Makalah Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

RUANG LINGKUL ILMU

SOSIAL DAN BUDAYA

Mata Kuliah : Sosial Budaya


Semester : I (Satu) / Ganjil
Dosen Pengampu : M. Choirul Ibad, M.Psi UBP

Yang disusun oleh :

1. Destria Rivana Sunarti 204161273201006


2. Fidela Ivana Fitriawan 20416273201051
3. Lena Nuraena 20416373201359

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kamipanjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah
ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan
mempelajari lebih lanjut tentang mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada mahasiswa,
agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan adanya makalah ini diharap kan dapat membantu mahasiswadalam
mengetahui tentang latar belakang dan ruang lingkup pembahasan dalam mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar. Pada kesempatan ini saya mengucapkan rasa terima kasih
kepada :

1. M. Choirul Ibad, M.Psi UBP selaku dosen pengampu mata kuliah Pendekatan
Sosial Budaya;
2. Orang tua selaku penyemangat dan pendukung dalam penyusunan makalah;
3. Orang-orang terdekat yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam
belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu
mata kuliah dan juga teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

Karawang, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Ilmu Sosial Budaya .................................................................................... 4
A. Sejarah Ilmu Sosial dan Budaya .................................................. 4
B. Pengertian Sosial dan Budaya ...................................................... 4
C. Tokoh-Tokoh Sosial Budaya........................................................ 5
2.2 Ruang Lingkup Sosial Budaya ................................................................... 5
A. Pengertian Ruang Lingkup Sosial Budaya dalam Pendidikan ....... 5
B. Dampak dari Perubahan Sosial Budaya dalam Masyarakat ........... 9

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2 Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu sosial budaya dasar adalah suatu rangkaian pengetahuan mengenai aspek – aspek
yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk
sosial yang memiliki budaya dan permasalahan – permasalahan yang bersifat ada
Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori –
teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki
wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan,
kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian
manusia sebaga makhluk sosial ( zoon politicon ) dan sebagai makhluk budaya ( homo
humanus ), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang
mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat
menyelesaikannya dengan baik, tujuan umum ilmu sosial budaya dasar ada beberapa yaitu
yang pertama pengembangan kepribadian manusia sebagai makhluk sosial dan makhlik
berbudaya, yang kedua kemampuan seseorang menanggapi secara kritis dan berwawasan
luas terhadap permasalahan sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, dan
yang terakhir ketiga adalah kemampuan di dalam menyelesaikan secara baik, bijaksana dan
obyektif permasalahan – permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Sehingga secara umum kita harus memahami konsep – konsep dasar mengenai
manusia sebagai makhluk sosial, dan manusia sebagai makhluk berbudaya memlki daya
kritis, wawasan yang luas terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di bekali
dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai individu tidak
akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu
manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan berinteraksi
satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna
memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
1
2
1.2 Tujuan

1. Mengetahui ilmu sosial budaya di dalam kehidupan masyarakat.

2. Mengetahui hakikat, tujuan, dan ruang lingkup ilmu sosial budaya

3. Menambah wawasan tentang pendekatan ilmu sosial budaya.

1.3 Manfaat

1. Bermanfaat dalam mengerti hakikat, tujuan dan ruang lingkup ilmu sosial budaya.

2. Bermanfaat dalam mengetahui ilmu sosial di dalam kehidupan masyarakat

3. Bermanfaat dalam menambah wawasan tentang pendekatan ilmu sosial budaya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

ILMU SOSIAL BUDAYA

Ilmu Sosial budaya adalah struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Landasannya mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat dan individu
secara alami.
Definisi sosial budaya itu sendiri adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan
pemikiran dan budi nuraninya untuk dan/atau dalam kehidupan bermasyarakat. Ilmu sosial
budaya dasar adalah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebagai
makhluk sosial dan sebagai makhluk budaya yang berwawasan luas dan kritis serta dapat
menyelesaikan sebuah masalah dengan baik , memahami konsep – konsep dasar tentang
manusia sebagai makhluk sosial .
Manusia sebagai makhluk sosial ( zoon politicon ) artinya , manusia sebagai individu
tidak akan mampu hidup sendiri dan berkrmbang sempurna tanpa hidup bersama dengan
individu manusia lainnya. Manusia harus hidup bermasyarakat saling berhubungan dan
berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar
kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
Manusia sebagai makhluk berbudaya ( homo humanus ) artinya , manusia itu
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna, karena sejak lahir sudah di
bekali dengan unsure akal (ratio), rasa (sense) yang membedakannya dengan makhluk
lainnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia hanya mampu mengembangkan diri dan
budayanya apabila berhubungan dengan manusia lain.

