Dokumen ini membahas tentang penelitian efektivitas pemberian terapi tawa dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan dua kelompok (intervensi dan kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan15 halaman
Dokumen ini membahas tentang penelitian efektivitas pemberian terapi tawa dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan dua kelompok (intervensi dan kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan
Deskripsi Asli:
Judul Asli
338883 Efektivitas Pemberian Terapi Tertawa Dal 0db725d3
Dokumen ini membahas tentang penelitian efektivitas pemberian terapi tawa dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan dua kelompok (intervensi dan kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan
Dokumen ini membahas tentang penelitian efektivitas pemberian terapi tawa dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan dua kelompok (intervensi dan kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi. Dapat disimpulkan bahwa terapi tawa efektif menurunkan tekanan
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15
Penelitian EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI TERTAWA
DALAM MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA
PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAGONG KECAMATAN PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Ratnasari, Kasmawati, Musdalipa, Azwar
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Alauddin Makassar
ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Tertawa 1 menit ternyata sebanding dengan bersepeda selama 15 menit. Hal ini membuat tekanan darah menurun, terjadi peningkatan oksigen pada darah yang akan mempercepat penyembuhan. Metode: Penelitian ini dilaksanakan selama satu minggu dengan menggunakan desain Quasy-Experiment dengan rancangan two group design pre-test and post-test design yang mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan dua kelompok subjek. Terhadap 15 sampel yang menderita hipertensi dimana 8 orang pada kelompok intervensi, dan 7 orang untuk kelompok kontrol, karena menggunakan 2 kelompok terapi yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Tekanan darah diukur secara langsung dengan menggunaka spigmomanometer. Hasil dan Pembahasan: Hasil uji statistic yang digunakan adalah uji wilcoxon signed ranks test dan uji Mann-whitney. Hasil uji Willcoxo Signed Ranks Test berpasangan menunjukan terdapat penurunan tekanan darah sistol yang bermakna pada kelompok intervensi (p=0,017). pada kelompok control tidak terjadi penurunan tekanan darah sistol (p=0,564). uji Mann-Whiney menunjukkan bahwa terapi tertawa memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistol (p=0,002). Kesimpulan: Jadi, dapat disimpulkan bahwa terapi tertawa efektif terhadap penurunan tekanan darah dan terapi ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi seseorang yang mengalami hipertensi.
Kata Kunci: Terapi Tertawa, Hipertensi
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _34
ABSTRACT
Introduction: Hypertension is an increase in systolic blood pressure of at least 140
mmHg or diastolic pressure of at least 90 mmHg. Laughter 1 minute turned out to be equivalent to cycling for 15 minutes. This causes the blood pressure to decrease, an increase in oxygen in the blood that will speed healing. Methods: This study was conducted for one week using Quasy-Experiment design with two group design pre-test and post-test design that revealed causal relationship involving two groups of subjects. Of 15 samples suffering from hypertension in which 8 people in the intervention group, and 7 people for the control group, because they used 2 therapeutic groups, namely the intervention group and the control group. Blood pressure is measured directly by using a spigmomanometer. Results and Discussion: The results of statistical tests used are the test wilcoxon signed ranks test and Mann-Whitney test. The results of the paired Willcoxo Signed Ranks Test showed a significant decrease in systolic blood pressure in the intervention group (p = 0.017). in the control group there was no decrease in systolic blood pressure (p = 0.564). the Mann-Whiney test showed that laughter therapy had a significant effect on the decrease in systolic blood pressure (p = 0.002). Conclusion: So, it can be concluded that laughter therapy is effective against blood pressure drop and this therapy can be one of the alternatives for someone with hypertension.
Keywords: Laughing Therapy, Hypertension
PENDAHULUAN menjadi 16% pada kelompok umur 35-44
tahun dan kelompok umur 65 tahun atau Kesehatan merupakan bagian dari lebih menjadi 29%19. kebutuhan manusia yang sangat mendasar Kasus hipertensi di beberapa dan disamping itu setiap individu berhak Provinsi di Indonesia sudah melebihi rata- untuk mendapatkan pelayanan dan rata nasional, dari 33 Provinsi di Indonesia informasi kesehatan, sehingga dapat terdapat 8 Provinsi yang kasus penderita memberdayakan dirinya untuk mencapai hipertensi melebihi rata-rata nasional yaitu derajat kesehatan yang : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat seoptimal mungkin. Pembangunan (27%), Jawa Barat (26%), Jawa Timur kesehatan bertujuan meningkatkan (25%), Sumatera Utara (24%), Sumatera kesadaran, kemauan, dan kemampuan Selatan (24%), Riau (23%), dan 4 hidup bagi setiap orang agar terwujud Kalimantan Timur (22%) . derajat kesehatan masyarakat. PrevalensiHipertensimenurut Keberhasilan pembangunan kesehatan provinsi di Indonesia tahun mempunyai peran penting dalam 2013.Prevalensi hipertensi pada penduduk meningkatkan mutu dan produktifitas berumur 18 tahunke atas di Indonesia sumber daya manusia Indonesia16. tahun 2013berdasarkan diagnosis tenaga Hipertensi adalah sebagai kesehatan sebesar 9,4%, dan pengukuran peningkatan tekanan darah sistolik tekanan darah sebesar 25,8%. sedikitnya 140 mmHg atau tekanan Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, diastolic sedikitnya 90 mmHg17. World prevalensi tertinggi terdapat pada Provinsi Health Organization (WHO) SulawesiUtara,sementaraitu mengemukakan bahwa, Hipertensi juga berdasarkan pengukuran, prevalensi didefinisikan sebagai tekanan darah tertinggi terdapat pada Provinsi Kepulauan VLVWROLN • PP+J GDQ WHNDQDQ GDUDK BangkaBelitungsebesar30,9%. GLDVWROLN • PP+J18. Prevalensi terendah berdasarkan Hipertensi merupakan penyebab diagnosis tenaga kesehatan maupun kematian nomor tiga setelah penyakit pengukuranterdapat pada Provinsi Papua, stroke dan tuberculosis mencapai 6,7% yaitu sebesar 16,8%. Hipertensi dari populasi kematian pada semua umur merupakan salah satu faktor risiko di Indonesia. Prevalensi hipertensi secara penyakit kardiovaskuler. Provinsi di Pulau nasional mencapai 31,7%. Pada kelompok Sulawesi dan Kalimantan merupakan umur 25-34 tahun sebesar 7% naik provinsi dengan prevalensi hipertensi
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _35
