Siti Khoiru Ni'Mah - 210101151p - Skripsi Ok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 132

HUBUNGAN DUKUNGAN KADER DAN KELUARGA

DENGAN PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU


PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM)
DI PUSKESMAS MARGOJADI
DESA MARGO MULYO

SKRIPSI

OLEH:
SITI KHOIRUN NI’MAH
NPM: 210101151P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023

1
HUBUNGAN DUKUNGAN KADER DAN KELUARGA
DENGAN PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU
PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM)
DI PUSKESMAS MARGOJADI
DESA MARGO MULYO

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :

SITI KHOIRUN NI’MAH


NPM: 210101151P

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2023

2
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Skripsi, Februari 2023

Siti Khoirun Ni’mah

HUBUNGAN KADER DAN KELUARGA DENGAN


PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT
TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI PUSKESMAS MARGOJADI
DESA MAROMULYO

XII + 73 Halam + 16 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran

ABSTRAK

Semakin meningkatnya penyakit degeneratif di lingkungan masyarakat


karena kurangnya kesadaran upaya pencegahan, hal ini didukung kurangnya
motifasi masyarakat untuk brerkunjung ke Pos Pembinaan Penyakit Tidak
Menular (POSBINDU PTM). Kondisi tersbut Sangat dimungkinkan adanya
dukungan kader dan keluarga untuk meningkatkan pemanfaatan POSBINDU
PTM.
Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui distribusi
frekuensi hubungan dukungan kader dan keluarga dengan pemanfaatan posbindu
PTM di puskesmas margojadi desa margomulyotahun 2022. Metode penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif cross sectional. pada penelitian ini menggunakan
analisa Chi Square Test dengan subjek dari peneliti yaitu seluruh warga desa
margomulyo dengan usia produktif yaitu 15-59 tahun yang berjumlah 270
responden.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwasanya ada
hubungan dukungan kader dan keluarga dengan pemanfaatan posbindu PTM di
puskesmas margojadi desa margomulyo. Dengan inii harapkan masyarakat untuk
benar-benar memanfaatkan posbindu PTM sebagai fasilitas kesehatan terkecil
dalam masyarakat untuk mencegah meningkatnya angka kejadian penyakit tidak
menular.

Kata kunci : Kader, Keluarga dan Posbindu PTM


Kepustakaan : 22 (2015-2020)

3
AISYAH UNIVERSITY OF PRINGSEWU
FACULTY OF HEALTH
BACHELOR OF NURSING SCINENCE STUDY PROGRAM

Thesis, February 2023

Siti khoirun Ni’mah

WITH THE ULTILIZATION OF INTEGRATED


COACHING POSTS NON-COMMUNICABLE DISEASE (POSBINDU
PTM) AT MARGOJADI PUSKESMAS
MARGOMULYO VILLAGE

XII + 73 Pages + 16 Tabel +2 Pictures + 7 Appendies

ABSTRACT

Increasing degenerative Diseases in the community due to lock of


awareness of prevention efforts, this is supported by the lack of community
motivation to visit the Non-Communicable Diasease Development Post
(POSBINDU PTM). In these conditions it is very possible to have the support of
cadres and fsamilies to increase the utilization of POSBINDU PTM.
This research aims to find out the frequency distribution of cardre support
and the correlation between family support and PTM Posbindu at the Margojadi
Public Health Center, especially in Margomulyo village, in 2022. Using a
quantitative apporoach, the analysis technique uses the Chi-Square Test. The
study subjects were all residents of Margomulyo village with productive ages,
namely 15-59 year, totaling 873 people.
Based on the results of this it can be concluded that there is a relationship
btween candres and there are especially families with the use of posbindu in the
working area of the Margojadi Health Center Margomulyo Village and it is hoped
that the community will really take advantage of Posbindu PTM as the smallest
health facility in the community to prevent it from increasing the incidence of non-
community diseases.

Keyword : Cadres, Families and Posbindu PTM


Literatur : 22 (2015-2020)

4
5
6
7
BIODATA PENULIS

Identitas Penulis :
1. Nama : Siti Khoirun Ni’mah
2. NIM : 210101151p
3. Tempat/Tanggal lahir : Lampung, 19 juli 1992
4. Agama : Islam
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Alamat : Desa Margomulyo Rt 006 Rw003
Kecamatan Mesuji Timur
Kabupaten Mesuji
7. No. HP : 0822 9911 1693
8. Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :
1. SD (2002-2008) : Mi Ma’arif 01 Patimuan Cilacap Jateng
2. SMP (2005-2008) : Mts Nurul Huda Patimuan Cilacap Jateng
3. SMA (2008-2011) : MAN Majenang Cilacap Jateng
4. DIII (2012-2015) : Akademi Keperawatan Dharma Wacana
Metro

Riwayat Pekerjaan :
1. Tahun 2015 s/d sekarang : Puskesmas Margojadi

8
MOTTO

“Ilmu adalah investasi berharga untuk masa depan”

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga”
(Hasan al-Bashri)

9
PERSEMBAHAN

Sekripsi ini kupersembahkan untuk :

Orang tua, suami tercinta, adik-adik ku tersayang, serta sahabat yang mendukung
dan membantu dalam proses pembelajaran.

Terimakasih
Kepada dosen pembimbing yang telah membantu membimbing dan mengarahkan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu membantu
dalam kelancaran studiku di Progaram Studi S-1 Keperawatan Fakultas
Kesehatan Aisyah Pringsewu Lampung.

10
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan HidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “HUBUNGAB
DUKUNGAN KADER DAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN POS
PEMBINAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARGOJADI DESA
MARGOMULYO”. dapat saya selesaikan. Penyelesaian proposal penelitian ini
juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
perkenankan penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada yang terhormat:
1. Sukarni, SST.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Pringsewu Lampung
2. Wisnu probo Wijayanto, S.kep., Ners., MAN selaku Rektor Universitas
Aisyah Pringsewu
3. Ikhwan Amirudin, S.Kep, Ners., M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu.
4. Rini Palupi, S.Kep, Ners., M.Kep selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
5. Dian Arif Wahyudi, S.Kep., Ns., MAN, selaku Pembimbing Skripsi
6. Wisnu Probo Wijayanto, S. Kep.,Ns., MAN, selaku Penjungi I
7. Sutrisno, S. Kep., Ns., MAN selaku Penguji II
8. Tarbi, A. Md. Kep, Selaku Kepala Puskesma Margojadi
9. Hariyadi, Selaku Kepala Desa Margomulyo
10. Semua pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini baik secara langsu
maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan, semoga proposal ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
penelitian.
Pringsewu, 2023

Penulis

11
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRAC........................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................      vi
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................     vii
BIODATA PENULIS.....................................................................................    viii
MOTTO...........................................................................................................      ix
MOTTO........................................................................................................... x
KATA PENGANTAR....................................................................................    viii
DAFTAR ISI...................................................................................................   xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................    xiv
DAGTAR TABEL..........................................................................................     xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................    xvi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
1. Tujuan Umum ................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
E. Ruang Lingkup .................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................   7


A. Tinjauan Teori......................................................................................   7
1. Tinjauan Umum Tentang Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (POSBINDU PTM)...............................................   7

12
a. Pengertian ..............................................................................   7
b. Tujuan, Sasaran dan Manfaat Posbindu PTM ........................   9
c. Langkah-Langkah Penyelenggaraan Posbindu PTM ............. 11
d. Surveilans Faktor Risiko PTM Berbasis Posbindu PTM ....... 13
e. Kegiatan Posbindu PTM ........................................................ 14
2. Sarana Pos Pembinnaan Terpadu Penyakit Tidak Menulat
( Posbindu PTM)............................................................................ 17
3. Tinjauan Umum Tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan....... 18
a. Pengertian dan Jenis Pelayanan Kesehatan ............................ 18
b. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ........................................ 19
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan ............................................................................... 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 31
C. Kerangka Teori .................................................................................... 33
D. Kerangka Konsep ................................................................................. 35
E. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 37


A. Jenis Penelitian .................................................................................... 37
B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 37
C. Rancangan Penelitian ........................................................................... 37
D. Subjek Penelitian ................................................................................. 38
a. Populasi.......................................................................................... 38
b. Sampel............................................................................................ 38
E. Vareabel Penelitian .............................................................................. 41
F. Difinisi Operasional ............................................................................. 41
G. Pengumpulan Data ............................................................................... 43
H. Pengelohan Data .................................................................................. 45
I. Analisa Data ......................................................................................... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................     48
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian...................................................     48
B. Hasil dan Analisis Penelitian................................................................     52

13
C. Pembahasan Penelitian.........................................................................     59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................     71
A. Kesimpulan...........................................................................................     71
B. Saran.....................................................................................................     72

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................   

LAMPIRAN-LAMPIRAN

14
DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman


Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 44
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 45

15
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 42


Tabel 4.1.1 Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2022 ............ 49
Tabel 4.1.2 Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2022 ............ 49
Tabel 4.1.3 Jumlah Ketenagaan Puskesmas Margojadi Tahun 2022 .............. 52
Tabel 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur .................. 52
Tabel 4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 53
Tabel 4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan terahir ................ 53
Tabel 4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 53
Tabel 4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ..................... 54
Tabel 4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Kader .................. 55
Tabel 4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan keluarga .............. 55
Tabel 4.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Posbindu PTM 56

Tabel 4.2.9 Hubungan Dukungan Kader Dengan Pemanfaatan Posbindu PTM

67
Tabel 4.2.10 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Posbindu PTM 58

16
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Pra Survei dari Universitas Aisyah Pringsewu


Lampiran 2. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Pra Survei dari Puskesmas
Margojadi Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Universitas Aisyah pringsewu
Lampiran 4. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian dari Puskesmas
Margojadi Kecamatan Mesuji Timur Kabupaten Mesuji
Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
Lampiran 7. Output SPSS
Lampiran 8. Kartu Bimbingan Skripsi

17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola penyakit saat ini banyak mengalami perubahan yang ditandai

dengan transisi epidemiologi. Diantaranya merupakan penyakit yang

didominasi oleh penyakit infeksi kemudian beralih pada penyakit tidak

menular (PTM). Data WHO menunjukkan bahwa 7 dari 10 Besar penyebab

kematian adalah Penyakit Tidak Menular yaitu sebanyak 44% dari seluruh

penyakit penyebab kematian didunia. Prediksi pada tahun 2030 akan terjadi

52 juta kematian setiap tahun yang diakibatkan penyakit tidak menular,

meningkat sebanyak 9 juta dari 38 juta pada saat ini. Di sisi lain, kematian

akibat infeksi penyakit seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya

akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16.5 juta jiwa pada tahun

2030 (Kementerian Kesehatan 2019).

Berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan

mencakup upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya. Komitmen

Negara dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM tercantum dalam

Undang-Undang RI No.36 Tahun 2019 Tentang Kesehatan pasal 158 ayat 1

yang menyatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat

melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan Penyakit

18

1
Tidak Menular beserta akibat yang ditimbulkan. Adapun dampak dari

Posbindu PTM menurut Riskesdas tahun 2018 mendapatkan data bahwa

penyakit tidak menular (stroke) menjadi penyebab kematian tertinggi di

Indonesia sebesar 15.4% disusul berikutnya dengan penyakit menular (TBC)

sebesar 7.5%.

Dalam upaya pengendalian penyakit tidak menular dibangun

berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang

peduli terhadap ancaman penyakit tidak menular melalui Pos Pembinaan

Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) (Kemenkes RI, 2019).

Melalui Posbindu PTM, dapat segera mungkin dilakukan pencegahan

faktor resiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat Indonesia

dapat dikendalikan (Kemenkes RI, 2019). Posbindu PTM merupakan bentuk

peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, Kegiatan Posbindu PTM

dapat dilakukan di lingkungan tempat tinggal dalam lingkup desa/kelurahan

ataupun fasilitas publik lainnya. Adapun tujuan dari penyelenggaraan

Posbindu PTM yaitu untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pencegahan dan penemuan dini faktor risiko penyakit tidak menular. Sasaran

Posbindu PTM yaitu, kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang

PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun keatas.

Penanggulangan PTM merupakan kombinasi upaya inisiatif

pemeliharaan mandiri oleh petugas, masyarakat, dan individu yang

bersangkutan serta kebijakan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

harus ditangkap secara cerdas selanjutnya diimplementasikan kepada

19
masyarakat secara intensif, mengingat banyaknya masyarakat yang belum

tahu tentang berbagai faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit,

terutama penyakit tidak menular.

Dalam pelaksanaan posbindu PTM terdapat factor pendukung yang

berhubungan dengan kunjungan, yaitu kader kesehatan dan keluarga. Kedua

faktor tersebut berpengaruh terhadap kunjungan pasien karena pelayanan

kader kesehatan yang baik dan professional akan membuat pasien merasa

senang dan nyaman untuk memeriksakan kesehatannya, tetapi tidak

menimbulkan kesadaran untuk berperilaku baik terhadap kunjungan

kepuskesmas. Sedangkan keluarga berfungsi sebagai system pendukung bagi

anggotanya. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan

dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informative yang

diberikan oleh anggota keluarganya.

Berdasarkan data prasurvey Puskesmas Margojadi Kabupaten Mesuji,

jumlah kunjungan Posbindu PTM pada tahun 2021 adalah 9847 dengan

sasaran 13.711 sehingga cakupannya sekitar 71,82% dan jumlah kunjungan

Posbindu PTM sampai dengan bulan maret pada tahun 2022 adalah

sebanyak 3296 dari sasaran 13.724 atau sekitar 24,02%. Dan data desa di

wilayah puskesmas Margojadi adalah sebagai berikut:

Dari data kunjungan posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas

Margojadi, Desa Margomulyo Merupakan Desa Yang Capain Posbindu

PTM masih rendah. sehingga masih belum tercapai dari target cakupan

20
yang terdapat pada Standar Pelayanan Minimum sebanyak 100% dari

sasaran.

Kondisi tersebut menarik bagi peneliti untuk meneliti hubungan

dukungan kader dan keluarga dengan pemanfaatan posbindu PTM di

desa margomulyo wilayah kerja Puskesma Margojadi Kecamatan Mesuji

Timur Kabupaten Mesuji, karena angka cakupan kunjungan pada

Posbindu PTM masih jauh dibawah target dari Standar Pelayanan

Minimum yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Apakah ada hubungan dukungan kader dan keluarga

dengan pemanfaatan posbindu PTM di puskesmas margojadi desa

margomulyo tahun 2022?”.

C. Tujuan penelitia

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan dukungan kader dan keluarga dengan

pemanfaatan posbindu PTM di puskesmas margojadi desa margomulyo

tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi dukungan kader di puskesmas margojadi

khususnya desa margomulyo tahun 2022.

b. Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga di puskesmas

margojadi desa margomulyo tahun 2022.

21
c. Diketahui distribusi frekuensi pemanfaatan posbindu PTM di

puskesmas margojadi desa margomulyo tahun 2022.

d. Diketahui hubungan dukungan kader pemanfaatan posbindu PTM di

puskesmas margojadi desa margomulyo tahun 2022.

e. Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan posbindu

PTM di puskesmas margojadi desa margomulyo tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teori

a. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan masukan dalam perkembanga Ilmu Pengetanuan

khususnya dalam ilmu Keperawatan dalam perencanaan program

peningkatan kesehatan. Sehingga diharapkan dapat memberikan wawasan

pengenai pentingnya pemanfaatan pobindu PTM. Dan bagi pihak pelaksana

dan pengelola pelayanan kesehatan agar dapat membertikan pelayanan

kesehatan yang efesien, memberikan informasi yang adekuat dan akurat.

2. Manfaat Aplikasi

a. Bagi Desa Margomulyo Wilayah Kerja Puskesmas Margojadi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi

tenaga kesehatan di Puskesmas Margojadi Kabupaten Mesuji untuk

lebih mengetahui tentang hubungan dukungan kader dan keluarga

dengan pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular

(Posbindu PTM) dalam menentukan kebijakan-kebijakan dan sebagai

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan agar dapat

22
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efesien, memberikan

informasi yang akuratpada masyarakat serta dapat meningkatkan

wawasan petugas kesehatan dalam pemanfaatan posbindu PTM.

b. Bagi Institusi Universitas Aisyah Pringsewu

Sebagai referensi dan sebagai bahan bacaan mahasiwa atau

mahasiswi di perpustakaan Universitas Aisyah Pringsewudan sebagai

bahan perbandingan dan penelitian lainnya mengenai hubungan

dukungan kader dan keluarga dengan pemanfaatan pos pembinaan

terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM), serta diharapkan

memberikan masukanatau tambahan informasi bagi profesi perawat

untuk meningkatkan perannya dalam pencegahan penyakit tidak

menular (PTM).

c. Bagi Penelti lain

Dengan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

pengembangan penelitian berikutnya untuk melanjutkan penelitian

dalam konteks yang berada dan leboh luas agar dapat mengembangkan

ilmu pengetahuan untuk tenaga kesejahteraan masyarakat.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang diigunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan desain penelitian cross sectional terhadap semua masyarakat

usia prroduktif di Puskesmas Margojadi khusus Desa Margamuly dengan

sampel 275 rsponden. . Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

23
kuesioner. Penelitian akan dilakukan pada bulan oktober sampai desember

2022 .

24
25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Posbindu PTM

a. Pengertian

Posbindu PTM adalah merupakan bentuk peran serta

masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak

lanjut dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan

berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangakan sebagai bentuk

kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak menular karena sebagian

besar faktor risiko penyakit tidak menular pada awalnya tidak

memberikan gejala (Kemenkes RI, 2019).

Kegiatan Posbindu bertujuan untuk meningkatkan

kewaspadaan dini masyarakat terhadap faktor risiko penyakit tidak

menular melalui pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam

deteksi dini, pemantauan faktor risiko dan tindak lanjut dini,

sehingga dampak yang fatal dari penyakit tidak menular dapat

dihindari. Sasaran kegiatan Posbindu PTM adalah kelompok

masyarakat yang sehat, berisiko dan penyandang penyakit tidak

menular berusia ≥15 tahun.

Kegiatan Posbindu PTM dapat dilakukan di lingkungan

tempat tinggal dalam lingkup desa/kelurahan ataupun fasilitas

publik lainnya seperti sekolah dan perguruan tinggi, tempat kerja,

7
26

tempat ibadah, pasar, tempat kos, terminal dan lain sebagainya.

Pelaksana kegiatan Posbindu PTM adalah kader kesehatan yang

sudah terbentuk atau kelompok orang dalam

organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia mengadakan

kegiatan Posbindu PTM yang dilatih secara khusus, dibina atau

difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko penyakit

tidak menular di masing- masing kelompok atau organisasi

tersebut berada.

Menurut Kemenkes RI (2019), klasifikasi Posbindu PTM adalah

sebagai berikut :

1) Posbindu PTM Dasar

Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor

risiko yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui

penggunaan instrumen atau formulir untuk mengidentifikasi

riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah

diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan,

lingkar perut, Indeks Massa Tubuh (IMT) , pemeriksaan

tekanan darah serta konseling.

2) Posbindu PTM Utama

Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan Posbindu PTM Dasar

ditambah dengan pemeriksaan gula darah, kolesterol total,

trigliserida, pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE),


27

konseling dan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat 14

(IVA) serta Clinical Breast Examination (CBE), pemeriksaan

kadar alkohol dalam darah dan tes amfetamin urin bagi

pengemudi, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih

(dokter, bidan, perawat kesehatan/ tenaga ahli teknologi

laboratorium medik/lainnya). Kemitraan dalam

penyelenggaraan Posbindu PTM perlu diadakan mulai pada

tatanan desa/kelurahan seperti bermitra dengan forum

desa/kelurahan siaga untuk mendapatkan dukungan dari

pemerintah daerah setempat. Selain itu kemitraan dengan pos

kesehatan desa/ kelurahan, industri, dan klinik swasta perlu

dijalin guna terlaksananya kegiatan dan pengembangan

Posbindu. Kemitraan dengan pihak swasta lebih baik

menggunakan pola kesetaraan, keterbukaan dan saling

menguntungkan melalui fasilitas puskesmas. Dukungan dapat

berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk

menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau

sarana pejalan kaki yang aman dan sehat serta ruang terbuka

hijau (Kemenkes RI, 2019).

b. Tujuan, Sasaran dan Manfaat Posbindu PTM

Adapun tujuan dari penyelenggaraan Posbindu PTM yaitu

untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan

penemuan dini faktor risiko penyakit tidak menular. Sasaran


28

Posbindu PTM yaitu, kelompok masyarakat sehat, berisiko dan

penyandang PTM atau orang dewasa yang berumur 15 tahun

keatas. Pada orang sehat agar faktor risiko tetap terjaga dalam

kondisi normal. Pada orang dengan faktor risiko adalah

mengembalikan kondisi berisiko ke kondisi normal. Pada orang

dengan penyandang penyakit tidak menular adalah mengendalikan

faktor risiko pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya

komplikasi penyakit tidak menular.

Beberapa manfaat dibentuknya Posbindu PTM antara lain


sebagi berikut :

a. Membudayakan gaya hidup sehat dengan berperilaku cek

kondisi kesehatan anda secara berkala, enyahkan asap rokok,

rajin aktifitas fisik, diet yang sehat dengan kalori seimbang,

istirahat yang cukup, kelola stres dalam lingkungan yang

kondusif di rutinitas kehidupannya.

b. Mawas diri yaitu faktor risiko penyakit tidak menular yang

kurang menimbulkan gejala secara bersamaan dapat terdeteksi

& terkendali secara dini.

c. Metodologis dan bermakna secara klinis yakni kegiatan dapat

dipertanggung jawabkan secara medis dan dilaksanakan oleh

kader khusus dan bertanggung jawab yang telah mengikuti

pelatihan metode deteksi dini atau edukator PTM.


29

d. Mudah dijangkau karena diselenggarakan di lingkungan tempat

tinggal masyarakat/ lingkungan tempat kerja dengan jadwal

waktu yang disepakati.

e. Murah karena dilakukan oleh masyarakat secara kolektif

dengan biaya yang disepakati/sesuai kemampuan masyarakat.

c. Langkah-Langkah Penyelenggaraan Posbindu PTM

1) Identifikasi Kelompok Potensial

Identifikasi merupakan kegiatan mencari, menemukan,

mencatat data mengenai kelompok-kelompok masyarakat

potensial yang merupakan sasaran atau subyek dalam

pengembangan Posbindu PTM (Kemenkes RI, 2019).

Identifikasi diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan

ketersediaan sumber daya, sehingga masyarakat dapat mandiri

dan kegiatan Posbindu dapat berlangsung secara

berkesinambungan. Kelompok potensial merupakan kelompok

orang yang secara rutin berkumpul untuk melakukan kegiatan

bersama, yaitu antara lain karang taruna, Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK)/dasawisma, pengajian,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi, klub

olah raga, koperasi dan kelompok masyarakat di tempat kerja,

perguruan tinggi, sekolah dan lain-lain. Identifikasi dilakukan

pada tingkat kabupaten sampai wilayah kerja puskesmas.


30

Informasi didapat dari kegiatan wawancara, pengamatan,

angket, partisipasi dan fokus diskusi kelompok terarah

(Kemenkes RI, 2019).

