Kerangka Acuan Vaksin 2021 (1) - 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TIMUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NGGONGI

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN VAKSIN COVID-19

I. PENDAHULAN
Sesuai peraturan mentri kesehatan Repubik Indonesia Nomer 42 Tahun 2013 tentang
penyelengaraan imunisasi, pengertian imunisasi adalah suatu upayah untuk meninbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi adalah pemberian
kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukan sesuatu kedalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun
yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan
atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imuniasis
lainnya.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imuniasasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat mebahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya.
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan,
masih utuh atau bagiannya, yang telah di olah, berupa toksin mikroorganisme yang telah di olah menjadi
toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan mnimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi.

II. LATAR BELAKANG


Pemerintah telah menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana non-alam. Sejak di
umumkannya kasus konfirmasi pertama pada maret 2020, dalam rentang waktu satu bulan, seluruh
provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran Covid-19 tidak hanya terjadi di daerah khusus
ibu Kota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun telah menyebar kepedesaan di daerah terpencil.
Sampai dengan tanggal 27 Desember 2020, sebanyak 706.837 kasus konfirmasi Covid-19 telah dilaporkan
di Indonesia dan tercatat sejumlah 20.994 orang meninggal. Pandemi Covid-19 memberi tantangan besar
dalam upayah peningkatan derat kesehatan masyarakta Indonesia dan berdampak terhadap system
kesehatan Indonesia yang terlihat dari penuruna kinerja pada beberapa program kesehatan. Hal ni
disebabkan prioritas pada penanggulangan pandemic Covid-19 serta adanya kekuatiran masyrakat dan
petugas terhadap penularan Covid-19. Dibeberapa wilayah, situasi pandemic Covid-19 bahkan berdampak
pada penutupan sementara dan penundaan layanan kesehatan khususnya di posyandu dan Puskesmas.
Pademi Covid-19 juga member dampak besar bagi perekonomian yaitu : (1). Membuat daya beli
masyarakat, yang merupakan penopak perekonomian sebesar 60% jatuh cukup dalam. Hal ini dibuktikan
dengan data dari BPS yang mencatatkan bahwa konsumsi rumah tangga turun dari 5,02 % pada kwartal 1
tahun 2019 menjadi 2, 84% Pada Kwartal 1 Tahun 2020 Ini; (2). Menimbulkan adanya ketidak pastian
yang berkepanjangan pada dunia usaha sehingga investasi ikut melemah dan berinplikasi pada terhentinya
usaha ; dan (3). Seluruh dunia mengalami perlemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga komuditas
turun dan eksport Indonesia ke beberapa Negara terhenti. Selain itu, pandemic Covid-19 yang melanda
Dunia, juga memberikan dampak yang terlihat nyata dalam berbagai sektor diantaranya sektor sosial,
pariwisata, dan pendidikan. Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang
disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protocol kesehatan seperti memakai
masker, mencuci tangan dan menjaga jarak minimal 1-2 meter. Tanpa intervensi kesehatan yang cepat dan
tepat, diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus Covid-19 akan memerlukan perawatan di Rumah Sakit dengan
angka kematian yang diperkirakan mencapai 250 ribu kematian. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan
intervensi tidak hanya dalam sisi penerapan protocol kesehtan namun juga diperlukanintervensi lain yang
efektif untuk memutukan mata rantai penularan penyakit, yaitu melalui upayah vaksinasi.
Upayah telah dilakukan oleh berbagai Negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan vaksin
ideal untuk pencegahan infeksi SARS-CoV-2 dengan berbagai platform yaitu vaksin inaktivasi/
inactivated virus vaccines, Vaksin virus yang dilemahkan (Live attenuated), vaksin vector virus, vaksin
asam nukleat, vaksin sepeti virus (Virus-Like Vaccine), dan vaksin subunit protein. Vaksinasi covid-19
bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat covid-19 mencapai kekebalan kelompok dimasyarakat (Herd imunity) dan melindung masyarakat
dari Covid-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Kekebalan kelompok dapat terbentuk
apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di seluruh wilayah. Upayah pencegahan melalui pemberian
program vaksinasi jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandikan dengan
upayah pengobatan. Pelayan vaksinasi Covid-19 dilaksanak dengan tetap menerapkan protocol kesehatan
yaitu dengan menerapkan upayah pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman 1-2
meter, sesuai dengan petunjuk teknis pelayanan vaksinasi pada masa pandemic Covid-19. Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas harus melakukan advokasi kepada
pemangku kebijakan setempat, serta berkoordinasi dengan lintas program, dan lintas sector terkait,
termasuk organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, tokoh masyarakat dan
seluruh komponen masyarakat dan pelaksanaan kegiatan pelayan vaksinasi Covid-19. Petugas kesehatan
diharapkan dapat melakukan upayah komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta
memantau status vaksin setiap sasaran yang ada di wilayah kerjanya untuk memastikan setiap sasaran
mendapat vaksinasi Covid-19 lengkap sesuai dengan yang dianjurkan.

III. TUJUAN
Tujuan umum yakni untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
di cegah dengan imunisasi.
Tujuan Khusus :
1. Membentuk kekebalan kelompok
2. Menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19
3. Melindungi dan memperkuat system kesehatan secara menyeluruh dan meminimalkan dampak
sosial dan ekonomi
4. Menjaga produktivitas

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Perencanaan 1. Pendataan sasaran
2. Registrasi dan verifikasi sasaran
3. Penghitungan kebutuhan serta perencanaan
distribusi vaksin dan logistic
4. Penyusunan rencaa kegiatan ADSOS,
pelatihan , Monev
5. Pembiayan
6. Penyusunan rencana operasional wilayah
sulit

2 Pelaksanaan 1. Distribusi dan manajemen vaksin dan logistic


2. Standar pelayanan
3. Manajemen limbah

3 Monitoring dan Evaluasi 1. Pencatatan dan pelaporan


2. Pemantauan Pra, Saat dan Paska pelasanaan
3. Pemantauan dan penangulangan KIPI

V. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pendistribusian vaksin dari Kabupaten ke Puskesmas
2. Penyimpanan vaksin
3. Pelaksanaan imunisasi system 4 meja

VI. SASARAN
1. Seluruh warga Negara yang berumur mulai dari ≥ 12 tahun
2. Laki-laki dan perempuan
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif
pelaksanaan imunisasi berdasarkan indikator dan hasil evaluasi tersebut dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan imunisasi berikutnya – Evaluasi oleh
pelaksanaan dilakukan setiap selesai pertemuan. Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi dapat
melakukan evaluasi bersama.

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta masalah
dalam pelaksanaan imunisasi. Hasil monitoring dapat dijadikan bahan acuan untuk perbaikan
dan pengembangan imuniasi selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan
berjenjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat provinsi.
b. Evaluasi
Evaluasi kemampuan petugas untuk mengetahui kemampuan petugas dalam melaksanakan
imunisasi dilakukan evaluasi harian dan dilakukan oleh kepala Puskemsas atau Dinas
Kesehatan.
c. Pelaporan Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi dibuatkan laporan, sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak yang berkepentingan.
Isi laporan memuat tentang : Waktu pelaksanaan, jumlah peserta, proses pertemuan, masalah
dan hasil capaian, hasil evaluasi.

Nggongi, Januari 2022

Menegtahui Pengelola Vaksin


Kepala Puskesmas Nggongi

Dubu Baiya,A.Md.Kep Yiwa H Ndapa,A.Md.Kep


Nip. 19671231 198812 1 016 Nip. 19770727 200112 1 004

Anda mungkin juga menyukai