cukup tinggi , sementara itu prevalensi cenderung meningkat, dengan melihat penyakit jantung koroner, gagal jantung data biografi penduduk di wilayah kerja dan stroke di beberapa provinsi di Pulau Puskesmas Jagong masih banyak warga Sulawesi dan Kalimantan juga cukup yang berusaha dengan keras untuk tinggi20. berdagang dan memiliki tingkat keseriusan Lansia dengan hipertensi perlu yang sangat tinggi, serta tingkat sosial mendapatkan terapi hipertensi yang ekonomi tidak sesuai antara pemasukan dikelompokkan dalam terapi farmakologi dan tingkat kebutuhan sehingga dan terapi nonfarmakologi. Terapi kemungkinan faktor tersebut menjadi farmakologis yaitu terapi dengan pencetus lebih awal terjadinya tekanan menggunakan obat-obat antihipertensi21. darah tinggi. Oleh karena itu salah satu 22 terapi yang bisa dilakukan untuk Darmodo (2004), Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi yang menurunkan tekanan darah ini adalah dianjurkan bagi lansia adalah terapi terapi tertawa. Karena tertawa sama nonfarmakologis, salah satunya yaitu dengan efek latihan fisik yang membantu dengan latihan fisik aerobik. Tertawa 20 meningkatkan Susana hati, menurunkan menit setara dengan berolahraga ringan hormone stress, meningkatkan aktivitas selama 2 jam karena dengan tertawa kekebalan tubuh, oleh karena itu tawa peredaran darah dalam tubuh lancar, merupakan latihan ideal. Berdasarkan kadar oksigen dalam darah meningkat, dan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk tekanan darah akan normal. melakukan penelitian tHQWDQJ ³(IHNWLYLWDV Mangoenprasodjo & Hidayati (2006), Pemberian Terapi Tertawa dalam Menjelaskan tertawa 1 menit ternyata Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien sebanding dengan bersepeda selama 15 Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas menit. Hal ini membuat tekanan darah Jagong Kecamatan Pangkajene menurun, terjadi peningkatan oksigen pada .DEXSDWHQ 3DQJNHS´ darah yang akan mempercepat penyembuhan. Tertawa terbukti METODE PENELITIAN memperbaiki suasana hati dalam konteks Jenis Penelitian sosial.Tertawa akan merelaksasikan otot- otot yang tegang. Tertawa juga Jenis penelitian ini menggunakan melebarkan pembuluh darah sehingga desain Quasy-Experiment dengan memperlancar aliran darah ke seluruh rancangan two group design pre-test and tubuh. Selain itu, tertawa juga berperan post-test design yang mengungkapkan dalam menurunkan kadar hormone stress hubungan sebab akibat dengan melibatkan epinephrine dan kortisol. Jadi, bisa dua kelompok subjek. Penelitian ini dikatakan bahwa tertawa merupakan dilakukan dengan cara pada grup meditasi dinamis atau tehnik relaksasi eksperimen dilakukan pretest (pengukuran yang dinamis dalam waktu singkat23. awal) tekanan darah dengan Fenomena tingginya prevalensi menggunakan tensi terlebih dahulu hipertensi juga terjadi di kabupaten sebelum diberikan terapi tertawa. Setelah Pangkep Sulawesi Selatan. Profil itu, diberikan terapi tertawa kemudian kesehatan Kabupaten Pangkep dilakuakan lagi posttest (pengukuran akhir) menunjukkan bahwa hipertensi berada untuk mendapatkan hasil setelah pada urutan kelima penyakit terbanyak pemberian terapi tertawa sedangkan pada pada tingkat puskesmas dua tahun grup kontrol dilakukan pretest (pengukuran terakhir. Peningkatan signifikan kasus awal) dan (pengukuran akhir) tanpa hipertensi di Kabupaten Pangkep terjadi diberikan terapi tertawa24. pada tahun 2013 dengan prevalensi sebesar 9,29% pada tahun 2013. Tabel 1. Desain Penelitian Berdasarkan data awal dari Puskesmas Jagong Kecamatan Pangkajene Kab Subjek Pre Perlakuan Post Pangkep tahun 2014 terdapat 115 kasus Test Test hipertensi, jumlah laki-laki 40 orang dan Kelompok 01 X 02 perempuan 75 orang. Dan pada tahun Eksperimen 2015 terdapat 144 orang. Dari data Kelompok 01 02 Puskesmas Jagong menunjukkan Kontrol hipertensi masih cukup tinggi dan bahkan
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _36
Keterangan: proses dari menyeleksi porsi dan populasi 1: Pengukuran awal (Pre Test) untuk dapat mewakilli populai26. Sampling X : Perlakuan atau eksperimen yang dipakai dalam penelitian ini adalah 2: Pengukuran akhir (Post Test) ³1RQ 3UREDELOLW\ 6DPSOLQJ´ GHQJDQ WHKQLN ³3XUSRVLYH 6DPSOLQJ´ \DLWX WHKQLN Tempat dan Waktu Penelitian penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti Tempat penelitian ini dilakukan di (memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi). wilayah kerja puskesmas jagong Sampel dalam peneliti ini adalah semua kecamatan pangkajene kabupaten populasi yang sudah melalui kriteria yaitu pangkep. Waktu penelitian dilaksanakan 15 orang untuk jumlah keseluruhan pada bulan Mei sampai Juni 2016. sampel, dimana 8 orang pada kelompok intervensi, dan 7 orang untuk kelompok Populasi dan Sampel control.
Populasi dalam peneliian ini adalah Kriteria Inklusi dan Eksklusi
setiap subjek yang memenuhi karakteristik yaitu pasien hipertensi di wilayah kerja Kriteria Inklusi puskesmas jagong kecamatan pangkajene kabupaten pangkep. Populasi dalam Kriteria inklusi adalah karakteristik umum penelitian ini adalah warga yang berada di subyek penelitian dari suatu populasi wilayah kerja puskesmas jagong target dan terjangkau yang akan diteliti 12. kecamatan pangkajene kab pangkep sebanyak 194 orang dalam setahun dan 1. Klien yang terdiagnosa mengalami 15 orang selama sebulan. hipertensi ringan dan sedang. 2. Klien yang tidak mengalami penyakit Sampel dalam penelitian ini adalah DM (Diabetes Mellitus). bagian dari populasi lansia di wilayah kerja 3. Klien yang berusia 45-60 tahun. puskesmas jagong kec pangkajene kab 4. Klien yang mengontrol asupan diet pangkep. Tehnik pengambilan sampel natrium dalam penelitian ini adalah non probability 5. Klien yang bersedia sebagai sampel sampling. Cara pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini Kriteria Eksklusi menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan Kriteria eksklusi adalah karakteristik tertentu sesuai yang di kehendaki peneliti sampel yang tidak dapat dimasukkan atau berdasarkan kriteria-kriteria yang telah tidak layak untuk diteliti. ditentukan10. 1. Klien yang mengkomsumsi obat Jumlah keseluruhan sampel adalah 15 kortikosteroid. orang dimana 8 orang pada kelompok 2. Klien dengan penyakit wasir. intervensi, dan 7 orang untuk kelompok 3. Klien dengan penyakit hernia. kontrol, karena menggunakan 2 kelompok 4. Klien dengan sesak nafas. terapi yaitu kelompok intervensi dan 5. Klien dengan penyakit TBC. kelompok kontrol. Hal ini didasarkan pada 6. Klien dengan penyakit influenza. pertimbangan waktu kegiatan terapi 7. Klien yang mengalami penurunan aktivitas serta jumlah anggota kelompok pendengaran. yang nyaman pada terapi tertawa aktivitas kelompok yaitu 5-12 kelompok (Akemat Pengumpulan Data dan Keliat, 2006)25. Sumber data Teknik Pengambilan Sampel 1. Data primer Teknik Sampling Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari Tenik sampling adalah tenik yang sumber penelitian yaitu pasien dipergunakan untuk mengambil sampel hipertensidiwilayahkerja dari populasi. Sampling adalah suatu
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _37
Puskesmas Jagong Kecamatan b. Physical Relaxation Pangkajene Kabupaten Pangkep. Physical Relaxation merupakan bagian terpenting dari beberapa gerakan tawa 2. Data sekunder yoga, yaitu pada gerakan tepuk tangan Jumlah data pasien hipertensi di berirama dan teknik-teknik tawa yoga. Puskesmas Jagong Kecamatan Gerakan tepuk tangan berirama Pangkajene Kabupaten Pangkep dilakukan di awal sebelum masuk ke sesi utama tawa yoga. Gerakan ini merupakan latihan pemanasan yang Metode pengumpulan data merangsang titik-titik acupressure (pijat ala akupunktur) di telapak tangan dan Metode yang digunakan peneliti dalam membantu menciptakan rasa nyaman penelitian ini berupa lembar observasi. serta meningkatkan energi. Pada Tensi dan modul terapi tertawa. Berisi langkah ketiga yaitu latihan bahu, leher identitas responden, hasil pengukuran dan peregangan juga merupakan salah tekanan darah serta pemberian terapi satu bentuk relaksasi fisik yang tertawa untuk mendapatkan informasi dari dilakukan sebelum melakukan gerakan responden. tawa. Latihan ini dapat memberikan penyegaran fisik dan stamina Dasar Teori Terapi Tawa tambahan. Pada teknik-teknik tawa yoga lainnya yang menggunakan Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama Physical Relaxation sebagai bagian yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip dari penyelarasan tubuh dan pikiran psikologi yang dapat berfungsi adalah gerakan tawa pada langkah 3- menurunkan gejala-gejala stres. 15.