2) Sosialisasi dan Advokasi

Sosialisasi dan advokasi dilakukan kepada kelompok

potensial terpilih, mereka diberi informasi tentang besarnya

permasalahan PTM yang ada, dampaknya bagi masyarakat

dan dunia usaha, upaya pencegahan dan pengendalian serta

tujuan dan manfaat kegiatan deteksi dini dan pemantauan

faktor risiko PTM melalui Posbindu PTM. Kegiatan ini

dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar

diperoleh dukungan dan komitmen dalam menyelenggarakan

Posbindu PTM. Tindak lanjut dari advokasi adalah

kesepakatan bersama berupa penyelenggaraan kegiatan

Posbindu PTM (Kemenkes RI, 2019).

3) Pelatihan Petugas Pelaksana Posbindu PTM

Menurut Kemenkes RI (2019), pelatihan adalah kegiatan

memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor risiko, dampak

dan upaya yang diperlukan dalam pencegahan dan

pengendalian PTM, memberikan kemampuan dan

keterampilan dalam memantau faktor risiko PTM dan

melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.


31

Peserta pelatihan adalah calon kader pelaksana kegiatan

Posbindu PTM, setiap Posbindu PTM paling sedikit

mempunyai lima kader dengan kriteria mau dan mampu

melakukan kegiatan Posbindu PTM, dapat membaca dan

menulis dan lebih utama berpendidikan minimal SLTA atau

sederajat. Peserta pelatihan maksimal 30 orang agar pelatihan

berlangsung efektif, jadi maksimal ada enam Posbindu PTM

yang akan dilaksanakan oleh kader. Waktu pelaksanaan

pelatihan berlangsung selama 3 hari atau disesuaikan dengan

kondisi setempat dengan modul yang telah dipersiapkan.

d. Surveilans Faktor Risiko PTM Berbasis Posbindu PTM

Surveilans (surveillance) adalah pengamatan terus-menerus

terhadap suatu penyakit atau suatu kelompok masyarakat tertentu.

Surveilans digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perencanaan program

atau menilai keberhasilan program. Surveilans sering diidentikkan

dengan pemantauan atau monitoring, sehingga dapat dikatakan

bahwa surveilans adalah pemantauan terhadap suatu kejadian yang

terkait dengan perkembangan kesehatan masyarakat, khususnya

kejadian suatu penyakit di masyarakat yang juga disertai tindakan

lebih lanjut (Notoatmodjo, 2018).

Surveilans faktor risiko penyakit tidak menular berbasis

Posbindu adalah bentuk kegiatan menganalisis secara sistematis dan


32

terus-menerus terhadap faktor risiko penyakit tidak menular yang

berbasis Posbindu PTM agar dapat melakukan tindakan

penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses

pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi

epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan yang terkait

(Kemenkes RI, 2019).

Data faktor risiko penyakit tidak menular dan data terkait yang

diperoleh dari Posbindu PTM adalah data riwayat penyakit tidak

menular keluarga dan diri sendiri, faktor risiko penyakit tidak

menular dari hasil wawancara, faktor risiko penyakit tidak menular

dari hasil pengukuran dan pemeriksaan, konseling, data rujukan dan

saran.

e. Kegiatan posbindu PTM

Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:

1. Kegiatan penggalian informasi factor risiko dengan wawancara

sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta,

aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi

terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi

lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan

berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat

pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.


33

2. Kegiatan pengukuran berat badan, tingi badan, Indeks Massa Tubuh

(IMT), Lingkar Perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah

sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemaktubuh hanya

dapat dilakukan pada usia 10 tahunke atas. Untuk anak, pengukuran

tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan

atas.

3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1

tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan

sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurka 1 bulan sekali.

Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada

anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksan fungsi paru sederhana

sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.

4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu ehat paling sedikit

diselenggarakan 3 bulan sekali dan bagi yang telah mempunyai

faktor risiko PTM atau penyandang diabetes mellitus paling sedikit

1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh

tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan

lainnya).

5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigleserida, bagi

individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah

mempunyai factor resiko PTM 6 bulan sekali dan penderita

dyslipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali.

Untuk pemeriksaan Gula darah dan kolesterol darah dilakukan


34

oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok

masyarakat tersebut.

6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asma Asetat)

dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat,

setelah hasil IVA positif, namun bila hasil IVA negatif dilakukan

tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA

dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana

lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.

7. Kegiatan pemeriksaan kadar alcohol pernafasan dan tes amfemin

urin bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).

8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setaiap

pelaksanaan Posbidu PTM. Hal ini pentimg dilakukan karena

pemantauan factor resiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak

tahu cara mengendalikannya.

9. Kegiatan aktifitas fsisik atau olah raga bersama, sebaiknya tidak

hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun

perlu dilakukan rutin setiap minggu.

10. Kegiatan rujiuka ke fasilitas layanan kesehatan dasar wilayahnya

dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon

cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.


35

2. Sarana Posbindu PTM

Sarana dan peralatan yang diperlikan untuk menyelenggarakan

Posbindu PTM adalah sebagai berikut:

a) Untuk standar minimal lima set meja-kursi, pengukuran tinggi

badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan

tensimeter serta buku pintarkader tentang cara pengukuran tinggi

badan dan berat badan, pengukuran lingkar perut, alat ukur analisa

lemak tubuh dan pengukuran tekanan perut sederhana

(peakflometer) dan media bantu edukasi.

b) Sarana standar lengkap diperlukan alat ukur kadar gula darah, alat

ukur kadar kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar

pernafasan alcohol, tes amfetamin urin kit, dan IVA kit.

c) Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher Rahim (IVA) dibutuhkan

ruangan khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan

(Dokter ataupun Bidan di kelompok masyaraka/lembaga/institusi)

yang telah terlatih dan tersertifikat.

d) Untuk pelaksanaan pencatatan hasil pelaksanaan Posbindu PTM

diperlukan kartu menuju sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak

Menular (KMS FR-PTM) dan buku pencatatan.

e) Untuk mendukung kegiatan edukasi dan konseling diperlukan

media KIE (Komukasi, Informasi dan Edukasi) yang memadai,


36

seperti serial buku pintar kader, lembar balik, leaflet, brosur, model

makanan (food model) dan lasinnya.

3. Tinjauan Umum Tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

a. Pengertian dan Jenis Pelayanan Kesehatan

Pelayan kesehatan merupakan suatu usaha atau upaya untuk

mmebantu orang lain dalam mendapatkan pelayanan kesehatan

sehingga orang lain tersebut mendapatkan kepuasan dalam bidan

kesehatan. Oleh karena itu setiap proses untuk memenuhi

kebutuhan orang lain si bidang kesehatan bisa artikan sebagai

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan juga bisa di artikan

sebagai suatu konsep yang di terapkan untuk memberikan layanan

dengan jangka waktu yang lama dan terus dilakukan

kepad.masyarakat. (Miisbahudin, 2020)

Sementera pelayanan kesehatan menurut Kemenkes RI

2019 pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya untuk

menyelengarakan perorangan atau bersama-sama dalam organisasi

untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta

menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan

perorangan, kelompok, keluarga, dam ataupun pablik masyarakat.

Dari pengertian tersebut menjadi jelas bahwa pelayanan kesehatan

merupakan suatu proses meningkatkan mutu pelayanan kepada

masyarakat luas dalam usaha memulihkan kesehatan dan

mencegah berbagai penyakit. (Misbahudin, 2020)


37

b. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan atau perilaku

penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan menyangkut

upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan

atau kecelakaan. Tindakan tersebut berupa mencari pengobatan ke

fasilitas-fasilitas pengobatan modern yang diadakan oleh

pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta yang

dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah

sakit (Notoatmodjo, 2018).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Kesehatan

Berdasarkan model sistem kesehatan (health system model )

yang berupa model kepercayaan kesehatan yang dikemukakan

Anderson (1974) yang dikutip dalam Soekidjo (2017) faktor-faktor

yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan dibagi

menjadi :

1) Karakteristik Predisposisi (predisposising characteristics)

Kecenderungan individu untuk mempergunakan pelayanan

kesehatan ditentukan oleh serangkaian variabel-variabel karena

adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam 3

kelompok :

a) Ciri-ciri demografi

1. Umur
38

Menurut Greeen (1980), umur merupakan salah satu

karakteristik individu yang dapat mempermudah atau

mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Melalui

perjalanan umurnya yang semakain dewasa, seseorang

akan melakukan adaptasi perilaku hidupnya terhadap

lingkungannya disamping secara alamiah, juga

berkembang perilaku yang sifatnya naluriah (Budioro,

1998). Sedangkan, menurut Elizabeth B.Hurlock

(2004), masa dewasa dimulai umur 18 tahun. Pada

masa ini seseorang mengalami perubahan dalam

menentukan pola hidup baru, tanggung jawab baru

dan komitmen-komitmen baru termasuk dalam

menentukan memanfaatkan atau tidak memanfaatkan

pelayanan kesehatan apabila sedang sakit.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan variabel penting karena

distribusi beberapa penyakit bervariasi menurut jenis

kelamin. Alasan lain bagi penentuan jenis kelamin

adalah untuk menetukan jenis kelamin pengambil

keputuasan dalam rumah tangga (F.J Bennet, 1987).

Sedangkan menurut Bart Smet (1994), wanita lebih

banyak melaporkan adanya gejala penyakit dan


39

berkonsultasi dengan dokter lebih sering daripada laki

– laki.

b) Struktur sosial

1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dan pengetahuan yang kurang,

membutuhkan lebih banyak perhatian khusus.

Karena latar belakang pendidikan akan

mempengaruhi apa yang akan dilakukan dan

bagaimana tindakannya, pendidikan adalah proses

seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam

masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni

orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang

terpilih dan terkontrol, sehingga dia dapat

memperoleh atau mengalami perkembangan

kemampuan sosial dan kemampuan individu yang

optimal.

2. Pekerjaan
Masyarakat yang berpenghasilan rendah dan

berpendidikan formal rendah yang menimbulkan sikap

masa bodoh dan pengingkaran serta rasa takut yang

tidak mendasar.
40

3. Kesukuan atau Ras


penyakit atau gejala yang sama bisa ditafsirkan sangat

berbeda oleh dua pasien yang berasal dari budaya

yang berbeda. Hal ini juga akan mempengaruhi

perilaku mereka serta jenis perawatan yang dicari.

Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan sosial

dari individu atau keluarga di dalam masyarakat.

Individu yang berbeda tingkat pendidikan, pekerjaan

dan kesukuan atau ras mempunyai kecenderungan

yang tidak sama dalam mengerti dan berinteraksi

terhadap kesehatan mereka. Orang-orang dengan latar

belakang struktur sosial yang berbeda akan

menggunakan pelayanan kesehatan dengan cara yang

tertentu pula (Notoatmodjo, 2018).

c) Manfaat-manfaat kesehatan

Yang dimaksud seperti keyakinan bahwa pelayanan

kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit.

Apabila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit-

penyakit yang dianggap gawat, ia akan melakukan suatu

tindakan tertentu. Tindakan ini akan tergantung pada

manfaat yang dirasakan yang ditemukan dalam mengambil

tindakan tersebut. Selanjutnya Anderson percaya bahwa :


41

1. Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan-

perbedaan karakteristik, mempunyai perbedaan tipe

dan frekuensi penyakit dan mempunyai perbedaan

pola penggunaan pelayanan kesehatan.

2. Setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial,

mempunyai perbedaan gaya hidup dan akhirnya

mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan

kesehatan.

3. Individu percaya adanya kemanjuran dalam

penggunaan pelayanan kesehatan.

2) Karakteristik Pendukung (enabling characteristic)

Karaktersitik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai

predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, ia tak

akan bertindak untuk menggunakannya kecuali bila ia mampu

menggunakannya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada

tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar.

3) Karakteristik Kebutuhan (need characteristics)

Faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk

mencari pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan apabila

itu dirasakan sebagai kebutuhan. Faktor tersebut menunjukkan

kebutuhan individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan

yang ditunjukkan oleh adanya kebutuhan karena alasan yang


42

sangat kuat yaitu penyakit yang dirasakan serta adanya jawaban

atas penyakit tersebut dengan cara mencari pelayanan

kesehatan. Dengan kata lain kebutuhan merupakan dasar dan

stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan

bilamana tingkat predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan

dapat dikategorikan dalam dua hal :

a) Penilaian individu (subject assesment): merupakan

keadaan kesehatan yang dirasakan oleh individu, besarnya

ketakutan tentang penyakitnya dan hebatnya rasa sakit

yang diderita.

b) Diagnosis klinis (clinical diagnosis): merupakan penilaian

beratnya penyakit oleh dokter yang merawatnya.

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka

penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat sering sulit

terdeteksi. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau

tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan

menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan

kesehatan yang layak (Notoatmodjo, 2018). Banyak faktor

yang memengaruhi demand pelayanan kesehatan

diantaranya yaitu :
43

1. Pengetahuan

Permintaan akan pelayanan kesehatan bergantung

dari pengetahuan mengenai apa yang ditawarkan

dalam pelayanan tersebut, bagaimana serta kapan

dan oleh siapa serta dengan biaya berapa.

Pengetahuan sendiri merupakan hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2018). Sebelum

seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu

terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku

tersebut bagi dirinya, termasuk dalam perilaku

pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,

2018 Secara garis besar, pengetahuan dibagi

kedalam enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu meteri yang

telah dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain


44

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, dan menyebutkan.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu


45

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan

untuk melakukan atau menghubungkan bagian-

bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Misalnya dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

2. Sikap dan pengalaman


Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek. Sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi


46

terhadap lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek. Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap sering

diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain

paling dekat. Seseorang memanfaatkan pelayanan

kesehatan bisa saja karena ia mempunyai pengalaman

serta sikap yang baik saat memanfaatkan pelayanan

kesehatan (Notoatmodjo, 2018).

3. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia


Fasilitas pelayanan kesehatan pada hakikatnya

mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku

kesehatan (Notoatmodjo, 2018).

4. Kemudahan transportasi menuju ke tempat pelayanan


Kesehatan
Pelayanan kesehatan harus dapat dicapai oleh

masyarakat, salah satunya tidak terhalang oleh

keadaan geografis. Akses geografis diukur dengan

lama perjalanan dan jenis tranportasi ke pelayanan

kesehatan (Notoatmodjo, 2018).

5. Biaya
Kemampuan membayar biaya pelayanan kesehatan

merupakan aspek ekonomi yang harus dapat dicapai

oleh masyarakat (Notoatmodjo, 2018).


47

6. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan


Kesehatan
Agar berhasil pelayanan kesehatan harus dapat

dilaksanakan dalam waktu dan cara yang

tepat(Notoatmodjo, 2018). Ketepatan waktu sangat

mempengaruhi dalam memilih tempat pelayanan

kesehatan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

7. Jarak dengan pelayanan kesehatan


Tersedianya pelayanan kesehatan tidak lepas dari

variabel jarak dengan pelayanan kesehatan,

menemukan bahwa sebuah Puskesmas akan

dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk dalam

jarak 5 km dari Puskesmas, dan pemanfaatan ini

menurun secara nyata setelah jarak tersebut

melampaui 8 km.

4. Faktor penguat (reinforcing factors)

Factor Penguat adalah faktor yang menguatkan atau mendorong

seseorang untuk berperilaku sehat atau tidak sehat untuk terjadinya

perubahan perilaku, antara lain:

a. Dukungan Kader

Kader adalah warga masyarakat setempat yang di pilih dan

di tinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara suka


48

rela. Peran kader dalam kegiatan posbindu yaitu berperan

aktif dalam kegiatan posbindu dan mengajak masyarakat

untuk aktif dalam kegiatan tersebut. Bila kader tidak

memberikan informasi kepada masyarakat maka mereka

tidak akan memanfaatkan pelayanan posbindu. kader selain

mempunyai tugas dan fungsi juga harus berkomunikasi

dengan baik dan mampu mengajak dan memotifasi

kelompok maupun masyarakat. Kader harus juga dapat

membina semua yang terkait dengan pelaksanaan posbindu

tetapi memantau perkembangan penyakitnya (Depkes RI

2005). Untuk meningkatkan citra diri kader maka harus di

perhatikan dan meningkatkan kualitas diri sebagai kader.

b. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga sangat berperan penting dalam

mendorong minat atau kesediaan seseorang untuk

mengikuti kegiatan posbindu PTM. Kehadiran penduduk

dalam posbindu PTM yang rendah dapat dipengaruhi oleh

kurangnya dukungan keluarga. Dukungan keluarga yang

rendah tersebut disebabkan karena anggota keluarga yang

bekerja, sehingga kurang memperhatikan pentingnya

pemeriksaan kesehatan dalam upaya pencegahan penyakit

(Fallen, 2010 dalam Sunartyasih, 2012). Hasil penelitian

Umayana, (2015) menunjukkan bahwa dukungan keluarga


49

yang baik semakin meningkatkan keaktifan penduduk untuk

berkunjung ke Posbindu PTM sebaliknya, dukungan

keluarga yang kurang dapat menurunkan keaktifan

penduduk untuk berkunjung ke Posbindu PTM. Peran

Keluarga juga dapat meningkatkan 27 informasi pada

penduduk tentang pentingnya Posbindu PTM, sehingga

anggota keluarga lain juga dapat berpartisipasi dalam

pemeriksaan kesehatan di posbindu PTM secara rutin.

Keluarga sebagai motivator kuat bagi penduduk untuk

mengikuti kegiatan posbindu PTM apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi, mengantar atau

mengingatkan jadwal posbindu PTM.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian oleh Trilianto, A.E, dkk (2020) dengan judul “Hubungan

Dukungan Kader Dan Keluarga Dengan Pemanfaatan Pos Pembinaan

Terpadu Penyakit Tidak Menular” Populasi dan Sampel berjumlah 221

responden yang diambil dengan teknik jugemen sampling, Pendekatan

dan Analisa Data menggunakan Desain penelitian menggunakan metode

analitik observasi observasional dengan pendekatan cross sectional.

Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat (chi

square test dengan α = 0,05) dan Hasil Hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor dukungan kader (p value = 0,00) dan dukungan keluarga (p

value = 0,00), diinterprestasikan bahwa ada hubungan dukungan kader


50

dengan pemanfaatan posbindu, demikian juga ada hubungan kader

dengan pemanfaatan Posbindu. Disimpulkan ada dukungan kader dan

keluarga dengan pemanfaatan Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Tlogosari.

2. Penelitian oleh Haniek Try Umayana, Widya Hary Cahyati tahun 2015

dengan judul “Dukungan Keluarga Dan Tokoh Masyarakat Terhadap

Keaktifan Penduduk Ke Posbindu Penyakit Tidak Menular” Populasi

dan Sampel berjumlah 258 orang yang diambil dengan teknik purposive

sampling, Pendekatan dan Analisis Data menggunakan Desain penelitian

menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross

sectional study. Analisis data menggunakan analisis univariat dan

analisis bivariat (chi square test dengan α = 0,05) dan Hasil Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor dukungan keluarga (p value =

0,0001) dan dukungan tokoh masyarakat (p value = 0,001) berhubungan

dengan keaktifan penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota

Semarang. Simpulan dari hasil penelitian bahwa ada hubungan antara

dukungan keluarga dan dukungan tokoh masyarakat dengan keaktifan

penduduk ke kegiatan posbindu PTM di Kota Semarang.

3. Penelitian oleh Khusnul Khoyimah tahun 2018 dengan judul

“Hubungan Pengetahuan Karyawan Pemanfaatan Layanan Posbindu

Penyakit Tidak Menular ditempat Kerja di PT Semen Puger” Populasi

dan Sampel berjumlah 87 orang yang diambil dengan teknik Simple

Randem sampling, Pendekatan dan Analisis Data menggunakan Desain


51

penelitian menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross

sectional dan Retrospektif. Analisis data menggunakan analisis

univariat dan analisis bivariat (chi square test dengan α = 0,05) dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji chi square test

dengan Menggunakan SPSS menunjukkan hasil uji stastistik pada

penelitian diperoleh (P value = 0,320 > α = 0,05) artinya H1 di tolak

menunjukkan bahwa tidak ada Hubungan Pengetahuan Karyawan

dengan Pemanfaatan Layanan Posbindu PTM di Tempat Kerja PT.

Semen Puger Jember.

C. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka maka dapat disusun suatu

kerangka teori yang merupakan ringkasan dari teori-teori yang telah ada dan

digambarkan dalam bentuk hubungan antar variabel yang secara teoritis

sebagai Hubungan Dukungan Kader Dan Keluarga Dengan pemanfaatan

Posbindi PTM (Penyakit Tidak Menular).


52

Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian

Penyakit Tidak Menular

Penyakit Jantung dan Pembuluh


Darah

Penyakit Jantung koroner


Pos Pembinaan Terpadu
Kanker
Penyakit Tidak Menular
Hypertensi (Posindu PTM)

Kanker

Diabetes Mellitus (DM)

Penyakit Paru menahun (Asma


Bronchiale)

Faktor yang mempengaruhi


Faktor Predisposisi

Faktor pendukung

Pengetahuan

Faktor Pendorong

Dukungan Tokoh Masyarakat

Dukungan Kader Kesehatan

Dukungan Petugas Kesehata

Dukungan keluarga
53

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penulis membuat suatu kerangka

konsep yang merupakan bagian atau turunan dari kerangka teori yang

menggambarkan variabel dalam penelitia yang dilakukan.

Kerangka Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari

hal-hal yang khusus. Oleh karena itu, konsep tidak langsung diamati melalui

konstruk atau dengan nama variabel (Notoadmojo, 2018). Kerangka konsep

dalam penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2
Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variable Dependen

Faktor Predisposisi
Perilaku Pemanfaatan
Dukungan Kader
Kesehatan Posbindu PTM
Dukungan Keluarga
54

E. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan antara dukungan kader dengan pemanfaatan Pos

Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di

Desa Margomulyo wilayah kerja Puskesmas Margojadi Kabupaten

Mesuji Tahun 2022.

b. Ada hubungan antara keluarga dengan pemanfaatan Pos Pembinaan

Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Desa

Margomulyo wilayah kerja Puskesmas Margojadi Kabupaten

Mesuji Tahun 2022.


55

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyelidiki

objek yang dapat diukur dengan angka-angka, sehingga gejala yang diteliti

dapat diukur menggunakan skala-skala, indeks-indeks, atau tabel-tabel yang

kesemuanya lebih banyak menggunakan ilmu pasti (Notoatmodjo,2010).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat

Pendidikan, status pekerjaan, status kesehatan, pengetahuan, dukungan kader

kesehatan, dukungan keluarga dengan pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu

Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Margojadi yaitu di Desa Margomulyo , Kecamatan Mesuji Timur,

Kabupaten Mesuji.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober- Desember 2022.

C. Rancangan Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Penelitian Analitik observasional dengan desain cross sectional study,

37
56

dimana variabel bebas dan terikat diobservasi sekaligus pada saat yang

sama.

D. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu (Sujarweni

2021)., Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat usia

produktif di Desa Margomulyo wilayah kerja puskesmas Margojadi

tahun 2022 dengan usia 15 - 59 tahun dengan Laki-laki 448 0rang dan

perempuan 425 orang jadi total populasi adalah berjumlah 873 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni, 2021).

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Warga Desa Margomulyo

dengan usia produktif yaitu 15 - 59 tahun yang berjumlah 873 Orang.

Pengambilan sampel penelitian digunakan teknik atau cara-cara tertentu

sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi yang ditelit.i

Penentuan besar sampel dapat dilakukan dengan cara perhitungan

statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin digunakan untuk

menentukan sampel dari populasi yang telah diketahui jumlahnya yaitu

sebanyak 1045 orang.

Rumus Slovin :
N
n=
1 +
( Ne² )
57

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)/ persen

kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir.

Dalam melakukan penelitian ini menggunakan jumlah populasi dan

batas toleransi kesalahan yang digunakan adalah :

1) Jumlah Populasi 873 Orang atau N = 873 Orang

2) Batas Toleransi Kesalahan adalah 5% atau e = 0,05

N
n =
1 + ( Ne² )

873
n =
1 + ( 873x(0,05))

873
n =
1 + (2,18)

873
n =
3,18

n = 274,52

n = 275
58

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 275 orang

3) Kriteria Sampel

Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu

sampel yang diambil berdasarkan kriteria peneliti (Notoatmodjo, 2018).

Dengan kriterial sampel sebagai berikut:

a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah syarat yang harus dapat dipenuhi oleh

responden untuk menjadi sampel, yang dalam penelitian ini

ditetapkan :

1) Usia ≥ 15 sampai dengan 59 tahun (Usia Produktif)

2) Penduduk Desa Margomulyo , Kecamatan Mesuji Timur,

Kabupaten Mesuji di buktikan dengan KTP.

3) Bersedia menjadi Responden dalam penelitian.

b) Kriteria Eksklusi

Responden yang tidak diikutkan dalam penelitian adalah :

1) Memiliki keterbatasan fisik (difabel)

2) Tidak mampu baca tulis

3) Responden dengan ganguan mental emosional

4) Warga masyarakat desa margomulyo yang tidak memiliki

KTP, yang KTPnya bukan desa margomulyo.

E. Variabel Penelitian
59

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep

penelitian tertentu (Notoadmojo, 2018). Variabel dalam penelitian ini terdiri

dari 2 variabel yaitu :

1. Variabel independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab

perubahan dan timbulnya variabel lain. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah dukungan kader kesehatan dan dukungan keluarga.

2. Variabel dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit

Tidak Menular (Posbindu PTM).

F. Difinisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan pada variabel-variabel yang diamati

atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen

atau alat ukur (Notoadmojo, 2018).

Untuk lebih memahami dan menyamakan pengertian maka pada

penelitian ini perlu disusun definisi operasional, Adapun definisi operasional

pada penelitian meliputi :

Tabel 3.1
Definisi Operasional, Skala dan Cara Pengukuran Penelitian
60

Definisi Alat Cara Hasil Skala


Variabel
Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
Variabel dependen
Pe Keha K Me 0 = tidak Nominal
ma diran u ngi dimanfaatkan jika
nfa nya e si responden tidak
a dala s Ku datang ke PTM
tan m i e
Pos kegi o sio 1 = dimanfaatkan jika
bin atan n ner responden
du Posb e melakukan
PT indu r posbindu PTM
M PTM
di
tahu
n
2022
Variabel independen
Dukungan Kader Kue Mengisi Nominal
Kader memberikan sioner Kue sioner 0 = tidak mendukung
dukungan jika jawaban IYA ≤
kepada 5
responden
untuk 1= Mendukung jika
berkunjung jawaban IYA ≥ 5
keposbindu
PTM
Dukungan Keluarga Kue Mengisi 0 = tidak mendukung Nominal
Keluarga memberikan sioner Kue sioner jika jawaban IYA ≤
dukungan 5
kepada
responden 1= Mendukung jika
untuk jawaban IYA ≥ 5
berkunjung
keposbindu
PTM.
61

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2008). Alat pengumpulan data ini dapat berupa

kuesioner, formulir, observasi atau formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data (Notoadmojo, 2012). cara yang digunakan untuk

mendapatkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

objek/subjek oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data primer

diperoleh dari jawaban kuesioner.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Margojadi Kabupaten Mesuji

berupa laporan bulanan dan data kunjungan Posbindu Tahun 2021

dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober Tahun 2021.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek dan

pengumpulan karakteristik subjek yang dilakukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini prosedur yang di tetapkan adalah

sebagai berikut :
62

a. Perizinan

1) Tahap awal prosedur pengambilan data dilakukan dengan

meminta surat perizinan pengantar Pre Survey data dan Studi

Pendahuluan kepada Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.

2) Perizinan Pre Survei kepada Puskesmas Margojadi.

3) Mendapatkan surat balasan Pre Survey dari pihak Puskesmas

Margojadi.

4) Perizinan Pre Survey kepada Kepala Desa Margomulyo

Wilayah kerja Puskesmas Margojadi.

5) Mendapatkan surat balasan Pre Survey dari Kepala Kepala

Desa Margomulyo.

6) Setelah mendapatkan surat balasan Pre Survey peneliti melihat

tempat yang diteliti.

7) Meminta surat penelitian ke Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.

b. Pengambilan Data

1) Peneliti menentukan responden yang sesuai kriteria inklusi.

2) Peneliti memberikan penjelasan mengenai judul dan manfaat

penelitian yang berjudul Hubungan Dukungan Kader dan

Keluarfa dengan Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu

Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di Desa Margomulyo

Wilayah Kerja Puskesmas Margojadi tahun 2022.


63

3) Peneliti memberikan informen consent pada responden.

4) Peneliti mengajukan surat persetujuan menjadi responden

kepada responden.

5) Responden menandatangani surat persetujuan menjadi

responden.

6) Mengidentifikasi responden dengan menggunakan kuesioner.

7) Membuat transkip dari hasil kuesioner partisipan.

H. Pengolahan Data

Data primer dan sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses

pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Excel dan

Aplikasi Komputer. Agar analisa penelitian menghasilkan informasi yang

benar, maka data diolah dengan melalui Tahapan-tahapan menurut

Notoadmojo (2018) sebagai berikut :

1. Editing

Penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi

2. Coding

pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan

proses entry data.

3. Processing

Setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer.

4. Cleaning
64

sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data

yang sudah masuk.

5. Tabulating

dilakukan dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.

Tabel silang meliputi analisis variabel independen dengan variabel

dependen.

Setelah dilakukan pengolahan data dilakukan penyajian data, penyajian data

disajikan dalam bentuk tabel dan penjelasan tabel dalam bentuk narasi.

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis

nilainya menghasilkan distribusi dan prosentase dari setiap variabel

(Notoadmojo, 2018), yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Analisis ini berguna untuk menilai kualitas data dan menentukan rencana

analisis selanjutnya.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmojo, 2018). Analisis

bivariat adalah analisis yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen dengan variabel dependen. Teknik analisa

data yang digunakan adalah uji statistik chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95%. Bila p < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik


65

bermakna (signifikan). Uji chi-square digunakan untuk menguji

hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur

kuatnya antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya.


66

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Hasil Penelitian

a. Data Geografis

Puskesmas Margojadi merupakan salah satu dari 2 (dua)

Puskesmas yang ada di Kecamatan Mesuji Timur. Wilayah kerja

Puskesmas Margojadi memiliki 10 Desa Binaan dengan luas

sebesar ± 2674.98 Km2,yang dibatasi oleh :

 Batas Sebelah Timur : PT. Bangun Tata Lampung Asri

 Batas Sebelah Selatan : Desa Tanjung Mas Makmur

 Batas Sebelah Barat : Desa Muara Tenang

 Batas Sebelah Utara : Desa Wiralaga

Gambar 4.1.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Margojadi

48
67

Tabel 4.1.1
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2022

Jumlah Penduduk
Jumla
No Desa/Kelurahan Perempua
Laki-laki h
n
1. Margojadi 561 509 1070
2. Margo Mulyo 548 497 1045
3. Margo Jaya 599 542 1141
4. Margomulyo 492 438 930
5. Margomulyo Raya 625 555 1180
6. Eka Mulya 633 592 1225
7. Dwi Karya Mustika 648 550 1198
8. Wonosari 822 781 1603
9. Sungai Cambai 551 549 1713
10. Talang Batu 1734 1621 3355
11. Tebing karya Mandiri 858 801 1659
11.171 10.180 21.351

Tabel 4.1.2
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2022

Jumlah Penduduk
Kelompok Umur
No Jumlah
(Thn) Laki-laki Perempuan
1. 0–4 611 758 1369
2. 5–9 594 682 1276
3. 10 – 14 598 774 1372
4. 15 – 19 964 876 1840
5. 20 – 24 1.089 974 2063
6. 25 – 29 1.240 982 2222
7. 30 – 34 1.269 878 2147
8. 35 – 39 1.262 985 2247
9. 40 – 44 984 847 1831
10. 45 – 49 772 502 1274
11. 50 – 54 420 474 894
12. 55 – 59 387 398 785
13. 60 – 64 417 473 890
68

14. 65 – 69 381 361 742


15. 70 – 74 115 139 254
16. 75+ 68 77 145
JUMLAH 11.171 10.180 21.351

b. Jenis Pelayanan Puskesmas

1) Pelayanan Puskesmas Margojadi

a) Instalasi Gawat Darurat

b) Poli Umum

c) Poli Gigi

d) Poli KIA/KB

e) Apotik/Farmasi

f) Gizi

g) Rawat Inap

h) Laboratorium

2) Program/Kegiatan Layanan Puskesmas Margojadi

a) Upaya Kesehatan Wajib

 Upaya Promosi Kesehatan

 Upaya Kesehatan lingkungan

 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga

Berencana

 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular

 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

 Upaya Pengobatan
69

b) Upaya Kesehatan Pengembangan

 Upaya Kesehatan Sekolah

 Upaya Kesehatan Kerja

 Upaya Kesehatan Masyarakat

 Upaya Kesehatan Olah Raga

 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

 Upaya Kesehatan Usia Lanjut

 Upaya Kesehatan jiwa

 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

c) Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

 Posyandu Balita

 Posyandu Lansia

 Posbindu PTM

c. Sarana Pelayanan kesehatan

1) Puskesmas Rawat Inap : 1 Puskesmas

2) Peskesmas Pembantu : 5 Pustu


70

d. Ketenagaan Puskesmas Margojadi

Tabel 4.1.3
Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2021

NO JENIS TENAGA JUMLAH


1 Dokter Umum 3
2 Perawat 13
3 Bidan 38
4 Kesehatan Masyarakat 2
5 Kesehatan Lingkungan 1
6 Gizi 1
7 Ahli Laboratorium Medik 2
B. Hasil JUMLAH 60

dan Analisa Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Kelompok Umur

Tabel 4.2.1
Distribusi Responden Berdasarkan kelompok Umur
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Frekuensi
Kelompok Umur (Tahun)
N %
15-19 Tahun 4 1,5
20-29 Tahun 57 21,1
30-39 Tahun 108 40,1
40-49 Tahun 76 28,1
50-59 Tahun 25 9,3
Total 270 100,0

Pada Tabel 4.2.1 distribusi responden berdasarkan kelompok

umur menunjukkan bahwa dari 270 responden, kelompok umur

responden yang terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun,

yaitu sebanyak 108 responden (40,1%), sedangkan kelompok umur


71

yang terendah kelompok umur 15-19 tahun, adalah sebanyak 4

responden (1,5%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Frekuensi
Jenis Kelamin
N %
Laki-laki 132 48,9
Perempuan 138 51,1
Total 270 100,0

Pada Tabel 4.2.2 distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin menunjukkan bahwa dari 270 responden, yang berjenis

kelamin laki-laki adalah sebanyak 132 responden (48,9%)

sedangkan yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 138

responden (51,1%), .

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2.3
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Frekuensi
Tingkat Pendidikan
N %
Sekolah Dasar 127 47,0
SLTP 90 33,3
SLTA 45 16,7
Perguruan Tinggi 8 3,0
Total 270 100,0
72

Pada Tabel 4.2.3 distribusi responden berdasarkan Tingkat

Pendidikan menunjukkan bahwa dari 270 responden, yang Memiliki

Tingkat Pendidikan Dasar, adalah sebanyak 127 responden (47,0%),

sedangkan yang Memiliki Tingkat Perguruan Tinggi, adalah

sebanyak 8 responden (%).

d. Status Pekerjaan
Tabel 4.2.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022
Frekuensi
Status Pekerjaan
N %
PNS 7 2,6
Honrer 2 0,7
Petani 88 32,6
Buruh 1 0,4
IRT 69 25,6
Wiraswasta 102 37,8
Lain-lain 1 0,4
Total 270 100,0
Pada Tabel 4.2.4 distribusi responden berdasarkan Status

Pekerjaan menunjukkan bahwa dari 270 responden, yang Memiliki

Status Pekerjaan buruh, yaitu sebanyak 1 responden (0,4%),

sedangkan yang Memiliki Status Pekerjaan Wiraswasta, yaitu

sebanyak 102 responden (37,8%).


73

2. Hasil Analisa Univariat

a. Dukungan Kader

Tabel 4.2.5
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Kader
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Frekuensi
Status Kesehatan
N %
Tidak Mendukungan 36 13,3
Mendukung 234 86,7
Total 270 100,0

Pada Tabel 4.2.5 distribusi responden Berdasarkan

Dukungan Kader menunjukkan bahwa dari 270 responden, yang

Memiliki Status Dukungan Kader yang Tidak Mendukung, yaitu

sebanyak 36 responden (13,3%), sedangkan yang Mendukung, yaitu

sebanyak 234 responden (86,6%).

b. Dukungan Keluarga

Tabel 4.2.6
Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Frekuensi
Status Kesehatan
N %
Tidak Mendukungan 46 17,0
Mendukung 224 83,0
Total 270 100,0

Pada Tabel 4.2.6 distribusi responden Berdasarkan

Dukungan Keluarga menunjukkan bahwa dari 270 responden, yang

Memiliki Status Dukungan Keluarga yang Tidak Mendukung, yaitu


74

sebanyak 46 responden (17,0%), sedangkan yang Mendukung, yaitu

sebanyak 224 responden (83,0%).

c. Pemanfaatan Posbindu PTM

Tabel 4.2.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Posbindu PTM
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Frekuensi
Pemanfaatan Posbindu PTM
N %
Tidak Dimanfaatkan 88 32,6
Dimanfaatkan 182 67,4
Total 270 100,0

Pada Tabel 4.2.7 distribusi responden berdasarkan

Pemanfaatan Posbindu PTM menunjukkan bahwa dari 270

responden, yang Tidak Memanfaatkan Posbindu PTM, adalah

sebanyak 88 responden (32,6%), sedangkan yang Memanfaatkan

Posbindu PTM, adalah sebanyak 182 responden (67,4%).


75

3. Hasil Analisis Bivariat

a. Hubungan Dukungan Kader dengan Pemanfaatan Posbindu PTM

Tabel 4.2.8
Hubungan Dukungan Kader dengan Pemanfaatan Posbindu PTM
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Pemanfaatan Posbindu
PTM OR
Dukungan P
Total (95%C
kader Tidak Value
Memanfaatk I)
Dimanfaatk
an
an
Tidak
Mendukung 28 (10,3%) 8 (2,9%) 36 (100%)
Mendukung 0,161-
60 (22,9%) 174 (64,4%) 234 (100%) 0,000
0,553
Total 88 (32,5%) 182 (67,2%) 270 (100%)

Dari Tabel 4.2.8 hasil analisis Hubungan Dukungan Kader

dengan Pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular dari 36

Responden dengan Dukungan kader tidak mendukung terdapat 28

Responden 10,3% yang tidak memanfaatkan dan 8 Responden 2,9%

yang memanfaatkan Posbindu PTM. Sedangkan dari 234

Responden dengan Dukungan Kader Mendukung terdapat 60

responden 22,9% yang tidak memanfaatkan dan 174 Responden

64,4% yang memanfaatkan Posbindu PTM.

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square Test

diperoleh p value sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari Alpa 0,05

dengan demikian maka disimpulkan bahwa Ho diterima artinya ada


76

hubungan yang siknifikan antara dukungan kader dengan

Pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular.

b. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Posbindu PTM

Tabel 4.2.9
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Posbindu PTM
Didesa Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi
Kabupaten Mesuji Tahun 2022

Pemanfaatan Posbindu
PTM
Dukungan P OR
Tidak Total
Keluarga Memanfaat Value (95%CI)
Memanfaatk
kan
an
Tidak
Mendukun 38 (14,0%) 8(2,9%) 46(100%)
g
0,119-
Mendukun 174 0,000
50 (18,5%) 224(100%) 0,422
g (64,4%)
Total 182 270
88 (32,6%)
(67,4%) (100%)

Dari Tabel 4.2.9 hasil analisis Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular dari 46

Responden dengan Dukungan Keluarga Tidak Mendukung terdapat

38 Responden 14,0% yang tidak memanfaatkan dan 8 Responden

2,9% yang memanfaatkan Posbindu PTM. Sedangkan dari 224

Responden dengan Dukungan Kader yang Mendukung terdapat 50

responden 18,5% yang tidak memanfaatkan dan 174 Responden

64,4% yang memanfaatkan Posbindu PTM.

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square Test

diperoleh p value sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari Alpa 0,05

dengan demikian maka disimpulkan bahwa Ho diterima artinya ada


77

hubungan yang siknifikan antara Dukungan Keluarga dengan

Pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular.

C. Pembahasan Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian menurut kelompok umur responden

yang terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun, yaitu sebanyak 108

responden (40,1%), sedangkan kelompok umur yang terendah adalah

kelompok umur 15-19 tahun, yaitu sebanyak 4 responden (1,5%).

Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 270 responden,

yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 132 responden (48,9%)

sedangkan yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 138

responden (51,1%). Berdasarkan tingkat pendidikan menujukkan bahwa

dari 270 responden, yang memiliki tingkat pendidikan dasar sebanyak

127 responden (47,0%), sedangkan yang memiliki tingkat perguruan

tinggi sebanyak 8 responden (3,0%).

2. Dukungan Kader

Dari Hasil penelitian faktor dukungan kader diperoleh yang

mendapat dukungan kader sebesar 234 responden (86,7%) dan yang

tidak mendapat dukungan kader sebanyak 36 responden (13,3%) .

Menurut peninelitian (Lia Fentia, E. T,2019) hasil penelitian atau

uji statistic menunjukkan bahwa P value 0,009 < α 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan peran kader terhadap kunjungan

posbindu PTM di Puskesmas pagaran tapah Darussalam Kabupaten


78

Rokan Hulu. Berdasarkan nilai OR 3, 649 menunjukkan bahwqa peran

kader yang tidak baik beresiko 3,649 kali menyebabkan masyarakat tidak

melakukan kunjungan ke posbindu PTM dibandingkan peran kader yang

baik.

Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan

ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela (Depkes RI,

2017).

Berdasarkan teori Gren mengatakan peran kader adalah salah satu

faktor pendukung yang berperan dalam perilaku kesehatan karena

merupakan faktor penyerta perilaku yang memberikan ganjaran dan

berperan bagi menetap atau lenyapnya perilaku(Green, 2015). Teori ini

sesuai dengan hasil penelitian yang di dapatkan yang menyatakan ada

hubungan bermakna peran kader dengan pemanfaatan Posbindu lebih

besar proporsinya pada lansia yang menyatakan kader tidak berperan

(98,80%) di bandingkan dengan responden lansia yang menyatakan

kader berperan aktif (1,20%).

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku,

untuk berperilaku sehat serta contoh dari tokoh masyarakat, teman

sebaya, petugas kesehatan. Petugas kesehatan merupakan salah satu

contoh dan monivator bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan

posbindu dengan baik. Peran kader merupakan salah satu faktor

pendukung yamg berperan dalam perilaku kesehatan karena merupakan


79

fajtor penyerta perilaku yang memberikan ganjaran dan berperan bagi

menetap atau lenyapnya perilaku(Green, 2005)

Menurut penelitian kader kesehatan adalah orang dewasa, baik

pria maupun wanita yang dipandang sebagai orang yang memiliki

kelebihan di masyarakatnya, dapat berupa keberhasilan dalam kegiatan,

keluwesan dalam buhungan kemasyarakatan, status sosial ekonomi dan

alin sebagainya. Selain mempunyai tugas pokok dan fungsi, kader harus

berperan aktif dan mampu berkomunikasi dengan baik dan usaha

mengajak dan memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan Posbindu

PTM. Kader selain mempunyai tugas dan fungsi juga harus mampu

berkomunikasi dengan baik yaitu mampu mengajak dan memotivasi

kelompok maupun masyarakat. Kader harus juga dapat membina semua

yang terkait dengan posbindu (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Menurut asumsi peneliti bahwa dukungan kader sangat berperan

penting terhadap Pos Pembinaan Penyakit Tidak Menular, karena kader

mempunyai peran penting yaitu mempunyai tugas dan fungsi juga harus

mampu berkomunikasi dengan baik yakni mampu mengajak dan

memotivasi kelompok masyarakat. Kader juga harus bisa membina

semua terkait dengan Posbindu.

3. Dukungan Keluarga

Berdasarkan Hasil penelitian faktor dukungan keluarga diperoleh

yang mendapatkan dukungan keluarga sebesar 224 responden (83,0%),

dimana 174 responden memanfaatkan posbindu PTM dan 50 responden


80

tidak memanfaatkan. Kemudian yang tidak mendapatkan dukungan

kader sebanyak 46 responden (46,0%) didapatkan 8 responden

memanfaatkan posbindu dan 38 responden tidak memanfaatkan.

Menurut penelitian Trianto, A.E.dkk, 2020, hasil penelitian bahwa

seluruh keluarga mendukung besar 100,00%.

Menurut Teori( Setiadi,2018) keluarga sebagai motivator kuat bagi

penduduk untuk mengikuti kegiatan Posbindu apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar ke Posbindu serta

mengingatkan jadwal Posbindu jika lupa atau tidak mengetahui

informasi pelaksanan Posbindu. keluarga juga harus berusaha untuk

membantu mengatasi segala permasalahan yang dihadapi anggota

keluarga keluarga yang bermasalah missal di bidang kesehatan, yaitu

mengalami penurunan memori maupun fungsi tubuh. Keluarga juga

memiliki peran penting dalam mengingatkan anggota keluarga keluarga

yang bermasalah kesehatan untuk tidask memanfaatkan/membeli obat-

obatan yang dijual bebas dipasara, dikarenakan tidak mengetahui

kandungan obat dan efek samping. Keberada keluarga memainkan

peranan penting dalam mencegah atau paling tidak menunda orang

menderita sakit kronis sehingga anggota yang memiliki masalah

kesehatan bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan secara besar dan

maksimal.

Dukungan Keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau

kesediaan seseorang untuk mengikuti posbindu. Keleuarga bisa menjadi


81

motivator kuat bagi responden apabila selaly menyediakan diri untuk

mendampingi atau mengatur responden ke Posbindu, mengingatkan

responden jika lupa jadwal Posbindudan berusaha membantu mengatasi

segala permasalahan bersama responden, (Lia Fentia, EF, 2020)

Menurut fallen (2018) dukungan keluarga sangat berperamn

penting dalam mendorong minat atau kesedian seseorang untuk

mengikuti kegiatan posbindu PTM.

Menurut asumsi peneliti bahwa dukungan keluar sangat berperan

penting terhadap Pos Pembinaan Penyakit Tidak Menular, karena

keluarga sebagai motivator kuat bagi penduduk untuk mengikuti

kegiatan Posbindu apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi

atau mengatarkan ke Posbindu serta mengingatkan jadwal Posbindu jika

lupa atau tidak mengetahui informasi pelaksanaan Posbindu. kleuarga

juga harus berusaha membatu mengatasi segala permasalahan yang

dihadapi anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan untuk tidak

memanfaatkan /membeli obat-obatan yang dijual bebas di pasaran,

dikarenakan tidak mengetahui kandungan obat dan efek sampingnya.

4. Pemanfaatan Posbindu

Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh bahwa hampir yang

memanfaatkan Posbindu sebanyak 182 responden (67,4%) dan tidak

memanfaatkan Posbindu sebanyak 88 responden (32,6%).

Menurut Hasil penelitian Trianto, A.E. dkk, 2020 menunjukan bahwa

sebagian besar yang memanfaatkan Posbindu sebanyak 119 responden


82

(53,4%) dan hampir separuh yang tidak memanfaatkan posbindu

sebanyak 102 responden (46,2%).

Posbindu adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko

PTM terintegrasi (penyakit jantung dan pembulu darah , diabetes,

penyakit paru obstruktif akut dan kanker) sertagangguan akibat

kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola

oleh masyarakat melalui pembinan terpadu. Posbindu adalah bentuk

peran serta masyarakat (kelompok Masyarakat, Organisasi, Industri,

Kampus dll). Melalui Posbindu dilakukan upaya Promotif dan prteventif

untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor risiko

penyakit tidak menular (PTM) secara terpadu, simbolon, 2017).

Pemanfaatan Posbindu adalah peran serta masyarakat dalam

melakukan kegiatan deteksi dini dan pemanfaatan faktor resiko PTM

utama yang di laksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Kelompok

posbindu utama adalah hipertensi, hipotensi, Diabetes militus (DM),

kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru

obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan

tindakkan kekerasan, (Rahajeng, 2017).

Posbindu PTM adalah penyakit yang dianggap tidak dapat ditularkan

atau sebarkan dari seseorang kepada orang lai, sehingga bukan

merupakan sebuah ancaman bagi orang lain. PTM merupakan beban

kesehatan utama di Negara-negara berkembang dan Negara indusrtri.

Berdasarkan laporan WHO mengenai PTM di Asia Tengara terhadap


83

lima PTM dengan tingkat kesakitan dan kematian yang sangat tinggi,

yaitu penyakit jantung (Kardiovaskuler), DM, Kanker, penyakit

pernafasan obstruksi kronik dan penyakit karena kecelakaan.

Kebanyakan PTM merupakan bagian dari penyakit degenerative dan

mempunyai prevalensi tinggi pada orang yang berusia lanjut,

(Irawan,2016)

Menurut asumsi peneliti Pemanfaatan Posbindu sangat penting

seperti Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan yaitu proses pencarian

pelayanan kesehatan oleh seorang ataupun kelompok. Perilaku

pencari pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau

penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Rendahnya

kesadaran terhadap pencegahan pelayanan kesehatan.

5. Hubungan Dukungan Kader dengan Pemanfaatan Posbindu PTM

Dari Hasil penelitian faktor dukungan kader diperoleh yang

mendapat dukungan kader sebesar 234 responden (86,7%) dimana

174 responden memanfaatkan posbindu PTM dan 60 responden tidak

memanfaatkan. Kemudian yang tidak mendapat dukungan kader

sebanyak 36 responden didapatkan 8 responden memanfaatkan

posbindu dan 28 responden tidak memanfaatkan.

Berdasarkan Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi

Square Test diperoleh p value sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari

Alpa 0,05 dengan demikian maka disimpulkan bahwa Ho diterima

artinya ada hubungan yang siknifikan antara Dukungan Kader dengan


84

Pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular, didesa Margomulyo

wilayah Kerja Puskesmas Margojadi.

Menurut peninelitian (Lia Fentia, E. T,2019) hasil penelitian atau

uji statistic menunjukkan bahwa P value 0,009 < α 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan peran kader terhadap kunjungan

posbindu PTM di Puskesmas pagaran tapah Darussalam Kabupaten

Rokan Hulu. Berdasarkan nilai OR 3, 649 menunjukkan bahwqa peran

kader yang tidak baik beresiko 3,649 kali menyebabkan masyarakat tidak

melakukan kunjungan ke posbindu PTM dibandingkan peran kader yang

baik.

Menurut (Gren, 2016) peran kader merupakan slah satu faktor

pendukung yang berperan dalam perilaku kesehatan karena merupakan

faktor penyerta perilaku yang memberikan ganjaran dan berperan bagi

menetap atau melenyapnya perilaku.

Menurut penelitian kader kesehatan merupakan orang atau

masyarakat dewasa, baik pria maupun wanita yang dipandang sebagai

orang yang memiliki kelebihan di masyarakatnya, dapat berupa

keberhasilan dalam kegiatan, keluwesan dalam hubungan kemanusiaan,

status social ekonomi dan alin sebagainya. Selain mempunyai tugas

pokok dan fungsi, kader harus berperan aktif dan mampu

berkomunikasi dengan baik dalam usaha mengajak dan memotivasi

masyarakat untuk memanfaatkan Posbindu PTM. Kader selain

mempunyai tugas dan fungsi juga harus mampu berkomunikasi dengan


85

baik yakni mampu mengajak dan memotivasi kelompok maupun

masyarakat. Kader juga harus dapat membina semua yang terkait

dengan posbindu (Kemetrian Kesehatan RI, 2019)s

Kader adalah warga setempat yang dipilih dan ditinjau oleh

masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Peran kader salam

kegiatan posbindu yaitu berperan aktif dalam kegiatan posbindu dan

mengajak masyarakat utuk aktif dalam kegiatan tersebut. Bila kader

tidak memberikan informasi kepada masyarakat maka mereka tidak

akan memanfaatkan pelayanan posbindu. kader salain mempunyai

tugas dan fungsi juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dan

mampu mengajak dan memotivasi kelompok maupun masyarakat.

Kader juga harus dapat membina semua yang terkait dengan

pelaksanaan posbindu, tetapi memantau perkembangan penyakit,

(Bayu, 2020).

Peran kader merupakan anggota perkumpulan yang aktif,

komunikatif dan telah menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup

sehat, bertugas melakukan konseling, edukasi, motivasi serta

menindaklanjuti rujukan dari puskesmas,

Menurut asumsi peneliti, penelitian Hubungan dukungan kader

dengan Pemanfaatan Posbindu PTM sebesar 86,7%. Hasil uji statistik

dengan menggunakan Chi Square Test diperoleh p value sebesar 0,000

artinya lebih kecil dari Alpa 0,05 dengan demikian maka disimpulkan

bahwa Ho diterima artinya ada hubungan yang siknifikan antara


86

Dukungan Kader dengan Pemanfaatan Posbindu PTM. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi hubungan .

6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Posbindu PTM

Dari Hasil penelitian faktor dukungan keluarga diperoleh yang

mendapat dukungan keluarga sebesar 224 responden (86,7%) dimana

174 responden memanfaatkan posbindu PTM dan 50 responden

(73.0%) tidak memanfaatkan. Kemudian yang tidak mendapat

dukungan keluarga sebanyak 38 responden (15,0%) didapatkan 8

responden (31,0%) tidak memanfaatkan.

Berdasarkan Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi

Square Test diperoleh p value sebesar 0,000 artinya lebih kecil dari

Alpa 0,05 dengan demikian maka disimpulkan bahwa Ho diterima

artinya ada hubungan yang siknifikan antara Dukungan Kaluarga

dengan Pemanfaatan Posbindu Penyakit Tidak Menular, didesa

Margomulyo wilayah Kerja Puskesmas Margojadi.

Menuurt Penelitian Trilianto, A.E.dkk Dapat dijelaskan

bahwa dukungan keluarga terhadap Posbindu sebanyak 221 responden

(100,00%) dan yang memanfaatkan Posbindu sebanyak 119 responden

(53,80%).

Hasil uji statistik dengan uji Chi Square diperoleh p=0,00

sehingga p<0,05, ini berarti dapat diinterprestasikan bahwa ada

hubungan keluarga dengan pemanfatan Posbindu. adapun untuk

mengetahui tingkat hubungan, setelah didapatkan rho=0,42


87

dikonsultasikan dengan tabel dapat diketahui bahwa harga rho tersebut

terletak antar 0,40 - 0,599, hal ini menunjukkan bahwa terjadi

hubungan yang sedang.

Menurut (Herdini, 2017) Dukungan keluarga dapat

memperkuat setiap individu, menciptakan kekuatan keluarga,

memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri, mempunyai potensi

sebagai strategi pencegahan yang untama bagi seluruh keluarga dalam

menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari serta mempunyai

relevansi dalam masyarakat yang berada dalam lingkungan yang penuh

dengan tekanan. Salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat

antara lain adalah kurangnya dukungan dan kepedulian dari anggota

keluarga dan masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan secara rutin,

sehingga terdampak pada tingkat kunjungan masyarakat ke Posbindu

PTM. Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku

individu, baik lingkunagn fisik maupun lingkungan sosio-psikologis,

termasuk didalamnya adalah belajar.

Meurut penelitian Trilianto, A.E dkk, 2020 Dukungan

keluarga adlah sebagai motivator kuat bagi penduduk untuk mengikuti

kegiatan posbindu PTM apabila selalu menyediakan diri untuk

mendampingi, mengatur atau mengingatkan jadwal posbindu PTM .

keberadaan angota keluarga memainkan peranan penting dalam

mencegah atau paling tidak menunda orang menderita sakit kronik ke


88

lembaga pelayanan kesehatan. Besarnya keterlibatan dan sifat

pelayanan yang diberikan keluarga tergantung pada sumber-sumber

ekonomi, struktir keluarga, kualitas hubungan, kebutuhan lainnya dan

tenaga yang tersedia.

Menurut penelitian Lia Fentia, 2021 keluarga adalah unit

utama dalam masyarkat dan merupakan lembaga yabg menyangkut

kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai suatu kelompok, sebagai

motivator kuat bagi penduduk untuk dapat mengikuti kegiatan posbindu

PTM apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi, mengantar

atau mengingatkan jadwal posbindu PTM. Keberadaan anggota

keluarga memainkan pelayanan kesehatan peran penting dalam

mencegah atau paling tidak menunda orang menderita sakit kronik

kelembaga pelayan kesehatan.

Menurut asumsi peneliti, Hubungan dukungan keluarga dengan

Pemanfaatan Posbindu PTM sangatlah berpengaruh karena dukungan

keluarga sebagai motivator kuat untuk maengikuti kegiatan posbindu

PTM apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi, mengantar

atau mengingat jadwal posbindu PTM, memberikan dorongan atau

informasi terhadap seseorang untuk mengikuti kegiatan posbindu.


89

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Margomulyo Wilayah

kerja Puskesmas Margojadi Kabupaten Mesuji tentang hubungan dukungan

kader dan keluarga dengan pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit

tidak menular (Posbindu PTM) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Distribusi frekuensi dukungan kader di Desa margomulyo wilayah kerja

Puskesmas Margojadi Tahun 2022 adalah yang mendukung 86,7% dan

tidak memdukung 13,3%.

2. Distribusi frekuensi Dukungan Keluarga di desa margomulyo wilayah

kerja Puskesmas Margojadi Tahun 2022 adalah yang mendukung 83,0%

dan tidak mendukung 17%.

3. Distribusi frekuensi Pemanfaatan Posbindu PTM di desa Margomulyo

Wilayah Kerja Puskesmas Margojadi Tahun 2022 adalah yang

memanfaatkan 67,4% dan yang tidak memanfaatkan 32,6%.

4. Ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Kader dengan

pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu

PTM) di Desa Margomulyo Wilayah kerja Puskesmas Margojadi

Kabupaten Mesuji dengan p value 0,00.

5. Ada hubungan yang signifikan antara Dukungan Kader dengan

pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu

71
90

PTM) di Desa Margomulyo Wilayah kerja Puskesmas Margojadi

Kabupaten Mesuji dengan p value 0,00.

B. Saran

1. Bagi penguna

a. Untuk Pasien

Dapat menambah pengetahuan keluarga dan masyarakat akan

pentingnya pemanfaatan Posbindu PTM, sehingga masyarakat lebih

memanfaatkan program Posbindu PTM.

b. Bagi Desa

Pihak desa terutama bagi kader pelaksanaan posbindu dapat

menjadi memotivasi peserta Posbindu dalam pemberian dukungan

kepada masyarakat guna meningkatkan kunjungan Posbindu PTM.

c. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pustaka dan sarana

untuk memperkaya ilmu dalam bidang kesehatan yang berkaitan

dengan hubungan dukungan kader dan keluarga dengan pemanfaatan

pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (POSBINDU PTM).

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai

hubungan dukungan kader dan keluarga dengan pemanfaatan Pos

Pembinaan Penyuakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) dengan

menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti kuantitatif

sehingga dapat menggali lebih mendalam POSBINDU PTM.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Kecamatan Mesuji Timur Dalam Angka. 2021.


Bustan. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta: .2014
Depkes RI. Pedoman Surveilans Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2017.
Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji : Profil Kesehatan Kabupaten Mesuji tahun
2020. Mesuji : Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji, 2020.
Horton R. Non-Communicable Diseases: 2015 To 2025. Lancet [Internet].
Elsevier Ltd; 2013;381(9866):509–10, 2015.
Irawan. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Yogyakarta: 2016
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(POSBINDU PTM), 2019.
Kemenkes . Petunjuk Teknis Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Berbasis Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU), 2019.
Misbahuddin, 2020. Meningkatkan Menejemen Pelayanan Kesehatan Rumah
Sakit,. Yogyakarta : Tanga Ilmu
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta, 2018.
Remais JV, Guang Z, dan Guangwei L. Convergence of Non-communicable and
Infectious Diseases in Low and Middle Income Countries. International
Journal of Epidemiology. (42) :221–227, 2012.
RISKESDAS. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI, 2018.
Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen. Bandung: Prenada Media, 2015.
Haniek Try Umayana, dkk. Dukungan Keluarga Dan Tokoh Masyarakat
Terhadap Keaktifan Penduduk Ke Posbindu Penyakit Tidak Menular.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Semarang, 2015.
Khusnul Khoyimah. Hubungan Pengetahuan Karyawan Pemanfaatan Layanan
Posbindu Penyakit Tidak Menular ditempat Kerja di PT Semen Puger.
Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Jember 2018
Septriliyana, R Noucie, dkk. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Lansia
Mengenai Posbindu Di Rw 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Kartika,
2017..
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta, 2019.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2016.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2018.
Wibisana. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility.
Surabaya: Media Grapka, 2007.

WHO. Global Status report on noncommunicable Disease 2014. World Health,


p.176, 2014

Trilianto, A.E. dkk. (2020). Jurnal Ilmiah Media Husada, 9(2), 88-99
LAMPIRAN
PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Semua penjelasan penjelasan mengenai keikut sertaan dalam penelitian ini
telah disampaiikan kepada saya dan telah dipahami dengan sejelas-jelasnya.
Bila memerlukan penjelasan lebih lanjut, saya dapat menanyakan kepada
Siti khoirun Ni’mah
2. Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini.
3. Apabila pernyataan-pernyataan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman
atau berakibat negatif bagi diri saya, maka saya berhak untuk menghentikan
atau mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi.
4. Saya mengerti bahwa catatan atau data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan. Kerahasiaan ini dijamin ilegal.
5. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya
dipergunakan untuk pengolahan data dan bila penelitian sudah selesai akan
dimusnahkan.
6. Dengan secara sukarela dan tidak ada umur paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Mesuji, 2022

(.......................................................)
Tandatangan dan nama jelas responden
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KADER DAN KELUARGA
DENGAN PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU
PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM)
DI PUSKESMAS MARGOJADI
DESA MARGO MULYO

Petunjuk Pengisian
Isilah pertanyaan berikut dan berikan tanda (√ ) pada kotak yang telah
disediakan
!
A. Data Demografi
1. Nama : ....................................................
2. Desa : Margomulyo Rt / Rw
3. Jenis Kelamin :
4. Umur.............: Tahun
5. Suku :
6. Pendidikan Terakhir :
Tidak sekolah / tidak tamat SD SMA
SD Perguruan tinggi
SMP Akademi
A. DUKUNGAN KADER KESEHATAN
No Pertanyaan Y T
A I
D
A
K
1
Apakah Kader pernah memberikan informasi tentang apa
itu Posbindu PTM?
2
Apakah Kader pernah menyarankan untuk berkunjung ke
Posbindu PTM?
3
Apakah Kader pernah menjelaskan manfaat posbindu
PTM?
4
Apakah Kader memberitahu jadwal Posbindu PTM?
5
Apakah Kader menyarankan Bapak /ibu datang ke Posbidu
PTM secara rutin?
6
Apakah kader datang kerumah bapak/ibu jika tidak datang
ke Posbindu PTM?
7
Apakah kader memberi memotivasi anda untuk ikut
kegiatan Posbindu PTM?
8
Apakah kader menjelaskan bahwa kalau aktif ke Posbindu
PTM untuk kepentingan Bapak/ibu?
Suraji, 2021

B. Dukungan Keluarga
C. Pertanyaan Y T
N a i
d
a
k
1.
Keluarga membantu anda dalam kegiatan sehari-hari
2.
Keluarga peduli terhadap makanan yang anda konsumsi
3
Keluartga mencari informasi pelaksanaan posbindu PTM

Keluarga mengingatkan anda untuk datang keposbindu PTM


4
5
Keluarga memberikan dukungan pada pelaksanan posbindu
PTM
6
Keluarga tetap memberikan semangat kepada anda agar
mengikuti kegiatan posbindu PTM
7
Keluarga memberikan suasana nyaman kepada anda dirumah
8
Keluarga tidak membiarkan anda saat bersedih
9
Keluarga memberikan nasihat pada anda untuk mengikuti
posbindu PTM
10
Keluarga memberikan penghargaan bagi anda saat mengikuti
Posbindu PTM
11
Keluarga memberikan semangat untuk aktivitas anda sehari-
hari
12
Apakah keluarga mendukung anda saat mengikuti kegiatan
posbindu PTM
Imran, 2020

Analisis Univariat

Umur Responden
Statistics
Umur Responden
N Valid 270
Missing 0

Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid 15-19 Tahun 4 1.5 1.5 1.5
20-29 Tahun 57 21.1 21.1 22.6
30-39 Tahun 108 40.0 40.0 62.6
40-49 Tahun 76 28.1 28.1 90.7
50-59 Tahun 25 9.3 9.3 100.0
Total 270 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Statistics
Jenis Kelamin
N Valid 270
Missing 0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Laki-laki 132 48.9 48.9 48.9
Perempuan 138 51.1 51.1 100.0
Total 270 100.0 100.0

Status Pendidikan
Statistics
Pendidikan Terahir
N Valid 270
Missing 0

Pendidikan Terahir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Sekolah Dasar 127 47.0 47.0 47.0
SLTP 90 33.3 33.3 80.4
SLTA 45 16.7 16.7 97.0
Perguruan Tinggi 8 3.0 3.0 100.0
Total 270 100.0 100.0

Jenis Pekerjaan

Statistics
Jenis Pekerjaan
N Valid 270
Missing 0

Jenis Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid PNS 7 2.6 2.6 2.6
Honorer 2 .7 .7 3.3
Petani 88 32.6 32.6 35.9
Buruh 1 .4 .4 36.3
IRT 69 25.6 25.6 61.9
Wiraswata 102 37.8 37.8 99.6
lain-lain 1 .4 .4 100.0
Total 270 100.0 100.0

Dukungan Kader

Statistics
Dukungan Kader
N Valid 270
Missing 0

Dukungan Kader
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Tidak
36 13.3 13.3 13.3
Mendukung
Mendukung 234 86.7 86.7 100.0
Total 270 100.0 100.0

Dukungan Keluarga

Statistics
Dukungan Keluarga
N Valid 270
Missing 0

Dukungan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Tidak
46 17.0 17.0 17.0
Mendukung
Mendukung 224 83.0 83.0 100.0
Total 270 100.0 100.0

Pemanfaatan Posbindu PTM

Statistics
Pemanfaatan Posbindu
N Valid 270
Missing 0

Pemanfaatan Posbindu
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid Tidak
88 32.6 32.6 32.6
Memanfaatkan
Memanfaatkan 182 67.4 67.4 100.0
Total 270 100.0 100.0

Analisis Bivariat

Dukungan Kader
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan Kader * Pemanfaatan
270 100.0% 0 0.0% 270 100.0%
Posbindu

Dukungan Kader * Pemanfaatan Posbindu Crosstabulation

Pemanfaatan Posbindu
Tidak
Memanfaatka Total
Memanfaatk
n
an
Dukungan Tidak Count 28 8 36
Kader Mendukun Expected 11.7 24.3 36.0
g Count
Mendukun Count 60 174 234
g Expected 76.3 157.7 234.0
Count
Total Count 88 182 270
Expected 88.0 182.0 270.0
Count

Chi-Square Tests

Asymptotic
Exact Sig. Exact Sig.
Value df Significance (2-
(2-sided) (1-sided)
sided)
Pearson Chi-
38.603a 1 .000
Square
Continuity
36.266 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 36.322 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
38.460 1 .000
Association
N of Valid Cases 270

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
11,73.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval


Value
Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan Kader (Tidak
10.150 4.387 23.481
Mendukung / Mendukung)
For cohort Pemanfaatan Posbindu = Tidak
3.033 2.294 4.011
Memanfaatkan
For cohort Pemanfaatan Posbindu =
.299 .161 .553
Memanfaatkan
N of Valid Cases 270

Dukungan Keluarga

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan Keluarga *
Pemanfaatan 270 100.0% 0 0.0% 270 100.0%
Posbindu

Dukungan Keluarga * Pemanfaatan Posbindu Crosstabulation

Pemanfaatan Posbindu
Tidak Total
Memanfaatkan
Memanfaatkan
Dukungan Tidak Count 38 8 46
Keluarga Mendukung Expected Count 15.0 31.0 46.0
Mendukung Count 50 174 224
Expected Count 73.0 151.0 224.0
Total Count 88 182 270
Expected Count 88.0 182.0 270.0

Chi-Square Tests

Asymptotic
Exact Sig. Exact Sig.
Value df Significance
(2-sided) (1-sided)
(2-sided)
Pearson Chi-Square 63.135a 1 .000
Continuity
60.420 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 60.507 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
62.901 1 .000
Association
N of Valid Cases 270
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
14,99.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan Keluarga (Tidak
16.530 7.246 37.709
Mendukung / Mendukung)
For cohort Pemanfaatan Posbindu = Tidak
3.701 2.803 4.887
Memanfaatkan
For cohort Pemanfaatan Posbindu =
.224 .119 .422
Memanfaatkan
N of Valid Cases 270
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai