Penyakit pada Daun Tebu
dengan Gray Level Co-Occurrence Matrix dan Color Moments. Jurnal
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 1(2), 70-77.

Hidayah, N. 2020. Peluang Pengembangan Pengendalian Penyakit Luka Api pada


Tebu di Indonesia. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak
Industri, 12(2), 94-108.

Rahmad, D. 2021. Uji Patogenitas Cendawan Pendegradasi Bahan Organik Pada


Bibit Tanaman Tebu. Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan
Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan, 10(2), 76-84.

Anda mungkin juga menyukai