a. Breathing (Pernafasan) c. Mengembangkan Kemampuan
Pernafasan penting untuk kehidupan. Komunikasi Pernafasan yang tepat merupakan Tawa menyatukan orang dan penawar stres. Dalam bernafas, memperbaiki hubungan interpersonal. diafragma ikut mengambil peranan yang cukup penting. Diafragma d. Mencari Social Support memisahkan antara dada dan perut. Social support merupakan salah satu Sekalipun manusia dapat teknik melakukan coping terhadap mengembangkan dan mengerutkan stres. Seluruh gerakan tawa melibatkan diafragma secara disadari, umumnya interaksi dari orang lain. Gerakan yang hal ini berjalan dengan otomatis. Ketika khusus mencari Social Support muncul manusia mengalami stres pada beberapa langkah yaitu tawa mengakibatkan proses bernafas yang sapaan, tawa penghargaan, tawa cepat dan terburu-buru, untuk hening tanpa suara, tawa melepaskan kondisi stres dapat bersenandung dengan mulut tertutup, dilakukan dengan cara menghirup tawamengayun, tawa singa, tawa udara sebanyak-banyaknya dan ponsel, tawa memaafkan dan menghembuskan secara perlahan. Di keakraban. dalam sesi klub tawa, pernafasan ini disebutsebagaipranayama. e. Mental Relaxation Pranayama adalah teknik-teknik Mental relaxation terdapat pada pernafas-an yang pelan dan berirama penutupan akhir sesi tawa yaitu dengan gerakan lengan yang meneriakkan 2 slogan dan saat teduh membantu terciptanya re-laksasi fisik dengan mengangkat kedua tangan ke dan mental 27. Pranayama mempunyai atas dan memejamkan mata dalam dampak mene-nangkan pikiran dan beberapa menit. Gerakan pada teknik memberikan lebih banyak oksigen penutupan ini mendasarkan kepada untuk jaringan tubuh, serta prinsip dasar Hasya Yoga dimana meningkatkan kapasitas vital paru-paru mental relaxation dilakukan untuk sehingga meningkatkan kapasitas menyelaraskan antara tubuh, pikiran untuk tertawa. dan jiwa sehingga dapat menekan kecemasan atau stres11.
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _38
Tahapan Terapi Tawa nyanyian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat ke atas beberapa Masing-masing sesi dalam terapi adalah saat lalu diturunkan dan diangkat kombinasi antara latihan pernapasan, kembali, sedangkan kepala agak peregangan dan berbagai teknik tawa mendongak ke belakang. Melakukan stimulus. Satu putaran tawa memakan tawa ini harus bersemangat. Jika waktu antara 30-40 detik28. tawa bersemangat akan berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, 1. Langkah Pertama ho ho ho..... ha ha ha..... beberapa Pemanasan dengan tepuk tangan kali sambil bertepuk tangan. Setiap serentak semua peserta, sambil selesai melakukan satu tahap mengucapkan ho ho ho... ha ha ha... dianjurkan menarik napas secara Tepuk tangan sangat bermanfaat pelan dan dalam. karena saraf-saraf di telapak tangan akan ikut terangsang sehingga 5. Langkah Kelima: Tawa Sapaan Tutor menciptakan rasa aman dan memberikan aba-aba agar peserta meningkatkan energi dalam tubuh. tertawa dengan suara-suara sambil mendekat dan bertegur sapa 2. Langkah Kedua satu sama lainnya. Dalam Pernapasan dilakukan seperti melakukan sesi ini mata peserta pernapasan biasa yang dilakukan saling memandang satu sama lain. semua cabang-cabang olahraga Peserta dianjurkan menyapa sambil pada awal latihan yaitu: me-lakukan tertawa pelan. Cara menyapa ini pernapasan dengan mengambil sesuai dengan kebiasaan masing- napas melaui hidung, lalu napas masing. Setelah itu peserta menarik ditahan selama 15 detik dengan napas secara pelan dan dalam. pernapasan perut. Kemudian keluarkan perlahan-lahan me-lalui 6. Langkah Keenam: Tawa mulut, dilakukan lima kali berturut- Penghargaan turut. Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghubungkan ujung jari 3. Langkah Ketiga. telunjuk dengan ujung ibu jari. Memutar engsel bahu ke depan dan Kemudian tangan digerakkan ke ke arah belakang. Kemudian depan dan ke belakang sekaligus menganggukkan kepala ke bawah memandang anggota lainnya dengan sampai dagu hampir menyentuh melayangkan tawa manis sehingga dada, lalu mendongakkan kepala ke terlihat seperti memberikan atas belakang. Lalu menoleh ke kiri penghargaan kepada orang yang dan ke kanan. Lakukan secara dituju. Kemudianbersama-sama tutor pelahan. Tidak dianjurkan untuk mengucapkan, ho ho ho... ha ha ha... melakukan gerakan memutar leher, sekaligus bertepuk tangan. Setelah karena bisa terjadi cidera pada otot melakukan tawa ini kembali menarik leher. Peregangan dilakukan dengan napas secara pelan dan dalam agar memutar pinggang ke arah kanan kembali tenang. kemudian ditahan beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. 7. Langkah Ketujuh: Tawa Satu Meter Peregangan juga dapat dilakukan Tangan kiri dijulurkan ke samping dengan otot-otot bagian tubuh tegak lurus dengan badan, lainnya. Semua gerakan dilakukan sementara tangan kanan melakukan masing-masing lima kali. gerakan seperti melepaskan anak panah, lalu tangan ditarik ke 4. Langkah Keempat: Tawa belakang seperti menarik anak Bersemangat. panah dan dilakukan dalam tiga Tutor memberikan aba-aba untuk gerakan pendek, seraya memulai tawa, 1, 2, 3.... semua mengucapkan ae...... ae.......aeee.... orang tertawa serempak. Jangan ada lalu tertawa lepas dengan yang tertawa lebih dulu atau merentangkan kedua tangan dan belakangan, harus kompak seperti kepala agak mendongak serta
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _39
tertawa dari perut. Gerakan seperti sehingga akan terasa bergema di da- ini dilakukan ke arah kiri lalu ke lam kepala. Dalam melakukan kanan. Ulangi hal serupa antara 2 senandung ini semua peserta saling hingga 4 kali. Setelah selesai berpandangan dan saling membuat kembali menarik napas secara pelan gerakan-gerakan yang lucu sehingga dan dalam. memacu peserta lain semakin tertawa. Kemudian kembali me-narik napas dalam dan pelan. 8. Langkah Kedelapan: Tawa Milk Shake. Peserta seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang satu di tangan HASIL PENELITIAN kiri dan satu di tangan kanan. Saat tutor memberikan instruksi lalu susu dituang Karakteristik Responden dari gelas yang satu ke gelas yang satunya sambil mengucapkan Aeee.... Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden dan kembali dituang ke gelas yang awal Berdasarkan Usia, Pendidikan, Dan sambil mengucapkan aeeee..... Setelah Pekerjaan Yang Mengalami Hipertensi selesai melakukan gerakan itu, peserta melakukan gerakan seperti minum susu. Kelompok Responden Hal serupa dilakukan empat kali, lalu Karakteristik Total Responden Intervensi Kontrol bertepuk tangan seraya mengucapkan, F % F % F % ho ho ho ..... ha ha ha ...... Kembali Umur 3 21.45 5 35.70 8 57.15 lakukan tarik nafas pelan dan dalam. 45-50 1 7.10 1 7.15 2 21.45 9. Langkah Kesembilan: Tawa Hening 56-60 3 21.45 1 7.15 4 28.6 tanpa Suara. Harus dilakukan hati- Jumlah (n) 7 50 7 50 14 100 hati, sebab tawa ini tidak bisa Pendidikan dilakukan dengan tenaga berlebihan, SD 4 28.55 3 21.40 7 49.95 dapat berbahaya jika beban di dalam SMP 1 7.15 2 14.3 3 21.45 perut mendapat tekanan secara SMA 2 14.3 2 14.3 5 28.6 berlebihan. Perasaan lebih banyak Jumlah (n) 7 50 7 50 14 100 berperan daripada penggunaan Pekerjaan tenaga berlebihan. Pada tawa ini IRT 3 21.45 4 28.55 7 50 mulut dibuka selebar-lebarnya Wirausaha 4 28.55 3 21.45 7 50 seolah-olah tertawa lepas tetapi Jumlah (n) 7 50 7 50 14 100 tanpa suara, sekaligus saling memandang satu sama lain dan Berdasarkan tabel 2 tersebut, membuat berbagai gerakan dengan menunjukkan bahwa distribusi frekuensi telapak tangan serta menggerak- responden berdasarkan tingkat usia gerakkan kepala dengan mimik- adalah sebagian besar responden berusia mimik lucu. Dalam melakukan tawa antara 45-50 tahun yaitu sebanyak 8 orang hening ini otot-otot perut bergerak atau 57.15% sedangkan yang berusia 51- cepat seperti melakukan gerak tawa 55 sebanyak 2 orang atau 21.45% dan lepas. Kemudian kembali menarik yang berusia 56-60 sebanyak 4 orang atau napas pelan dan dalam. 28.6%. Distribusi frekuensi responden 10. Langkah Kesepuluh: Tawa berdasarkan pendidkan adalah SD Bersenandung dengan Bibir Tertutup sebanyak 7 orang atau 49.95%, SMP Ini adalah gerakan tawa yang harus sebanyak 3 orang atau 21.45%, SMA hati-hati dilakukan sebab tertawa sebanyak 4 orang atau 28.6%. distribusi tanpa suara, sekaligus mengatupkan frekuensi responden berdasarkan mulut yang di-paksakan akan pekerjaan adalah sebanyak 7 orang atau berdampak buruk karena menambah 50% yang bekerja sebagai ibu rumah tekanan yang tidak baik dalam tangga dan 7 orang atau 50% yang rongga perut. Dalam pelaksanaan bekerja sebagai wirausaha. gerak ini peserta dianjurkan bersenandung hmmmmmm...... dengan mulut tetap ter-tutup,
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _40
Analisis Univariat Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa tekanan darah pada saat Post Test Tabel 3. Perbandingan Tekanan Darah pada kelompok intervensi sistol yang Pada Kelompok Interveni Dengan paling tinggi adalah 130 dengan mean Kelompok Kontrol Sebelum Intervensi (Pre 124.29 dan diastol yang paling tinggi adalah 90 dengan mean 80. Sedangkan Test) tekanan darah pada kelompok kontrol sistol yang paling tinggi adalah 150 Kelompok dengan mean 144.29 dan diastole yang Variable Intervensi Kontrol Sistol Diastol Sistol Diastol paling tinggi adalah 100 dengan mean (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) 88.57. Berdasarkan hal tersebut dapat 150 90 150 80 diketahui bahwa terdapat perbedaan mean Tekanan 150 90 150 80 antara kelompok intervensi dengan 170 80 140 100 kelompok kontrol, dimana pada kelompok Darah 140 100 140 90 intervensi memiliki tekanan darah lebih (Pre 140 100 150 90 Test) rendah dibanding kelompok kontrol. 140 90 160 90 150 80 130 100 Mean 148.57 90 145.71 90 Analisa Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa mengetahui pengaruh variable independen tekanan darah pada saat Pre Test pada (terapi tertawa) dengan variable dependen kelompok intervensi sistol yang paling (tekanan darah) ditujukan dengan nilai p < tinggi adalah 170 dengan mean 148.57 0,05. Selanjutnya untuk mengetahui dan diastol yang paling tinggi adalah 100 apakah data penelitian terdistribusi normal dengan mean 90. Sedangkan tekanan pada data penurunan tekanan darah darah pada kelompok kontrol sistol yang sebelum dan sesudah diberi intervensi paling tinggi adalah 160 dengan mean terapi tertawa, maka digunakan uji Shapiro 145.71 dan diastole yang paling tinggi Wilk Test. Setelah dilakukan uji normalitas adalah 100 dengan mean 90. Berdasarkan dengan menggunakan uji Shapiro Wilk hal tersebut dapat diketahui bahwa menunjukkan bahwa tidak semua data terdapat perbedaan mean antara kelompok terdistribusi normal hanya data pre test intervensi dengan kelompok kontrol. diastol intervensi dan pre test diastol kontrol yang berdistribusi secara normal. Hasil uji perbandingan tekanan darah Pre Test dan Post Test pada kelompok kontol Tabel 4. Perbandingan Tekanan Darah (Wilcoxon Signed Ranks Test). pada Kelompok Intervensi dengan Kelompok Kontrol Setelah Intervensi (Post Test) Tabel 5. Hasil Uji Perbandingan Tekanan Darah Pre Test dan Post Test pada Kelompok Kontrol (Wilcoxon Signed Ranks Test) Kelompok Pre Post Variabel Intervensi Kontrol Tekanan Test Test P Sistol Diastol Sistol Diastol Darah (mmHg) (mmHg) (mmHg (mmHg) mmHg mmHg ) Mean Sistol 145.71 144.29 .564 120 70 150 80 Mean 120 80 150 80 Diastol 90 88.57 .317 Tekanan 130 80 150 90 Darah 130 90 140 90 (Post 130 80 140 90 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test) 120 80 150 90 Test pada tekanan darah pre dan post test 120 80 130 100 (sistol) pada kelompok kontrol didapatkan 144. 88.57 Mean 124.2 80 p-value 0.564 atau p>0.05 berarti tidak ada 9 29 pengaruh variable kelompok kontrol (sistol) terhadap penurunan tekanan darah.
