Menumbuhkan Patogen Pada Media Kubus
Menumbuhkan Patogen Pada Media Kubus
Menumbuhkan Patogen Pada Media Kubus
2022
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Hasil ................................................................................................ 6
Pembahasan ..................................................................................... 8
KESIMPULAN ......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Latar Belakang
Fusarium oxysporum merupakan salah satu patogen tular tanah yang sangat
berbahaya bagi tanaman tomat karena patogen dapat bertahan lama dalam tanah.
Fusarium oxysporum dapat bertahan dalam tanah lebih dari 10 tahun dalam bentuk
klamidospora. Fusarium oxysporum mampu menginfeksi tanaman sejak tanaman
dalam fase pembibitan sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati dan gagal
panen. Cendawan ini dapat menyebabkan kerugian besar terutama pada varietas
yang rentan dan pada kondisi lingkungan yang sesuai (Semangun, 2007).
Jamur atau Fungi dibagi menjadi 2 kelompok yang berdasarkan pada
ukurannya, yaitu makroskopis dan mikroskopis. Makroskopis terdiri dari cendawan
atau mushroom dan makrofungi sedangkan yang tergolong kedalam mikroskopis
seperti yeast dan kapang. Cendawan atau mushroom merupakan kelompok jamur
yang tergolong kedalam makroskopis karena dapat dilihat secara kasat mata.
Sedangkan fungi merupakan jamur mikroskopis karena tidak dapat dilihat secara
langsung dan harus memakai alat bantu untuk melihatnya (Sastrahidayat, 2016).
Identifikasi cendawan merupakan suatu kegiatan untuk membedakan atau
mengklasifkasikan jamur kedalam jenisnya masing-masing berdasarkan spesies.
Identifikasi merupakan kegiatan yang penting karena menambah keanekaragaman
pengetahuan tentang dunia jamur, saat ini jumlah jamur yang sudah teridentifikasi
berjumlah 69.000 dari total spesies perkiraan 1.500.000 jamur diseluruh dunia.
Negara Indonesia yang memiliki kekayaan biodiversitas yang cukup banyak akan
diuntungkan dengan adanya identifikasi cendawan karena menambah ragam
spesies makhluk hidup yang ada di Indonesia (Kurniawati, 2010).
Identifikasi fungi dapat dilakukan dengan dua cara baik secara morfologi
ataupun secara fisiologi, identifikasi yang dilakukan secara morfologi dapat
meliputi bentuk koloni, struktur koloni, bentuk spora, dan ukuran spora.
Pengamatan morfologi kemudian dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu pengamatan
secara makroskopis dan mikroskopis, pengaman makroskopis dilakukan dengan
cara mengamati mikroorganisme pada bagian-bagian yang nampak dan dapat
2
dilihat dengan mata telanjang, seperti bentuk koloni, tepian koloni, elevasi koloni
dan permukaan koloni. Sedangkan pengamatan mikroskopis digunakan pada saat
ingin mengamati pergerakan, dan perkecambahan spora, mengamati bentuk dan
ukuran spora yang alami (Koestoni, 2006).
Dalam mempelajari sifat mikroorganisme seperti jamur, diperlukan suatu
media pertumbuhan yang dapat mencukupi nutrisi, sumber energi dan kondisi
lingkungan tertentu. Suatu media untuk dapat menumbuhkan mikroorganisme
dengan baik diperlukan persyaratan antara lain: media harus mempunyai pH yang
sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat, media harus steril, dan media
harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan mikroorganisme. Nutrisi-
nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon,
nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn,
Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Cappucino dan Sherman,
2014).
Menurut Woelansari (2016), media pertumbuhan mikroorganisme adalah
suatu bahan yang mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Nutrien yang terdapat dalam media
dimanfaatkan mikroorganisme untuk menyusun komponen-komponen sel. Media
pertumbuhan dapat digunakan untuk mendapatkan kultur murni dari isolasi
mikroorganisme. Media yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme
mengandung sumber energi, karbon, nitrogen, pH 7,2-7,6, garam sulfat, fosfat dan
potensial oksidasi-reduksi yang tepat.
Untuk dapat mengamati jamur secara morfologi serta mengetahui berbagai
ciri jamur, pengamat harus mengetahui cara pembiakan jamur melalui media biakan
jamur. Pembiakan jamur dapat diamati dengan cara inokulasi. Jamur merupakan
salah satu mikroorganisme yang sering ditumbuhkan menggunakan media PDA
(Potato Dextrose Agar). Berdasarkan komposisinya PDA termasuk dalam media
semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis
(dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan
energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen agar
3
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menumbuhkan patogen pada
media kubus
BAHAN DAN METODE
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah isolat fusarium
media PDA, tissue, tusuk gigi, alkohol, cling wrap dan air steril.
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah LAF, cawan petri,
cover dan slide glass, spatula, cork borer, gelas beaker, pipet tetes, jarum ent, dan
mikroskop.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 November 2022 pukul 09:40-
11:20 WITA. Bertempat di Laboratorium Fitopatologi, Program Studi Proteksi
Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
5. Inkubasi selama 3x24 jam di suhu ruangan dan amati setiap harinya.
Hasil
2.
3.
4.
5.
6.
7
2.
3.
4.
5.
6.
8
Pembahasan
Dalam mengamati fungi tentunya tidak bisa melihatnya tanpa bantuan alat
laboratorium seperti mikroskop. Hal ini dikarenakan hifa dan spora memiliki
ukuran yang sangat kecil sehingga mustahil untuk dilihat tanpa alat. Namun untuk
mengamati hifa dan spora fungi, masih perlu bebrapa persiapan agar mendapatkan
hasil yang diinginkan. Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan Fusarium sp.
pada media kubus dengan spatula dan corkborer.
Fusarium sp. merupakan salah satu patogen tular tanah yang dapat
menyerang banyak inang tanaman. Penyebaran cendawan Fusarium sp. sangat
cepat dan dapat menyebar ke tanaman lain dengan cara menginfeksi akar tanaman
menggunakan tabung kecambah atau miselium. Untuk mengetahui daya viabilitas
spora Fusarium sp. digunakan metode riddle atau dikenal sebagai media kubus.
Metode riddle dilakukan dengan alat dan bahan yang terdiri dari cawan petri, tusuk
gigi, tissue, slide glass dan cover glass yang telah disterilkan sebelumnya. Media
diteteskan secukupnya pada slideglass kemudian fungi dititikkan pada medium
yang telah dipotong dengan spatula atau corkborer. Slideglass ditutup dengan civer
glass dan diletakkan didalam cawan petri yang diberi tisu dan diberi tusuk gigi
sebagai penahan. Tissu ditetesi sedikit akuades steril dan diletakkan pada bagian
kiri kanan gelas objek dalam cawan petri untuk menjaga kelembaban di dalam
cawan petri dan diinkubasi selama 3 hari.
Fusarium sp. hanya reproduksi secara aseksual. Fungi ini memproduksi tiga
jenis tipe spora aseksual, yaitu mikrokonodia, makrokonodia, dan klamidospora.
Mikrokonodia adalah tipe spora yang paling sering di produksi oleh fungi ini
dibawah setiap kondisi lingkungan, termasuk diproduksi di dalam jaringan Xilem
inang. Sama halnya dengan makrokonidia, mikrokonidia merupakan alat
reproduksi aseksual dalam sistem reproduksi sekunder pada daur hidup cendawan
Fusarium terutama pada pertumbuhan koloni secara massiv maupun sebagai
inoculum infektif (Ohara et al., 2004).
9
nama Gibberella gordonii. Pertumbuhan koloni jamur ini pada medium PDA sangat
cepat, dengan warna putih yang tebal sampai warna merah muda pada aerial
miseliumnya. Sporodokium berwarna oranye berkembang saat umur kultur sudah
tua.
Mikrokonidium terbentuk sangat banyak, pada umumnya bersel tunggal,
berbentuk oval sampai ginjal dan terbentuk pada false head. Makrokonidium sangat
melimpah, berbentuk sabit yang ramping, dinding tebal dan halus, dengan apikal
sel yang runcing dan foot-shaped (menukik) pada bagian sel bawahnya. Monofialid
bercabang atau tidak bercabang, klamidospora terbentuk secara terpisah atau
berpasangan (Sutejo et al., 2008). Pada medium PDA, koloni jamur tumbuh dengan
cepat dan aerial miselium yang bewarna putih mungkin dengan cepat menjadi
berwarna kemerahan, ungu atau muncul warna biru pada sklerotium ketika
terbentuk dalam jumlah yang banyak atau dengan warna krem menjadi coklat
kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi oranye jika sporodokium
melimpah.
KESIMPULAN
Ohara, T., Inoue, I., Namiki, F., Kunoh, H., & Tsuge, T. (2004). REN1 is required
for development of microconidia and macroconidia, but not of
chlamydospores, in the plant pathogenic fungus Fusarium
oxysporum. Genetics, 166(1), 113-124.