Ilmu Dakwah. Khudri Said

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

HUKUM DAKWAH DALAM AL-QUR’AN

DAN AL-HADIST

DOSEN PENGAMPU:
HILMAN ROFII SIREGAR, M.Sos.

DISUSUN OLEH
KHUDRI SAID

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN


AHMAD AD-DARY
KOTA PADANGSIDIMPUAN
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Hukum dalam berdakwah sangat banyak dipertanyakkan oleh setiap orang dikarenakan ada
banyak juga pendapat pendapat yang berbeda dalam berdakwah tersebut sehingga banyak
juga pendapat ulama yang bertentangan
Ulama ulama di Indonesia juga banyak bertentangan tentang hukum dalam berdakwah. Tak
sedikit yang mengatakan bahwasanya berdakwah itu hukumnya wajib. Namun banyak juga
yang mengatakan berdakwah itu hukumnya tidak wajib bagi setiap orang jika sudah ada yang
melalukan dakwah pada wilayah tersebut itu saja sudah cukup maka tidak wajib lagi bagi
setiap orang yang ada diwilayah tersebut.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa sebenarnya hukum dalam berdakwah


2. Bagaimana hukum dakwah menurut al qur’an dan hadits

1.3. Tujuan

1. Mengetahui hukum dalam berdakwah


2. Mengetahui hukum dakwah dalam al qur’an dan hadits
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Saya khudri said prodi bki atas ijin rahmat Allah SWT Alhamdulillah saya telah selesai melaksana tugas
makalah ilmiah saya mata kuliah “ILMU DAKWAH” yang menjadi dosen pengampu nya ialah bapak
Hilman Rofii Siregar M.Sos. Dengan harapan yang penuh saya berharap makalah saya dapat diterima
oleh bapak Hilman Rofii dan saya berharapa hasil makalah saya dapat berguna buat kita semua aamiin.
Dasar Hukum Dakwah
Dakwah dan islam tidak dapat dipisahkan yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana
diketahui, dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeruh, dan mempengaruhi
manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah swt guna memproleh kebahagian hidup di
dunia dan akhirat.
Firman allah swt :

‫ة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗ ُن‬Hِ َ‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َرب َِّك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِعظ‬
ُ ‫اُ ْد‬
‫ض َّل َع ْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَ ِدي َْن‬َ ‫اِ َّن َرب ََّك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl (16) : 125)
Melaksanakan dakwah hukumnya wajib karna tidak ada dalil dalil lain yang memalingkan
dari kewajiban itu, dan hal ini disepakati para ulama. Hanya saja terdapat perbedaan pendapat
para ulama tentang status kewajiban itu apakah fardhu ain atau fardhu kifayah.
Pendapat pertama, menyatakan bahwa berdakwah itu hukumnya fardhu ain maksudnya setiap
orang islam yang sudah dewasa, kaya-miskin, pandai-bodoh, semuanya tanpa terkecuali wajib
melaksakan dakwah.
Pendapat kedua, mengatakan bahwa berdakwah itu hukumnya tidak fardhu ain melainkan fardhu
kifayah. Artinya, apabila dakwah sudah disampaikan oleh sekelompok atau sebagian orang maka
gugurlah kewajiban dakwah itu dari kewajiban seluruh kaum muslimin, sebab sudah ada yang
melaksanakannya walaupun sebagai orang.
Tugas dakwah pada asalnya adalah tugas yang diberikan kepada rasullah oleh allah swt dan da’I
yang pertama adalah Rasullah saw. Dr. Abdul Karim Zaidan menyatakan : “Sesungguhnya
perintah yang ditujukan kepada rasullah itu mencakup kepada seluruh umatnya melainkan yang
dikecualikan. Dan yang dikecualikan itu bukanlah perintah dakwah.

Hukum Dakwah Dalam Al Qur’an


Semua ayat yang ada dalam al qur’an adalah firman allah swt. Ayat ayat itu diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW., lalu oleh Nabis SAW. Dibacakan kepada para sahabatnya. Itulah
rasullah SAW sebagai pendakwah dan wahyu yang diterimanya sebagai pesan dakwah nya.
Sebagai sumber utama pesan dakwah, pendakwah disamping harus meyakini kebenarannya juga
harus meyakin kan mitra dakwah akan kebenaran wahyu allah tersebut.
Banyak ayat al qur’an yang menguraikan tentang dakwah islam. Semuanya dapat dibaca di
halaman Apendiks. Diantara ayat ayat yang menyatakan kewajiban dakwah secara tegas adalah
surat an- nahl ayat 125, surat ali Imran ayat 104, dan surat al maidah ayat 78 dan 79.
1. Q.S. An-Nahl 125 :

‫ك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم‬َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َرب‬ ُ ‫اُ ْد‬
‫ض َّل َع ْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو‬ َ ‫ك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬ َ َّ‫ِبالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗ ُن اِ َّن َرب‬
‫اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدي َْن‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk.”

2. Q.S. ali Imran 104 :

ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُع ْو َن اِلَى ْال َخي ِْر َويَْأ ُمر ُْو َن ِب ْال َم ْعر ُْو‬
‫ف‬
ْ ٰۤ ُ
ْ ُ
‫ك ه ُم ال ُمفلِح ُْو َن‬ َ ‫َويَ ْنهَ ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َواول ِٕى‬
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”
3. Q.S. Al-Maidah 78-79 :

ۤ ۢ
ِ ‫لُ ِع َن الَّ ِذي َْن َكفَر ُْوا ِم ْن بَنِ ْٓي اِ ْس َرا ِء ْي َل َع ٰلى لِ َس‬
‫ان َد ٗاو َد َو ِع ْي َسى‬
‫ص ْوا َّو َكانُ ْوا يَ ْعتَ ُد ْو َن‬
َ ‫ك ِب َما َع‬َ ِ‫اب ِْن َمرْ يَ َم ٰۗذل‬
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan) Dawud dan Isa
putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.”

َ ‫َكانُ ْوا اَل يَتَنَاهَ ْو َن َع ْن ُّم ْن َك ٍر فَ َعلُ ْو ۗهُ لَبِْئ‬


‫س َما َكانُ ْوا يَ ْف َعلُ ْو َن‬
“Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat.
Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.”
Ayat ayat tersebut secara tegas memerintahkan kita untuk melakukan sanakan dakwah islam.
Perintah tersebut ditunjukkan dalam bentuk kata perintah dan kecaman bagi yang meninggalkan
dakwah. Kata perintah (fi’il amr) disebut dalam surat an nahl ayat 125 dengan kata “serulah” (
ُ ‫ )اُ ْد‬sedangkan surat ali Imran ayat 104 kata perintah berupa “Dan hendaklah ada diantara kamu
‫ع‬
sekelompok orang yang menyeru” (‫) َو ْلتَ ُك ْن‬. Perintah yang pertama lebih tegas dari pada perintah
yang kedua. Perintah yang pertama menghadapi subjek hukum yang hadir, sedangkan subjek
hukum dalam perintah kedua tidak hadir (in absentia). Selain itu, pesan dari perintah pertama
lebih jelas, yakni “berdakwahlah”, sedangkan pesan dari perintah kedua hanya “hendaklah ada
sekelompok orang yang berdakwah”.

HUKUM DAKWAH DALAM HADITS


Pemahaman akan pentingnya dakwah Islamiyah terletak pada keikhlasan, kebersihan dalam
motivasi dan ketulusan hati di jalan Allah. Yang selalu mengajak kepada manusia untuk
melakukan kebaikan dengan landasan al-qur’an dan sunnah-Nya. Terkait landasan al-Qur’an dan
hadits tentang dakwah akan dijelaskan menurut hadis hadis Rasullah.
Ilmu dalam dakwah merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar sebagai mana imam Bukhari
berkata : “ Ilmu dulu sebelum berbicara dan berbuat”. Berkenaan dengan hal tersebut, maka
keberhasilan aktifitas dakwah di pengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya adalah pemahaman
yang benar. Setiap Ahlus Sunnah sejati pasti menyadari pentingnya mengkaji hadits- hadits Nabi
SAW, Ahlus Sunnah berarti orang-orang yang mengikuti Sunah Nabi SAW. Dan karena begitu
luasnya lingkup dan cakupan ilmu ini, sehingga diperlukan jenjang tahapan untuk menjembatani
seseorang agar dapat mengantarkannya kepada tingkat minimal dari kewajiban seorang Muslim
terhadp Sunnah-sunnah Nabinya.
di dalam hadits juga terdapat perintah atau suruhan untuk melakukan dakwah. Hukum dakwah
ini nampaknya juga akan berbeda pada setiap orang tergantung situasi dan kondisi yang dialami
orang tersebut dalam pandangan hukum. Abu Sa’id Al-Khudry ra. Berkata, Aku Mendengar
Rasulullah SAW., bersabda “Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah
ia mencegah dengan tangan (kekerasan atau kekuasaan), jika ia tidak sanggup dengan demikian
(sebab tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan), maka dengan lidahnya, dan jika tidak mampu
(dengan lidahnya) yang demikian itu adalah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim).
Dengan demikian berdasarkan hadits tersebut menurut penulis ada dua macam hukum dakwah
yaitu hukum secara umum dan hukum secara khusus. Hukum secara umum adalah bahwa
pelaksanaan kegiatan dakwah ditetapkan sebagai kewajiban yang hukumnya fardu kifayah. Hal
ini disebabkan karena tidak mungkin semua orang memiliki potensi sebagai muballigh dan dapat
melaksanakan dakwah dengan baik. Sedangkan hukum secara khusus adalah ketetapan hukum
yang dijatuhkan kepada seseorang yang keluar dari hukum fardu kifayah, disebabkan
oleh tingkatan kemampuan dan ketidakmampuan seseorang.
Hadist tentang dakwah Rasullah
 Mengikhlaskan Niat
Dari umar bin Khattab ra berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Segala sesuatu bergantung pada niat dan setiap orang mendapatkan apa yang ia
niatkan. Barang siapa yang hijrah untuk Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya tersebut
untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrah untuk dunia atau wanita yang
ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk hal tersebut.” (HR. Bukhari 54 dan Muslim 1907)
 Menghindari Kesyirikan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallahu alaihim wasallam bersabda:
“Allah tabaraaka wata’ala mengatakan: Barangsiapa yang beramal dan dalam amalnya
menyekutukan Aku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan ia bersama kesyirikannya.
Sungguh Aku tidak butuh terhadap orang-orang musyrik terhadap kesyirikannya.” (HR.
Muslim 2985 dan Ahmad 7999)
 Menggunakan Tauhid sebagai Materi Dakwah yang Utama
Dari Abdullah bin Abbad ra, berliau menuturkan, tatkala Rasulullah hendak mengutus
Mu’adz bin Jabal ra ke Yaman, ia berpesan:
“Sungguh kau akan menghadapi penduduk ahli kitab. Hendaknya yang pertama kali kau
berikan adalah ajakan untuk mentauhidkan Allah. Jika mereka sudah memahami hal
tersebut, perintahkanlah kewajiban sholat lima kali dalam sehari semalam. Jika mereka
sudah sholat, ajaklah mereka untuk membayar zakat dari harta-harta orang kaya di
antara mereka untuk diberikan kepada orang miskin. Jika mereka setuju, ambilah harta
mereka dan berhati-hatilah dari harta yang mereka miliki.” (HR. Bukhari 1458 dan
Muslim 19)
KESIMPULAN
Menurut hasil penelitan saya hukum berdakwah memiliki 2 pendapat yaitu, fardhu ain
maksudnya setiap orang islam yang sudah dewasa, kaya-miskin, pandai-bodoh, semuanya tanpa
terkecuali wajib melaksakan dakwah. Dan fardhu kifayah. Yang artinya, apabila dakwah sudah
disampaikan oleh sekelompok atau sebagian orang maka gugurlah kewajiban dakwah itu dari
kewajiban seluruh kaum muslimin, sebab sudah ada yang melaksanakannya walaupun sebagai
orang.
Namun secara umum berdasarkan al qur’an dan hadist hukum berdakwa ialah wajib bagi setiap
umat muslim

KATA PENUTUP
Sekian hasil dari makalah saya semoga dapat bermanfaat bagi semua nya dan hormat saya
kepada bapak Hilman Rofii Siregar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Moh. Ali. Aziz, M.Ag., Jakarta:kencana, 2009, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Prenada
Media Group
Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Juli 2009, Ilmu Dakwah, Amzah
Harjani Hefni, DKK, Desember 2003, Kencana, Jakarta, Metode Dakwah, Prenada Media
Mochamad Ari Irawan, , 03 Januari 2020, https://pecihitam.org/hadits-tentang-dakwah-dan-
cara-berdakwah-yang-baik-para-dai-jangan-sembrono/
02 November 2020, https://kumparan.com/berita-hari-ini/kumpulan-hadits-tentang-dakwah-
yang-perlu-diketahui-umat-muslim-1wq5Hwr7kCN/full
https://text-id.123dok.com/document/oz19wxjeq-dasar-hukum-dakwah-pengantar-ilmu-dakwah-
sejarah-perspektif-1.html
HS. Hasibuan Botung, 09 Juni 2009, https://hshasibuanbotung.blogspot.com/2009/06/hukum-
dakwah-dalam-al-qur-dan-hadis.html

Anda mungkin juga menyukai