Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembangunan Ekonnomi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah

Disusun Oleh :

1. Faira Umaiyah (2211060008)


2. Muhammad Revan (2211060023)

Dosen :
Dr. Lisa Agustina, M.Ed

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
TA 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------ ii

BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------------- iii

1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------ iii

1.2 Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------------- v

1.3 Tujuan Penelitian --------------------------------------------------------------------------- vi

BAB II PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------- 1

2.1 Pertumbuhan Ekonomi --------------------------------------------------------------------- 1

2.2 Pembangunan Ekonomi --------------------------------------------------------------------- 13

BAB III PENUTUP ---------------------------------------------------------------------------- 28

3.1 Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------------------- 28

3.2 Saran ------------------------------------------------------------------------------------------- 28

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------- 30

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan
kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan
kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan
maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga
nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.

Banda Aceh, 30 September 2022

1. Faira Umaiyah
2. Muhammad Revan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia
tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional.
Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin,
yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada
setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya
yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap
mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
―Pengejaran pertumbuhan‖ merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua
negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-
program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-
rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian
pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas,
maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari
hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi
ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha
meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi
potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi,
penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan
berorganisasi dan manajemen.
Banyak Negara berkembang di dunia ini yang sudah berhasil menunjukan
pertumbuhan ekonomi di Negara itu sendiri, tetapi permasalahan dalam Negara itu
sendiri pun masih banyak yang belum terselesaikan, seperti contohnya : pengangguran,

iii
tingkat kelahiran yang sangat tinggi, minimnya tenaga ahli, dan susahnya mendapatkan
tempat untuk bekerja. Keadaan ini pun menjadi sorotan oleh ahli ahli ekonomi dengan
permasalahan ―pembangunan bukan lah arti dari pembangunan‖
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sering kali di kait kan dengan
suatu hal yang sama oleh beberapa ahli ekonomi, tetapi pada dasar nya dua hal itu
berbeda pengertiannya. Dengan ada nya pertumbuhan ekonomi maka akan ada
pembangunan ekonomi itu sendiri dimana dengan pertumbuhan ekonomi itu sendiri
akan memuncul kan pembangunan pembangunan ekonomi.
Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya
produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu
akan berlangsung secara terus-menerus

Tujuan bernegara suatu bangsa adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan


masyarakatnya, namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan mengingat
beragam persoalan yang dihadapi oleh negara tersebut. Pembangunan ekonomi dewasa
ini pada kenyataannya masih meletakkan peranan Negara/pemerintah dalam proses
pertumbuhan ekonomi. Paradigma pembangunan ekonomi yang meletakkan
Negara/pemerintah dalam merencanakan, dan melaksanakan pembangunan dalam
kenyataannya kurang berhasil, hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang
diberikan kepada rakyat untuk ikut dalam proses pemilihan dan pelaksanaan
pembangunan perekonomian bangsa.Untuk itu pembangunan ekonomi perlu diubah
dalam artian perlu dibangun suatu sistem ekonomi yang mantap, kuat, dan dapat
bertahan yakni dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat
langsung sebagai pelaku-pelaku ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian
nasional.

Pembangunan ekonomi nasional juga tidak lepas dari derasnya arus globalisasi
ekonomi, sekarang ini manusia dengan ide, bakat, IPTEK, beserta barang dan jasa yang
dihasilkan dapat dengan mudah melewati batas Negara. Pergerakan yang relatif bebas
dari manusia, barang dan jasa yang dihasilkan, ternyata bukan hanya telah
menimbulkan saling keterkaitan dan ketergantungan tetapi juga telah menimbulkan
persaingan global yang semakin ketat.

iv
Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global menyebabkan
hampir semua kehidupan dalam suatu Negara terpengaruh oleh ekonomi internasional.
Dengan kata lain dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan
tidak ada lagi Negara yang ―autarki‖, yaitu Negara yang hidup terisolasi, tanpa
mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional.
Keseimbangan ekonomi nasional sangat dipengaruhi ekonomi internasional, yaitu
impor (M) sebagai supply dan expor (X) sebagai demand dari luar negeri.

Untuk mengantisipasi derasnya arus globalisasi ekonomi diatas maka yang perlu
disiapkan adalah bagaimana engoptimalkan sumberdaya manusia yang ada. Sumber
daya manusia merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang
atau jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Bahkan menurut Adam Smith bahwa
―Manusialah sebagai factor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-
bangsa‖. Salah satu sektor sumberdaya manusia yang diharapkan untuk
mengembangkan perekonomian nasional dimasa datang adalah
mengarahkan/melibatkan masyarakat agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya
dengan menciptakan lapangan kerja dalam artian berwirausaha.

Untuk mendorong jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship berpijak pada


asumsi dan keyakinan bahwa kinerja seseorang atau sekelompok orang merupakan
hasil akhir atau relstante dari tiga unsur yang selalu berinteraksi yaitu: kemauan,
kemampuan, dan kesempatan. Pada umumnya, titik tolak semua keberhasilan termasuk
sebagai wirausaha adalah kemauan, tetapi kemauan tersebut akan berkembang atau
mandeg sesuai dengan dan atau simultan dengan perkembangan kemampuan dan
kesempatan yang tersedia dan atau dapat dimamfaatkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi ?
2. Cara menghitung pertumbuhan ekonomi
3. Indikator perhitungan pertumbuhan ekonomi
4. Manfaat pertumbuhan ekonomi
5. Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
b. Teori Klasik dan Neo Klasik
6. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
v
7. Bagaimana dampak globalisasi ekonomi terhadap proses pembangunan ekonomi ?
8. Bagaimana peran MSDM yang berorientasi kewirausahaan dalam proses
pembangunan ekonomi ?
9. Bagaimana peran perguruan tinggi terhadap proses pembangunan ekonomi ?
10. Bagaimana Pembangunan Ekonomi sebagai prioritas pembangunan nasional?
11. Bagaimana Strategi Pembangunan ekonomi di Indonesia?
12. Mengapa industrialisasi dijadikan sebagai alternative?
13. Mengapa pembangunan ekonomi harus berhasil?
14. Apa perbedaan dan pesamaan antara Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi?

1.3 Tujuan Penelitian


A. Memahami Tentang Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
B. Mengetahui strategi yang dipakai dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
C. Menjelaskan mengenai Industrialisasi sebagai alternative
D. Menjelaskan mengenai pembangunan ekonomi yang harus berhasil

vi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PertumbuhanEkonomi

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan
kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang
sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat
dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih
tinggi nyata dan kerja meningkat.

Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output
perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin
tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat,
meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai


“kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus
meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada
kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang

1
dibutuhkannya”.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi

 Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)


 Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB,
karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.

 Sumber Kenaikan Perumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per


kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar
keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa
akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:


1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak.
Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang
produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun
menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya
manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi
lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk
perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case
dan Fair, 1999;326)

2
2.1.2 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi

Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP).

PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)

PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini
lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.

Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa,
namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :

(1) Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber pertumbuhan,
yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan (c) peningkatan
efisiensidimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja
yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan
persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya
dengan menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang
lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut
sebagai Total Factor Productivity (TFP).

(2) Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa
output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan
penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output
atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam,
penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.

Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang dan jasa
diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan,
misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi

3
barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro
Pusat Statistik (BPS).

Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB
nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring
dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.

Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai
PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu
tahun dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung
berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang
sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas
barang/jasa.

Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil.
Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai
―pertumbuhan ekonomi‖ tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa
yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%

g = tingkat pertumbuhan ekonomi


PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin

2.1.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan


nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran
penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan
semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

4
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas
pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651).

2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori dibangun berdasarkan pengalaman empiris, sehingga teori dapat dijadikan sebagai
dasar untuk memprediksi dan membuat suatu kebijakan. Terdapat beberapa teori yang
mengungkapkan tentang konsep pertumbuhan ekonomi, secara umum teori tersebut sebagai
berikut:

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Teori ini dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

1. Werner Sombart (1863-1947)

Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan:

a. Masa perekonomian tertutup

Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus
konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini
memiliki ciri-ciri:

1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri


2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa

b. Masa kerajinan dan pertukangan

5
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan
tersebut tidak dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang
sesuai dengan keahlian masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran
barang dan jasa. Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan
untuk mencari keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan.
Masa kerajinan dan pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

 Meningkatnya kebutuhan manusia


 Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
 Timbulnya pertukaran barang dan jasa
 Pertukaran belum didasari profit motive

c. Masa kapitalis

Pada masa ini muncul kaum pemilik modal (kapitalis). Dalam menjalankan
usahanya kaum kapitalis memerlukan para pekerja (kaum buruh). Produksi yang
dilakukan oleh kaum kapitalis tidak lagi hanya sekedar memenuhi kebutuhanya,
tetapi sudah bertujuan mencari laba. Werner Sombart membagi masa kapitalis
menjadi empat masa sebagai berikut:

c.1 Tingkat prakapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat masih statis


2. Bersifat kekeluargaan
3. Bertumpu pada sektor pertanian
4. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
5. Hidup secara berkelompok

c.2 Tingkat kapitalis

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Kehidupan masyarakat sudah dinamis

6
2. Bersifat individual
3. Adanya pembagian pekerjaan
4. Terjadi pertukaran untuk mencari keuntungan

c.3 Tingkat kapitalisme raya

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu:

1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan


2. Munculnya kaum kapitalis yang memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara masal dengan alat modern
4. Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
5. Dalam masyarakat terdapat dua kelompok yaitu majikan dan buruh

c.4 Tingkat kapitalisme akhir

Masa ini memiliki beberapa ciri, yaitu :

1. Munculnya aliran sosialisme


2. Adanya campur tangan pemerintah dalam ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan bersama

2. Friedrich List (1789-1846)

Menurut Friendrich List, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi empat
tahap sebagai berikut:

1. Masa berburu dan pengembaraan


2. Masa beternak dan bertani
3. Masa bertani dan kerajinan
4. Masa kerajinan, industri, perdagangan

7
3. Karl Butcher (1847-1930)

Menurut Karl Bucher, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibedakan menjadi empat
tingkatan sebagai berikut:

1. Masa rumah tangga tertutup


2. Rumah tangga kota
3. Rumah tangga bangsa
4. Rumah tangga dunia

4. Walt Whiteman Rostow (1916-1979)

W.W.Rostow mengungkapkan teori pertumbuhan ekonomi dalam bukunya yang bejudul


The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi
menjadi 5 (lima) sebagai berikut:

a. Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-


fungsi produksi yang terbatas.
2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern
3. Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai

b. Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)

1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada


dalam proses transisi.
2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi
produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.

c. Periode Lepas Landas (The take off)

1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk emndobrak penghalang-


penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas
3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat

8
4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih
dari jumlah pendapatan nasional.
5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada
mengalami ekspansi dengan cepat.

d. Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)

1. Merupakan perkembangan terus menerus daimana perekonoian tumbuh secaa


teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi
modern.
2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari
pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.
3. Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan
industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern

e. Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)

1. Sektor-sektor industri emrupakan sektor yang memimpin (leading sector)


bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.
2. Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat
mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar,
sandang, dan pangan.
3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.
4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi.

B. Teori Klasik dan Neo Klasik

 Teori Klasik
1. Adam Smith

Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya


bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan
penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith

9
ini tertuang dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes
of the Wealth of Nations.

2. David Ricardo

Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin


besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah
tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi
turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup
minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state).
Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles
of Political and Taxation.

 Teori Neoklasik
a. Robert Solow

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan


rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian
teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat
berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert
Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

b. Harrord Domar

Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena
pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut.
Teori ini juga membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

2.1.5 Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

a. Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga


dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam
proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada

10
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

b. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh
kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang
tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong


adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.

d. Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi


yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya
yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas,
jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

11
e. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan


meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

2.1.6 Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Menurut Subandi (2005), pertumbuhan ekonomi Indonesia dibagi dalam beberapa masa:

1. Masa Orde Lama (1945-1966)

Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan sebagai


dampak ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya pergantian kabinet.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan dengan laju pertumbuhan 6,9
% pada periode 1952-1958, turun drastis menjadi hanya 1,9% dalam periode 1960-
1965, sementara itu deficit anggaran belanja pemerintah terus meningkat dari tahun
ke tahun. Deficit anggaran terus dibiayai dengan pencetakan uang baru, sehingga
tingkat harga terus membumbung dan mencapai puncaknya pada tahun 1966.

2. Masa Orde Baru

Pada masa peralihan dari orde lama ke orde baru, ditandai dengan kondisi
perekonomian yang tidak menentu, antara lain:

a. Ketidak mampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban hutang luar negeri


+ US $ 2 miliar
b. Penerimaan devisa ekspor hanya setengah dari pengeluaran untuk impor
barang dan jasa;
c. Ketidak mampuan pemerintah mengendalikan anggaran belanja dan
menmungut pajak;
d. Percepatan laju inflasi mencapai 30-40% perbulan;
e. Buruknya kondisi prasarana perekonomian.

12
Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru dibagi menjadi dua
jangka waktu yang saling berkaitan, yaitu program jangka pendek dan program
jangka panjang.

3. Masa Reformasi (1998- sekarang)

Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai dengan krisis


moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi. Pada tahun 1977 pertumbuhan
ekonomi 6% dan pada tahun 1998 menjadi 5,5%.

Pada tahun 1999 laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan telah menjadi


positif. Ini menunjukkan pertanda pemulihan ekonomi Indonesia

2.2 Pembangunan Ekonomi


2.2.1 Pengertian dan Definisi Pembangunan Ekonomi

Beberapa definisi tentang pembangunan ekonomi: menurut H.F. Williamson menyatakan


bahwa ―Pembangunan ekonomi adalah suatu proses di mana suatu Negara dapat
menggunakan sumber-sumber produksinya sedemikian rupa sehingga dapat memperbesar
produksi perkapita‖. Sedangkan menurut Simon Kuznets menyatakan bahwa ―Economic
Under Development‖ antara lain ialah ketidak mampuan untuk menyediakan tingkat
penghidupan yang layak bagi sebagian besar penduduk suatu Negara dan sebagai akibatnya
timbullah kemiskinan dan kemelaratan.

Menurut G.M. Meier & R.E. Baldwin menyatakan bahwa ―Pembangunan ekonomi
adalah suatu proses dengan proses mana pendapatan nasional riel (Net National Income)
suatu perekonomian bertambah dalam suatu periode yang lama‖. Kenaikan pendapatan yang
tetap artinya: kenaikan pendapatan nasional yang tidak turun tetapi naik secara tetap
(sustained development).

Menurut Prof.Dr. Sumitro Djoyohadikusumo menyatakan bahwa ―pembangunan


ekonomi adalah bagaimana cara menaikkan pendapatan serta produktiviteit perkapita dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.

13
Menurut Schumpeter, perkembangan adalah perubahan spontan dan terputus-putus
dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan
yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan jangka panjang secara
perlahan dan mantap yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan
ekonomi adalah cara yang digunakan oleh suatu Negara untuk meningkatkan pendapatan
perkapita yang selanjutnya meningkatkan pendapatan nasional.

2.2.2 Pembangunan Ekonomi sebagai Prioritas Pembangunan Nasional

Ketika berbagai negara baru memperoleh kembali kemerdekaannya, apakah melalui


perang kemerdekaan atau melalui jalan damai di meja perundingan, kemerdekaan tersebut
bukan hanya menyangkut bidang politik, akan tetapi juga dalam bidang-bidang kehidupan
dan penghidupan yang lain. Salah satu implikasi dari persepsi demikian ialah bahwa suatu
negara, bangsa bebas untuk menentukan dan memilih sendiri cara-cara yang ingin
ditempuhnya dalam upaya mencapai tujuan negara, bangsa yang bersangkutan.
Terlepas dari cara dan pendekatan yang dilakukan, berbagai tindakan yang diambil,
termasuk kebijaksanaan dan prioritas pembangunannya dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan seluruh warga masyarakat. Itulah sebabnya berkembang pandangan yang
mengatakan bahwa suatu negara modern merupakan suatu negara kesejahteraan (welfare
state). Meskipun di banyak negara industri maju konsep ―negara kesejahteraan tidak lagi
menonjol seperti halnya di masa-masa lalu karena biaya yang sangat besar yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah untuk menjamin tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi para
warganya, kiranya masih relevan menekankan bahwa bagi negara-negara yang tergolong
miskin dan sedang membangun konsep tersebut masih wajar untuk diwujudkan dan
mekanisme untuk mencapai tujuan itu ialah dengan melakukan berbagai kegiatan
pembangunan.
Siapapun akan mengakui bahwa pembangunan merupakan kegiatan yang rumit karena
sifatnya multifaset dan multidimensional. Karakteristik demikian merupakan tuntutan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Itulah sebabnya bidang-bidang yang menjadi ―objek‖
pembangunan termasuk bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial budaya,
pendidikan, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan administrasi pemerintahan negara.
Akan tetapi karena berbagai faktor keterbatasan yang dihadapi oleh suatu negara bangsa
seperti keterbatasan dana, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan
14
keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pembangunan, keterbatasan daya, dan keterbatasan
waktu pada umumnya suatu negara dihadapkan pada keharusan untuk menentukan skala
prioritas pembangunannya. Kemampuan yang dimiliki tidak memungkinkan penyelenggaraan
pembangunan dilakukan secara simultan dengan intensitas yang sama.
Tuntutan dalam penentuan prioritas dalam pembangunan bagi negara-negara yang sedang
membangun pada umumnya menunjuk pada pembangunan di bidang ekonomi. Tuntutan
demikian mudah dipahami dan diterima karena memang kenyataan menunjukan bahwa
keterbelakangan negara-negara tersebut paling terlihat dalam bidang ekonomi. Seperti
dimaklumi, berbagai ciri negara terbelakang atau sedang berkembang dalam bidang ekonomi
antara lain ialah :
1. Banyaknya rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan absolut. Memang benar bahwa
berbagai negara menggunakan kriteria yang berbeda-beda tentang batas garis kemiskinan
tersebut. Ada yang menggunakan pendapatan perkapita penduduk. Ada yang menggunakan
konsumsi kalori 2000 unit dan protein 50 gram perhari sebagai tolak ukur yang kemudian
diterjemahkan ke uang. Dewasa ini makin banyak negara yang menggunakan kriteria Bank
Dunia sebagai patokan, yaitu apabila seseorang berpenghasilan sampai dengan $300 Amerika
Serikat setiap tahunnya, yang bersangkutan dikategorikan sebagai orang yang hidup dibawah
garis kemiskinan.
2. Di pihak lain, terdapat sejumlah kecil warga negara yang dengan standar internasional
sekalipun tergolong sebagai orang yang kaya raya, terutama mereka yang menjadi usahawan
pada tingkat konglomerat bahkan ada diantaranya yang menguasai perusahaan yang bersifat
oligopoly. Kesenjangan antara orang-orang berada seperti itu dengan warga masyarakat yang
tergolong miskin sangat besar. Kesenjangan tersebut mengundang ―bibit‖ kecemburuan sosial
yang tidak mustahil menjurus kepada keresahan bahkan terganggunya ketertiban dan
keamanan umum.
3. Produk Domestik Kotor (Gross Domestic Product) yang rendah antara lain disebabkan oleh
produktivitas nasional yang rendah sebagai salah satu konsekuensi dari sumber daya manusia
yang tidak terampil.
4. Tingkat pendidikan rakyat yang belum tinggi dan bahkan banyak diantara penduduk yang
masih buta aksara. Seperti dimaklumi, jika pendidikan rata-rata warga masyarakat dalam
suatu negara adalah lulusan Sekolah Dasar, negara tersebut digolongkan sebagai negara
terbelakang. Jika pendidikan warga sudah mencapai lulusan sekolah menengah pertama,
negara dikategorikan sebagai negara berkembang. Suatu negara disebut negara maju apabila
pendidikan rata-rata para warganya sudah mencapai lulusan sekolah menengah atas.