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _41
Sedangkan Hasil Uji Wilcoxon Signed kontrol dan kelompok intervensi (sistol) Rank Test pada tekanan darah pre dan pada post test atau ada pengaruh variabel post test (diastol) pada kelompok kontrol kelompok intervensi terhadap penurunan didapatkan p-value 0.317 atau p>0.05 tekanan darah (sistol). berarti tidak ada pengaruh variabel kelompok kontrol (diastol) terhadap Sedangkan hasil Uji Mann- penurunan tekanan darah. Whitney didapatkan p-value pada post test (diastol) intervensi dan control sebesar Tabel 6. Hasil Uji Perbandingan Darah Pre 0.030 atau p<0.05 berarti ada perbedaan Test dan Post Test pada Kelompok yang sangat bermakna antara kelompok Intervensi (Wilcoxon Signed Ranks Test) kontrol dan kelompok intervensi (diastol) pada post test atau ada pengaruh variabel Tekanan Pre Post P kelompok intervensi terhadap penurunan Darah Test Test tekanan darah (diastol). mmHg mmHg Mean Sistol 148.57 124.29 .017 PEMBAHASAN Mean Diastol 90 80 .038 Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank suara tawa, atau senyuman yang Test pada tekanan darah pre dan post test menghiasi wajah, perasaan hati yang (sistol) pada kelompok intervensi lepas dan bergembira, peredaran darah didapatkan p-value 0.017 atau p<0.05 yang lancar sehingga dapat mencegah berarti ada pengaruh variable kelompok penyakit dan memelihara kesehatan29. intervensi (sistol) terhadap penurunan Tertawa juga melebarkan pembuluh darah tekanan darah. Sedangkan Hasil Uji sehingga memperlancar aliran darah ke Wilcoxon Signed Rank Test pada tekanan seluruh tubuh. Jadi, bisa dikatakan bahwa darah pre dan post test (diastol) pada tertawa merupakan meditasi dinamis atau kelompok intervensi didapatkan p-value teknik relaksasi yang dinamis dalam waktu 0.038 atau p<0.05 berarti ada pengaruh singkat9. variabel kelompok intevensi (diastole) Distribusi frekuensi responden terhadap penurunan tekanan darah. Untuk berdasarkan tingkat usia adalah sebagian melihat pengaruh variabel independen dan besar responden berusia 45-50 tahun yaitu variabel dependen maka dilakukan uji sebanyak 8 orang (57.15%) sedangkan Mann-Whitney. Hasil Uji perbandingan yang berusia 51-55 sebanyak 2 orang tekanan darah post test pada kelompok (21.45%) dan yang berusia 56-60 tahun intervensi dan kelompok kontrol (Mann- sebanyak 4 orang (28.6%). Whitney) dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masing-masing Tabel 7. Hasil Uji Perbandingan Tekanan sampel didapatkan bahwa perbedaan Darah Post Test pada Kelompok Intervensi umur mempengaruhi tekanan darah para dan Kelompok Kontrol (Mann-Whitney) sampel semakin tinggi umur sampel maka tekanan darahnya semakin tinggi dan Tekanan Intervensi Control P sebaliknya. Hal ini disebabkan karena Darah Post Test Post semakin bertambahnya usia maka Test elastisitas pembuluh darah semakin Mean 124.29 144.29 .002 berkurang dan terjdinya penyempitan Sistol pembuluh darah sehingga darah Mean 80 88.57 .030 memerlukan tekanan yang tinggi untuk Diastol mengalir ke seluruh tubuh. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan adalah sebanyak Setelah dilakukan Uji Mann- 7 orang atau 49.95% responden Whitney didapatkan p-value pada post test berpendidikan SD 7, 3 orang atau 21.45% (sistol) intervensi dan control sebesar berpendidkan SMP, dan 4 orang atau 0.002 atau p<0.05 berarti ada perbedaan 28.6% berpendidikan SMA. Berdasarkan yang sangat bermakna antara kelompok hasil pengukuran tekanan darah pada
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _42
masing-masing sampel menunjukkan dapat berupa hipertensi atau penyakit bahwa pendidikan tidak mempengaruhi maag. tekanan darah para sampel. Hubungan antara stress dan Distribusi frekuensi responden hipertensi primer diduga oleh aktivitas berdasarkan pekerjaan adalah sebanyak 7 saraf simpatis (melalui cathecholamin orang atau 50% bekerja sebagai IRT dan 7 maupun renin yang disebabkan oleh orang atau 50% bekerja sebagai pengaruh cathecolamin) yang dapat wirausaha. meningkatkan tekanan darah yang Berdasarkan hasil penelitian intermittent. Apabila stress menjadi menunjukkan bahwa beberapa responden berkepanjangan dapat berakibat tekanan pada kelompok kontrol tidak mengalami darah menetap tinggi. penurunan tekanan darah, baik tekanan Pengaruh asupan garam terhadap darah sistol maupun tekanan darah timbulnya hipertensi terjadi melalui diastole. Hal ini terjadi karena pada peningkatan volume plasma, curah jantung kelompok kontrol tidak diberikan intervensi GFR (glomerula filtrat rate) meningkat. terapi tertawa. Dimana pengukuran Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan dilakukan selama 2 kali yakni pengukuran kelebihan ekskresi garam (pressure pertama dan pengukuran terakhir setelah natriuresis) sehingga kembali kepada diberikan intervensi selama 7 hari berturut- keadaan hemodinamik yang normal. Pada turut. Tidak semua responden mengalami penderita hipertensi, mekanisme ini penurunan tekanan darah pada kelompok terganggu dimana pressure natriuresis kontrol hanya ada dua responden yang PHQJDODPL ³UHVHW´ GDQ GLEXWXKNDQ WHNDQDQ mengalami penurunan tekanan darah yaitu yang lebih tinggi untuk mengeksresikan Ny.N dan Ny.I hal ini dakarenakan Ny.N natrium, disamping adanya faktor lain yang dan Ny.I mengatur pola makannya. Dan berpengaruh (Majid, 2005). Ketika ada satu responden yang mengalami mengkonsumsi garam bisa terjadi peningkatan tekanan darah yaitu Ny.S hal peningkatan tekanan pada pembuluh ini dikarenakan berdasarkan observasi darah sehingga tekanan darah menjadi peneliti Ny.S memiliki banyak pikiran dan tinggi ini karena ginjal yang bertugas untuk terkadang tidak mengontrol pola mengolah garam akan menahan cairan makanannya. lebih banyak daripada yang seharusnya di Stress adalah suatu kondisi yang dalam tubuh. Banyaknya cairan yang disebabkan oleh adanya interaksi antara tertahan menyebabkan peningkatan pada individu dengan lingkungannya yang volume darah seseorang atau dengan kata mendorong seseorang untuk lain pembuluh darah membawa lebih mempersepsikan adanya perbedaan banyak cairan. Beban ekstra yang dibawa antara tuntutan situasi dan sumber daya oleh pembuluh darah inilah yang (biologi, psikologi, sosial) yang ada pada menyebabkan pembuluh darah bekerja diri seseorang. Menurut Sulalit 30, stress ekstra yakni adanya peningkatan tekanan adalah suatu keadaan mental yang darah31. nampak sebagai kegelisahan, Tekanan darah para sampel kekhawatiran, tensi tinggi, keasyikan yang penelitian pre test pada kelompok kontrol abnormal dengan suatu dorongan atau diketahui memiliki nilai tertinggi 160/90 sebab dari lingkungan yang tidak mmHg dan nilai terendah 130/100 mmHg menyenangkan. Peningkatan tekanan dengan rata-rata tekanan darah pre test darah lebih besar pada individu yang pada sistol 145.71 dan pada diastole 90. mempunyai kecenderungan stress Sedangkan hasil pengukuran tekanan emosional yang tinggi. Stress atau darah post test pada kelompok kontrol ketegangan jiwa dapat merangsang memiliki nilai tertinggi 150/90 mmHg dan kelenjar anak ginjal melepaskan hormon terendah 130/100mmHg dengan rata-rata adrenalin dan memacu jantung berdenyut tekanan darah post test pada sistol 144.29 lebih cepat serta lebih kuat, sehingga dan pada diastole 88.57. tekanan darah meningkat. Jika stress Selanjutnya untuk mengetahui hasil berlangsung lebih lama, tubuh akan perbandingan antara pre test dan post test berusaha mengadakan penyesuaian pada kelompok kontrol dilakukan uji wilcoxon sehingga timbul kelainan organis atau Signed Ranks Test untuk tekanan darah perubahan patologis. Gejala yang muncul sistol dan diastole. Hasil uji wilcoxon Signed Ranks Test untuk tekanan
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _43
darah sistol didapatkan p value = 0.564 untuk tekanan darah diastole post test atau p>0.05 artinya tidak ada pengaruh antara kelompok intervensi dan kelompok signifikan terhadap penurunan tekanan kontrol didapatkan nilai p=0.030 atau darah sistol pada kelompok kontrol. p<0.05 artinya ada pengaruh signifikan Selajutnya untuk uji wilcoxon Signed kelompok intervensi terhadap penurunan Ranks Test untuk tekanan darah diastol tekanan darah diastole atau terapi tertawa didapatkan p value = 0.317 atau p>0.05 berpengaruh terhadap penurunan tekanan artinya tidak ada pengaruh signifikan darah. terhadap penurunan tekanan darah diastol Hal ini sesuai dengan penelitian pada kelompok kontrol. yang dilakukan oleh Petrus Kanisius Siga Sedangkan tekanan darah para Tage yang berjudul Pengaruh Terapi sampel penelitian pre test pada kelompok Tertawa Terhadap Perubahan Tekanan intervensi diketahui memiliki nilai tertinggi Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi 170/80 mmHg dan nilai terendah 140/100 Sistolik Terisolasi Di Panti Budi Agung mmHg dengan rata-rata tekanan darah pre Kupang. Dengan menggunakan desain test pada sistol 148.57 dan pada diastole Quasy-Experiment dengan rancangan one 90. Sedangkan hasil pengukuran tekanan group design pre-test and post-test design, darah post test pada kelompok intervensi penelitian ini dilakukan pada tahun 2014, memiliki nilai tertinggi 130/90 mmHg dan dimana hasil penelitian menunjukkan ada terendah 120/70mmHg dengan rata-rata pengaruh terapi tertawa terhadap tekanan darah post test pada sistol 124.29 penurunan tekanan darah yang dan pada diastole 80. dilaksanakan selama 3 minggu dengan Hasil penelitian menunjukkan jumlahnya 2 kali seminggu yaitu di hari bahwa semua responden pada kelompok Selasa dan Jumat. intervensi mengalami penurunan tekanan Terapi tertawa yang dapat darah selama diberikan intervensi terapi merelaksasi tubuh yang bertujuan tertawa selama 7 hari berturut-turut. melepaskan endorphin ke dalam pembuluh Selanjutnya untuk mengetahui hasil darah sehingga apabila terjadi relaksasi perbandingan antara tekanan darah pre maka pembuluh darah dapat mengalami test dan post test pada kelompok vasodilatasi sehingga tekanan darah dapat intervensi dilakukan Uji Wilcoxon Signed turun11. Ranks Test untuk tekanan darah sistol dan Hasil penelitian ini sesuai dengan teori diastole. Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks pengembangan Haruyama Shigeo dimana Test untuk tekanan darah sistol didapatkan bahwa dengan berelaksasi yang bisa p value = 0.017 atau p<0.05 artinya ada didapatkan melalui meditasi dan tertawa pengaruh signifikan terhadap penurunan tubuh akan melepaskan hormone tekanan darah sistol pada kelompok endorphin yang dapat membantu intervensi. Dan untuk hasil Uji Wilcoxon menurunkan tekanan darah32. Signed Ranks Test untuk tekanan darah Selain itu ketika tertawa otak diastole didapatkan p value = 0.038 atau merangsang pengeluaran beberapa p<0.05 artinya ada pengaruh signifikan hormon positif bagi tubuh yaitu, Adrenalin atau perbedaan bermakna terhadap dan noradrenalin yang merupakan zat penurunan tekanan darah diastole pada yang menciptakan perasaan sejahtera kelompok intervensi. dengan menghilangkan stress (stress Untuk mengetahui hasil uji merupakan factor penting yang memicu perbandingan antara kelompok kontrol dan peningkatan tekanan darah). kelompok intervensi setelah diberikan Catecholamine, yang merupakan zat yang terapi tertawa selama 7 hari berturut-turut dapat melancarkan aliran darah. (post test) maka dilakukan uji Mann- Endorphine, Seratoni, Melatonin yang Whitney Test. Hasil Uji Mann-Whitney Test merupakan zat yang memberikan efek untuk tekanan darah sistol post test antara menenangkan yang ada dalam tubuh kelompok intervensi dan kelompok kontrol manusia. didapatkan nilai p=0.002 atau p<0.05 Jadi, ketika terapi tertawa artinya ada pengaruh signifikan kelompok diberikan kepada kelompok eksperimen intervensi terhadap penurunan tekanan sebagai stimulus untuk merangsang darah sistol atau terapi tertawa timbulnya tawa, maka serangkaian berpengaruh terhadap penurunan tekanan mekanisme akan terjadi di dalam tubuh darah. Selanjutnya hasil uji Mann-Whitney yang menyebabkan terjadinya perubahan
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _44
tekanan darah setelah diberikan terapi kemanfaatan yang ada didalamnya, tertawa. asalakan dikemas dengan sesuatu yang Dalam Ilmu psikologi tertawa tidak lebih baik, mengingat terapi tawa dikemas hanya sekedar membuat perasaan dengan yoga dan didasari akan jiwa yang gembira, lebih lega, dan bahagia. Lebih bersih dan juga dengan semangat sosial dari itu, tertawa dikatakan mempunyai yang tinggi. manfaat yang besar terhadap kesehatan Selain faktor tersebut, peneliti yang dapat dijadikan terapi alternatif untuk meyakini ada faktor lain yang turut menyembuhkan berbagai penyakit baik mempengaruhi penurunan tekanan darah fisik maupun mental yang kemudian lebih responden. Pertama keadaan psikis dikenal dengan istilah terapi tawa. responden selama terapi dimana Manfaat-manfaat tersebut seperti anti responden mengungkapkan bahwa stres, sebagai latihan aerobik terbaik, responden pasien merasa senang dengan kecemasan, mengatasi tekanan darah terapi yang diberikan oleh peneliti dan tinggi. internal, membuat tampak lebih menganggap ini hal yang baru sehingga muda, mempererat hubungan responden menjadi antusias ketika interpersonal, memperlancar aliran responden menjadi senang dan antusias oksigen, menurunkan tekanan darah, maka terapi dapat berjalan maksimal dan meningkatkan sistem imun tubuh. keadaan rileks bisa tercapai. Banyaknya manfaat dari terapi tawa ini Kedua adalah keadaan responden sebenarnya mengingat bahwa tertawa dalam lingkungannya dimana hubungan dalam Al-Quran surah An-Najm: 43 responden dengan tetangga-tengganya dikatakan sebagai sebuah anugerah dari sangat baik, aktivitas hariannya ini Allah pada manusia. berpengaruh ketika selesai waktu terapi responden pulang ke rumahnya tetap merasa senang dan bahagia. Fisiologi Tekanan darah berarti Terjemahnya : daya yang dihasilkan oleh darah terhadap ³ GDQ bahwasanya Dialah yang setiap satuan luas dinding pembuluh darah PHQMDGLNDQ RUDQJ WHUWDZD GDQ PHQDQJLV´ yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa. Tekanan darah Segala anugerah yang telah Allah merupakan faktor yang amat penting pada berikan kepada hambanya pasti sistem sirkulasi. Peningkatan atau mempunyai fungsi dan manfaat yang lebih penurunan tekanan darah akan dari sekedar yang diketahui oleh manusia. mempengaruhi homeostasis di dalam Adanya terapi tawa ini adalah untuk tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan mamaksimalkan manfaat-manfaat yang untuk daya dorong mengalirnya darah di terdapat dalam tawa manusia yang dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem notabene merupakan anugerah dari yang vena, sehingga terbentuklah suatu aliran Maha Kuasa. Terapi tawa sekaligus darah yang menetap. menjadi bukti dari ayat al-Quran yang Tekanan darah diatur melalui menempatkan tertawa sebagai hal yang beberapa mekanisme fisiologis untuk positif. menjamin aliran darah ke jaringan yang Dasar-dasar teori dalam psikologi memadai. Tekanan darah ditentukan oleh tersebut setidaknya yang menjadi curah jantung (cardiac output, CO) dan pendukung dari tertawa yang ada dalam resistensi pembuluh darah terhadap darah. beberapa ayat al-Quran. Bahkan dengan Curah jantung adalah volume darah yang adanya dasar teori tersebut, psikologi dipompa melalui jantung per menit, yaitu berusaha lebih untuk memaksimalkan isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju potensi tertawa yang telah dianugerahkan denyut jantung (heart rate, HR). Resistensi Allah kepada manusia sebagaimana QS. diproduksi terutama di arteriol dan dikenal An-Najm: 43. Tertawa akan menjadi baik sebagai resistensi vaskular sistemik. bila dilakukan atas dasar yang baik. Resistensi merupakan hambatan aliran Tertawa akan menjadi buruk bila dilakukan darah dalam pembuluh, resistensi atas dasar yang buruk pula. Apalagi bergantung pada tiga faktor, yaitu sebagaimana yang dilakukan oleh terapi viskositas (kekentalan) darah, panjang tawa menjadi bukti bahwasanya tertawa pembuluh, dan jari-jari pembuluh. mempunyai banyak sekali kebaikan dan
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _45
Isi sekuncup jantung dipengaruhi yang akan meningkatkan tekanan oleh tekanan pengisian ( preload), arteri.Vasopressin, Disebut juga hormon kekuatan yang dihasilkan oleh otot jantung, antidiuretik karena vasopressin memiliki dan tekanan yang harus dilawan oleh fungsi utama meningkatkan reabsorbsi air jantung saat memompa (afterload). dari tubulus renal kembali ke dalam darah, Normalnya, afterload berhubungan dengan dan karena itu akan membantu mengatur tekanan aorta untuk ventrikel kiri, dan volume cairan tubuh. Vasopressin lebih tekanan arteri untuk ventrikel kanan. kuat daripada angiotensin II sebagai Afterload meningkat bila tekanan darah vasokonstriktor, sehingga menjadikannya meningkat, atau bila terdapat stenosis salah satu zat vasokonstriktor terkuat (penyempitan) katup arteri keluar. tubuh. Peningkatan afterload akan menurunkan Zat Vasodilator : Bradikinin, curah jantung jika kekuatan jantung tidak Bradikinin menyebabkan dilatasi kuat meningkat. Baik laju denyut jantung arteriol dan peningkatan permeabilitas maupun pembentukan kekuatan, diatur kapiler. Histamin, Histamin memiliki efek oleh sistem saraf otonom (SSO/autonomic vasodilator kuat terhadap arteriol dan nervous system, ANS) seperti bradikinin, memiliki kemampuan Pengaturan sirkulasi secara untuk meningkatkan permeabilitas kapiler humoral berarti pengaturan oleh zat-zat dengan hebat, sehingga timbul kebocoran yang disekresi atau yang diabsorbsi ke cairan dan protein plasma ke dalam dalam cairan tubuh seperti hormon dan jaringan. ion. Beberapa zat ini dibentuk oleh kelenjar Analisis data kualitatif dilakukan khusus dan dibawa di dalam darah ke terhadap data yang diperoleh seluruh tubuh. Zat lainnya dibentuk di menunjukkan ada beberapa pengalaman daerah jaringan setempat dan hanya psikosiologis yang dirasakan oleh peserta menimbulkan pengaruh sirkulasi setempat. selama mengikuti proses terapi tawa yaitu Faktor -faktor humoral terpenting yang tubuh menjadi berkeringat, sedikit lelah memengaruhi fungsi sirkulasi di antaranya dan pegal. Kondisi ini memberikan adalah Zat Vasokonstriktor, Norepinefrin perasaan segar, sehat, dan bugar, serta dan Epinefrin. Norepinefrin merupakan tubuh terasa lebih ringan pada saat hormon vasokonstriktor yang amat kuat digerakkan. Responden merasakan sedangkan epinefrin tidak begitu kuat. tidurnya menjadi lebih lelap. Ketika sistem saraf simpatis dirangsang di Jika dilihat dari aspek kognitif, sebagian besar atau seluruh tubuh selama sebagian peserta melaporkan bahwa mereka terjadi stres atau olahraga, ujung saraf menjadi lebih dapat berkonsentrasi simpatis pada masing-masing jaringan setelahmelakukan kegiatan terapi tawa. Hal akan melepaskan norepinefrin yang ini peserta rasakan karena perasaan merangsang jantung dan mengkonstriksi segarbyang mengiringi setelah mengikuti vena serta arteriol. Selain itu, saraf kegiatan tawa. Pengalaman kognitif lainnya simpatis untuk medula adrenal juga yang dilaporkan peserta adalah kegiatan menyebabkan kelenjar ini menyekresi terapi tawa ini mampu membuat norepinefrin dan epinefrin ke dalam darah. pesertamelupakan dan teralihkan sejenak Hormon-hormon tersebut kemudian dari permasalahan di rumah. Selain bersirkulasi ke seluruh tubuh dan pengalaman di atas, subjek menyebabkan efek perangsangan yang mengemukakan bahwa ada emosi positif hampir sama dengan perangsangan yang dirasakan baik pada saat maupun simpatis langsung terhadap sirkulasi setelah mengikuti kegiatan. Perasaan dengan efek tidak langsung di dalam darah tersebut adalah senang dan gembir. yang bersirkulasi15. Selama proses terapi tawa, subjek terlihat Angiotensin II, Pengaruh bercanda dengan subjek lain di dalam angiotensin II adalah untuk mengkonstriksi kelompoknya. Jenis tawa stimulus yang arteri kecil dengan kuat, yang dapat sangat disukai oleh peserta adalah jenis tawa mengurangi aliran darah di suatu area yang melibatkan interaksi gerakan antar jaringan yang terisolasi. Kepentingan nyata peserta seperti. Secara spesifik, mereka dari angiotensin II adalah bahwa mengatakan lebih bersemangat untuk angiotensin secara normal bekerja secara bermain bersama anak dan dapat lebih bersamaan pada banyak arteriol tubuh banyak tersenyum, lebih suka menyapa untuk meningkatkan tahanan perifer total tetangga yang tinggal di sekitar
_ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _46
rumahmereka. Rasa senang ini Dari hasil penelitian yang dilakukan di mendorong subjek penelitian melakukan Puskesmas Jagong Kecamatan sendiri terapi tawa ini di luar sesi Pangkajene Kabupaten Pangkep ini penelitian. Hal ini dilakukannya dengan didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan menghadap cermin atau melakukan tekanan darah sistolik yang bermakna bersama-sama teman di lingkungan setelah dilakukan intervensi terapi tertawa. rumah. Dengan demikian, tawa meningkatkan Dari hasil penelitian yang kapasitas vital dan oksidasi paru. Nafas dilakukan di Puskesmas Jagong kuat juga ikut melatih otot jantung dan Kecamatan Pangkajene Kabupaten memperbaiki sirkulasi darah serta Pangkep ini didapatkan hasil bahwa terjadi mempercepat aliran oksigen dan nutrisi, penurunan tekanan darah sistolik yang artinya dengan bernafas kuat, kontraksi bermakna setelah dilakukan intervensi otot jantung akan lebih terlatih dalam hal terapi tertawa. penurunan darah sistolik ini irama ritmik otomatisnya, sehingga aliran sesuai dengan beberapa teori yang ada, darah menjadi lebih baik. darah dalam dan peneliti juga meyakini bahwa ada pembulu akan lebih cepat mengangkut pengaruh terapi tertawa terhadap oksigen dan nutrisi untuk memenuhi penurunan tekanan darah hal ini kebutuhannya ke seluruh tubuh serta dikarenakan ketika tertawa terjadi memperbaiki fungsi nutrisi sirkulasi tubuh kombinasi tarikan dan hembusan nafas sehingga dengan tertawa dapat yang panjang, yang memberikan menurunkan tekanan darah. pertukaran udara yang bagus. Pertukaran ini akan memperkaya darah dengan oksigen serta membersihkan organ SARAN respirasi. Dengan demikian tawa meningkatgkan kapasitas vital dan oksidasi 1. Bagi responden paru. Nafas kuat juga ikut melatih otot Memberikan wawasan mengenai jantung dan memperbaiki sirkulasi darah pengaruh terapi tertawa terhadap serta mempercepat aliran oksigen dan penurunan tekanan darah terhadap nutrisi, artinya dengan bernafas kuat, pasien hipertensi dengan demikian kontraksi otot jantung akan lebih terlatih dapat diaplikasikan. dalam hal irama ritmik otomatisnya, sehingga aliran darah menjadi lebih baik. 2. Bagi peneliti darah dalam pembulu akan lebih cepat Memberikan pengalaman dalam mengangkut oksigen dan nutrisi untuk bidang penelitian serta menambah memenuhi kebutuhannya ke seluruh tubuh pengetahuan dan wawasan serta memperbaiki fungsi nutrisi sirkulasi mengenai efektivitas pemberian tubuh sehingga dengan tertawa dapat terapi tertawa terhadap penurunan menurunkan tekanan darah. tekanan darah terhadap pasien Tertawa dapat membantu hipertensi. membentuk pola pikir positif sehingga seseorang akan berpikir dengan cara yang 3. Bagi pelayanan kesehatan lebih postif. Tertawa merupakan cara yang Memberikan masukan bagi paling baik dan paling ekonomis dalam pelayanan kesehatan khususnya melawan kecemasan. Tertawa akan bagi lahan penelitian terkait untuk merelakskan otot-otot yang tegang. dapat memberikan manfaat terapi Tertawa juga melebarkan pembuluh darah tertawa terhadap penurunan tekanan sehingga memperlancar aliran darah ke darah. seluruh tubuh. Selain itu, tertawa juga berperan dalam menurunkan kadar 4. Bagi pendidikan hormon stres epineprine dan kortisol. Jadi, bisa dikatakan bahwa tertawa merupakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat meditasi dinamis atau teknik relaksasi memberikan pengetahuan dan yang dinamis dalam waktu singkat. menambah referensi bagi pendidikan mengenai efektivitas terapi tertawa KESIMPULAN terhadap penurunan tekanan darah terhadap pasien hipertensi
BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni 2018 _47
10. Akemat & Keliat,B. A, DAFTAR PUSTAKA 2006. Keperawatan Jiwa Terapi 1. Dinkesjatengprov. 2012. Aktivitas Departemen Kesehatan Republik Kelompok. Jakarta : ECG. Indonesia kota Semarang : Jakarta. 11. Nursalam. 2008. Konsep dan Diakses tanggal 7 Penerapan Metedologi Penelitian januari 2014 dari Ilmu Keperawatan Pedoman http://www.depkes.go.id/download/ Skripsi, Tesis, publi dan Instrument Penelitian kasi/profil%20kesehatan%20Indone Keperawatan. Jakarta : Salemba sia %202008.pdf Medika. 2. Hardi, Amin. Aplikasi Asuhan 12. Kataria, M. Laugh For No Keperawatan berdasarka Diagnosa Reason Medis & Nanda NIC-NOC. (Terapi Tawa). Jakarta: PT Jogjakarta: Gramedia Mediaction Jogja. 2015. Pustaka Utama. 2004. 3. Udjianti, WJ. 13. Prasetyo, A.R & Harlina Keperawatan Nurtjahjanti. Kardiovaskuler. Jakarta: ³3HQJDUXK Penerapan Terapi Salemba Tawa Medika. 2010. Terhadap Penurunan Tingkat 4. Tyas, Kusuma Dewi. Stres Gambaran .HUMD SDGD 3HJDZDL .HUHWD $SL´ Pengetahuan Warga Tentang Jurnal psikologi Undip. Vol 11 No 1. Hipertensi di RW 02 Sukarasa 2012. Kecamatan Sukasari. 14. Andol. Terapi Tertawa. 2009. Skripsi. Diakses pada tanggal 15 agustus Universitas Pendidikan 2016 dari http://m.epochtimes.co.id. Indonesia. 15. Susalit, E. Buku Ajar Ilmu Penyakit 2013. Dalam Jilid II. Edisi Ketiga. Jakarta: 5. Riskesdas . 2013. Riset Kesehatan Balai Penerbit FK -UI. 2001. Dasar 2013. Diakses tanggal 22 16. Yundini. Faktor Risiko juni Hipertensi, 2014 dari Warta Pengendalian depkes.go.id/downloads/riskesdas2 Penyakit Tidak 013 Menular. Jakarta. 2006. /Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. 17. Haruyama. S. The 6. Sudoyo, et al. Buku Ajar Ilmu Miracle Of Penyakit Dalam Jilid II Ed Ke-5. Endorphine. Jakarta: Qanita Jakarta: InternaPublishing 2009. (Mizan 7. Darmodjo dan Martono. Buku Ajar Grup). 2011. Geriatri, Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2004. 8. Tarigan. 2009. Sehat dengan terapi tertawa. Diakses pada tanggal 12 oktober 2014 darihttp://www.media Indonesia.com/mediahidupsehat/in dex. php/read/2009/06/25/1325/13/sehat -dengan-Terapi-Tertawa 9. Hidayat, A.Azis Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan _ BIMIKI | Volume 6 No 1 | | Januari ± Juni dan Teknik Analisis Data. Jakarta: 2018 Salemba Medika.
PENGARUH TEKNIK DISTRAKSI VISUALTERHADAP TINGKAT NYERI ANAK SAAT PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO (AutoRecovered)