2.1 ILMU SOSIAL BUDAYA


A. Sejarah Ilmu Sosial dan Budaya
Ilmu Sosial dan budaya (ISBD) pertama kali dikembangkan di Indonesia untuk
menggantikan istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah dalam bahasa Inggris
yaitu “the Humanities”. Munculnya istilah humanities itu sendiri asalnya yaitu dari bahasa
latin humnus yang mempunyai arti manusia, berbudaya dan halus. Dengan demikian, the
humanities memiliki kaitan erat dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya.

B. Pengertian Sosial dan Budaya

• Pengertian Budaya
Menurut Hidayat, S dan Asroi, (2013) budaya merupakan perilaku, nilai simbol dan makna dalam
masyarakat yang menjadi suatu tradisi dan anutan dalam berbagai kegiatan. Budaya berasal dari
bahasa Inggris culture yang berarti kesopanan dan terpelajar.
• Pengertian sosial budaya
Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang
berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. Sedangkan

4
menurut Burnett, kebudayaan adalah keseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum,
pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks

C. Tokoh-Tokoh Ilmu Sosial Budaya


1. Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan
Prof. Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan lahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915 dan
meninggal tanggal 12 Juni 2003. Beliau dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan
konkret. Beliau dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959 – seusai meraih
gelar doktornya di Cornell University, AS – mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI).
Beliau adalah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI.
Beliau sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit untuk diam.
Beliau menyerukan hentikan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Beliau pantas
menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam mengabdi kepada
masyarakat.

2. Prof. Dr. Ir. Pudjiwati Sajogyo


Lahir di Kebumen pada tanggal 21 Mei 1926, Sayogjo dikenal sebagai ahli
sosiologi pedesaan di Indonesia. Latar belakang pendidikan Sayogjo adalah sarjana
pertanian.
Sayogjo mengembangkan sosiologi terapan berorientasi emansipatoris tentang
masyarakat pedesaan. Kontribusi utama Sayogjo pada perkembangan sosiologi Indonesia
ialah pengenalan subdisiplin sosiologi pedesaan di berbagai institusi perguruan tinggi.
Sayogjo juga banyak mengkritik perubahan sosial yang disebabkan oleh modernisasi di
banyak pedesaan Jawa.

2.2 RUANG LINGKUP SOSIAL BUDAYA


A. Pengertian Ruang Lingkup Sosial Budaya dalam Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari ruang lingkup kebudayaan.
Kebudayaan merupakan hasil perolehan manusia selama menjalin interaksi kehidupan baik dengan
lingkungan fisik maupun non fisik. Proses hubungan antar manusia dengan lingkungan luarnya
telah mengkisahkan suatu rangkaian pembelajaran secara alamiah. Antara pendidikan dan
kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan dengan
suatu hal yang sama yakni nilai-nilai. Dalam konteks kebudayaan justru pendidikan
memainkan peranan sebagai agen pengajaran nilai-nilai budaya. Karena pada dasarnya
pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan kualitas manusia sesuai
dengan kodrat budaya yang dimiliki.
Oleh karena itu kebudayaan diturunkan kepada generasi penerusnya lewat proses belajar
tentang tata cara bertingkah laku. Sehingga secara wujudnya, substansi kebudayaan itu telah
mendarah daging dalam kepribadian anggota-anggotanya. Uraian tentang pendidikan dan
kebudayaan akan diterangkan dalam urutan pembahasan dibawah ini.

5
1. Kepribadian dalam Proses Kebudayaan
Fungsi pendidikan dalam konteks kebudayaan dapat dilihat dalam
perkembangan kepribadian manusia. Tanpa kepribadian manusia tidak ada
kebudayaan, meskipun kebudayaan bukanlah sekadar jumlah kepribadian-
kepribadian. . Individu adalah creator dan sekaligus manipulator kebudayaannya.
Di sinilah peran pendidikan di dalam pembentukan perilaku manusia. Begitu
pula psikolog aliran psikoanalis menganggap perilaku manusia ditentukan oleh
dorongan-dorongan yang sadar maupun tidak sadar ini ditentukan antara lain oleh
kebudayaan dimana pribadi itu hidup. John Gillin dalam Tilaar (1999) menyatukan
pandangan behaviorisme dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian
manusia sebagai berikut :
• Kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari
untuk belajar.
• Kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi
perilaku tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan kondisi, yang terakhir
ini kebudayaan merupakan perangsang-perangsang untuk terbentuknya
perilaku-perilaku tertentun
• Kebudayaan mempunyai sistem “reward and punishment” terhadap perilaku-
perilaku tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong suatu bentuk perilaku
yang sesuai dengan system nilai dalam kebudayaan tersebut dan sebaliknya
memberikan hukuman terhadap perilaku-perilaku yang bertentangan atau
mengusik ketentraman hidup suatu masyarakat budaya tertentu.
• Kebudayaan cenderung mengulang bentuk-bentuk kelakuan tertentu melalui
proses belajar.
Pada dasarnya pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian
tersebut sebagaimana dikutip Tilaar (1999) dapat dilukiskan sebagai berikut.
• Kepribadian adalah suatu proses. Seperti yang telah kita lihat kebudayaan
juga merupakan suatu proses. Hal ini berarti antara pribadi dan kebudayaan
terdapat suatu dinamika. Tentunya dinamika tersebut bukanlah suatu
dinamika yang otomatis tetapi yang muncul dari aktor dan manipulator dari
interaksi tersebut ialah manusia.
• Kepribadian mempunyai keterarahan dalam perkembangan untuk mencapai
suatu misi tertentu. Keterarahan perkembangan tersebut tentunya tidak
terjadi di dalam ruang kosong tetapi dalam suatu masyarakat manusia yang
berbudaya.
• Dalam perkembangan kepribadian salah satu faktor penting ialah imajinasi.
Imajinasi seseorang akan dapat diperolehnya secara langsung dari
lingkungan kebudayaannya. Manusia tanpa imajinasi tidak mungkin
mengembangkan kepribadiannya. Hal ini berarti apabila seseorang hidup
6
terasing seorang diri dari nol di dalam perkembangan kepribadiannya.
Bayangkan bagaimana kehidupan kebudayaan manusia apabila setiap kali
harus dimulai dari nol.
• Kepribadian mengadopsi secara harmonis tujuan hidup dalam masyarakat
agar ia dapat hidup dan berkembang. Tentunya manusia itu dapat saja
menentang tujuan hidup yang ada di dalam masyarakatnya, namun demikian
itu berarti seseorang akan melawan arus di dalam perkembangan hidupnya.
Yang paling efisien adalah dia secara harmonis mencari keseimbangan
antara tujuan hidupnya dengan tujuan hidup dalam masyarakatnya.
• Di dalam pencapaian tujuan oleh pribadi yang sedang berkembang itu dapat
dibedakan antara tujuan dalam waktu yang dekat maupun tujuan dalam
waktu yang panjang. Baik waktu yang dekat maupun tujuan dalam jangka
waktu yang panjang, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup di dalam suatu
masyarakat.
• Berkaitan dengan keberadaan tujuan di dalam pengembangan kepribadian
manusia, dapatlah disimpulkan bahwa proses belajar adalah proses yang
ditujukan untuk mencapai tujuan. Learning is agoal teaching behavior.
• Dalam psikoanalisis juga dikemukakan mengenai peranan super-ego dalam
perkembangan kepribadian. Super-ego tersebut tidak lain adalah dunia masa
depan yang ideal. Dan seperti yang telah diuraikan, dunia masa depan yang
ideal merupakan kemampuan imajinasi yang dikondisikan serta diarahkan
oleh nilai-nilai budaya yang hidup di dalam suatu masyarakat.
• Kepribadian juga ditentukan oleh bawah sadar manusia. Bersama-sama
dengan ego, beserta ide, keduanya merupakan energi yang ada di dalam diri
pribadi seseorang.

2. Penerusan Kebudayaan
Satu proses yang dikenal luas tentang kebudayaan adalah transmisi
kebudayaan. Proses tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu ditransmisikan
dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Di sinilah letak peranan pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian yang kreatif dan dapat memilih nilai-nilai dari
berbagai lingkungan. Dalam hal ini kita berbicara mengenai keberadaan kebudayaan
dunia yang meminta suatu proses pendidikan yang lain yaitu kepribadian yang
kokoh yang tetap berakar kepada budaya lokal. Hanya dengan kesadaran terhadap
nilai-nilai budaya lokal akan dapat memberikan sumbangan bagi terwujudnya nilai-
nilai global.

7
3. Transmisi Kebudayaan
Kebudayaan ditaransmisikan dari satu generasi ke generasi yang
berikutnya.Manusia atau pribadi adalah actor dan sekaligus manipulator
kebudayaannya.Dengan demikian kebudayaan bukanlah sesuatu “entity” yang statis
tetapi sesuatu yang terus-menerus berubah.
Variabel-variabel transmisi kebudayaan yang dikemukakan oleh Fortes
terdapat 3 unsur utama, yaitu:
1. Unsur-unsur yang ditransmisi.
2. Proses transmisi.
3. Cara transmisi.
Unsur-unsur kebudayaan yang ditransmisi, yaitu:
a. Nilai-nilai budaya, adat istiadat masyarakat, pandangan mengenai hidup serta
berbagai konsep hidup lainnya yang ada di dalam masyarakat.
b. Kebiasaan sosial yang digunakan dalam interaksi atau pergaulan para anggota
di dalam masyarakat tersebut. Berbagai sikap serta peranan yang diperlukan dalam
dunia pergaulan.
c. Proses transmisi meliputi proses-proses imitasi, identifikasi, dan sosialisasi.
Imitasi adalah meniru tingkah laku dari sekitar. Manusia adalah actor dan
manipulator dalam kebudayaannya.
Cara mentransmisikannya yaitu dengan 2 bentuk yaitu:
a. Peran-serta, Cara transmisi dengan peran serta antara lain dengan perbandingan.
Demikian pula peran serta dapat berwujud ikut serta dalam kehidupan sehari-hari di
dalam lingkungan masyarakat.
b. Bimbingan, Bentuk bimbingan dapat berupa instruksi, persuasi, rangsangan dan
hukuman.Dalam pelaksanaan bimbingan tersebut melalui pranata-pranata
tradisional seperti inisiasi, upacara-upacara yang berkaitan dengan tingkat umur,
sekolah agama, dan sekolah formal yang sekuler.

4. Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan


Di dalam proses pembudayaan terdapat pengertian seperti inovasi dan
penemuan, difusi kebudayaan, akulturasi, asimilasi, inovasi, fokus, krisis, dan
prediksi masa depan serta banyak lagi terminologi lainnya.
Beberapa proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penemuan atau Invensi
Sudah tentu penemuan-penemuan baru dan invensi-invensi melalui ilmu
pengetahuan akan semakin intens kerana interaksi dengan bermacam-macam
budaya akan bermacam-macam manusia yang dimiliki oleh seluruh umat manusia.
Dengan demikian, penemuan-penemuan dan invensi baru tidak lagi merupakan
monopoli dari suatu bangsa atau suatu kebudayaan tetapi lebih menjadi milik dunia.
Kebudayan dunia yang akan muncul pada milenium ketiga dengan demikian perlu

8
diarahkan dengan nilai-nilai moral yang telah terpelihara di dalam kebudayaan umat
manusia karena kalau tidak dapat saja manusia itu menuju kepada kehancurannya
sendiri dengan alat-alat pemusnah massal yang diciptakannya.
b. Difusi
Difusi kebudayaan berarti pembauran dan atau penyebaran budaya-budaya
tertentu antara masyarakat yang lebih maju kepada masyarakat yang lebih
tradisional.Pada dasarnya setiap masyarakat setiap jaman selalu mengalami difusi.
c. Inovasi
Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif dalam setiap kebudayaan
terdapat pribadi-pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang
relatif masih tertutup dari pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan
lambat.Dalam masyarakat yang terbuka kemungkinan untuk inovasi menjadi
terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang memungkinkan. Oleh sebab itu,
di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan syarat mutlak bagi
perkembangan kebudayaan.Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu masyarakat
dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.
d. Visi Masa Depan
Suatu hal yang baru dalam proses pembudayaan dewasa ini ialah peranan
visi masa depan. Terutama dalam dunia global tanpa-batas dewasa ini diperlukan
suatu visi ke arah mana masyarakat dan bangs akita akan menuju. Mengadopsi
budaya global tanpa dasar kehilangan identitasnya. Di sinilah letak peranan
Pendidikan nasional untuk meletakan dasar-dasar yang kuat dari nilai-nilai budaya
yang hiduo di dalam masyarakat Indonesia yang akan dijadikan pondasi untuk
membentuk budaya masa depan yang lebih jelas dan terarah.

B. Dampak Dari Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat


Adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan
memberikan dampak negatif dan positif.
❖ Dampak Positif
Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan.Keadaan masyarakat yang memiliki
kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment, sedangkan bentuk
penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi. Dampak positif tersebut
berdampak pada :
1. Kemajuan ilmu pengetahuan
2. Kebutuhan mudah terpenuhi
3. Pola pikir yang lebih maju
❖ Dampak Negatif
Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak
mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan.Ketidakmampuan dalam

9
menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan
menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial
budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan. Apabila
perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau
pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika
perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan
norma maka perilaku masyarakat akan negatif, diantaranya :
1) Dekadensi Moral
Dekadensi moral adalah menurun atau merosotnya moral seseorang yang
ditunjukkan dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Biasanya perilaku orang tersebut merugikan dirinya
sendiri dan orang lain. Beberapa contoh yang termasuk dekadensi moral adalah
perilaku pergaulan bebas di kalangan remaja maupun orang tua, prostitusi,
perselingkuhan dan lain-lain.
2) Kriminalitas
Donald R. Gressey berpendapat bahwa kriminilitas adalah suatu kondisi dan
proses sosial yang menghasilkan perilaku lain. Kriminalitas merupakan tindakan
yang melanggar norma hukum dan menyakitkan orang lain secara langsung.
Beberapa contoh yang termasuk tindak kriminalitas antara lain korupsi, pencurian,
penodongan, pemerkosaan, dan pembunuhan.
3) Aksi Protes dan Demonstrasi
Demonstrasi adalah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di
hadapan umum.Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat
kelompok tersebut atau menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak.Aksi
protes merupakan gerakan atau tindakan yang dilakukan secara perorangan atau
untuk menyampaikan pernyataan tidak setuju yang oleh sebagian besar orang
dilancarkan melalui kecaman yang pedas.Demonstrasi umumnya dilakukan oleh
kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah/para buruh yang tidak
puas dengan perlakuan majikannya.Namun demonstrasi juga dilakukan oleh
kelompokkelompok lainnya dengan tujuan lainnya.
Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan pengrusakan terhadap benda-
benda.Hal ini dapat terjadi akibat keinginan menunjukkan pendapat para pengunjuk
rasa yang berlebihan. Di Indonesia, unjuk rasa menjadi hal yang umum sejak
jatuhnya rezim kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998, di mana unjuk rasa menjadi
simbol kebebasan berekspresi di Negara tersebut. Unjuk rasa terjadi hampir setiap
hari di berbagai bagian di Indonesia, khususnya Jakarta.

10
4) Konsumerisme
Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau
perbuatan penggunaan barang dan jasa secara berlebihan.Pembelian barang-barang
yang bukan kebutuhan pokok dan sifatnya hanya tersier jika dilakukan secara
berlebihan dikategorikan konsumeris.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian kebudayaan tidak mudah untuk dirumuskan. Berbagai ahli memiliki


pandangan yang tidak selalu sama tentang kebudayaan. Jumlah definisi kebudayaan
tercatat mencapai hingga 300 definisi. Keadaan ini tidak berarti kita akan sulit untuk
memahami apa itu kebudayaan, karena dari berbagai definisi yang ada ternyata saling
melengkapi antara satu dengan yang lain.
Manusia sebagai makhluk hidup yang kompleks memiliki berbagai kemampuan
dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Kemampuan tersebut mencakup
akal, intelegensi, dan intuisi, : perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, serta perilaku.
Kebudayaan sifatnya dinamis, dimana selalu mengalami perubahan. Perubahan
dapat berjalan cepat maupun lambat. Terdapat berbagai sebab yang dapat melatar
belakang terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya perubahan lingkungan alam ,
perubahan karena kontak dengan kelompok lain atau perubahan karena adanya
penemuan, fenomena menarik yang nampaknya semakin tidak dapat kita hindari di era
globalisasi dimana saling ketergantungan antar warga dunia semakin besar
Manusia memiliki keistimewaan akan dan budi yang tidak dimiliki oleh makhluk
hidup lainnya. Keberadaan akal dan budi ini membuat manusia dapat mengembangkan
diri menjadi lebih berbudaya, serta pemikiran dan batin.
Proses perkembangan kebudayaan tidak akan pernah berhenti seiring dengan terus
mengalirnya kebutuhan manusia sebagai pemilik kebudayaan tersebut. Dari konteks ini
maka akan selalu ada yang dinamakan proses pemberdayaan. Proses ini dapat diperoleh
melaui proses belajar. Lebih jauh, proses belajar kebudayaan yang dilalui manusia dapat
dilihat, diantaranya melalui proses internalisasi, sosialisasi, enkulturasi, atau akulturasi.

12
3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, ternyata masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan -kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para mahasiswa Universitas Buana Perjuangan Karawang pada
umumnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sulton. “Latar Belakang dan Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Sosial Dasar.” Jurnal Ilmu
Sosial Budaya 10 (2017): 17

https://docplayer.info/29820317-Latar-belakang-dan-ruang-lingkup-pembahasan-ilmu-
sosial-dasar.html

http://mas-santrier.blogspot.com/2013/11/latar-belakang-dan-ruang-lingkup-ilmu.html

Jurnal “Pengertian dan Ruang Lingkup Sosial Budaya Dalam Pendidikan”

14

Anda mungkin juga menyukai