15
Meskipun pendidikan merupakan bidang diluar ekonomi, hal ini perlu diperhatikan, berkaitan
langsung dengan tersedia tidaknya tenaga kerja yang terampil
5. Perekonomian yang masih bersifat tradisional, dalam arti berkisar pada kegiatan pertanian.
Tingkat produktivitas pertanianpun pada umumnya rendah antara lain karena :
a) Teknik bertani yang sudah using
b) Penggunaan pupuk, insektisida, dan pestisida yang rendah, baik karena para petani
yang tidak mengetahui cara-cara menggunakannya dengan tepat maupun karena
ketidakmampuan para petani untuk membelinya.
c) Rendahnya pengetahuan para petani tentang pertanian modern sehingga mereka sering
―terpukau‖ hanya pada satu jenis komoditi tertentu seperti padi dan belum memahami
pentingnya tekhnik yang lebih mutakhir seperti diversifikasi dan intensifikasi.
6. Kegiatan perekonomian lainnya, seperti perikanan, peternakan, holtikultura, sering hanya
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri dan tidak ditujukan pada kebutuhan pasar.
7. Alhasil, kalaupun ada komoditi yang dihasilkan untuk dijual kepasaran, termasuk untuk
diekspor, bentuknya masih berupa bahan mentah dan bukan berupa produk jadi. Salah satu
faktor penyebabnya ialah tidak dikuasainya tekhnik-tekhnik pengolahan mutakhir yang dapat
meningkatkan nilai tambah produk tersebut
8. Infrastruktur yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi seperti jalan, sarana
transportasi dan sarana komunikasi yang tidak memadai. Kondisi prasarana yang ada pun
sering pada kondisi tidak atau kurang terpelihara.
9. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan sering tidak terkendali seperti dikatakan seorang
pakar ekonomi bahwa ―Di negara-negara terbelakang yang kaya makin kaya dan yang
miskin dapat anak‖ juga karena prevalennya pandangan bahwa kekayaan seseorang diukir
dari jumlah anaknya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi itu juga terjadi karena keluarga
yang tidak mampu ingin mempunyai banyak anggota keluarga yang ikut serta dalam mencari
nafkah keluarga.
10. Tingkat kewirausahaan yang rendah yang antara lain disebabkan oleh beberapa faktor
seperti :
a) Menjadi pegawai terutama di pemerintahan diapandang sebagai profesi yang jauh lebih
terhormat ketimbang menjadi ―pedagang‖
b) Tidak adanya modal dan sulitnya memperoleh kredit
c) Keengganan mengambil risiko

16
d) Lokus of control yang bersifat eksternal dalam arti terdapatnya persepsi bahwa ―nasib
seseorang tidak berada di tangan sendiri melainkan ada kekuatan diluar dirinya yang
mengaturnya‖
e) Tidak dimilikinya kemahiran dalam berbagai fungsi manajerial seperti produksi,
pemasaran, promosi, dan keuangan
Dengan perkataan lain, penduduk miskin di negara-negara terbelakang dihadapkan
kepada ―lingkaran setan‖ yang mengandung komponen sebagai berikut :
1. Pendapatan perkapita yang rendah
2. Yang berakibat pada ketidakmampuan menabung
3. Yang pada gilirannya berakibat pada tidak terjadinya pembentukan modal (no
capital formation)
4. Tidak terjadinya pemupukan modal berarti tidak adanya investasi
5. Tidak adanya investasi, berarti tidak terjadinya perluasan usaha
6. Tidak adanya perluasan usaha berarti makin sempitnya kesempatan kerja
7. Sempitnya kesempatan kerja, berarti tingginya tingkat pengangguran
8. Pengangguran berarti tidak adanya penghasilan
9. Tidak adanya penghasilan berakibat pada tidak bergesernya posisi seseorang
dibawah garis kemiskinan
Situasi seperti ini yang dihadapi oleh sebagian besar warga negara secara individual pasti
tercermin pada perekonomian secara makro atau pada tingkat nasional.

2.2.3 Strategi Pembangunan Ekonomi

Kiranya mudah untuk menerima pendapat bahwa tidak ada satu pun strategi
pembangunan ekonomi yang cocok digunakan oleh semua negara berkembang yang ingin
meningkatkan kesejahteraan materiil para warganya. Dikatakan demikian karena strategi
yang mungkin dan tepat ditempuh dipengaruhi oleh banyak faktor seperti : (a) persepsi para
pengambil keputusan tentang prioritas pembangunan yang berkaitan dengan slfat
keterbelakangan yang dihadapi oleh masyarakat, (b) luasnya wilayah kekuasaan negara, (c)
jumlah penduduk, (d) tingkat pendidikan masyarakat, (e) topografi wilayah kekuasaan negara
—apakah negara kepulauan atau daratan (landlocked country)—, (f) jenis dan jumlah
kekayaan alam yang dimiliki, dan (g) sistem politik yang berlaku di negara yang
bersangkutan.

17
Berbeda halnya dengan beberapa dekade yang lalu, dewasa ini kategorisasi negara-
negara terbelakang dan sedang membangun sudah berbeda berkat pembangunan ekonomi
yang telah dilaksanakan selama ini, Kategorisasi dimaksud ialah: (1) Negara-negara
terbelakang yang masih ditandai oleh perekonomian yang agraris sifatnya. (2) Sebaliknya
negara-negara yang sedang berkembang ada yang sudah mulai melakukan industrialisasi
meskipun baru pada tahap permulaan dengan objek-objek yang masih saugat terbatas seperti
di bidang agrobisnis. (3) Befaerapa negara sudah digolongkan sebagai "Newly Industrializing
Countries "—NIC s—karena tahap industrialisasinya sudah demikian jauh sehingga banyak
sektor perekonomian yang sudah menerapkan teknologi tinggi. Di Benua Asia, khususnya,
negara-negara tersebut terakhir ini adakalanya dikenal dengan istilah "Macan Asia" seperti
Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Dengan menyimak kategorisasi seperti dikemukakan di atas dan dengan
memperhitungkan faktor-faktor yang dihadapi, dapat disimpulkan adanya dua bentuk strategi
pembangunan yang biasa ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang ialah modernisasi
pertanian dan industrialisasi.
Modernisasi Pertanian. Pentingnya modernisasi pertanian harus dipandang paling sedikit
dari dua sisi. Sisi yang pertama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri,
terutama bahan pangan. Sisi kedua menyangkut penumbuhan dan pengembangan agrobisnis
yang menghasilkan berbagai komiditi untuk ekspor.
Mengenai sisi yang pertama —yaitu pemuasan kebutuhan dalam negeri sendiri— dapat
dikemukakan hal-hal sebagai berikut: Yang ingin dihilangkan ialah ketergantungan suatu
negara kepada negara-negara lain untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya.
Menghilangkan segala bentuk ketergantungan merupakan sasaran yang sangat penting karena
apabila tidak, akibatnya dalam berbagai bidang lain seperti bidang politik, persenjataan,
pinjaman luar negeri, teknologi, dan berbagai bidang lain pasti immcul. Dalam kaitan itulah
mengapa sebagian besar negara-negara terbelakang dan sedang membangun pernah
terlibat dengan apa yang dikenal sebagai "revolusi hijau" (green revolution). Seperti
dimaklumi, revolusi hijau pada dasarnya bertitik tolak dari dan berorientasi pada peningkatan
produksi bahan pangan. Semangat tinggi untuk terlibat dalam revolusi ini didorong oleh
keinginan kuat dari negara-negara tersebut untuk paling sedikit mengurangi
ketergantungannya pada negara-negara lain untuk penyediaan bahan pokok tersebut dengan
sasaran akhir swasembada. Hasilnya memang sangat menggembirakan bahkan dapat
dikatakan mengaguinkan. Ada beberapa negara yang demikian suksesnya melaksanakan
revolusi tersebut sehingga negara-negara yang tadinya harus mengimpor sebagian bahan

18
pangan yang dibutuhkannya, dapat mencukupi kebutuhannya dan bahkan ada yang sudah
mampu mengekspornya ke negara lain. Akan tetapi meskipun demikian, masalah yang
dihadapi di sektor pertanian cukup banyak dan rumit.
Telah pernah disinggung bahwa struktur perekonomian dari negara-negara terbelakang
bersifat agraris sentris. Hal ini berarti bahwa sebagian besar penduduk adalah masyarakat tani
yang pada umumnya tinggal di daerah pedesaan. Telah dicatat pula bahwa sebagian petani
tersebut masih menggunakan cara-cara bertani yang tradisional karena cara-cara itulah yang
sudah mereka kuasai dan diwarisinya secara turun-temurun dari nenek inoyang mereka. Cara-
cara demikian terbukti tidak produktif antara lain karena (a) bibit yang digunakan tidak tinggi
mutunya, (b) cara mengolah tanah yang kurang baik, (c) sistem irigasi yang tidak memadai,
(d) penggunaan pupuk yang terbatas pada pupuk alami, (e) kurangnya penggunaan insektisida
dan pestisida untuk memberantas hama, dan (f) kegiatan pasca panen yang berakibat pada
tidak sedikitnya hasil produksi yang terbuang.
Faktor-faktor itulah yang menuntut harus terjadinya modernisasi pertanian. Dalam kaitan
ini hams ditekankan bahwa hambatan yang sering dihadapi dalam modernisasi pertanian
bukan semata-mata masalah penguasaan teknik bertani secara mutakhir. Bukan pula hanya
karena kemampuan ekonomi yang rendah. Yang jauh lebih penting untuk mendapat perhatian
ialah menemukan cara yang paling lepat untuk merubah sikap mental dari para petani
tersebut.
Para pakar pertanian sering mengemukakan paling sedikit tujuh hal yang harus menjadi
perhatian dalam upaya modernisasi pertanian.
Pcrtama: Memperkenalkan cara bertani yang modern seperti penggunaan mesin-mesin
yang sesuai dengan topografi wilayah pertanian tertentu. Misalnya traktor dalam pengolahan
tanah, alat penuai masinal, dan alat penyemprot hama. Hal'ini sering dikenal dengan istilah
mekanisasi pertanian.
Kedua: Menggunakan bibit unggul yang telah dikembangkan melalui penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti pertanian dan telah terbukti membuahkan hasil yang jauh lebih
inemuaskan dibandingkan dengan bibit yang selama ini dikenal oleh para petani. Pada dekade
enam puluhan dan tujuh puluhan, misalnya, di sektor pertanian padi, ditemukan dan
dikembangkan PB5 dan PB8 oleh "International Rice Research Institute" di Los Banos,
Filipina yang ternyata menghasilkan padi dalam jumlah yang jauh lebih besar per hektar
dibandingkan dengan bibit-bibit yang biasa digunakan oleh para petani di berbagai negara
Asia. Dewasa ini upaya untuk menemukan dan mengembangkan varietas unggul lain terus

19
berlanjut sebagai bagian dari revolusi hijau tersebut di muka yang memungkinkan hasil
pertanian lebih besar lagi.
Ketiga: Penggunaan insektisida dan pestisida untuk memberantas hama yang sering
merusak tanaman dan pada gilirannya menurunkan produksi hasil pertanian. Ternyata
melakukannya jauh lebih sulit daripada membicarakan. Para petani di negara-negara agraris
menghadapi paling sedikit tiga jenis masalah dalam kaitan ini, yaitu: (a) kemampuan
ekonomi yang rendah yang tidak memungkinkan mereka untuk secara mudah menyisihkan
dana untuk membeli obat-obat tersebut dan oleh karena itulah pemerintah di berbagai negara
berkembang memberikan subsidi kepada para petani, (b) para petani sering kurang
pengetahuan tentang manfaat penggunaan dan pemerintah berusaha untuk menyediakan
tenaga-tenaga penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani
tersebut, dan (c) juga ternyata bahwa hasil pertanian menjadi terkontarainasi dengan bahan-
bahan pemberantas hama yang pasti tidak baik untuk kesehatan manusia.
Keempat: Penggunaan sistem irigasi yang lebih baik agar tanaman meinperoleh air yang
diperlukannya untuk tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang diharapkan. Masalah
irigasi pun bukanlah sesuatu yang mudah untuk diatasi. Masalah irigasi bukanlah masalah
yang berdiri sendiri akan tetapi berkaitan dengan masalah erosi, penebangan kayu di hutan
secara tidak bertanggung jawab, berkembang pesatnya penduduk yang memerlukan lebih
banyak lahan untuk pemukiman dan bahkan juga "terambilnya" tanah pertanian yang
produktif untuk kepentingan industri, bahkan juga untuk kegiatan olahraga kaum mapan
seperti golf, Akan tetapi terlepas dari itu, sistem irigasi tetap merupakan aspek penting dari
modernisasi pertanian.
Kelima: Penggunaan pupuk yang lebih intensif. Berbagai jenis pupuk, termasuk pupuk
kimiawi dan pupuk alam, diperlukan baik untuk kepentingan mempertahankan kesuburan
tanah maupun untuk meningkatkannya. Masalah kemampuan ekonomi dan sikap timbul lagi
dalam hal ini seperti tampak pada segi-segi lain dari modernisasi pertanian.
Keenam: Intensifikasi pertanian. Jika hal-hal yang telah disinggung di muka terlaksana
dengan baik, salah satu hasilnya ialah dimungkinkannya intensifikasi. Pada, dasarnya
intensifikasi berarti pertanian yang meningkatkan produktivitas tanah —per hektar
misalnya—• dengan tetap menanam satu jenis tanaman andalan tertentu, apakah itu tanaman
pangan untuk konsumsi dalam negeri atau tanaman lain untuk diekspor.
Ketujuh: Diversifikasi dan ekstensifikasi. Kiranya telah umum diketahui bahwa yang
dimaksud dengan diversifikasi dan ekstensifikasi pertanian ialah upaya yang sistematik untuk
menganekaragamkan jenis-jenis tanaman pertanian dan tidak terpukau hanya pada satu

20
tanaman andalan. Sasarannya pun ber-macam-macam seperti penyuburan tanah, peningkatan
produktivitas, dan peningkatan penghasilan para petani.
Di muka telah disinggung bahwa masalah modernisasi pertanian tidak hanya berkisar
pada posisi ekonomi para petani yang rendah yang tidak serta merta memungkinkan mereka
menggunakan pupuk,, obat hama, dan mekanisasi pertanian. Masalah-masalah tersebut
memang merupakan masalah nyata. Akan tetapi tidak kalah pentingnya ialah mengatasi
masalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan pertanian modern, yang pada umumnya
mengarah kepada masalah sikap mental yang berkisar pada kecenderungan menolak
perubahan. Empat masalah yang tampaknya menonjol ialah:

1. Masalah tradisi dan adat istiadat yang demikian mengakarnya sehingga menjadi
penghalang bagi peningkatan produktivitas pertanian. Yang dimaksud ialah bahwa
pada umumnya di negara-negara terbelakang dan sedang membangun, tanah milik
seseorang dipandang sebagai wujud kekayaan dan simbol status yang sangat penting.
Demikian pentingnya status tanah sebagai wujud kekayaan seseorang sehingga suatu
keluarga akan berupaya keras agar tanah yang dimilikinya jangan sampai berkurang
dan bahkan jika mungkin bertambah. Orang tua tidak akan puas jika tidak
mewariskan sebidang tanah kepada anaknya yang sudah menikah. Memang luas tanah
milik seseorang akan kecil karena orang tua mewariskan tanah miliknya kepada
semua anak-anaknya. Berkurangnya luas tanah yang dimiliki dianggap sebagai hal
yang wajar. Akan tetapi terdapat satu implikasi pewarisan tanah yang tidak
menguntungkan bagi modernisasi pertanian, yaitu sulitnya melakukan mekanisasi
pertanian yang merupakan salah satu sebab turunnya produktivitas pertanian.
2. Harus diakui bahwa hasil pertanian —temiasuk hasil perkebunan, perikanan, dan
peternakan— untuk ekspor dari negara-negara terbelakang dan sedang membangun
sebagian besar merupakan komoditi lemah dalam pasaran internasional dan sering
tidak mampu bersaing dengan negara-negara maju yang juga mengekspor produk
pertaniannya. Misalnya, dengan ditemukannya karet sintesis, karet alam menghadapi
persaingan yang sangat berat di pasaran internasional. Demikian juga halnya dengan
kopra dan kelapa sawit (Crude Palm Oil —CPO) yang merupakan bahan baku utama
untuk berbagai jenis produk jadi seperti minyak goreng, mentega, sabun, dan lain-
lain, Seperti dimaklumi, kini terdapat bahan baku substitusi untuk membuat produk-
produk tersebut. Untuk minyak goreng dan mentega, misalnya, kacang-kacangan dan
biji-bijian makin banyak digunakan. Produknya bahkan makin disukai banyak orang

21
karena kandungan lexnak dan kolesterol yang lebih rendah ketimbang kopra d.an
kelapa sawit. Sabun pun makin banyak berupa detergen. Oleh karena itu, meskipun
secara kuantitatif para petani dapat meningkatkan produktivitasnya, tidak . dengan
sendirinya berakibat pada peningkatan penghasilan riil para petani. Mereka
dihadapkan kepada masalah peningkatan mutu dan pengetahuan tentang pemasaran
karena hanya dengan demikianlah produk tersebut dapat dipasarkan, baik di dalam
negeri dalam rangka swasembada mau-pun untuk kepentingan ekspor.
3. Kalaupun para petani bersedia untuk merubah sikap dan caranya bertani, mereka
menghadapi kendala dalam bentuk ketidakadaan modal yang diperlukan untuk
modernisasi pertanian. Memang benar di berbagai negara terdapat lembaga keuangan
dan perbankan tempat di mana para petani dapat meminta kredit, Akan tetapi
memperoleh kredit bukanlah hal yang mudah dan sederhana karena sebagai organisasi
yang mencari laba, lembaga tersebut ingin memperoleh kepastian bahwa kredit yang
diberikan akan kembali pada waktunya, dalam arti pinjaman dan bunganya. Seperti
dimaklumi, bank pada umumnya menggunakan lima "C" dalam mempertimbangkan
mengabulkan atau tidak pennohononan kredit dari para nasabahnya —temiasuk para
petani— yaitu Capital, Character, Capability, Condition, dan Collateral, Di sainping
itu, para petani pada umumnya belmn "bank-minded." Pemerintah memang
membantu dalam mengatasi pennasalahan ini, antara lain melalui pemberian subsidi
dan kebijaksanaan , perkreditan yang ditujukan untuk mempermudah para petani
memperoleh kredit, seperti misalnya meniadakan keharusan memberikan agunan
(collateral),
4. Sering di negara-negara terbelakang dan sedang berkembang tuan tanali menguasai
areal tanah pertanian yang luas sedangkan para petani hanyn sekadar sebagai
penggarap. Di samping itu, para tengkulak —yang piuln umumnya terdiri dari para
pedagang besar hasil pertanian yang tinggal di kota— memaksakan sistem ijon. Jelas
bahwa kedua sistem tersebul sangat merugikan para petani. Untuk menghilangkan
atau paling scdikil mengurangi dampak negatif dari kedua sistem tersebut, hampir
semua negara terbelakang dan sedang berkembang melaksanakan landreform. Seperti
diketahui dua sasaran utamanya ialah: (a) membatasi jumlah areal tanah yang dimiliki
oleh seseorang, dan (b) agar para petani memiliki tanah yang memungkinkannya
memperoleh penghasilan yang wajar dari kegiatan pertanian yang ditekuninya.

2.2.4 Mengapa Pembangunan Ekonomi harus berhasil

22
Pernyataan bahwa pembagunan ekonomi menempati skala teratas dalam keseluruhan
kebijaksanaan dan penyelengaraan pembangunan nasional, sebenarnya secara implisit
sesunggguhnya berarti bahwa pembangunan ekonomi suatu negara harus berhasil. Berikut ini
disajikan berbagai alasan fundamental untuk mengatakan demikian.
- Mengentaskan Kemiskinan
Jika diterima pendapat bahwa masih banyak warga masyarakat yang hidup dibawah
garis kemiskinan, tersirat bahwa suatu negara bangsa bertekat untuk mengentaskan
kemiskinan tersebut. Mengentaskan kemiskinan antara lain berarti bahwa warga negara yang
tidak mampu memuaskan berbagai kebutuhan primernya secara wajar. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa tidak cukup melihat mengentaskan kemiskinan semata-mata
meningkatkan kemampuaan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang bersifat materiil. Jika
hanya terbatas hanya pada hal itu saja, berarti yang dibicarakan hanya peningkatan taraf
hidup orang per orang. Dengan kata lain, pengentasan kemiskinan harus pula meningkatkan
mutu hidup. Peningkatan mutu hidup menyangkut berbagai segi lain yang bukan berupa segi
ekonomis, seperti peningkatan kemampuan untuk menunaikan kewajiban sosial,
menyekolahkan anak, pengobatan dalam hal sesorang dan anggota keluarganya yang diserang
penyakit, tersedianya dana untuk rekreasi, serta peningkatan kemampuan menabung.
Singkatnya mejadikan para warga negara menjadi insan yang mandiri.
- Menghilangkan Kesenjangan Sosial
Merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa di masyarakat bangsa,terdapat
segelintir manusia yang (sangat) kaya raya di samping para warga negara yang tergolong
tidak mampu. Berarti adanya kesenjangan sosial. Pembangunan ekonomi harus berhasil
menghilangkan atau paling sedikit memperkecil kesenjangan tersebut. Berbagai cara yang
dapat ditempuh untuk mengurangi kesenjangan sosial antara lain ialah sebagai berikut:
Penciptaan lapangan kerja. Para usahawan yang berhasil memupuk kekayaan yang
melimpah berkat penguasaan dan pemilikan berbagain perusahaan dalam bentuk konglomerat
dan sejenisnya, tidak sepantasnya hanya berfikir untuk terus melebarkan sayap usahanya dan
memupuk kekayaan yang lebih besar lagi. Memang tidak ada yang salah bila mereka berfikir
dan bertindak demikian. Akan tetapi di samping itu, mereka harus menyadari adanya
tanggung jawab sosial yang dipikulnya. Salah satu bentuk tanggung jawab sosial tersebut
ialah dengan menciptakan lapangan kerja bagi warga negra lain yang memerlukan pekerjaan.
Memikul tanggung jawab demikian antara lain berarti bahwa para usahawan besar jangan
hendaknya berfikir semata-mata untuk menekan biaya menjalankan usaha –biaya
berproduksi, pemasaran, promosi dsb. Misalnya dengan semaksimal mungkin memanfaatkan

23
teknologi canggih yang pada giliranya akan mengurangi jumlah tenaga kerja yang di
perlukan. Dengan kata lain, orientasi penyelanggaraan bisnis hendaknya tidak semata-mata
padat modal. Ada tempat untuk menjalankan usaha dengan pendekatan padat karya. Dengan
demikian dunia usaha turut berperan aktif dalam mengatasi pengangguran yang menjadi salah
satu sumber kesenjangan sosial termasuk dengan cara menggunakan tenaga kerja yabng
bermukim di sekitar perusahaan jika tersedia tenanga kerja setempat yang memenuhi
persyaratan organisasi atau perusahaan.
Peningkatan mutu kehidupan kekayaan mengurangi kesenjangan sosial tidak cukup
hanya dengan penyediaan lapangan kerja bagi mereka yang berusaha meningkatkan mutu
hidupnya denga jalan bekerja bagi orang lain berkarya tidak sekedar untuk mencari nafkah
akan tetapi sebagai upaya untuk mengangkat harkat martabatnya sebagai insan yang
terhormat. Oleh karena itu, mereka ingin diperlukan secara manusiawi di ntempat pekerjaan.
Para pengusaha dapat menjalankan perlakuan demikian dengan
1. Penyilaan ( supervisi)yang simpatik dengan menggunakan gaya manejerial yang sesuai
dengan kepribadian para bawahanya.
2. Kondisi fisik yang menjamin kesehatan dan keselamatan kerja di tempat tugas.
3. Pemberdayaan di tempat pekerjaan dalam arti pemberian kesempatan dan kewenangan
untuk mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan dan karir serta penghasilanya.
4. Pekerjaan yang menuntut rasa tanggung jawab yang lebih besar.
5. Jenis dan sipat pekerjaan yang memungkinkan pemanfaatan berbagai jenis
pengetahuan dan keterampilan yang di miliki.
6. Sistem imbalan yang efektif berdasarkan prinsip keadilan, kewajaran, kesetaraan
dengan imbalan orang lain yang melakukan tugas pekerjaan sejenis dan tanggung jawab
yang sama yang disesuaikan dengan golongan perusahaan.
Peningkatan kepedulian sosial. proses pengurangan kesenjangan sosial dapat dipercepat
apabila para warga negara mampu menunjukan sikap kepedulian sosial tinggi. Berbagai
bentuknya antara lain ialah penyediaan fasilitas umum,turut serta membiayai pendirian
rumah-rumah ibadat,mendirikan pusat-pusat kesehatan masyarakat,partisifasi dalam perayaan
hari-hari besar nasional yang diselenggarakan rakyat setempat pemberian beasiswa kepada
anak-anak karyawan dan masyarakat sekitar yang berprestasi,dan mungkin bentuk-bentuk
lain yang menunjukan bahwa perusahaan nerupakan bagian dari masyarakat lingkunganya
dan bukan suatu masyarakat yang bersifat ekslusif
Pasokan bahan secara lokal dalam menghasilkna baerang atau jasa tertentu perusahaan
pasti memerlukan bahan, baik merupakan bahan mentah maupun bahan baku . sepanjang

24
dimungkinkan –dalam arti memenuhi persrtankuantitas, kualitas, dan kontinuitas pemasokan
– mengunakan pasokan secra lokal dapat pula mengurangi keswenjangan karena para
memasok dapat meningkatkan kegiatan ekonominya dan dengan demikiannya juga
penghasilannya. Bahkan mungkin turut serta menciptakan lapangan pekerjan bagi orang lain,
meskipun dalam jumlah besar.
Sistem perpajakan yang progresif tidak sedikit bagian dari upaya peningkatan
kesejahtraan rakyat menjadi tangguang jawab pemerintah , seperti memelihara anak-anak
terlantar, memelihara orang-orang lanjut usia, jaminan sosial, mendirikan gedung-gedung
sekolah, pengadaan tenaga pengajar,penyediaan pasiliatas umum dibidang kesehatan – seperti
pusat kesehatan masyarakat, klinik rumah sakit beserta peralatannya- tenaga medis dan para
medis , analis, laboran dan lain sebagainya. Bahkan pemerintah menyelenggarakan sangant
banyak pungsi dan tugas dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyrakat dan dalma
pengaturan , termasuk pemliharaan ketertiban dan keamana nasional\. Kesemuanaya itu
memerlukan dana yang besar karena bidang-bidang tersebut harus pula dibagun sebagai
bagian integral pembanguna nasional. Jelas bahwa makin maju masyarakat bangsa, makin
besar dana yang diperlukan pemerintah. Salah satu sumebr penerimaan negar untuk
membiayai berbagai kegiatan maksud pajak disoroti khusus dari segi pengurangan
kesenjangan antar berbagai kelompok di masyarakat pajak mempunyai ‖fungsi pemerataan
dan keadilan ― artinya para warga negara yang mampu dikinakan pajak yang secara pogresif
lebih tinggi dan digunakan untuk meningkat kan mutu hidup masyarakat yang kuarang
mampu, oleh karena itu , kesediaan para warga negara yang mampu dan kaya untuk
membayar berbagai jenis pajaknya.- seperti pajakkekayaan, pajak tanah dan bagunan ,pajak
penghasilan perorangan , pajak penghasilan badan pajak penghasilan badan pajak
pertambahan nilai pajak barang-barang mewah- dengan jujur dan tepat waktu akan
mempunyai arti yang sangat penting dalam memperkecil kesenjangan tersebut.
Jika kesemuanya itu dilakukan oleh dunia usaha, akan terwujudlah solidaritas sosial yang
pada gilirannya akan mempunyai dampak positif dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
- Tersedianya Dana Untuk Pembangunan Bidang-Bidang Lain
Siapa pun akan menerima pandangan bahwa menyelenggarakan kegiatan pembangunan
yang mencakup seluruh segi 'kehidupan dan penghidupan suatu masyarakat bangsa
memerlukan dana yang besar. Di bidang politik,, misalnya, dana dalam jumlah besar
diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti pembiayaan kegiatan lembaga-Iembaga
konstitusional, melaksanakan pendidikan politik, menyelenggarakan pemilihan umum secara
berkala, melaksanakan politik luar negeri, dan lain sebagainya. Di bidang pertahanan dan

25
keamanan diperlukan dana yang tidak kecil untuk membangun angkatan bersenjata yang
andal karena kepada angkatan bersenjatalah tugas penjagaan keamanan umum, keutuhan
wilayah, eksistensi negara, dan keselamatan nasional dipercayakan. Dana besar itu tetap
harus tersedia meskipun suatu negara dalam keadaan damai dan tidak menghadapi ancaman
perang baik yang datang dari dalam maupun yang bersumber dari luar negeri. Dana tersebut
diperlukan bukan hanya untuk membayar gaji personel angkatan bersenjata dan keluarganya,
akan tetapi juga untuk pemelibaraan peralatan, perlengkapan dan persenjataannya yang
secara berkala perlu pula dimutakhirkan. Hal senada dapat dikatakan tentang pembangunan di
bidang sosial budaya seperti pendidikan dengan berbagai tingkatannya, keluarga berencana,
jaminan sosial, kesehatan, pengem-bangan budaya nasional —termasuk bahasa— dan
berbagai sub bidang, dan sektor fainnya.
Pembangunan ekonomi harus berhasil karena dengan peningkatan kegiatan di bidang
ekonomi, semakin banyak sumber dana yang dapat digarap dan dimanfaatkan. Peranan
berbagai sumber dana tersebut semakin penting karena suatu negara bangsa bertekad untuk
mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam upaya mencapai tujuan nasionalnya.
Memang benar bahwa melalui kerja sama luar negeri, suatu negara mungkin memperoleh
bantuan berupa hibah dan pinjaman. Jika dana bantuan seperti itu berupa bantuan tidak
mengikat (untied aid) pemerintah penerima bantuan dapat menggunakannya untuk
kepentingan yang dipandangnya paling tepat. Akan tetapi ada pula bantuan yang hanya boleh
digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan tertentu yang sudah disepakati bersama.
Penting pula untuk disadari bahwa dalam hal mengusahakan pinjaman, suatu pemerintah
biasanya sangat hati-hati sepanjang menyangkut jumlahnya, bunganya, dan waktu
pengembaliannya dan persyaratan-persyaratan lainnya. Kehati-hatian itu mutlak diperlukan
beban yang harus dipikul oleh masyarakat bangsa, baik sekarang maupun masa depan berada
dalam batas-batas kemampuan memikulnya.
- Terpeliharanya Ketertiban Umum
Di kalangan aparat keamanan sering terdapat persepsi bahwa berkurangnya, apalagi
hilangnya, kesenjangan sosial akan melicinkan jalan untuk terpeliharanya ketertiban umum
yang mantap. Semata-mata dilihat dari sudut pandang makin banyaknya warga negara yang
mampu mempertahankan tingkat dan mutu hidup yang layak bagi manusia dengan harkat dan
martabatnya, semakin berkurang pula alasan untuk menampilkan perilaku yang
disfungsional. Disoroti dari sudut pandang itu saja, kemutlakan keberhasilan pembangunan
ekonomi merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar.

26
Dalam pada itu kenyataan di hampir semua negara di dunia, termasuk di negara-negara
industri paling maju sekalipun, menunjukkan bahwa berbagai jenis kejahatan dan tindakan
kriminal bukan hanya pada skala kecil —seperti pencopetan, pencurian, penipuan, dan
perampokan— yang selalu terjadi. Bentuk-bentuk dan jenis-jenis tindak kriminal dan
kejahatan makin canggih sehingga "predikatnya" pun makin beraneka ragam seperti
kejahatan terorganisasi (organized crime) oleh mafia dan gang dan tindak kejahatan orang
berdasi (white collar crime), dengan berbagai bentuk seperti pemalsuan kartu kredit, transfer
dana —kadang-kadang dalam jumlah besar dengan menggunakan "PIN" orang lain,
perdagangan senjata gelap, penjualan obat-obat terlarang, dan lain sebagainya.
Dengan perkataan lain, akan selalu ada warga masyarakat yang ingin menempuh jalan
pintas untuk memperoleh uang. Untuk kepentingan seperti itulah kemampuan aparat
keamanan, terutama polisi, harus ditingkatkan. Meskipun anggaran untuk kepentingan seperti
itu pasti tersedia, jumlahnya akan dapat diperbesar jika pembangunan ekonomi berhasil.
Dari contoh-contoh di muka terlihat bahwa memang tidak ada pilihan lain bagi suatu
negara kecuali mengerahkan segala kemampuan yang ada dan mcnggali potensi yang masih
terpendam agar tujuan didirikannya negara yang bersangkutan dapat tercapai.

2.2.5 Perbedaan dan Persamaan antara Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi a.


Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Ekonomi

1. Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi,


tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.

2. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya


kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan.

b. Persamaan Perumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Ekonomi

1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.

2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.

3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan


rakyat.

4. Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat.

27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan


pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan penduduknya.
Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah nya pendapatan penduduk itu
sendiri maka akan berdampak pada rendahnya pendapatan nasional pada Negara itu
sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan
penduduk suatu Negara. Semua berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh
karena itu Negara pun terus memajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan
harga-harga kebutuhan pokok seperti bahan bakan minyak (BBM) dengan menjadikan
pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat perekonomian kita pun semakin
baik.

3.2 Saran
1. Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan penjelasan
sebagai berikut :1.Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan
sosial, politik,dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi.Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya
keamanandan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini
sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan
motor pertumbuhan ekonomi.
2. Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsientreprenurial
yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital danmengambil inisiatif
mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.
3. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi
yangdilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan
produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak
didukung olehadanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan
program pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan

28
dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan
keterampilan,dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

4. Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat


ataufaktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat
pertumbuhanekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat
pendapatan dankarena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-
negara majuolah kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.

5. Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah


jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat
cepat.Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan
laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana
danmelaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah
pedesaanyang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk
pedesaanmenuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social,
politis,dan ekonomi.

6. Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong


pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan
pengembanganfaktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi
masyarakat, yaitusumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi
juga factor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak
dapatdirealisasikan.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-ekonomi-
definisi.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/19/mudahnya-menghitung-pertumbuhan-
ekonomi/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://tutor2u.net/economics/r
evision-notes/as
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_16/artikel_1.htm
http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_3_pertumbuhan%20
ekonomi.pdf

Anda mungkin juga menyukai