Latar Belakang Ssi RA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri dan pegawai pemerintah

dengan peraturan kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan Publik yang dibuat oleh pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan. Aparatur Negeri Sipil (ASN) terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) memiliki peranan
penting dalam mengelola kondisi Indonesia saat ini. Sejumlah kebijakan, keputusan-
keputusan strategis, perencanaan pembangunan, dan pelayanan terhadap masyarakat
ditetapkan dilakukan oleh PNS diberbagai bidang sektor pembangunan. Untuk memainkan
peran tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi
standar kompetensi dan mampu melaksanakan tugas jabatan secara efektif dan efisien.

Dalam Undang - Undang ASN No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa dalam rangka
pelaksanaan cita - cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan Undang - Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, perlu dibangun
Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral, dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang dasar Republik
Indonesia Tahun 1945.

Untuk menghabituasikan nilai-nilai dasar PNS tersebut kompetensi dikembangkan dalam


Pelatihan Dasar CPNS. Kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai
bidang tugas. Kompetensi diukur berdasarkan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela
negara, mengaktualisasikan nilai- nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya,
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smart
governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, menunjukkan
penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas, mengatasi
isu isu yang yang terkait dengan manajemen ASN, pelayanan publik, dan whole of
government. Pelayanan publik, dan whole of government di tempat instansi bekerja yaitu
Puskesmas Kemiri.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (PMK No. 74,
2016). Upaya pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas dapat berjalan
dengan baik jika dilakukan proses manajemen yang baik, proses manajemen yang baik dapat
tercipta salah satunya dengan menaati tugas pokok dari puskesmas itu sendiri yaitu salah
satunya upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular diantaranya hipertensi.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena prevalensi yang tinggi dan risiko
bersamaan untuk penyakit kardiovaskular dan ginjal. Saat ini, lebih dari 25% dari populasi
dunia adalah hipertensi dengan perkiraan bahwa persentase ini dapat meningkat menjadi
29% pada tahun 2025 (Amaral et al, 2015). Menurut Data World Health Organization
(WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi,
hanya 36,8% diantaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat
setiap tahunnya diperkirakan tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi.
Setiap tahunnya di dunia diperkirakan 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan
komplikasinya.
Berdasarkan Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk
> 18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,14%. Hanya sekitar 8,36%
penderita hipertensi yang didiagnosis oleh Tenaga Kesehatan (Nakes), hanya 8,84%
penderita hipertensi yang minum obat. Di Indonesia, prevalensi hipertensi tertinggi berada di
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,13% dan yang terendah di Papua sebesar 22,22. Data
jumlah kunjungan penduduk 18 tahun ke atas yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas
Kemiri Bulan Januari - Juni 2022 adalah sebanyak 5982 orang. Dan Berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah tersebut, jumlah penduduk 18 tahun ke atas yang terdiagnosa
hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah sebanyak 602 orang, Namun hanya 22% yang rutin
berobat ke Puskesmas.

Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular yaitu
hipertensi di Puskesmas Kemiri terdapat beberapa kendala yang didapatkan salah satunya
tentang kepatuhan pasien untuk berobat ke Puskesmas dan pengontrolan minum obat
hipertensi. Dari hasil observasi penulis di Puskesmas Kemiri didapatkan informasi bahwa
penderita hipertensi umumnya berobat ketika sudah mengalami gejala yang dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari seperti kaku kuduk, sakit kepala dan menurunnya fungsi
penglihatan serta kebiasaan berobat secara tidak teratur sesuai dengan anjuran dokter
dikarenakan pasien lupa mengingat waktu kontrol pengobatan, sibuk dengan aktivitas atau
pekerjaanya atau pun tidak ada support dari keluarga/orang terdekat. Biasanya penderita
hipertensi berhenti minum obat hipertensi ketika gejala yang dirasakannya berkurang tanpa
ada instruksi untuk menghentikan terapi. Penderita hipertensi merupakan salah satu pasien
yang harus diberikan konseling agar patuh terhadap pengobatan yang dijalani, karena
hipertensi merupakan penyakit yang secara pelan-pelan dapat menimbulkan kematian karena
payah jantung, infark miokard, stroke atau gagal ginjal. Dengan demikian pemeriksaan
tekanan darah secara teratur memiliki arti penting dalam perawatan hipertensi (Onzenoort,
2010).

Kepatuhan menjalani pengobatan sangat diperlukan untuk mengontrol tekanan darah serta
mencegah terjadinya komplikasi. Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu
pengobatan. Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran diri
pasien itu sendiri, bahkan dapat mengakibatkan kegagalan terapi, serta dapat pula
menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan penderita dan pada akhirnya akan
berakibat fatal (Pratiwi, 2011). Berdasarkan dari uraian diatas, penulis akan melakukan
aktualisasi di wilayah kerja Puskesmas Kemiri terhadap pasien hipertensi. Pelayanan medis
yang diberikan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi yaitu dengan cara
meningkatkan kepatuhan untuk berobat ke Puskesmas,minum obat anti hipertensi dan
melakukan pola hidup yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai